Tidak ingin bertemu

Kini semuanya telah berkumpul didalam ruangan yang kosong didekat ruangan Miranda. Neneknya Miranda dari mamanya kini juga sudah sadar. Mereka memilih untuk beristirahat di ruangan kosong itu, itupun sudah minta ijin pada direktur rumah sakit itu. Untung saja pemilik rumah sakit itu adalah sahabat dari Renaldo.

Tadi setelah mereka memutuskan untuk turun bersama-sama mereka langsung masuk ke ruangan Miranda. Mereka ingin melihat wajah Miranda, melihat wajah Miranda membuat mereka sangat merindukan Sartika, karena wajah Miranda begitu mirip dengan Sartika. Apalagi Renaldo, seperti melihat istrinya. Dia berjanji, akan berusaha meminta maaf pada anaknya dan membujuk anaknya untuk pulang bersama mereka.

"Ehm.." Miranda mulai sadar dan pelan-pelan membuka matanya, Veby yang setia menunggu disampingnya sangat bahagia.

"Fel, cepat panggil Dokter! Ira sudah sadar!" ucap Veby kepada putranya.

Tanpa menunggu, Felix pun langsung memanggil dokter, juga sudah memberi tahu pada keluarga Miranda kalau Miranda sudah sadar. Tapi, mereka memutuskan menunggu diluar, mereka memilih menunggu ijin dokter dulu, takutnya Miranda akan histeris lagi.

"Hai Ira sudah lama kita tidak juma" Sapa Dokter Jenny

"Dokter disini?" dokter Jenny pun mengangguk kepalanya dengan tersenyum.

"Sekarang bagaimana keadaan mu?" tanya Jenny.

"Baik, dok! Tapi, dok! Apa Ira tidak bisa sembuh?" tanyanya dengan sendu. Rasanya dia sudah sangat lelah dengan sakitnya. Dia ingin sekali terlihat normal, dia teringat bagaimana temannya dulu memandang dia aneh. Karena setiap asal lewat dan melihat seorang pria dan wanita ciuman, dia langsung keringat dingin dan tiba-tiba tidak sadarkan diri.

"Bisa! Tapi itu tergantung dirimu sendiri. Kamu harus bisa menghadapinya. Kamu mau coba? Kamu harus bisa rileks!" Dengan cepat Miranda mengangguk kepalanya.

"Diluar ada papa mu dan keluarga mu! Apa kamu mau bertemu dengan mereka?" tanya dokter Jenny lagi.

"Tapi, dok!" Veby seperti tidak setuju dengan usulan Dokter Jenny, karena dia sangat kuatir pada Miranda, dokter Jenny memahami itu.

"Tenang saja, Bu! Saya ada disini! Ira harus bisa mengendalikan dirinya, tidak mungkin dia menghindar dari orang yang telah membuat dia mengalami traumanya!" jelas dokter Jenny.

"Bagaimana sayang?" tanya dokter Jenny. Miranda tetap diam saja.

"Baiklah kalau kamu belum siap bertemu dengan mereka!" ucap dokter Jenny karena tidak mendapatkan persetujuan dari Miranda.

"Ira, siap dok!" ucap Miranda.

Dokter pun memberikan tanda pada Felix untuk membawa keluarga Miranda kedalam. Setelah beberapa detik, Keluarganya yang menunggu di luar langsung masuk.

Renaldo ingin langsung berlari memeluk anaknya, tapi melihat reaksi Miranda yang sembunyi ditangan Veby langsung mengurungkan niatnya. Seluruh keluarganya juga tampak sedih melihat Miranda memperlakukan mereka seperti orang yang sangat jahat.

"Cobalah lebih rileks! Kamu harus bisa menghadapinya!" ucap dokter Jenny.

Miranda pun langsung menarik nafasnya, tapi dia ingin Veby menggenggam tangannya, entah kenapa rasanya saat Veby menggenggam tangannya dari tadi, dia seperti merasakan mamanya lah yang lagi menggenggam tangannya. Setelah merasa rileks, Miranda membuka matanya dan melihat seluruh keluarganya yang berdiri agak jauh dengannya, Miranda dengan jelas melihat wajah mereka seperti wajah yang terlihat habis nangis.

"Anda, apa kamu masih ingat dengan kakak?" Mike lah yang lebih dulu membuka suara. Mira langsung menggeleng kepalanya saja.

