Seluruh keluarga menunggu Mira untuk sadarkan diri, Renaldo terus menggenggam tangan istrinya dan berharap istrinya untuk cepat sadar.
Keesokan harinya, Renaldo yang tertidur sambil menggenggam tangan Mira, merasakan ada pergerakan. Renaldo langsung bangun dan melihat ke arah istrinya, dan dia merasa sangat senang melihat istrinya mulai sadar.
"Sayang, kamu sudah sadar?" ucap Renaldo sambil mengelus pipi istrinya. Seluruh keluarganya yang mendengar ucapan Renaldo langsung bangkit berdiri dan mendekati mereka. Tidak ada satupun yang bisa tidur nyenyak, karena merasa kuatir dengan Mira.
"Ehm..." suara Mira khas orang yang baru bangun.
Pelan-pelan mata Mira mulai terbuka lebar, dan dia melihat cahaya putih masuk kedalam matanya. Setelah penglihatannya sudah jelas, dia melihat suaminya duduk disampingnya dan seluruh keluarganya berdiri di hadapannya. Semuanya langsung tersenyum melihatnya.
Mira langsung teringat akan apa yang terjadi padanya. Dan tiba-tiba dia memegang perutnya.
"Mas, anak kita?" ucap Mira dengan kuartir.
Renaldo pun langsung tampak terlihat sedih mendengar pertanyaan Mira, dan dia bangkit dari tempat duduknya dan duduk dipinggir kasur Mira. Tangannya tidak pernah lepas untuk menggenggam tangan Mira.
"Maaf, sayang anak kita sudah pergi!" ucap Renaldo dengan sedih.
"Hiks...hiks..." Mira yang mengerti dengan apa yang dikatakan Suaminya, Mira langsung menangis dengan keras. Renaldo yang tidak tahan melihat istrinya menangis langsung menarik Mira kedalam pelukannya.
"Sepertinya ini adalah balasan dari Tuhan, mas! Aku sudah membuat kakak ku pergi dan membuat keponakan ku yang tidak lain adalah putri mu menjauh dari keluarganya sendiri!" ucap Mira dengan merasa bersalah.
Renaldo hanya diam saja, dengan wajah sendu. Dia mengelus rambut Mira dengan lembut. Entah kenapa dia merasa kalau ucapan Mira benar, ini adalah hukuman untuk mereka. Dia telah menyakiti istrinya yang sangat baik, apalagi sejak saat kejadian itu dia tidak memperhatikan keadaan putrinya. Dia hanya sibuk dengan memikirkan dirinya sendiri. Kedua mama mereka pun ikut menangis sambil berpelukan dengan pasangan mereka masing-masing.
Sejak saat itu, Renaldo menyewa orang untuk mencari keberadaan istri dan anaknya. Dan untuk surat cerai yang diberikan istrinya, dia tidak mau menandatanganinya. Sampai kapan pun dia tidak ingin melepaskan istri dan putrinya. Jika dia sudah menemukan mereka, Renaldo berjanji akan membujuk Istrinya menerimanya kembali dan memaafkan dirinya.
Flass back end
Kini Miranda yang tertidur dalam bis, tidak sadar kalau saat ini bis yang dinaikkannya berhenti. Dan apalagi saat orang-orang yang didalam bis mulai terdengar ribut, ketika beberapa polisi naik kedalam, Miranda tetap tidak terbangun.
"Hei, nona!" sapa seorang pria yang sudah berdiri disampingnya dengan memakai jaket kulit.
Pria itu melihat kalau Miranda tidak bangun juga, meskipun dia memanggilnya. Akhirnya dia menggoyang tubuh Mira. Semua orang melihat mereka.
"Hei, nona!" ucap Pria itu.
Miranda yang merasakan kalau tubuhnya bergoyang, pelan-pelan membuka matanya. Saat matanya benar-benar terbuka, Miranda kaget kalau ada pria yang disampingnya.
"Siapa anda?" ucap Miranda gugup, lalu Miranda melihat sekelilingnya kalau banyak orang sedang menatapnya.
"Permisi komandan! Kita mendapatkannya!" ucap seorang pria yang berpakaian polisi menghampiri pria yang tadi membangunkannya.
