Miranda yang kesal pada Felix, langsung memukul Felix.
"Tante Kak Elix!" Miranda mengadu pada Veby, dia ingin minta supaya Veby menghukum Felix. Veby pun yang sudah berdiri dibelakang Felix langsung memukul punggung Felix.
"Jangan buat Ira kesal, ya! Apa kamu tidak ada kerjaan, makanya datang kemari mengganggu Ira!" Tanya Veby. Miranda langsung tersenyum dan mengulurkan lidahnya pad Felix.
"Aw. Sakit tahu, ma!" ucap Felix yang pura-pura kesakitan, karena melihat Miranda yang langsung tersenyum karena mamanya membela Miranda.
"Oh, iya sampai lupa! Coky, sekarang kamu sudah bisa mulai pekerjaan mu!" ucap Felix pad anak buahnya.
Coky dan Niko, anak buahnya Felix langsung mendekati Miranda. Sedangkan Felix yang langsung membantu mamanya, karena mamanya sudah dapat pesan, kalau papanya sudah dibawah.
"Ra, Tante pulang sebentar ya! Nanti, Tante datang lagi!" ucap Veby yang sudah berdiri disampingnya dan langsung mencium kening Miranda.
"Iya, Tante! Terimakasih Tante!" Ucap Miranda dengan tulus.
"Tante balik duluan ya!" ucap Veby pada anak buahnya Felix.
"Kalian kerjakan tugas kalian! Tapi, ingat jangan macam-macam!" ucap Felix dengan tegas.
"Baik, pak!" ucap mereka serentak. Tentu saja Miranda sangat bingung, karena dua orang yang masuk bersama Felix, mengikuti perintah dari Felix begitu saja. Miranda ingin sekali tahu, kenapa mereka seperti hormat pada Felix. Tapi, Miranda akan bertanya setelah mereka melakukan tugas mereka.
"Pagi nona! Maaf kami mengganggu istirahat Anda! Kami dari pihak kepolisian, Kami kesini hanya ingin butuh keterangan anda, tentang kronologi yang menimpa anda semalam!" ucap Coky pada Miranda.
"Tidak apa-apa, Pak!" ucap Miranda dengan lembut. Miranda pun memberi tahu apa yang telah terjadi padanya.
"Terimakasih nona untuk kerjasama nya!x ucap mereka dan mereka pun saling berjabat tangan.
"Pak, maaf! Saya mau bertanya! Siapa yang menyelamatkan saya?" tanya Miranda.
"Owh,! Itu Komandan Felix, nona!" ucap Niko.
Cklek
Mereka semua langsung melihat kearah pintu, karena mereka mendengar suara pintu terbuka.
"Komandan kami sudah selesai!" ucap Niko.
Miranda terus memandang Felix ketika dia masuk, dia sangat kaget ketika mereka memanggil Felix, komandan. Felix pun menyadari kalau Miranda dari tadi menatapnya.
"Kalian tunggu aku di luar!" perintah Felix.
"Baik komandan! Permisi nona!" ucap mereka serentak, lalu menundukkan tubuhnya seperti memberikan hormat pada Miranda. Miranda langsung membalas menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat juga pada mereka.
Setelah anak buahnya keluar, Felix langsung mendekati Miranda. Tapi dia tetep berdiri sambil memandang Miranda. Dan kini mata mereka saling bertemu.
"Apa kakak seorang polisi?" tanya Miranda yang dari tadi penasaran. Felix hanya mengangguk kepalanya saja untuk menjawab pertanyaan Miranda.
"Apa kakak yang menyelamatkan aku?" tanya Miranda lagi. Felix mengangguk kepalanya lagi.
"Terimakasih atas pertolongannya!" ucap Miranda dengan tulus.
"Apa mau jalan-jalan?" tanya Felix.
"Tidak. Aku merasa lebih aman disini!" ucap Miranda dengan sendu. Felix berjalan kearah Miranda dan duduk di samping Miranda.
"Apa kamu tidak mau bertemu dengan keluarga mu? Mereka saat ini ingin sekali bertemu dengan mu!" ucap Felix.
"Tidak perlu ikut campur dengan urusan ku! Satu hal lagi, aku tidak punya keluarga satupun! Keluarga ku hanya mama ku!" ucap Miranda dengan tegas, lalu dia langsung membaringkan tubuhnya kesamping, sehingga dia membelakangi Felix.
"Maaf! Jika aku ikut campur dalam urusanmu! Tapi, saat ini yang ku tahu, mereka sangat merindukan mu! Aku pergi dulu!" ucap Felix dengan lembut, lalu Felix mengelus rambut Miranda dengan lembut.
Deg...
Ketika tangan Felix menyentuh kepalanya, dia merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat. Entah kenapa dia merasakan kenyamanan.
