Curhatan Syifa

Cinta tak pernah salah memilih. Ia tahu tempat yang tepat untuk bersinggah.

💝💝💝 SYIFA💝💝💝

Di bawah langit malam yang cerah. Acara api unggun berjalan lancar. Setelah Gabriel selesai bernyanyi. Syifa merasakan keganjalan dari tatapan lelaki itu.

"Fa, Gabriel naksir kamu kayaknya!" tebak Arumi yang ternyata merasakan hal serupa.

"Engga mungkin, Mi. Itu hanya perasaanmu aja," jawab Syifa.

"Aku liat dari cara dia mandang kamu, Fa. Beda banget dari yang lain."

"Beda gimana?" Syifa menatap lekat Arumi.

"Gini loh, Syifa. Cowok itu, kalau suka sama cewek. Dia tuh pasti bakal beda banget. Pertama, dia bakal terus natap. Kedua, dia lebih perhatian dari yang lain. Ketiga, kalau dia cowok gentle, pasti dia bakal langsung nembak gebetannya."

Syifa menyimak, mengingat kejadian di kantin beberapa waktu lalu. Saat itu Gabriel melontarkan perkataan seperti orang tengah menyatakan cinta. Meski, pada akhirnya Gabriel meminta Syifa, untuk melupakan hal tersebut.

Arumi memperhatikan Syifa yang sibuk menjelahi isi pikirannya. Arumi merasa, bahwa Syifa menyembunyikan sesuatu darinya.

"Apa kamu punya rahasia dari aku, Fa?" tanya Arumi seketika

Syifa menarik diri dari dunia khayalnya, lalu menatap Arumi lekat. "Ya."

Arumi mendekat. Kini, posisi mereka saling berhadapan. Tatapan mereka bertemu, saling melempar pertanyaan lewat isyarat mata.

"Kamu tau 'kan, kita ini udah lama sahabatan? Aku mau kamu jujur, Fa. Kamu jangan terlalu sering menanggung beban sendiri."

"Aku engga tau mulai dari mana, Mi."

"Mulai dari perasaanmu yang sebenarnya. Ada apa?"

Syifa terdiam sejenak. Benar kata Arumi, mereka sudah lama berteman. Tidak seharusnya, ia menyembunyikan ini terlalu lama. Namun, ia tidak tahu dari mana memulai. Ia juga tak menyangka perasaan ini timbul, lalu mekar menebarkan harum dalam hati.

"A-aku menyukai Abang Bima," ujar Syasa pelan, singkat, tetapi mampu membuat bom atom meledak dari Arumi.

"Apa!" teriak Arumi.

Semua orang seketika memandangi mereka. Suara Arumi yang kencang, sudah pasti menarik perhatian yang lain.

"Hei, cewek nyebelin. Kamu ngagetin orang aja, bisa engga suara di kecilin!" protes Zaki yang tengah asyik berbincang bersama temannya, tak jauh dari Arumi dan Syifa.

"Emangna mulut Iteng teh radio, ada tombol kecil besarnya. Kabayan mah aya-aya wae!" ketus Arumi.

"Ya Allah, bisa engga, sih, kalau ngomong tuh jangan dicampur aduk. Pusing nih! Mending es campur, enak! Kalau kayak gini, aku mesti buka google!" keluh Zaki kesal.

"Kabayan lieuren! ledek Arumi sekali lagi sambil menjulurkan lidanya.

"Dasar cewek aneh!" seru Zaki.

Arumi kembali pokus pada percakapannya dengan Syifa.

"Kamu serius, Fa?" tanya Arumi memastikan.

"Aku juga awalnya kaget, Mi. Aku pikir, ini tuh hanya perasaan kagum aja. Semakin lama, rasa ini semakin kuat. Jantungku sering berdebar saat deket sama Abang."

"Aku bener-bener kaget tadi, tapi aku 'sih engga heran."

"Maksudmu?"

"Syifa, cinta itu bisa singgah pada siapa saja, termasuk kamu. Ia juga engga bisa milih pada siapa bakal berlabuh. Mungkin kamu udah terbiasa sama Abang. Jadi, perlahan rasa itu datang. Lagian nih, kamu berhak 'kok, berharap bisa bersanding sama Abang. Kalian 'kan bukan saudara kandung."

"Aku tau itu, Mi. Masalahnya, aku engga mungkin sekejap itu merubah hubungan adik dan kakak yang udah lama terjalin. Apa lagi Abang cuman ngangep aku adiknya aja, kayak Kak Zaki."

Mata Syifa tampak sendu. Sesungguhnya, ia tak kuasa menahan gejolak rasa. Namun, keadaanlah yang memaksanya memendam dalam jiwa.

"Coba kamu katakan aja sama Abang soal perasaanmu. Kali aja, Abang juga punya rasa yang sama. Aku pikir, orang tua angkatmu juga engga masalah, kalau kamu berubah status menjadi menantu mereka."

"Enggalah, Mi. Aku lebih memilih mencintainya dalam doaku. Sekarang, aku mau pokus kuliah. Biar cepet lulus dan bisa kerja."

