Semenjak kejadian itu yang tadinya kehidupan Aluna di sekolah aman nyaman tentram bahkan sejahtera namun sekarang sudah berbalik, setiap Aluna akan berangkat sekolah selalu merasa gelisah dan takut, Aluna tidak ingin di ketahui banyak oleh penduduk sekolahnya, dia h
anya ingin menjadi 'Murid biasa' hanya itu saja namun ternyata sulit.
Semua berawal karena kecerobohannya, yang harus bertemu dengan biang dari semua ini siapa lagi jika bukan Reynad Batara, pria tampan itu. Iya Aluna mengakui ketampanan pria itu memang sungguh tampan. Munafik jika Aluna menyangkalnya karena itu memang benar adanya.
Bahkan gadis itu setiap menuju kelas selalu di temani oleh Andri, Ada rasa bersalah pada Andri karena mungkin jika dia terlalu seperti ini pada Aluna, mungkin Andri akan sulit mencari seseorang yang dia cintai atau bahkan Andri sudah menemukannya namun terhalang karena adanya Aluna disini.
Aluna tidak ingin seperti itu, Aluna juga ingin melihat Andri bahagia tidak selalu menjaganya 24jam, Andri juga pasti punya waktu pribadinya sendiri, sudah Aluna mantapkan untuk membicarakanh hal ini pada Andri, toh, sekarang Rey juga sudah tak terlihat lagi dari hadapan Aluna semenjak kejadian itu.
Mungkin juga keadaan mulai membaik. Pikir Aluna.
Namun Aluna harus tetap waspada bisa saja para fans Rey menyerangnya meski masih menggunakan cibiran yang tak sedap di dengar, dan itu hampir tiap hari Aluna dapatkan, Aluna bisa menahannya asal jangan lebih dari cibiran, Aluna belum siap untuk hal itu.
Hari libur ini Aluna hanya diam saja dirumah tidak berniat untuk keluar karena memang mau kemana? Gadis itu belum tau banyak hal kota ini, alhasil hanya duduk manis di gazebo belakang rumah Andri.
Dan Andri sedang kumpulan disekolah soal pertandingan Tim nya, benar juga kata Kak Dito hari hari berikutnya Kak Andri bakal sering latihan karena pertandingan ini, memang pemainan Kak Andri selalu memuaskan, maka dari itu Kak Andri di pertahankan menjadi ketua dalam Tim-nya.
Dan Tante Anita, tadi pagi pamit katanya arisan rutinitas mingguan, Haha terkadang Aluna tertawa kala Tante Anita membahas arisan, aneh saja bagi Aluna tapi itu wajar sih karena memang Tante sengaja untuk menyibukan waktunya agar tidak melamun dan memikirkan Almarhum suaminya.
Saat tengah asik rebahan di bantal sofa dengan mata terpejam menikmati hembusan angin luar tiba tiba saja ada benda dingin yang menempel pada pipinya membuat si empi terlonjak kaget dan langsung bangun.
Akh.
Aluna terkejut kemudian memegang benda yang ada pada pipinya dan menatap si pelaku, siapa lagi kalau bukan Andri.
"Kakak ihh.." Sebal sekali rasanya saat menikmati kenikmatan yang sulit dinikmati dan didapatkan harus di ganggu oleh siliman serigala ini.
Andri menyodorkan minuman kaleng dingin itu, yah benda yang tadi menempel pada pipi Aluna, dan gadis itu menerimanya lalu meminumnya.
Ahh, segar seperti mengalir dari perosotan Tk.
Memang tau saja Andri ini cuaca panas gini minum yang dingin dingin.
Aluna baru tersadar kehadiran Andri duduk disebelah nya, "Kakak kok udah pulang?" Pasalnya Andri pulang selalu larus sore namun sekarang matahari masih bertengker di atas sana dan Andri sudah berada di sampingnya.
"Iya cuma sebentar kok. lwagian kalau cape terus terusan latihan nanti staminanya malah menurun." Aluna manggut manngut mengerti, ya memang kalau tubuh sering di gunakan terus nanti lama lama bakalan tambah capek alhasil stamina menurun dan itu harus sangat amat dijaga oleh Andri.
"Lo udah makan?" Kini Andri membuka suara setelah lama mereka hening beberapa saat menikmati halaman belakang rumah yang memang membuat mata menjadi fresh apalagi kalau liat diskon besar besaran membuat para mata kaum hawa langsung 1000% fresh total.
Haha.
Aluna menoleh pada Andri lalu menggeleng, " Belum Kak." Terdengar Andri berdecak lalu pria itu merogoh ponselnya dan entah apa yang dia lakukan Aluna tidak tau, dan mata gadis itu kembali tertuju pada tanaman indah didepan sana.