Miranda pun langsung sadar kalau, kalau pria yang tadi disampingnya adalah seorang polisi. Dia sangat bingung kenapa banyak polisi dalam bus mereka, begitu juga diluar bus mereka dari luar jendela bus.
Polisi yang tadi membangun Miranda, langsung pergi begitu saja. Semuanya menatap kepergian polisi itu. Miranda dapat melihat banyak para wanita yang mengagumi ketampanan polisi itu. Tapi, tidak bagi Miranda, menurutnya pria itu biasa saja.
Miranda yang penasaran dengan apa yang terjadi, Miranda memutuskan untuk keluar. Dan saat keluar, dia melihat tidak hanya bus mereka saja yang berhenti, tapi ada beberapa bus yang dibelakang mereka juga berhenti.
Dan bus yang dibelakang mereka tampak beberapa pria telah dipukuli oleh pria yang tadi membangunkannya. Miranda sangat terkejut apa yang dilakukan pria itu. Miranda pun langsung kembali masuk ke dalam bus,. karena merasa tidak suka dengan apa yang dilihatnya.
***
Akhirnya, bis yang dinaiki Miranda berjalan. Saat setelah beberapa kilometer, Miranda melihat ada satu mobil yang berhenti dan tampak tertabrak dengan pohon. Miranda langsung menghentikan bis nya.
"Berhenti pak! Ada tabrakan!" ucap Miranda dengan panik. Semuanya pada melihat kearah samping mereka ketika mendengar ucapan Miranda. Ternyata memang benar kalau ada kecelakaan. Busnya pun langsung berhenti. Miranda yang sudah berdiri di dekat pintu, langsung keluar ketika busnya berhenti, dan beberapa orang turun mengikuti Miranda.
Mereka pun langsung memeriksa, ternyata ada sepasang suami istri yang sudah tidak sadarkan diri di dalam mobil. Mereka melihat tidak ada yang luka berat sedikit pun dari sepasang suami istri itu. Yang ada hanya luka kecil di keningnya saja, mungkin akibat dari benturan mobil itu.
Miranda meminta pada salah satu dari penumpang untuk menghubungi ambulance. Mereka pun langsung mengeluarkan sepasang suami istri itu dari dalam mobil.. Sedangkan yang lainnya membantu untuk membawa suami istri itu keluar dari dalam mobil dan diletakkan di pinggir jalan.
Miranda mengambil minyak kayu putih untuk diletakkan ke hidung wanita yang sudah tampak berumur itu. Dia berharap wanita itu segera sadar. Akhirnya beberapa menit, wanita itu mulai sadar. Saat matanya benar-benar terbuka dia melihat Miranda ada didepannya.
"Tante tidak apa-apa? Jangan banyak bergerak dulu. Sebentar lagi pasti ambulance nya datang!" ucap Miranda dengan lembut.
"Suami saya?" tanya Wanita itu dengan kuatir.
"Suami Tante tidak apa-apa. Hanya luka kecil saja di keningnya! Sekarang Tante minum dulu, ya!" ucap Miranda Miranda pun langsung memberikan minuman pada wanita itu dengan pelan-pelan.
Akhirnya, ambulance tiba. Sepasang suami istri itu pun langsung dimasukkan ke dalam. Tapi, perawat meminta salah satu dari mereka untuk ikut bersama mereka. Miranda mengajukan dirinya saja yang ikut. Akhirnya, Miranda pun mengambil barang-barangnya dan tas milik sepasang suami istri itu kedalam ambulance.
Didalam ambulance sepasang suami istri itu menatap dengan tersenyum.
Akhirnya setelah setengah jam, mereka sampai di rumah sakit. Mereka pun langsung dimasukkan ke dalam UGD, untuk diperiksa. Dan seorang perawat meminta data sepasang suami istri itu. Akhirnya Miranda mengambil KTP milik suami Istri itu, dan Miranda juga mengisi kalau dia lah yang bertanggung jawab dengan mereka. Miranda juga yang membayar semua tagihan biaya rumah sakit suami istri itu dengan uangnya sendiri.