Syifa mendongakkan kepala ke atas. Memandangi rembulan yang tampak indah. Dia paling bersinar dan terang di antara yang lain.

"Kalau begitu, aku dukung kamu apa pun keputusanmu, Fa. Saranku, kalau kamu udah engga kuat. Kamu sebaiknya jujur sama Abang." Mengikuti jejak Syifa memandang langit malam.

"Mereka itu cantik," tunjuk Syifa pada bulan dan hamparan bintang.

"Iya, aku iri sama mereka. Kehadirannya selalu di tunggu-tunggu. Coba ada Akang ganteng yang juga nungguin aku," cakap Arumi.

"Kamu ini. Belajar dulu yang benar, baru pikirkan yang lain. Allah itu adil, kok, semua makhluk hidup pasti punya pasangannya. Termasuk kita, Allah mungkin lagi nyiapin imam yang baik di masa depan nanti."

"Aamiin. Eh, Fa emang Abangmu engga punya pacar?" tanya Arumi penasaran.

Syifa tak langsung menjawab. Ia masih mengagumi kecantikan rembulan yang hadir malam ini.

"Aku engga tau, tapi kayaknya engga. Abah melarang kami semua pacaran," jawab Syifa.

"Kalau cewek yang dia suka?"

Syifa kembali terdiam. Ia tak mengetahui terlalu dalam urusan pribadi Bima. Selama ini, semuanya tak begitu terbuka soal kehidupan pribadi. Mungkin tepatnya, semua anak-anak Pak Imam menghormati privasi masing-masing.

"Aku juga engg tau. Abang jarang ngomongin soal urusan pribadinya."

Arumi menoleh ke arah Syifa. Rasa iba, kasian mulai terasa. Temannya ini baru merasakan cinta untuk pertama kali, tetapi cinta itu seakan membelenggunya.

"Kalau Abang ternyata punya inceran. Apa kamu bakal nyerah gitu aja?" tanya Arumi.

"Aku engga tau, Mi. Aku juga engga ngerti harus ngapain. Yang terpenting bagiku, saat ini hubungan persaudaraan angkat kami baik-baik aja. Selebihnya, biar takdir Allah yang bermain."

"Kamu berhak bahagia, Fa. Kalaupun Abang engga nerima kamu. Aku yakin, di luaran sana masih banyak lelaki baik yang rela antri nungguin kamu buka hati."

"Kok, aku merinding, ya, dengernya."

"Merinding gimana?"

Syifa menghela napas, lalu menghembuskannya perlahan sebelum melanjutkan perkataannya.

"Seakan-akan aku ini bakal nutup hatiku, kalau Abang engga punya rasa yang sama denganku," jelas Syifa.

"Ya, jangan atuh, Neng geulis!"

"Mi, kamu tau engga akhir-akhir ini, aku sering ngehindar dari Abang. Mungkin dengan cara ini, aku bisa lupain perasaanku ke Abang, tapi ternyata salah besar. Aku makin engga bisa nolak perasaan cinta ini."

Hening, kedunya memilih menutup mulut sekejap. Menikmati udara malam yang semakin menusuk sampai ke tulang.

Syifa bergelayut sendiri dengan pikiran dan perasaannya. Kekuatan cinta semakin kuat membobol pertahanan hatinya. Semakin lama, ia semakin menyebar ke seluruh jiwa Syifa. Terkadang, saat Syifa tak sanggup menghalau badai cinta. Ia memilih diam dan membiarkan kekuatan besar itu memprokporandakan jiwanya.

"Jadi kamu benar menyukainya?" tanya seseorang yang sejak tadi ternyata sudah menyimak dari belakang.

Sontak Syifa dan Arumi menoleh ke arah asal suara. Tak menyangka percakapan mereka bisa terdengar oleh orang itu.

...****************...