"Ini kak Mike! Anda ingatkan?" tanya Mike lagi. Sekali lagi Mira hanya mengangguk kepalanya saja, dia tidak mengeluarkan suaranya.

"Boleh kakak mendekat?" tanya Mike lagi, dia ingin sekali memeluk adiknya yang sudah dirindukannya dari dulu.

Tampak Miranda menarik nafasnya, dan mengeratkan genggaman tangannya pada Veby. Hanya Veby bisa merasakannya kalau saat ini Miranda mulai gelisah.

"U... untuk apa kalian kemari?" tanya Miranda dengan gugup. Semua keluarganya tampak kaget dengan pertanyaan-pertanyaan Miranda.

"Ma...mama ku sudah pergi! Jadi kalian tidak perlu mencarinya!" sambung Miranda. Tiba-tiba Renaldo berlutut dihadapan Miranda.

"Mira sayang maafkan papa nak!" ucap Renaldo dengan menahan air matanya.

"Apa setelah mengatakan kata maaf, semuanya bisa kembali?" tanya Miranda lagi.

"Apa bisa, kalian pergi? Aku tidak ingin bertemu dengan kalian lagi!" sambung Miranda dengan dingin.

Mike pun membantu papanya bangkit berdiri dan mereka semua menatap Miranda dengan sedih.

"Apa Mira juga tidak ingin bertemu dengan kakek?" tanya Roy dengan wajah sendu.

"Semuanya!" ucap Miranda.

Semuanya tampak hanya diam saja, keluarga Miranda pun langsung keluar dari ruangan Miranda dengan sedih. Putra menawarkan pada mereka untuk beristirahat di rumah mereka, berhubung hari sudah malam. Lagian mereka tidak ada tempat tinggal di desa xx. Akhirnya Felix dan Putra lah yang mengantar mereka, sedangkan Veby memilih menjaga Miranda di rumah sakit.

Sesampai di rumah, Felix ijin sama papanya kembali ke kantor polisi, karena dia harus menyelesaikan kasus yang dialami Miranda hari ini. Dan apalagi dia ditugaskan untuk mengejar pengedar narkoba yang sudah meresahkan masyarakat dikampung sebelah.

"Kamu hati-hati dijalan!" ucap putra pada Felix.

"Iya, pa! Bye pa!"

Felix dan anak buahnya yang dari tadi selalu bersamanya pergi. Putra pun langsung masuk kedalam, saat dia masuk dia melihat Renaldo merebahkan tubuhnya disofa ruang tamunya dengan menatap langit-langit ruang tamu. Sedangkan yang lainnya sudah masuk kedalam kamar yang sudah disediakan oleh para pembantu mereka. Putra langsung duduk di depan Renaldo.

"Jangan menyerah! Kalian harus yakin, kalau Mira akan kembali pada kalian!" ucap Putra pada Renaldo.

"Aku bisa melihat kebenciannya terhadap kami! Apa yang harus aku lakukan?. Aku sangat merindukan mereka!" ucap Renaldo dengan sendu.

Putra merasa kasihan melihat keadaan Renaldo saat ini. Dia tahu pasti saat ini Renaldo sudah sangat hancur, apalagi putra mengingat bagaimana Renaldo tadi ingin bunuh diri karena mengetahui semuanya.

"Beri dia waktu, kalian harus bisa menghadapi Miranda. Aku yakin, kalau dia melihat ketulusan dari kalian, pasti dia akan kembali pada kalian!" ucap Putra.

"Istirahat lah! Aku ke ke kamar ku duluan!" ucap Putra yang kini sudah berdiri didepan Renaldo. Renaldo tampak diam saja. Dia memilih untuk sendiri dulu.

***

Keesokan paginya, Mira sudah tampak lebih sehat. Veby lah yang membantu apa yang diperlukan Miranda.

"Tante tidak menyangka, kalau kita akan ketemu lagi dengan kamu! Tante sangat senang!" ucap Veby sambil memeluk Miranda dengan erat. Miranda merasakan kehangatan dari seorang mama.

"Oh, ya Tante! Apa bisa Ira minta tolong?" ucap Miranda.

"Tentu saja sayang! Ira mau minta tolong apa?"

"Begini Ira mau minta ijin dari tempat Ira mengajar! Apa bisa Tante datang ke sekolah?"

