Pulang

Veby langsung turun kebawah setelah selesai membersihkan tubuhnya. Ketika dibawah dia tidak langsung bergabung bersama suaminya yang sedang mengobrol dengan keluarga Miranda. Dia memilih ke dapur, dia ingin membawa sup ikan untuk Miranda. Dia ingat dulu, Miranda selalu suka dengan sup ikan yang dimasaknya kalau Miranda Dan Sartika datang berkunjung ke rumahnya.

"Kak, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Mira yang kini sudah berdiri dibelakang Veby.

"Tidak, perlu. Aku bisa sendiri!" ucap Veby dengan jutek.

Mira langsung memutuskan kembali ke ruangan tamu. Dia sebenarnya sangat sedih, ketika Veby sangat jutek padanya. Padahal dulu kalau mereka ketemu, Veby selalu ramah pada Mira. Dia mengerti kenapa Veby sangat jutek padanya. Makanya dia lebih memilih diam, dan kembali bersama keluarganya.

Setelah setengah jam Veby berkutat didapur, kini masakannya sudah selesai. Veby pun langsung memasukkannya kedalam wadah yang bisa dipakainya. Setelah itu dia, menyuruh pembantunya untuk merapikan semuanya. Veby pun langsung menghampiri suaminya sambil membawa apa yang perlu untuk Miranda.

"Sayang, ke rumah sakit ya! Aku pergi diantar sama pak Jul, saja!" Ucap Veby.

"Veby tunggu! Apa boleh kita bicara dulu!" ucap Renaldo dengan cepat sebelum Veby pergi.

Veby pun langsung melihat kearah suaminya, dia melihat suaminya memberikan tanda supaya dia duduk dulu. Veby langsung menarik nafasnya yang panjang, barulah dia duduk disamping suaminya.

"Baiklah! Apa yang ingin kamu katakan!" ucap Veby dengan ketus.

"Aku hanya ingin bertanya, bagaimana dengan putri ku! Apa dia sudah baik-baik saja?" tanya Renaldo.

"Baik!" jawab Veby dengan singkat.

"Apa bisa kami minta tolong!" tanya Renaldo lagi. Veby yang dari tadi pandangannya ke arah luar, kini langsung menatap Renaldo.

"Tergantung! Apa yang bisa aku bantu?" tanya Veby dengan serius.

"Kami ingin sekali bertemu dengan Mira. Apa kamu bisa membujuknya? Ku, mohon untuk sekali ini saja! Aku sangat merindukan putri ku!" ucap Renaldo dengan sendu.

Veby mendengar suara sendu Renaldo langsung merasa kasihan, apalagi dia juga tahu bagaimana Renaldo berjuang untuk mencari keberadaan Sartika dan Miranda sejak mereka pergi. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa itu semua karena kesalahan mereka sendiri, terutama Ranaldo. Veby langsung melihat kearah suaminya dan suaminya langsung mengangguk kepalanya, dia pun mengerti.

"Aku akan mencoba berbicara dengannya! Aku tidak tahu apakah dia mau!" ucap Veby.

"Terimakasih!" ucap Renaldo dengan tulus.

"Aku harus pergi sekarang! Permisi!" ucap Veby.

Veby langsung pergi dengan diantar supirnya pak Jul, sambil membawa barang-barangnya. Tapi, sebelum dia kerumah sakit, dia ke sekolah tempat dimana Miranda mengajar.

***

Miranda kini lagi konsultasi dengan dokter Jenny. Dia sangat ingin sembuh total dari sakitnya. Dia sudah sangat lelah karena meminum obat terus setiap hari seperti dulu.

"Apakah aku bisa sembuh dok? Rasanya sangat lelah, melihat obat-obat itu setiap hari!" ucap Miranda.

"Sebenarnya, kamu bisa sembuh! Tapi itu tergantung dari diri mu sendiri, Ra! Kamu harus bisa melupakan semuanya!" jelas dokter Jenny.