BERSAMBUNG~~~

Terpopuler

Comments

Jusmiati

Jusmiati

waduhhh Abang Zaki nguping....🤔🤔🤔🤔🤔

2023-07-12

0

Saniia Azahra Luvitsky

Saniia Azahra Luvitsky

Abang Zaki nguping nih

2021-08-11

0

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

konangan Zaki 🤭

2021-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Kampus
2 Sahabat.
3 Cafe Bima
4 Niat perjodohan.
5 Rasa yang tak biasa
6 Perasan suka Gabriel.
7 Reuni
8 Laila
9 Mati lampu.
10 Tebakan Zaki.
11 Bus
12 Api unggun
13 Curhatan Syifa
14 Mendaki gunung.
15 Syifa ditemukan
16 Renungan
17 Tangisan Laila.
18 Menggendong Syifa.
19 Cerita saat hujan.
20 Kajian.
21 Fahri.
22 Dosen baru.
23 Menunggu bus.
24 Keterpurukan.
25 Rumah sakit.
26 Coklat.
27 Rasa tak percaya.
28 Lamaran.
29 Menginap.
30 Nasi goreng
31 Ketegangan.
32 Yang tak diketahui Amar.
33 Ada cerita di taman.
34 Perjalanan ke toko buku.
35 Malaikat berwujud manusia
36 Ada apa dengan Bima?
37 Lelaki bertopi hitam.
38 Rahasia Bima terungkap sedikit
39 Permintaan Bima.
40 Mengajar ngaji.
41 Tragedi menimpa Zaki.
42 Rasa bersalah Syifa.
43 Pelacakan pelaku.
44 Cerita menuju cafe.
45 Sedikit rahasia tentang ayah Syifa.
46 Keberadaan Kevin terlacak
47 Bertemu Laila.
48 Makan malam.
49 Kamera pengintai
50 Syifa diculik
51 Kevin tertangkap
52 Restu Paman Syifa.
53 Menjenguk Laila.
54 Bertemu Pak Arman.
55 Awal mula cerita.
56 Meminta tes DNA
57 Bertemu Fahri dan Laila
58 Hasil test
59 Syifa pindah
60 baju pengantin
61 SAH.
62 Makan malam di rumah Pak Arman.
63 Rumah baru
64 Mengantar kuliah
65 Test kehamilan.
66 Selalu ada luka dalam hati yang riang
67 Kembang Gula
68 Diskonan
69 Menjadi imam itu berat.
70 Ke rumah Pak Arman.
71 Antara Zaki, dan Amar.
72 Sarapan dengan gombalan
73 Menonton film
74 Pergi
75 Kedatangan Arumi
76 Jodoh pasti bersama
77 Menikah lagi.
78 Foto wanita
79 Penjelasan
80 Perpustakaan kampus
81 Nama baru
82 Mengutarakan niat
83 Imbalan
84 Persiapan skripsi
85 Dosen baru
86 Kost-an Della
87 Suara hati Bima.
88 Mengutarakan niat.
89 Mall Gading
90 Vote
91 Menerima apa adanya
92 Renovasi Panti Asuhan
93 Tespeck
94 Penolakan
95 Akhirnya
96 Cerita baru
97 Periksa kehamilan
98 Kelulusan
99 Berbuah manis
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Kampus
2
Sahabat.
3
Cafe Bima
4
Niat perjodohan.
5
Rasa yang tak biasa
6
Perasan suka Gabriel.
7
Reuni
8
Laila
9
Mati lampu.
10
Tebakan Zaki.
11
Bus
12
Api unggun
13
Curhatan Syifa
14
Mendaki gunung.
15
Syifa ditemukan
16
Renungan
17
Tangisan Laila.
18
Menggendong Syifa.
19
Cerita saat hujan.
20
Kajian.
21
Fahri.
22
Dosen baru.
23
Menunggu bus.
24
Keterpurukan.
25
Rumah sakit.
26
Coklat.
27
Rasa tak percaya.
28
Lamaran.
29
Menginap.
30
Nasi goreng
31
Ketegangan.
32
Yang tak diketahui Amar.
33
Ada cerita di taman.
34
Perjalanan ke toko buku.
35
Malaikat berwujud manusia
36
Ada apa dengan Bima?
37
Lelaki bertopi hitam.
38
Rahasia Bima terungkap sedikit
39
Permintaan Bima.
40
Mengajar ngaji.
41
Tragedi menimpa Zaki.
42
Rasa bersalah Syifa.
43
Pelacakan pelaku.
44
Cerita menuju cafe.
45
Sedikit rahasia tentang ayah Syifa.
46
Keberadaan Kevin terlacak
47
Bertemu Laila.
48
Makan malam.
49
Kamera pengintai
50
Syifa diculik
51
Kevin tertangkap
52
Restu Paman Syifa.
53
Menjenguk Laila.
54
Bertemu Pak Arman.
55
Awal mula cerita.
56
Meminta tes DNA
57
Bertemu Fahri dan Laila
58
Hasil test
59
Syifa pindah
60
baju pengantin
61
SAH.
62
Makan malam di rumah Pak Arman.
63
Rumah baru
64
Mengantar kuliah
65
Test kehamilan.
66
Selalu ada luka dalam hati yang riang
67
Kembang Gula
68
Diskonan
69
Menjadi imam itu berat.
70
Ke rumah Pak Arman.
71
Antara Zaki, dan Amar.
72
Sarapan dengan gombalan
73
Menonton film
74
Pergi
75
Kedatangan Arumi
76
Jodoh pasti bersama
77
Menikah lagi.
78
Foto wanita
79
Penjelasan
80
Perpustakaan kampus
81
Nama baru
82
Mengutarakan niat
83
Imbalan
84
Persiapan skripsi
85
Dosen baru
86
Kost-an Della
87
Suara hati Bima.
88
Mengutarakan niat.
89
Mall Gading
90
Vote
91
Menerima apa adanya
92
Renovasi Panti Asuhan
93
Tespeck
94
Penolakan
95
Akhirnya
96
Cerita baru
97
Periksa kehamilan
98
Kelulusan
99
Berbuah manis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!