Setelah dia mendengar suara pintu ruangannya tertutup, air matanya yang sudah ditahannya supaya tidak keluar, sewaktu Felix mengatakan Keluarganya ingin bertemu dengannya, tapi kini pertahanannya tidak bisa dibendungnya lagi.
Hiks hiks hiks hiks
Suara tangisan kini telah keluar...
"Mama... hiks hiks mama... Apa yang harus aku lakukan? hiks hiks hiks Aku ingin sekali memeluk papa....hiks hiks hiks Tapi karena mereka mama pergi!"
Siapa yang mendengarnya ucapan Miranda pasti merasa pilu. Dia yang dari dulu memang sangat merindukan kehangatan keluarganya yang dulu, tapi mengingat karena keluarganya dia kehilangan mamanya untuk selamanya. Apalagi dia mengetahui mamanya mengalami keguguran, membuat dia semakin sangat membenci keluarganya.
Apalagi, dia selalu iri dengan teman-teman nya yang dulu bisa bercanda dengan papa mereka sendiri.
***
Felix yang bersamaan kedua anak buahnya dalam perjalanan kembali ke kantor mereka. Felix tampak memikirkan, apa yang diucapkan Miranda tadi setelah dia keluar.
Rupanya Felix tidak langsung pergi, dia ingin masuk kembali lagi karena ingin mengatakan kalau mamanya akan kembali satu jam lagi. Tapi, langsung diurungkannya karena mendengar suara tangisan Miranda. Apalagi mendengar ucapan Miranda yang sangat memilukan hatinya.
"Mir, apa tidak tahu apa yang kamu lalui selama ini. Apa yang harus aku lakukan untuk mu? Aku ingin Mira ku yang selalu ceria dan cerewet!" Gumam Felix dalam hati.
Felix sebenarnya sudah jatuh hati dengan Miranda sejak kecil. Makanya dia tidak pernah mau membalas perasaan setiap wanita yang berusaha ingin mendekatinya.
Niko dan Ciko yang dari tadi memperhatikan komandan mereka tampak diam saja sejak keluar dari ruangan Miranda. Padahal dari awal sejak mereka ingin kerumah sakit, Felix tampak semangat dan apalagi dia sewaktu dalam ruangan Miranda Felix selalu saja tersenyum dan ketawa. Padahal dia tidak pernah senyum dan ketawa pada seorang wanita.
"Maaf, pak! Bapak seperti tampak memikirkan sesuatu! Apa ini tentang nona Miranda?" tanya Niko yang sangat penasaran dengan komandannya.
"Tidak! Nik, apa sudah petunjuk kemana geng harimau bersembunyi?" tanya Felix dengan serius.
"Belum, pak! Masih dalam pencarian! Tapi, pak kami dapat kabar kalau besok malam akan ada transaksi di desa sebelah! Tapi kami belum tahu, apakah mereka salah satu anggota kelompok harimau!" ucap Niko.
"Baiklah! Besok kita akan mengintai mereka!" ucap Felix.
***
Dirumah kediaman Putra, Veby setelah masuk kedalam rumahnya. Melihat keluarga dari Miranda sudah berkumpul di ruang tamu. Keluarga dari Miranda langsung menyapa Veby dengan sopan. Veby hanya mengangguk kepalanya saja, dan langsung menuju kamarnya. Putra hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkah istrinya yang sangat cuek dengan keluarga Miranda.
"Maafkan Istri saya! Mungkin dia karena lelah seperti itu!" ucap Putra dengan tulus.
"Tidak apa-apa nak! Kami mengerti, suasana hatinya saat ini. Kami tahu, dia adalah sahabat terbaik dari Sartika, putri kami. Dari dulu kami sudah tahu kedekatan mereka seperti saudara kandung!" ucap Cantika mamanya dari Sartika.
Orang tuanya Sartika memang tahu bagaimana kedekatan putri mereka dengan Veby dan Putra dari dulu. Sejak mereka ketemu saat kuliah dulu. Kedekatan mereka mereka melebihi kedekatan mereka dengan putri mereka sendiri. Sartika lebih sering curhat dan bertanya cara mencari jalan keluar dari setiap masalahnya, dibandingkan kepada orangtuanya dan adiknya sendiri Mira.
***
**Maaf, ya sudah dua hari author tidak Up. Karena banyak pekerjaan author, saolnya.
Oh, ya author mau tanya untuk visualnya lebih cocok orang Korea, barat, atau orang indo ya?...
Soalnya author bingung..hehehe...
tolong kasih sarannya ya...
terimakasih 🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Sumarlik Lilik
menjulurkan lidah bukan mengulur kan lidah
2022-08-17
0
dwi
jgn biarkan Miranda memaafkan keluarga nya thor
2022-04-10
0
Maura
lebih baik pakai visual kak biar yang membaca semangat melihat visual
2022-03-25
0