"Boleh sayang! Nanti sewaktu om jemput Tante pulang, kami akan singgah ke sekolah ya!"

"Terimakasih Tante!"

Tok...tok..

Mendengar suara ketukan pintu, Veby pun langsung membuka pintunya, dan melihat putranya dan dua anak buah putra yang datang.

"Kamu tugas malam, Fel?" tanya Veby.

"Iya, ma! Hai, Ra!" setelah menjawab pertanyaan mamanya, Felix langsung menyapa Miranda yang terus menatapnya dengan bingung.

"Kamu masih tidak ingin dengan ku?" Tanya Felix dengan tersenyum. Miranda langsung menggeleng kepalanya.

Anak buahnya yang melihat Felix pada seorang wanita tampak terkejut, karena mereka tahu kalau komandan mereka selalu dingin pada semua wanita.

Felix pun langsung mendekati Miranda, dan menarik hidung Miranda. Sewaktu masih kecil Felix selalu saja mengganggu Miranda dengan menarik hidung Miranda sampai merah seperti Pinokio.

Miranda pun merasa kesakitan dan memukuli lengan Felix yang menarik hidungnya.

"Lepas! Sakit tahu!" ucap Miranda dengan kesal. Dengan cepat dia mengambil hp nya, dia ingin melihat keadaan hidungnya. Melihat hidungnya yang tampak merah, Miranda jadi teringat dengan seseorang yang suka sekali membuat hidungnya seperti itu.

"Kak Elix!" ucap Miranda dengan terkejut. Dia tidak menyangka yang didepannya adalah Felix.

"Hahaha. Akhirnya kamu ingat! Kalau hidung mu seperti itu, jadi lucu!" ucap Felix.

Veby dan anak buahnya hanya geleng kepala saja melihat tingkah Felix seperti itu. Sedangkan Miranda sudah sangat kesal, karena membuat hidungnya seperti Pinokio.

***

Terpopuler

Comments

Sumarlik Lilik

Sumarlik Lilik

bukan nya manggil nya kak fe???kok sdh berubah kak elix?bingung saya

2022-08-17

0

Yulia Novita

Yulia Novita

thor, miranda pertama kali mengenali felix manggilnya kak fe, sekarang mengenali utk kedua kalinya panggilannya berubah jadi kak elix

2021-06-10

1

Inyomannadri

Inyomannadri

kalau say setuju anya mke aja yang dimaaapkan kalau yang lain gak uasah apalag nnk lamapir meningan sama tanye veby aja

