Pagi hari di rumah Renandra ketika sarapan bersama Ibu dan adiknya Lintang.
"Ren, kemarin kamu belum cerita sama Ibu kenapa pulang malam tapi gak ngojek."
"Oh, itu bu. Ren nemu dompet terus pas sore pulang kerja Ren pulangin dompetnya ke orangnya."
"Tapi kamu gak otak atik isi dompetnya kan Ren?" tanya ibunya.
"Gak lah bu. Ren mana berani. Kan Ibu yang ngajarin untuk selalu jujur kita dalam hidup."
"Iya Ren. Walaupun kita cuma hidup berkecukupan, kita harus selalu jujur, terutama dalam bekerja, supaya berkah rejeki kita."
"Iya bu. Ren selalu ingat itu."
"Tang, kamu mau bareng mas gak berangkat ke sekolah nya? Sekalian mas ngojek dulu nih." tanya Andra ke adiknya
"Gak deh mas. Lintang bareng Mita, dia bawa motor kok hari ini." jawab Lintang
"Ok deh kalo gitu. Bu, Renan berangkat dulu ya. Doain semoga hari ini dapet rejeki dari ngojek."
"Iya Ren. Hati-hati di jalan." sahut ibunya. "Oiya, nanti mungkin Ibu agak sorean pulang dari butik, soalnya lagi ada banyak jahitan, kalo sempat kamu jemput Ibu ya Ren."
"Iya baik bu."
......................
Renandra adalah seorang anak sulung. Pada saat SMA, ayah nya meninggal karena sakit. Ibu nya bekerja sebagai seorang penjahit di sebuah butik. Adiknya Lintang adalah siswi SMA. Renandra kemudian bekerja sebagai ojek online dan juga karyawan di perusahaan periklanan sebagai admin. Dia bekerja untuk membantu Ibu nya dalam memenuhi kebutuhan rumah terutama untuk membiayai keperluan sekolah adiknya. Apalagi di tahun ini adiknya lulus dan akan masuk kuliah di sebuah universitas. Walaupun Lintang sebenernya tidak mau kuliah dan ingin mencari pekerjaan saja setelah lulus SMA, namun Renandra melarangnya. Menurut dia sebaiknya adiknya kuliah dan menambah ilmu. Renandra pun sebenarnya pernah kuliah di jurusan Design Grafis, namun hanya semester 3, karena uang yang di dapat dari Ibu nya yang bekerja, tidak dapat membiayai kuliah dan sekolah adiknya pada saat itu, walaupun Renandra mendapatkan beasiswa setengah biaya kuliah dari kampus nya.
......................
Pagi hari di rumah Vanessa.
"Morning mam, pap." Nessa menyapa sambil duduk di ruang makan dengan mata masih mengantuk.
"Kok belum mandi de?" tanya maminya.
"Kuliah nya agak siangan mam. Nessa mau sarapan dulu baru mandi."
Papinya yang sedari tadi melihat Nessa bertanya, "So, jadi siapa prince charming nya my baby girl ini?"
uhuk uhuk, Nessa tersedak minum jus jambu nya ketika papinya bertanya.
"What? Prince Charming? No papi. Belum ada." jawab Nessa.
"Jadi kakak kamu semalem cuma ngarang cerita aja ya ke papi?" tanya papinya lagi.
"Vino gak ngarang papi." sahut Marvino yang turun dari tangga "Semalem Vino liat sendiri kok, si princess ini senyum-senyum lagi falling in love."
"Ya sudah, benar atau tidaknya nanti juga ketauan." kata maminya berusaha menengahi, karena melihat Nessa sudah seperti siap menerkam kakaknya.
"Kita sarapan dulu yang baik dan benar." sahut maminya lagi.
......................
Walaupun Vanessa adalah anak dari keluarga berada, namun orang tuanya selalu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang kebaikan terhadap sesama. Tidak sombong, murah hati, dan peduli. Apalagi karena maminya berasal dari Jogja, maka peraturan di rumahnya harus ada tata krama dan sopan santun, terutama ketika berkumpul di meja makan.