"Saya ingin sekali melupakan semuanya, dok! Tapi, setiap melihat seperti itu, membuat saya teringat bagaimana hancurnya perasaan mama saat itu. Sampai-sampai mama terus menangis di setiap malam!" ucap Miranda dengan sedih, mengingat bagaimana keadaan mamanya dulu.

"Tapi, cobalah untuk belajar melupakan semuanya! Saya yakin kamu pasti bisa! Dan saya punya saran, kalau kamu tanpa sengaja melihat adegan kiss, atau yang lainnya, tarik lah nafas mu dalam-dalam, baru kamu keluarkan!"

"Terimakasih dok!" ucap Jenny dengan tersenyum.

"Apa saya bisa pulang dok, hari ini?" tanya Miranda.

"Boleh!"

"Sekali lagi terimakasih, dok!" ucap Miranda dengan bahagia.

Setelah dokter Jenny memeriksa Miranda, Veby baru sampai di ruangan Miranda. Dia melihat Miranda tampak bahagia.

"Ra, kamu sepertinya sangat bahagia! Apa ada berita yang baik?" tanya Veby.

"Iya, Tante! Ira hari ini sudah bisa pulang!" ucap Miranda.

"Oh, ya! Baiklah, Tante akan mengurus semuanya. Oh, ya ini ada baju yang bisa kamu pakai untuk pulang! Tapi, Tante tidak tahu apakah muat dengan mu!" ucap Veby sambil menyerahkan paper bag yang dibawanya.

"Terimakasih Tante!

Veby pun langsung mengurus administrasi Miranda, sedangkan Miranda langsung mengganti bajunya dengan pakaian yang dibawa Veby. Saat berada dalam kamar mandi, Miranda bercermin, dia sangat tidak pede dengan baju yang dipakainya, meskipun dressnya tidak terbuka dan pas di lututnya, tapi sangat pas ditubuhnya.

Dia tidak menyangka kalau Veby membawakan baju dress. Sejak keluar dari rumahnya, dia tidak pernah lagi memakai yang namanya dress. Dia selalu menggunakan celana dan kaos polos yang agak longgar sedikit.

"*S*udahlah, untuk saat ini saja, lagian tidak mungkin aku keluar dari rumah sakit menggunakan baju rumah sakit!" gumam Miranda dalam hati.

Tapi seperti biasa Miranda akan mengikat rambut panjangnya dengan asal cepol saja, lalu dia memakai kacamata bulatnya. Dia tidak pernah perduli orang akan memandang dirinya tampak aneh. Karena hal itu sudah biasa baginya. Sebenarnya kacamatanya tidak ada min nya, itu digunakannya supaya kelihatan cupu saja.

Veby kini langsung melihat kearah Miranda yang tampak sudah siap. Dia sangat bingung, kenapa Miranda sangat suka sekali memakai kacamata bulatnya.

"Ra, kenapa kamu tidak pakai kontak lensa saja? Dari pada pakai kacamata mata kamu yang bulat! Kamu jadi menutupi wajah cantik mu loh sayang! Kamu jadi sudah dapat jodoh, loh!" ucap Veby dengan tersenyum.

"Ira lebih nyaman dengan seperti ini Tante. Lagian, Ira saat ini tidak tertarik mencari pasangan!" ucap Miranda dengan tersenyum.

Veby yang mendengarnya pun hanya bisa diam.

Mereka pun langsung pulang ketika obat untuk Miranda sudah diberikan oleh seorang perawat. Didalam perjalanan Veby tampak bingung untuk mengatakan kalau Keluarganya ingin sekali bertemu dengan Miranda. Hingga sampai akhirnya, mereka sampai di rumah Miranda. Veby tidak lupa memberi tahu kepada suaminya dan putra nya kalau Miranda sudah diperbolehkan pulang kerumah.