Setelah mengurus administrasi, Miranda kembali ketempat UGD. Dan saat dia sampai, dia melihat dokter yang menangani suami istri itu keluar.
"Bagaimana dok? Mereka baik-baik saja, kan?" tanya Miranda kuatir.
"Mereka baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikuatirkan. Mereka akan dipindahkan ke ruang rawat! Mereka juga sudah sadar, mereka ingin bertemu dengan anda" jelas dokter itu.
"Terimakasih, dok!" Miranda tampak sangat bahagia karena mendengar kalau orang yang ditolongnya itu tidak memiliki cedera yang serius.
Miranda pun langsung menemui suami istri itu, untuk minta ijin pulang. Miranda duduk di kursi yang kosong yang dekat dengan wanita itu, yang tampak seumuran dengan mamanya.
"Tante, om! Bagaimana perasaannya? Sudah lebih baik?" tanya Miranda.
"Sudah, nak! Terimakasih, ya!" ucap pria tua yang ditolongnya tadi.
"Sama-sama, om!"
"Nama kamu siapa?" tanya Wanita itu.
"Ira Tante!" ucap Miranda dengan tersenyum.
Semenjak mama dan Miranda pergi dari rumah, mamanya mengubah nama Miranda jadi Ira, sedangkan mamanya bernama Ika. Mamanya tidak ingin seluruh keluarganya mengetahui keberadaan mereka. Makanya Miranda selalu memperkenalkan dirinya bernama Ira.
"Nama yang cantik! Sepertinya kamu mau pindah?" ucap wanita itu karena melihat barang bawaannya Miranda yang dari tadi dibawanya.
"Iya, Tante! Saya baru wisuda. Jadi saya ingin kembali ke kampung saya!"
"Memangnya kampung kamu dimana?" tanya Pria itu.
"Saya tinggal di kampung xx om!"
"Owh! Kebetulan kami sebenarnya ingin ke sana! Kami punya rumah di sana!" ucap Pria itu. Miranda melihat jam tangannya, yang sudah menunjukkan sore hari, dia takut kemalaman akan sampai dirumahnya.
"Maaf om, Tante! Saya permisi pulang dulu! Takutnya jadi kemalaman. Besok saya akan kembali lagi!" ucap Miranda dengan sopan.
"Oke nak! Hati-hati ya!" ucap wanita itu. Miranda pun langsung mencium tangan kedua orang tua itu.
Mereka sangat tersentuh dengan dengan kesopanan Miranda. Apalagi mereka merasakan kalau Miranda gadis yang sangat Baik.
"Pa, seandainya menantu kita seperti itu nanti!" ucap wanita itu kepada suaminya ketika Miranda keluar dari ruangan mereka.
"Benar, ma! Oh, ya ma! Apa Felix sudah dihubungi?" tanya Pria itu yang tiba-tiba teringat dengan Putra mereka.
Felix Sanjaya adalah putra semata wayang mereka. Sepasang suami istri bernama Putra Sanjaya dan Veby Sanjaya. Mereka pengusaha yang sukses dan sangat terkenal karena keramahan mereka dan suka sekali memberi bantuan kepada orang lain.
Mereka mempunyai perkebunan teh yang sangat luas di kampung xx, dan pabrik untuk mengelola hasil kebun tehnya. Hasil kebun tehnya, sudah tersebar sampai ke mancanegara, dan mereka juga mempunyai beberapa restoran besar yang ada di kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri.
Tapi, sayang putra mereka belum mau meneruskan usaha mereka. Karena putra mereka belum tertarik. Akhirnya mereka lah yang masih turun tangan untuk mengurus usaha mereka.
"Belum, pa! Nanti dia jadi panik, loh pa! Apalagi mama yakin dia masih sibuk dengan tugasnya!" ucap Veby pada suaminya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Fitriyani
bs ada yg tlng jelaskan g,ttg kejadian bus Miranda d berhentikan waktu Miranda tidur,aku g ngeh sm cerita nya🤣
2021-11-15
0
Sri Widjiastuti
Felix si pak pol ni kayaknya
2021-06-11
0
Raya Syifa
Mike,kakak kandung dan adik sepupu Miranda.
2021-04-18
0