......................
Setelah selesai sarapan, papinya kembali bicara,
"Jadi belum pasti ada prince charming mu, princess?" tanya papi ke Nessa
"Ada sih pap, tapi belum tau apa dia mau jadi prince charming nya aku.. hihi." jawab Nessa
"Masa iya ada yang nolak ade ku yang secantik ini?" sahut Marvino
"Kakak ku yang ganteng sekecamatan, falling in love is not always about how beautiful or how handsome you are. Catet tuh." jawab Nessa.
"So, how about Billy?" tanya papinya lagi.
"Papi, Nessa tuh gak ada apa-apa sama Billy. Dia itu bener-bener Nessa anggap temen, gak lebih."
"Wah, siap-siap patah hati dong si Billy." sahut Marvino nyengir.
"Kamu sendiri gimana dude. Gak inget umur, belum ngenalin calon mu ke papi and mami." tanya papinya ke Marvino.
Glek. Marvino terkejut karena papinya malah balik nanyain dia.
Nessa dalam hatinya, 'Rasain lu kak😁'
"Pap, untuk saat ini lebih baik Vino single, gak double apalagi triple. Kalo punya pacar nanti kebanyakan ngambek di tinggal-tinggal mulu. Bikin males." jawab Vino santai.
"Kamu itu kebanyakan kerja. Kenapa sih kamu gak mau pegang aja salah satu bisnis papi supaya kamunya lebih ada waktu luang." tanya papinya
"Pap, those are your business, your companies, not mine. Vino lebih suka kerja dari jerih payah Vino sendiri. Lagian kan Vino juga suka bantu-bantuin papi, gantiin meeting-meeting kalo papi lagi sibuk di tempat lain."
"Sudah-sudah, jangan kebanyakan ngobrol di meja makan. Gak baik." sahut maminya
"Oiya Vin, nanti mami ke butik kayanya sampe sorean soalnya lagi banyak pesanan jahitan. Kamu bisa jemput mami gak nanti? Soalnya Pak Diman juga mau anterin papi meeting ke bekasi siang nanti." tanya maminya ke Marvino.
"Waduh, maaf mami. Vino juga kayanya lembur hari ini, ada project yang belum selesai, trus mau bikin draft untuk promosi jabatan di kantor berdua Benny. Kayanya Vino juga gak pulang ke rumah malam ini, Vino pulang ke apartment lebih deket dari kantor. Nessa aja tuh yang jemput mami."
"Iya mam, nanti Nessa bisa kok jemput mami. Kalo kuliah udah selesai Nessa langsung ke butik mami." jawab Nessa.
"Ya udah, ok kalo gitu." sahut maminya.
10:30 di taman kampus XYZ. Nessa, Maura, Alya, dan Dila.
"Al, kita kuliah praktek kan ya?" tanya Maura
"Iya, lu udah nyiapin partitur musik kan buat dibawain sama alat musik lu." jawab Alya
"Iya udah beres semua. Princess, lu lagi nyari apaan sih?" tanya Maura ke Nessa.
"Partitur musik gue kok gak ada di tas ya Ra.." jawab Nessa sambil mengacak-ngacak tas nya "Perasaan udah gue masukin tas semalem."
"Yakin lu udah masukin Nes?" tanya Alya
"Iya, Al. Kayanya udah deh."
"Kayanya? Emang semalem pas sampe rumah lu langsung tidur Nes?" tanya Maura.
"Gak sih Ra. Gue chat-an sama Andra."
"What? Ya ampun beb. Congrats yaa, gercep juga lu yaa.." sahut Dila sambil nyengir.
"Dil, Nessa tuh lagi ribet gak kebawa partitur musik yang dia udah buat, lu malah kasi selamat lagi." kata Alya
"Kalo gue ambil ke rumah atau gue ojekin kayanya gak keburu deh gengs, gimana yaa. Mana gue gak ada back-up nya lagi.".