2021-04-17

9

lihat semua
Episodes
1 Kisah awal
2 Kisah yang lalu
3 Perpisahan
4 Menolong
5 Pulang
6 Menyelamatkan
7 Mencari informasi
8 Histeris
9 Korban
10 Hati yang hancur
11 Mengetahui kebenarannya
12 Tidak ingin bertemu
13 Ucapan terimakasih
14 Pulang
15 Ingin bertemu
16 Perjumpaan
17 Permohonan
18 Ziarah
19 Pelukan
20 Surat dari mama
21 Beasiswa
22 Rasa bahagia
23 Kuartir
24 Taman bunga
25 Bukan kesalahan kakak!
26 Menjemput
27 Mengikuti
28 Penculikan
29 Kuatir
30 Mengantarkan
31 Cemburu
32 Curhatan Rosa
33 Rosa tinggal di rumah Felix
34 Ke kampus
35 Pergi ke kampus
36 Malu
37 Curhat
38 Pasar malam
39 Rasa
40 Memiliki perasaan yang sama
41 Tembakan
42 Rosa dan Farel
43 Sadar
44 Berziarah
45 Keputusan
46 Miranda pergi mengantarkan surat
47 Menghapus nama ku
48 Pergi
49 Alih perusahaan
50 Kembali
51 Pesta
52 Bertemu kembali
53 Rahasia Mira
54 Masuk kerja
55 Terungkap
56 Mengawasi
57 Pulang bersama
58 Lusi diantar pulang oleh Mike
59 Belanja
60 kedatangan Richard Gere
61 Belanja ke Mall
62 Terluka
63 Merawat
64 Miranda bangun
65 Penjelasan
66 Terungkap kebenaran
67 Tetap dengan keputusan
68 Keputusan orang tua Mira
69 Ulang tahun Miranda
70 Melupakan masa lalu
71 Wajah Dingin
72 Ancaman
73 Makan siang bersama
74 Ungkapan cinta
75 Kedatangan Kakek dan nenek
76 Ke makam Sartika
77 Makan malam dirumah Felix
78 Minta Persetujuan
79 Rencana
80 Ciuman pertama
81 Kemarahan orang tuanya Renaldo
82 Lamaran
83 Kembali
84 Persetujuan orang tua
85 Ketemu
86 Kunjungan ke Hotel
87 Pernikahan
88 Resepsi pernikahan
89 Pengumuman.
90 Ancaman
91 Malam pertama
92 Rencana honeymoon
93 Persiapan honeymoon
94 Honeymoon
95 Doa
96 Pulang
97 Tidak akan pernah membuatmu terluka
98 Hari pertama kerja
99 Merasakan Sakit
100 Menolong
101 Obat nyamuk
102 Tersedak
103 Undangan makan malam
104 Tempo satu bulan
105 Kedatangan Daddy Jhon
106 Jati diri yang menolong Felix
107 Mira dan Sandi dipenjara
108 Pembebasan Miranda
109 Kekalahan Richard
110 Kabar bahagia
111 Nasi goreng buatan Mike
112 Meningal Kakek dan nenek
113 The end
114 Extra Part
115 Penggumuman
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Kisah awal
2
Kisah yang lalu
3
Perpisahan
4
Menolong
5
Pulang
6
Menyelamatkan
7
Mencari informasi
8
Histeris
9
Korban
10
Hati yang hancur
11
Mengetahui kebenarannya
12
Tidak ingin bertemu
13
Ucapan terimakasih
14
Pulang
15
Ingin bertemu
16
Perjumpaan
17
Permohonan
18
Ziarah
19
Pelukan
20
Surat dari mama
21
Beasiswa
22
Rasa bahagia
23
Kuartir
24
Taman bunga
25
Bukan kesalahan kakak!
26
Menjemput
27
Mengikuti
28
Penculikan
29
Kuatir
30
Mengantarkan
31
Cemburu
32
Curhatan Rosa
33
Rosa tinggal di rumah Felix
34
Ke kampus
35
Pergi ke kampus
36
Malu
37
Curhat
38
Pasar malam
39
Rasa
40
Memiliki perasaan yang sama
41
Tembakan
42
Rosa dan Farel
43
Sadar
44
Berziarah
45
Keputusan
46
Miranda pergi mengantarkan surat
47
Menghapus nama ku
48
Pergi
49
Alih perusahaan
50
Kembali
51
Pesta
52
Bertemu kembali
53
Rahasia Mira
54
Masuk kerja
55
Terungkap
56
Mengawasi
57
Pulang bersama
58
Lusi diantar pulang oleh Mike
59
Belanja
60
kedatangan Richard Gere
61
Belanja ke Mall
62
Terluka
63
Merawat
64
Miranda bangun
65
Penjelasan
66
Terungkap kebenaran
67
Tetap dengan keputusan
68
Keputusan orang tua Mira
69
Ulang tahun Miranda
70
Melupakan masa lalu
71
Wajah Dingin
72
Ancaman
73
Makan siang bersama
74
Ungkapan cinta
75
Kedatangan Kakek dan nenek
76
Ke makam Sartika
77
Makan malam dirumah Felix
78
Minta Persetujuan
79
Rencana
80
Ciuman pertama
81
Kemarahan orang tuanya Renaldo
82
Lamaran
83
Kembali
84
Persetujuan orang tua
85
Ketemu
86
Kunjungan ke Hotel
87
Pernikahan
88
Resepsi pernikahan
89
Pengumuman.
90
Ancaman
91
Malam pertama
92
Rencana honeymoon
93
Persiapan honeymoon
94
Honeymoon
95
Doa
96
Pulang
97
Tidak akan pernah membuatmu terluka
98
Hari pertama kerja
99
Merasakan Sakit
100
Menolong
101
Obat nyamuk
102
Tersedak
103
Undangan makan malam
104
Tempo satu bulan
105
Kedatangan Daddy Jhon
106
Jati diri yang menolong Felix
107
Mira dan Sandi dipenjara
108
Pembebasan Miranda
109
Kekalahan Richard
110
Kabar bahagia
111
Nasi goreng buatan Mike
112
Meningal Kakek dan nenek
113
The end
114
Extra Part
115
Penggumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!