"Tante yuk, masuk! Maaf, kalau rumahnya kecil!" ucap Miranda dengan tersenyum.

Veby memasuki rumah Miranda dan Sartika yang sangat kecil, dia merasa kasihan melihat keadaan rumah yang ditempati Miranda saat ini. Padahal mereka punya rumah yang sangat luas, tapi kini tinggal dirumah yang luasnya seperti kamarnya. Di dinding hanya ada dua foto saja yang terpasang. Foto Miranda dan Sartika yang berada di daerah perkebunan teh. Tapi dari wajah mereka tampak bahagia.

"Tante silahkan duduk! Ira kedalam dulu!" ucap Miranda.

Miranda pun langsung ke dapur, dan membuat minuman untuk Veby. Setelah beberapa menit Miranda datang dengan membawa minuman ditangannya.

"Silahkan Tante! Maaf ya Ira hanya bisa sediakan teh manis saja!" ucap Miranda

"makasih, sayang! Tidak apa-apa!" ucap Veby sambil menikmati minuman yang disediakan untuknya.

"Oh, ya sayang Tante mau bicara! Tapi Tante harap kamu tidak langsung mengambil keputusan kamu dengan tergesa-gesa!" ucap Veby.

"Baik, Tante! Apa itu?" tanya Miranda dengan gugup, seolah dia tahu apa yang ingin dikatakan Veby padanya.

********

Terpopuler

Comments

Vera😘uziezi❤️💋

Vera😘uziezi❤️💋

Selalu berusaha memaafkan dan meminta maaf walaupun lelah dengan harapan yang tak pernah berujung

