Putra dan Veby langsung menuju rumah sakit yang menghubungi mereka tadi. Didalam perjalanan mereka sangat cemas dengan Miranda. Mereka berharap Miranda akan baik-baik saja,. apalagi tadi perawat tadi tidak memberi tahu bagaimana keadaan Miranda. Sesampai di rumah sakit, Mereka langsung pergi mencari informasi tentang Miranda kebagian informasi.
"Suster kami keluarga dari saudara Miranda. Dimana ruangannya?" ucap Putra. Felix yang ingin bertanya apakah keluaga Miranda sudah datang apa belum, dikejutkan kedua orangtuanya ada di bagian informasi.
"Ma, pa!" Felix memanggil mama dan papanya . Putra dan Veby yang mendengar suara putranya tampak terkejut melihat putranya berada dirumah sakit.
"Sayang! Kamu kenapa disini? Apa kamu sakit?" tanya Veby cemas.
"Tidak ma! Aku tadi menolong seseorang yang hampir diperkosa! Karena dia pingsan, akhirnya aku membawanya ke sini!" ucap Felix.
"Maaf Bu, pak! Saudara Miranda saat ini berada dilantai 3 nomor 24!" ucap perawat yang berada di ruangan informasi.
Felix yang mendengar nama Miranda, tampak bingung karena mama dan papanya mencari Miranda. Dia ingin memastikan, kalau yang yang dicari mama dan papanya bukan Miranda yang tadi ditolongnya.
"Tunggu dulu! Mama dan papa kemari ada perlu apa?" tanya Felix
Veby dan Putra tidak punya pilihan untuk memberi tahu kalau mereka sudah menemukan Miranda. Teman masa kecil Felix. Apalagi salah satu tujuan Felix menjadi polisi adalah untuk mencari keberadaan Miranda dan Sartika. Makanya dia sering sekali menerima tugas kalau dipindahkan ke daerah-daerah yang terpencil. Karena dia yakin pasti Miranda dan Sartika berada di daerah terpencil. Karena sudah beberapa kota besar, keluaga besar Miranda mencari mereka tapi tidak ditemukan.
"Tunggu dulu apakah benar dia Miranda anak Tante Sartika?" tanya Felix dengan gugup.
"Iya, sayang! Kami sudah memeriksa semuanya. Dan apalagi dia sangat mirip dengan Sartika, mamanya!" ucap Veby.
Seketika Felix teringat dengan Miranda yang ditolongnya, sangat mirip dengan Sartika. Tapi, dia belum tahu Miranda yang ditolongnya adalah Miranda yang dimaksud mama dan papanya.
"Oh, bapak sudah ketemu dengan orang tua pasien?" seorang perawat yang tadi menghubungi Putra, sudah berdiri di samping Felix.
"Orang tua?" Felix tampak bingung.
"Ia pak! Bapak dan ibu inilah orang tua dari nona Miranda! Saya permisi dulu!" ucap Perawat itu.
Mereka pun saling memandang. Veby dan Putra langsung teringat ucapan putranya, kalau putra mereka sedang mengantar korban pemerkosaan.
"Jadi korban yang kamu maksud adalah Miranda?" tanya Putra.
"Ia, pa! Namanya Miranda. Jangan bilang kalau dia Miranda anak Tante Sartika!" ucap Felix.
"Komandan! Pasiennya histeris lagi!" ucap anak buah Felix yang datang sambil berlari-lari.
Felix dan orang tuanya pun langsung berlari ke naik keatas. Untung saja saat mereka sampai depan Lift, lift nya langsung terbuka. Kalau tidak Felix tadi sudah mau siap-siap naik keatas dengan tangga.
Saat mereka sampai di depan ruangan Miranda, sudah ada dua perawat pria lagi menahan tangan Miranda. Miranda tampak histeris dan menangis.
Felix dan kedua orangtuanya tidak menyangka, Miranda seperti memiliki tekanan.
"Mas, Mira! Kenapa dengannya, mas?" tanya Veby dengan menangis di pelukan suaminya.
Dia tidak tahan melihat Miranda seperti itu. Apalagi Felix yang dari dulu sangat merindukan gadis kecilnya yang selalu ceria dan cerewet tapi kini sangat memilukan. Apalagi mengingat saat dia menemukan Miranda. Dia sangat marah dengan pria yang mau melecehkan Miranda. Dia sudah mengepalkan kedua tangannya, untuk menahan amarahnya. Seorang dokter wanita yang sudah mulai berumur masuk kedalam, dari name tag nya tertulis dr. Jenny, Sp. Ku, dokter psikiater.