Dari kejauhan Dila ngeliat Billy dan temannya Aldo berjalan menuju mereka.
"Beb, tuh sang penyelamat lu dateng. Lu minta aja dia bikinin partitur sekarang. Secara dia kan pinter banget tuh meng-aransemen musik, asdos lagi. Bikin partitur mah enteng buat dia." sahut Dila sambil mukanya mengarah ke Billy.
"Iya Nes, coba aja lu minta tolong Billy." sambung Maura.
"Gue udah kebanyakan minta tolong sama dia gengs. Gak enak gue. Apalagi dia ngarepin lebih dari gue." jawab Nessa.
"Iya, tapi ini kan darurat beb. Da-ru-rat." sahut Dila.
"Hai para wanita." sapa Aldo yang langsung duduk disamping Alya. "Lagi pada ngapain nih, kok belum pada masuk ke kelas?" tanya Aldo.
Sementara Billy hanya tersenyum memandangi Nessa. Yang dipandangin malah cuek.
"Ini Do, kita lagi nyari so-lu-si." jawab Dila "Princess kita ini partitur musik nya ketinggalan di rumah." sambung Dila.
"Oh, partitur musik kamu ketinggalan Nes?" tanya Billy langsung ke Nessa.
"Iya." jawab Nessa singkat.
"Ya udah nih, pake partitur musik aku aja." sahut Billy sambil kasi partitur musik nya.
"Kita kan beda alat musik Bil. Aku gak sehebat kamu yang bisa baca partitur musik dengan alat musik apapun." jawab Nessa agak judes.
"Iya aku tau. Ini partitur piano kok. Alat musik kamu. Aku kan kalo bikin partitur emang gak cuma untuk satu alat musik aja."
"Oooh, engkau memang sang penyelamat, Billy the savior." sahut Dila sambil bernyanyi.
"Udah Nes, ambil aja. Ini darurat." bisik Maura ke Nessa.
"Ya udah sini. Makasih ya Bill."
"Iya Nes, anytime. Ke kelas yuk, udah mau mulai kuliah nya." ajak Billy.
Drrrt drrrt. Ponsel Nessa berbunyi, dia lihat di layar ponsel nya, Mas Jek calling.
Nessa berdiri dari duduknya, dan menjauh dari teman-temannya untuk menjawab telpon Andra.
"Halo An."
"Halo Nes. Ganggu gak?"
"Gak terlalu sih, cuma udah mau masuk kelas."
"Oh, maaf ya. Aku gak tau soalnya."
"Iya gak papa. Ada apa telpon An?"
"Hmmm.. Mau tanya kabar kamu aja sih."
"I'm good, thank you." jawab Nessa agak buru-buru karena teman-temannya udah manggil untuk masuk ke kelas.
"Ya udah deh Nes, nanti aja aku telpon lagi. Kayanya kamu udah dipanggil temen kamu tuh. Kabarin aku aja ya pas kamu udah free."
"Iya ok An." tuuuuut. Nessa memutus telpon nya.
"Hmmm.. Kebiasaan nih cewe, langsung di putus aja telpon nya. Gak ada gitu bye kek, sampai nanti kek, nanyain balik kabar gue aja nggak." gumam Andra.
Nessa berlari menuju teman-temannya yang berjalan masuk ke kelas.
"Terkadang orang yang tidak tepat selalu datang di waktu yang tepat."
Billy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Aisa Kibar
bener banget thor, tapi walaupun datang di waktu yang tepat, belum tentu membuat hati terpikat😇
2021-02-01
1
Atika Mustika
Aku mampir thor. Semangat ya. Salam dari nayla
*tak lagi ku berharap*
2021-02-01
1
🌸EɾNα🌸
ceritanya keren ditunggu up nya Thor 👍
jangan lupa feedback ke ceritaku ya
"Kekasih Simpanan Tuan Muda"
makasih 🥰
2021-01-11
1