2021-03-08

3

lihat semua
Episodes
1 Kisah awal
2 Kisah yang lalu
3 Perpisahan
4 Menolong
5 Pulang
6 Menyelamatkan
7 Mencari informasi
8 Histeris
9 Korban
10 Hati yang hancur
11 Mengetahui kebenarannya
12 Tidak ingin bertemu
13 Ucapan terimakasih
14 Pulang
15 Ingin bertemu
16 Perjumpaan
17 Permohonan
18 Ziarah
19 Pelukan
20 Surat dari mama
21 Beasiswa
22 Rasa bahagia
23 Kuartir
24 Taman bunga
25 Bukan kesalahan kakak!
26 Menjemput
27 Mengikuti
28 Penculikan
29 Kuatir
30 Mengantarkan
31 Cemburu
32 Curhatan Rosa
33 Rosa tinggal di rumah Felix
34 Ke kampus
35 Pergi ke kampus
36 Malu
37 Curhat
38 Pasar malam
39 Rasa
40 Memiliki perasaan yang sama
41 Tembakan
42 Rosa dan Farel
43 Sadar
44 Berziarah
45 Keputusan
46 Miranda pergi mengantarkan surat
47 Menghapus nama ku
48 Pergi
49 Alih perusahaan
50 Kembali
51 Pesta
52 Bertemu kembali
53 Rahasia Mira
54 Masuk kerja
55 Terungkap
56 Mengawasi
57 Pulang bersama
58 Lusi diantar pulang oleh Mike
59 Belanja
60 kedatangan Richard Gere
61 Belanja ke Mall
62 Terluka
63 Merawat
64 Miranda bangun
65 Penjelasan
66 Terungkap kebenaran
67 Tetap dengan keputusan
68 Keputusan orang tua Mira
69 Ulang tahun Miranda
70 Melupakan masa lalu
71 Wajah Dingin
72 Ancaman
73 Makan siang bersama
74 Ungkapan cinta
75 Kedatangan Kakek dan nenek
76 Ke makam Sartika
77 Makan malam dirumah Felix
78 Minta Persetujuan
79 Rencana
80 Ciuman pertama
81 Kemarahan orang tuanya Renaldo
82 Lamaran
83 Kembali
84 Persetujuan orang tua
85 Ketemu
86 Kunjungan ke Hotel
87 Pernikahan
88 Resepsi pernikahan
89 Pengumuman.
90 Ancaman
91 Malam pertama
92 Rencana honeymoon
93 Persiapan honeymoon
94 Honeymoon
95 Doa
96 Pulang
97 Tidak akan pernah membuatmu terluka
98 Hari pertama kerja
99 Merasakan Sakit
100 Menolong
101 Obat nyamuk
102 Tersedak
103 Undangan makan malam
104 Tempo satu bulan
105 Kedatangan Daddy Jhon
106 Jati diri yang menolong Felix
107 Mira dan Sandi dipenjara
108 Pembebasan Miranda
109 Kekalahan Richard
110 Kabar bahagia
111 Nasi goreng buatan Mike
112 Meningal Kakek dan nenek
113 The end
114 Extra Part
115 Penggumuman
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Kisah awal
2
Kisah yang lalu
3
Perpisahan
4
Menolong
5
Pulang
6
Menyelamatkan
7
Mencari informasi
8
Histeris
9
Korban
10
Hati yang hancur
11
Mengetahui kebenarannya
12
Tidak ingin bertemu
13
Ucapan terimakasih
14
Pulang
15
Ingin bertemu
16
Perjumpaan
17
Permohonan
18
Ziarah
19
Pelukan
20
Surat dari mama
21
Beasiswa
22
Rasa bahagia
23
Kuartir
24
Taman bunga
25
Bukan kesalahan kakak!
26
Menjemput
27
Mengikuti
28
Penculikan
29
Kuatir
30
Mengantarkan
31
Cemburu
32
Curhatan Rosa
33
Rosa tinggal di rumah Felix
34
Ke kampus
35
Pergi ke kampus
36
Malu
37
Curhat
38
Pasar malam
39
Rasa
40
Memiliki perasaan yang sama
41
Tembakan
42
Rosa dan Farel
43
Sadar
44
Berziarah
45
Keputusan
46
Miranda pergi mengantarkan surat
47
Menghapus nama ku
48
Pergi
49
Alih perusahaan
50
Kembali
51
Pesta
52
Bertemu kembali
53
Rahasia Mira
54
Masuk kerja
55
Terungkap
56
Mengawasi
57
Pulang bersama
58
Lusi diantar pulang oleh Mike
59
Belanja
60
kedatangan Richard Gere
61
Belanja ke Mall
62
Terluka
63
Merawat
64
Miranda bangun
65
Penjelasan
66
Terungkap kebenaran
67
Tetap dengan keputusan
68
Keputusan orang tua Mira
69
Ulang tahun Miranda
70
Melupakan masa lalu
71
Wajah Dingin
72
Ancaman
73
Makan siang bersama
74
Ungkapan cinta
75
Kedatangan Kakek dan nenek
76
Ke makam Sartika
77
Makan malam dirumah Felix
78
Minta Persetujuan
79
Rencana
80
Ciuman pertama
81
Kemarahan orang tuanya Renaldo
82
Lamaran
83
Kembali
84
Persetujuan orang tua
85
Ketemu
86
Kunjungan ke Hotel
87
Pernikahan
88
Resepsi pernikahan
89
Pengumuman.
90
Ancaman
91
Malam pertama
92
Rencana honeymoon
93
Persiapan honeymoon
94
Honeymoon
95
Doa
96
Pulang
97
Tidak akan pernah membuatmu terluka
98
Hari pertama kerja
99
Merasakan Sakit
100
Menolong
101
Obat nyamuk
102
Tersedak
103
Undangan makan malam
104
Tempo satu bulan
105
Kedatangan Daddy Jhon
106
Jati diri yang menolong Felix
107
Mira dan Sandi dipenjara
108
Pembebasan Miranda
109
Kekalahan Richard
110
Kabar bahagia
111
Nasi goreng buatan Mike
112
Meningal Kakek dan nenek
113
The end
114
Extra Part
115
Penggumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!