"Selamat sore, bisa saya memeriksa pasien?" ucap dokter Jenny pada Putra.
"Silahkan, dok!" ucap Putra.
Dokter itu pun langsung ke arah Miranda yang masih menjerit. Saat melihat pasien yang akan diperiksanya, dia langsung terkejut.
"Nak Ira!" ucap dokter itu. Dokter Jenny pun langsung mendekati Miranda dan mengambil tangan Miranda dari genggaman perawat itu.
"Lepaskan tanganmu darinya!" ucap dokter Jenny pada perawat yang masih memegang tangan Miranda.
Perawat dan yang lainnya tampak bingung, mereka takut Miranda akan mencabut infusnya.
"Tapi, dok!" protes perawat itu.
"Tidak apa-apa! Dia adalah pasien ku dari dulu! Jadi aku tahu, apa yang harus aku lakukan untuknya!" ucap dokter Jenny.
Mendengar ucapan dokter Jenny, kalau Miranda adalah pasiennya dari dulu, Felix sangat kaget. Tapi tidak dengan orang tuanya, yang sudah tahu kalau Miranda memang pernah berobat ke dokter spesialis psikiater.
"Ira sayang! Ini dokter Jenny!" ucapnya dengan lembut sambil mengelus pipi Miranda.
Miranda yang dari tadi masih histeris, langsung mulai tenang dan menatap dokter Jenny dengan sendu. Dan seberapa detik kemudian Miranda pingsan kembali. Karena tenaganya sudah terkuras akibat dia histeris.
***
Di rumah yang tampak mewah seorang pria yang sudah tampak berumur sedang berada didalam kamar yang bernuansa merah. Pria itu tampak memejamkan matanya sambil memeluk boneka Teddy bear yang besar. Tapi dari matanya tampak sangat bengkak seperti orang yang menangis.
Didalam kamar itu hanya ada foto anak perempuan dan seorang wanita yang cantik yang sangat mirip dengan anak perempuan itu.
Tapi, kalau dilihat dari seisi rumah, tidak ada satupun orang yang ada didalam rumah itu. Yang ada hanya ada seorang penjaga rumah yang selalu di post nya dekat gerbang rumah itu dan seorang wanita yang agak tua yang lagi membersihkan halaman rumah itu.
Satpam rumah itu langsung membuka pagar, ketika melihat ada tiga mobil yang memang selalu datang kerumah itu.
"Bi, apa papa ada didalam?" tanya seorang anak muda yang baru keluar dari dalam mobil kepada bibi Munah yang lagi membersihkan halaman.
"Ada, den! Tuan, ada di kamar nona Miranda!" ucap bibi Munah. Anak muda itu langsung berlari masuk kedalam dengan diikuti keluarganya. Mereka pun langsung masuk ke kamar yang tertulis didepan pintu kamar Princess Miranda.
"Mike bukalah!" ucap mamanya. Ternyata ini mereka adalah keluarga kandung Miranda. Dan rumah itu adalah rumah Miranda dulu sebelum pergi bersama mamanya.
Saat membuka pintu Mike melihat Papanya memeluk erat boneka milik adik perempuannya. Mereka pun melangkah masuk dan duduk di samping Renal.
Ternyata sejak Miranda dan Isterinya yang pertama pergi dari rumah, membuat Renaldo tidak pernah lagi ceria. Apalagi istrinya yang kedua keguguran dan mengakibatkan istrinya tidak bisa hamil lagi. Membuat dirinya semakin terpuruk.
Renaldo yang selalu ceria dan ramah, sudah menjadi orang yang dingin. Sangat jarang dia tersenyum. Setiap di hari libur, dia pasti lebih memilih kerumah Diman istrinya yang pertama dan putrinya tinggal. Dan dia selalu tidur dikamar putrinya sambil memeluk boneka kesayangan Miranda.
Sudah bertahun-tahun dia mencari keberadaan istrinya dan putrinya, tapi tidak pernah ada hasilnya. Tidak hanya Renaldo yang mencari tapi, mertuanya dan putranya dari istrinya kedua juga ikut mencari. Tapi, hasilnya juga sama tidak ada hasilnya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Anonymous
Bukankah kalian yg membuat sartika and mirandah pergi ? Ngapain ducari🙄
2022-03-14
0
kiki
ini mah kesalahan seluruh keluarga mira sama renaldo sih
2021-10-14
0
Eunike Uline
Intinya, pernikahan ke 2 dstnya, berpotensi melukai orang2 yg terlibat didalamnya
2021-08-06
1