"Kak Andri siapa sihh yang dateng,? Kan lagi enak bobo." Gadis itu berteriak yang masih berada di lantai dua tepat saat pintu kamarnya terbuka, sudah jelas pasti bukan hanya dirinya dan Andri saja yang mendengar namun seisi rumah bisa mendengar termasuk tamu yang akan menemuinya.
Andri menggelengkan kepalanya, sama halnya dengan Anita yang juga melakukan hal yang sama dan kembali menyirami tanaman.
Kan ke halaman belakang saja terdengar, sekencang apa teriakan Aluna? Kalian bayangkan saja.
"Sorry! Dia memang gitu." Ucap Andri dengan posisi yang sama seperti tadi.
"Iya tak apa!" Malah itu terlihat menggemaskan.
Tentu perkataan selanjutnya hanya terucap dalam hati.
"Gue gak tau maksud lo apa Aluna jadiin pacar lo, tapi gue bakal cari tau itu sendri dan jangan pernah mainin Aluna" Ucap Andri seperti penegasan.
Iya tamu itu adalah Rey,
Pria yang memang tidak di undang dan sekarang bertamu.
"Hemm, gue tau lo masih gak percaya sama gue, tapi-"
Perkataan Rey terpotong tiba tiba karena lagi Aluna berteriak.
"Loh Kak Rey!" Aluna tidak percaya sampai harus berteriak dengan suara yang kenapa juga harus melengking, tidak enak di dengar membuat kedua pria itu menutup telinganya spontan.
Tepat saat Rey berbicara ternyata Aluna sudah ada di ruang tamu, entah mendengarkan atau tidak pembicaraan Rey dan Andri barusan.
"Hemm iya maaf mengganggu tidur mu."
Deg!
Aluna ingat tadi sudah berteriak berbicara seperti itu, jantung nya kembali berdegup kencang, dan sekarang muncul rona merah di pipinya, satu kata Malu!
Jika ingin bersembunyi dan pergi dari situasi ini rasanya tidak mungkin, apa lagi jika berharap bisa menghilang saat ini juga pun itu tidak akan mungkin.
"Loh ada tamu ya!" Tiba tiba tante Anita datang dari arah belakang sehingga perkataan Rey tadi teralihkan bahkan sebelum Aluna menjawab.
Rey bangun dari posisi duduknya hendak menyalami tante, "Iya tante mau ketemu Aluna." Ucap nya dengan santai dan menyalami punggung tangan Anita.
Ohh astaga apa ini!
"Wahh jadi ini pacarnya keponakan tante?" Tante menatap kami bergantian lalu berbisik di telinga Aluna, "Ganteng pacarnya, pinter banget cari calon mantu!"
Aluna mencebik, apa sih masih sekolah saja udah mgomong mgomong mantu, "Apa sih tante!" Desis Aluna lalu menghampiri Rey dan menarik lengan pria itu.
"Aluna ajak Kak Rey kebelakang." Gadis itu berucap dan terus melangkah tanpa menoleh kebelakang dengan tetap tangan yang menarik lengan Rey, dengan setia Rey memgikuti langkah kaki gadis itu dari belakang.
Setelah berada di halaman belakang Aluna melepas tangannya dan berdecak kesal membuat Rey terkekeh, dan Aluna membalikan badannya menghadap Rey dengan mata memicing, "Ngeselin iih.!!" Gadis itu memukul dada Rey pelan membuat si empu malah terkekeh..
"Ihh jangan ketawain terus!!" Gadis itu menunduk wajahnya bersemu merah malu rasanya, pukulan pada Rey pun sudah memelan.
Tawa Rey yang baru pertama kali Aluna dengar membuat kesehatan jantungnya harus di periksa.
Rey mengusap pelan kepala gadisnya, "Heyy, masih tetep yang di bawah ya yang bikin tertarik di banding aku?" Ucap nya pelan namun menusuk.
Aluna mendongak terlihat pipi dan mata yang memerah, entah kenapa rasanya ingin menangis, "Hey kenapa?" Rey panik menangkup kedua pipi pacarnya itu.
"Maaf gak bermaksud begitu kok!" Bukan sebenarnya rasa ingin menangis bukan karena ditertawakan Rey namun karena merasa malu oleh Rey.
Aneh memang tapi itulah Aluna Mysha.
******
"Kaka ngapain kesini?" Pertanyaan konyol bukannya sedari awal Rey emang udah bilang tujuan nya ke sini bertemu dengannya, setelah tadi drama malu memalukan itu.
Tak habis pikir kenapa Rey bisa menyukainya dan mengajaknya berpacaran, apa Rey tidak sedang dalam tidak sadar saat menembaknya, ah bukan, tidak menembak menyatakan cinta namun menegaskan atau di bilang suatu perintah bahwa gadis itu harus menjadi pacarnya.
Aluna diam pandangannya lurus kedepan, mereka saat ini duduk lesehan di halaman belakang dengan alas tikar dengan kaki yang selonjoran dan Rey menyilakan kakinya.
"Kan nemuin kamu!" Jawaban yang sama yang Rey ucapkan.
Hening tidak ada pembicaraan lagi, gadis itu berpikir tentang kejadian satu hari yang lalu saat Rey menegaskan bahwa dirinya adalah milik Rey, apa ada sesuatu yang di permainkan oleh Rey? tapi apa? bahkan dirinya tidak begitu spesial, tidak secantik cewek cewek populer lain disekolahnya, dan kenapa harus Aluna?
"Boleh nanya gak Kak?" Setelah keheningan itu melanda akhirnya lebih baik Aluna menanyakan apa yang ada di pikiran nya.
"Kenapa,? hemm." Tanya balik Rey dan mengusap kepala gadis itu, kalo sudah di perlakukan seperti ini pertahanannya akan runtuh.
Rey selalu bersikap manis bahkan tidak ada celah untuk mencari tau jika ada yang mengganjal, malah Rey membuat Aluna merasa nyaman berada di dekatnya jadi harus bertingkah seperti apa Aluna?
"Kaka kenapa nyuruh aku buat jadi pacar Kaka?" Rey menoleh mencoel pipi Aluna yang sedikit cubby itu lalu tersenyum.
Menggemaskan!
"Karena gak mau kamu di ambil orang lain." Jawaban yang memang tidak puas bahkan itu bukan jawaban yang Aluna ingin tau.
"Aku serius Kak!" Desis Aluna merasa kesal Rey menjawab dengan santai sesekali terkekeh.
"Aku juga serius ko sayang."
Deg.
Jelas Rey membuat kesehatan jantungnya harus benar benar di periksa mulai saat ini, sekarang saja jantungnya kembali berpacu cepat karena ucapan kata 'Sayang' yang terdengar tanpa paksaan dan tulus.
"Padahal aku gak ada apa apanya di banding cewek lain Kak, kenapa harus aku?" Tunjuknya pada diri sendiri memiringkan kepalanya, terlihat lucu di mata Rey membuat pria itu mencubit gemas pipi Aluna.
"Aws sakit Kak!" Pekik Aluna mengusap pipinya.
"Kamu udah denger kan alesan aku barusan? Karena memang aku gak mau kamu di ambil orang lain." Sekali lagi Rey menjawab pertanyaannya yang sama.
"Iss emang aku apaan main ambil saja tuh orang lain." Rey terkekeh dengan ucapan Aluan.
"Ehmm tapi Kak, jangan pernah panggil kata itu__ emm yang tadi sama cewe lain ya!" Ucap Aluna gugup.
Rey mengkerutkan keningnya, "Kata yang mana?"
"Ish itu yang tadi loh Kaka manggil aku apa?" Rey berohria dan mengangguk paham.
"Yang mana?" Tapi Rey malah sengaja menggoda gadisnya dan kembali bertanya.
"Ihh itu loh yang tadi Kakak manggil aku sa-yang." Akhirnya dengan malu Aluna menyebutkan kata 'Sayang' meski terbata.
"Aku juga sayang kamu kok."
Blush.
Rey selalu saja bisa membuatnya berdebar debar tidak karuan seperti ini, gadis itu menyuruhnya jangan memanggil panggilan sayang kepada cewek lain tapi pria itu malah menyatakan rasanya.
Aluna malu dia memukuli lengan Rey, "Kakak ihhhhh..." Rengek Aluna pukulan gadis itu tidak terasa malah Rey tertawa.
Melihat raut wajah Rey saat tertawa seperti ini sungguh 1000% kadar ketampanan nya bertambah.
Membuat Aluna seketika terpesona, memang siapa yang tidak akan terpesona berada di dekat Rey disini mengikis jarak, melihat jelas senyum dan tawanya seolah mata inu tidak ingin berkedip sedetik pun.
"Hey sayang kenapa?" Ah sial Rey menyadarkan lamunannya yang berfantasi menghayal dengan pria yang mengagetkannya itu.
"Ehh__ Emm gak papa Kak, hehe!" Aluna menjawab dengan gugup tak lepas dari deretan gigi yang di perlihatkan.
"Mau jalan keluar?" Wow ini ajakan pertama untuk Aluna jalan bareng pacar diluar! Sungguh tidak terbayangkan bagaimana rasanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.
Gimana rasanya jalan bareng pacar untuk pertama kali???
Coba ungkapin rasa kalian di komentar dong siapa tau sama kaya Aluna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments