"Lo ngelamun lagi?" Gadis itu terkejut.
"Astagfirullah Kakak ihh...!" Aluna memukul lengan kekar Andri, pria itu sudah terlihat nampak segar dan mengganti bajunya.
"Kenapa sih?" Heran Andri lalu menghentikan tangan Aluna yang terus memukulnya, karena memang sakit.
Lalu Andri menarik Aluna menuju dapur dan melepaskan tangan Aluna setelah tiba di dapur, sibuk dengan kegiatannya mencari bahan yang akan dia masak.
Sedikit info rahasia Kak Andri punya bakat memasak yang rasanya super duper luarrrr biazzzaaaaa....!!!!
"Ehmmmm..!" Aluna berpikir jika dia jujur tengah melamun tentang Rey bisa bisa dia bakal di posesifin lagi, bahkan mungkin tambah posesif. Jika dirinya bohong maka kebohongan pertama akan menimbulkan kebohongan kebohongan lainnya.
Aluna jadi bingung harus menjawab gimana, Andri lalu menoleh pada gadis itu yang diam karena tidak menjawab pertanyaannya, "Kenapa?" Sekali lagi Andri bertanya.
"Gak papa cuma sepi aja tadi sendirian." Alasan itu yang lolos dari bibir mungil Aluna, memang tidak terbiasa seperti siswi lainnya jika pulang sekolah kebanyakan mereka suka nongkrong di cafe atau menghabiskan uang di Mall, dan Aluna bukan orang yang seperti itu, hanya hal penting saja jika Aluna mengunjungi Mall.
"Tapi gak nyuruh Kaka stay di rumah Kok, Aluna cuma belum terbiasa main diluar kalau Nadia ajak juga." Iya Aluna tidak memaksa Andri untuk terus menerus menemaninya. Tidak Aluja tidak ingin seperti itu.
Terdengar helaan nafas kasar dari Andri yang masih berkutat dengan pisau memotong sayuran, Aluna berjalan mendekat dan membantu Andri. "Maaf Kak!" Lirih Aluna, dia yakin pria itu memikirkan keadaan nya dan Aluna merasa membuat beban untuk Andri.
Andri meletakan pisaunya lalu menarik Aluna dalam pelukannya, "Gak papa maafin Kakak." Andri mengusap lembut surai panjang Aluna.
"Bantu Kaka masak ya!" Andri melepas pelukannya dan Aluna mengangguk.
Mereka berdua sibuk dengan kegiatannya di dapur membuat masakan untuk makan malam, dan katanya Tante Anita juga bentar lagi pulang, uhh Aluna sudah rindu dengan orang tua keduanya.
Dan benar saja terdengar suara gerbang terbuka dan deruman serta klakson mobil tanda Tante Anita sudah datang, segera berlari keluar Aluna meninggalkan Andri di dapur yang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aluna.
"TANTEEEE..!!" Teriak Aluna membuka pintu menyambut Anita, sungguh teriakan Aluna sangat melengking yang bisa merusak gendang telinganya.
"Ya ampin Lun kenapa mesti teriak!" Aluna tidak memperdulikan pekikan Tantenya gadis itu langsung menghambur memeluk Anita, gadis itu sangat rindu dengan wanita yang sudah hampir tua namun tetap terlihat muda dan cantik.
"Kangeeennn....!!!" Aluna merengek di dalam pelukan Anita, Anita terkekeh keponakan satu ini memang selalu jujur dengan perasaannya bahkan tidak malu sudah menginjak remaja pun masih bersikap seperti anak kecil merengek seperti sekarang.
"Haha.. Iya Tante tau, maafin Tante ya.!" Anita menuntun masuk kedalam rumah dengan Aluna yang bergelud di lengan Anita.
"Tante sibuk banget sihhh..!" Gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Iya sayang kan memang kerjaan Tante lagi banyak! Kamu sekolah nya yang bener ya." Anita mengusap rambut Aluna, "Udah Tante mau mandi dulu." Aluna melepaskan pelukannya dan mengangguk.
Setelah Anita menaiki anak tangga kini Aluna kembali berjalan menuju dapur mengerjakan yang tadi belum tuntas, "Maaf Kak." Deretan gigi yang putih dan rapih jelas terpampang, gadis itu menyengir tanpa bersalah meski mengatakan maaf ternyata makanan yang mereka buat sekarang sudah siap.
Makan malam pun tiba mereka bertiga menikmati dengan tenang, hening hanya denting sendok dan piring yang terdengar. Malam yang penuh rindu Aluna selalu menempeli Anita banyak yang di tanyakan oleh gadis itu pada Anita tentang pekerjaannya dan Anita menjawab dengan senang hati.
Di sisi lain Andri merasa aneh pada Aluna yang tadi awalnya banyak melmun tapi sekarang tingkahnya menjadi seperti ini, Aneh.
*****
Pagi yang cerah menyambut gadis cantik yang kini sedang mengikat sepatunya dan pria jangkung tengah menunggunya di atas motor.
"Ayo Kak, udah siap!" Ucap Aluna berdiri di samping motor Andri dengan kedua tangan menarik kedua ujung tas ranselnya.
"Ayo naik." Perintahnya yang di turuti oleh Aluna.
Seperti biasa berpegangan ala Aluna biar gak kaya dikira pasangan kekasih, memegang ujung tali ransel Andri.
Saat tiba di parkiran sekolah dengan segera Aluna meninggalkan Andri karena dia tidak ingin merepotkan Andri lagi mengantarkannya ke depan kelas, dirasa cukup aman tidak ada Andri mengikuti gadis itu berjalan dengan tenang.
"Hei!" Tiba tiba suara berat yang sudah cukup hafal untuk Aluna seketika langkahnya terhenti lalu menoleh kesamping.
Terlihat jelas senyum tipis yang selalu diperlihatkan hanya untuk Aluna membuat wajahnya bertambah 1000% lebih tampan, Aluja tersadar dia menggelengkan kepalanya, kenapa harus membayangkan wajah Kak Rey.
Iya pria di sampingnya adalah Reynad Batara, "Kenapa?" Dahi Rey mengkerut saat Aluna menggelengkan kepalanya tadi.
"Ehh Kak! Emm gak papa sih." Jawab Aluna yang melanjutkan langkahnya diikuti oleh Rey.
"Nanti jam istirahat temuin gue di perpus lorong terakhir!" Ucapnya dan langsung pergi meninggalkan Aluna tanpa menjawab terlebih dahulu atau menolak perintah itu terlihat dahulu.
Aluna kembali berhenti berjalan dia berkacak pinggang, "Ck, mulai lagi deh main perintahnya." Kesal Aluna mengehntakan kakinya lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Dengan masih menikmati suasana pagi ini Aluna sedang membaca novel di aplikasi hpnya tiba tiba moodnya jadi jelek karena terdengar suara melengking yang tak kalah dari dirinya.
"Selamaaatt Pagiii Alunaaa..!!" Ah siapa lagi yang melakukan hal seperti ini kalau bukan teman sebangkunya itu, Nadia menghambur memeluk Aluna.
Aluna terkejut dan berudaha untuk melepasnya, "Gila pengap tau!" Pekik Aluna menghirup udara sebanyak mungkin setelah lepas dari pelukan Nadia.
Aluna tidak bisa membayangkan jika Nadia memiliki pacar akan seperti apa hubungan mereka nantinya.
Tak terasa guru pun sudah memasuki kelas Aluna, mereka mengikuti pembelajaran sela tiga jam lamanya, entah dapat semangat dari mana Aluna mengerjakan kuis nya dengan cepat, rasa percaya diri akan hasil nilainya yang akan sempurna Aluja meletakan bukunya di meja guru lalu keluar kelas.
"Buset lun, lo ninggalin gue!" Kesal Nadia yang ditinggal Aluna bahkan tidak di kasih contekan sama sekali, gadis itu tambah kesal saja. Satu persatu muris di kelas sudah mulai keluar dan menyelesaikan kuisnya, sedangkan dirinya masih terus berusaha berpikir apa isi jawaban soal ini.
Dengan rasa percaya diri Nadia membawa bukunya lalu menyimpan di meja guru dan keluar kelas, "Ahhh leganya..!" Tidak peduli akan hasil nilainya nanti yang penting otaknya sekarang segar.
Gadis iru mencari sosok yang sedari tadi di umpatnya karena tidak menunggu dan tidak memberikan contekan, namun orang yang di cari ternyata tidak ada di halaman kelasnya. "Kemana Aluna pergi?" Nadia menggaruk kepalanya lalu berlalu menuju kantin.
Dan disinilah Aluna sekarang berjalan menyusuri lorong perpustakaan, lagi Aluna merutuki dirinya sendiri kenapa harus mengikuti perintahnya lagi. Langkahnya terhenti kala melihat sosok yang dia cari sudah ada menunggunya bersandar pada rak buku sambil membaca satu buku.
Pria itu menoleh lalu tersenyum yang kembali membuat jantung Aluna berdisko, mungkin sepulang sekolah dia harus periksa kesehatan jantungnya. Pria itu memberi isyarat dengan gerakan tangan agar Aluna mendekat.
Aluns pun menghampiri pris itu dan tepat berdiri dihadapannya, "Kenapa Kak?" Tanya Aluna sambik berbisik.
Kepala Rey mulai mencondong kedepan mendekat ke arah Aluna membuat gadis itu terkejut dan kaku ditempat, Aluna melirik ke kanan dan ke kiri takut takut ada yang lihat.
Saat wajah Rey semakin mendekat sepontan Aluna menutup matanya.
Tuk.
Terdengar dagu Rey menyentuh kepalanya, posisi kepala Rey dengan dagunya di kepala Aluna membuat Aluna membuka matanya, suhu tubuh Aluna mendadak panas padahal Ac di perpus menyala, bahkan mungkin Rey bisa mendengarkan detak jantungnya yang kencang.
"Gue mau lo jadi.... -
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
silviaanugrah
hai thor, aku datang bawa 15like.
semangat up & smg ceritanya sukses yah, aku sllu tunggu feedback-nya. mari saling support. 😉✨
2021-03-12
1