"Bi Siti libur jadi gue pesen makanan di luar, nanti kalau udah ada tolong ambil ya! Gue mau mandi dulu, terus itu makanan udah gue bayar." Ucap Andri yang dapat anggukan dari Aluna saat Aluna kembali menoleh pada Andri dan pria itu berlalu masuk kedalam rumah.
Iya, Bi Siti libur hari ini, bukan libur sih tapi izin karena ada kepentingan katanya dan Aluna gak begitu tertarik dengan soal itu, dan Aluna lebih tertarik dengan suara bel rumah yang terus berbunyi dan tebakannya benar itu makanan yang Andri pesan udah dateng, pasalnya Aluna memang sudah lapar.
"KAK ANDRI MAKANANNYA UDAH SIAAAPPP..!" Dan lagi lagi Aluna berteriak teriak dirumah memanggil Andri saat makanan tadi sudah dia siapkan di meja makan, alih alih alasan kenapa Aluna selalu saja berteriak jika memanggil Andri, jawaban Aluna simpel 'Karena malas naik turun tangga' lima kata yang membuat kepala Andri harus mengeluarkan asap menahan kesal pada Adiknya ini.
Dengan tangan yang mengelus dada beberapa kali sambil melangkah menuruni anak tangga menghampiri gadis yang selalu membuatnya naik darah.
"KAK AN-" Teriak gadis itu terpotong saat mulutnya sudah di bekap oleh tangan Andri, ternyata gadis itu tidak menyadari jika Andri sudah berada dibelakangnya yang saat gadis itu sedang menuangkan air putih pada gelas.
"Berisik Lo!" Kebiasaan Aluna seperti tadi menjadi hal biasa yang harus Andri terima, ketenangan dan kedamaian kala dulu yang dia dapati sekarang harus lebur begitu saja karena kehadiran gadis cerewet ini yang membuat rumah menjadi ramai.
Tapi itu tidak masalah bagi Andri melainkan Andri senang karena rumah tidak sepi lagi.
Gadis itu malah menampilkan deretan giginya yang putih, cengengesan karena ulahnya yang memang sulit untuk dihilangkan sedari dulu, iya. Kebiasaan Aluna teriak teriak sudah sejak dia di rumahnya, bahkan Mama Aluna pun sudah bosan memarahinya.
"Selamat makan!" Ucap gadis itu lalu menyantap makanannya dengan lahap,memang seperti itu hanya dirumah saja, kalau di sekolah Aluna akan menjaga image-nya donks.
Dan satu lagi Aluna melupakan niatnya yang ingin berbicara pada Andri kala sudah berurusan soal makanan.
Hah dasar Aluna!
Sama kaya author suka lupa hal lain kalau sudah berususan dengan makanan.
😁
*******
Hari pun sudah berganti rutinitas seperti biasa di hari senin, mengibarkan benda sakral sang merah putih dengan terik matahari yang membuat para murid terpaksa harus merelakan kulitnya terpapar.
Aluna, gadis itu berdiri paling depan memberi hormat kala benda sakral itu tengah naik perlahan sampai mentok diatas sana, namun pandangannya teralih melihat beberapa murid yang berada paling depan disana menghadap ke arahnya, bisa Aluna liat disana ada sosok yang benar benar Aluna tau.
Iya Aluna sangat tau!
Sepertinya orang itu terlambat datang hingga di hukum oleh guru BK didepan sana, bisa Aluna lihat penampilan seragam yang acak acakan dan lusuh, mungkin sudah kena hukuman berlari di lapangan outdoor sebalah lapangan upacara.
Entak kenapa Aluna yang melihat itu merasa kasihan, dan tiba tiba ada rasa ingin mengelap keringat yang mulai mengalir di pelipisnya.
Tunggu! Apa yang gue pikirkan. Batin Aluna menepis pikirannya kuat dengan menggelengkan kepalanya.
Kembali gadis itu menatap sosok yang ada di depan sana, namun ternyata orang itu pun sama sedang menatapnya alhasil mereka harus saling tatap untuk beberapa detik dan membuat jantung Aluna berbedar tak karuan seolah sedang memainkan drum.
Dengan cepat Aluna memutuskan lebih dulu pandangannya dan beralih menatap Pak Kepala Sekolah yang sedang memberikan sedikit pidatonya,sedikit baginya tapi tidak untuk para murid yang sudah kering bagaikan jemuran ini.
*Ah jantung gue. Batin Aluna yang merasakan jantungnya sedang berdisko.
jep ajep.
Iya sosok orang itu adalah Rey! Reynad Batara*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments