Hari ini adalah hari weekend, Aluna yang terbiasa bangun pagi pun segera menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya agar lebih segar, berbeda dengan Andri yang masih nyaman dengan selimutnya.
"Pagii Tante!" Sapa Aluna saat tiba di dapur melihat Anita disana, ya setelah mandi dan berpakaian Aluna langsung turun menuju dapur.
"Pagi juga cantik!" Balas Anita menoleh dan tersenyum pada Aluna.
"Huhh aku rindu Tante loh! Tante sibuk terus." Ucap Aluna sambil cemberut dan dia mengambil alih pisau itu dari tangan Anita yang tengah mengiris sayuran.
"Hemm, kamu belajarnya lancar kan?" Tanya Anita yang sekarang tengah menyiapkan wajan mengalihkan pembicaraan.
"Lancar sih Tan!" Lancar banget apalagi sekarang ada Rey. >_< sambungnya dalam hati.
"Iya yang rajin belajarnya, kalau ada yang susah minta tolong Andri saja." Anita menyalakan kompor dan menuangkan sedikit minyak goreng pada wajan.
Huh minta tolong Kak Andri, iya sih di tolongin tapi lebih galak dari guru kimia-_-.
"Hemm iya Tante, ini udah Tan terus gimana?" Jawab gadis itu sembari menyodorkan sayuran yang telah di iris.
"Ohh tolong cuciin sebentar ya terus taruh disini!" Jawab Anita.
"Oke Tante!"
Acara masak memasak pun berlangsung cukup lama, entahlah kata Anita memasak banyak menu khas Bandung.
Ada rasa senang karena memang Aluna rindu memakan masakan khas dari kota kelahirannya apalagi jika Mamanya yang memasak.
Ahh Aluna jadi rindu sama orang tua nya.
"Oh iya apa kamu udah punya pacar?" Goda Anita sambil meletakan makanan yang sudah di pasak dimeja makan.
"Ihhh Tante... kok nanya nya yang itu sihhh.." Anita terkekeh mendengar dan melihat tingkah keponakannya itu.
"Gak papa kok kalau ada, nanti kenalin ke Tante ya! Kan Tante juga harus tau." Suka sekali sih Tantenya itu menggoda keponakannya yang sekarang Aluna dengan susah payah menyembunyikan seburat merah di pipinya, akibat membayangkan wajah tampan milik Rey kekasihnya.
"Tau ahh..." Aluna malah pergi meninggalkan Aluna,
Gadis itu pergi ke lantai dua guna membangunkan Andri.
Saat tiba di depan pintu Andri hendak mengetuk namun pintu seketika terbuka membuat Aluna terkejut, "Astaghfirulloh!"
"Ihh ngagetin tau....!" Ucap Aluna sambil memukul lengan Andri yang malah menaikan satu alisnya.
"Dih, gak ada yang ngagetin tuh." Ihh nyebelin banget gak ada kata maaf dan maen pergi gitu aja.
"KAK ANDRIIII...!" Aluna berteriak di lantai dua itu dengan masih berdiri di depan pintu kamar Andri, dan Andri terkekeh pelan menuruni anak tangga hingga tak terlihat oleh Aluna jika dia tengah tersenyum.
"Ck. cepet turun Aluna." Teriak Andri yang sudah berada di bawah.
"Ish.. IYAAA.." Aluna balas dengan teriakan juga dan berlari ke bawah.
"Sudah sudah, ayo makan." Ucap Anita merelai sebelum Aluna berteriak kembali pada Andri anaknya itu, Anita tau Andri dengan keusilannya mengerjai Aluna.
Akhirnya mereka pun sarapan dengan diam.
*****
"Kak Andri!" Panggil Aluna yang mengayunkan dirinya di ayunan belakang rumah.
"Hemm!" Jawab Andri bergumam sambil rebahan di kursi panjang dekat Aluna.
"Kaka gak mau nanya gitu?" Tanya Aluna yang masih asik dengan ayunannya.
"Hemm tanya?" Andri balik bertanya, apa yang harus dia tanyakan pada Aluna.
Aluna mengangguk, "Iya!"
"Gak tuh." Jawab Andri singkat.
Aluna mencebik,
Andri kalau bukan untuk menjahilinya mana mau dia ngelakuin hal manis atau bertanya tentang keseharian dirinya.
Kak Andri menyebalkan!
Lebih baik Aluna pergi saja ke kamar meninggalkan Andri yang masih di kursi panjang itu yang melihat ke arah Aluna dengan satu alisnya terangkat.
Gadis itu memasuki kamarnya dan mencari ponselnya berada saat menemukannya dan menyalakan lockscreen ternyata ada pesan dari Rey.
Kak Rey.
Pagi Ana!
Lagi apa?
Dan ada pesan juga dari sang Mama.
Momy:*
Hai sayang, selamat pagi!
Bagaimana kabar mu? Mama rindu.
Aluna terkekeh saat membaca pesan dari Mamanya yang tertulis 'rindu'jadi teringan serial film taun 90-an itu 'Jangan Rindu Berat, Biar Aku Saja'.
Aluna tertawa terbahak saat menirukan kalimat itu, hampir semua orang pada saat itu gencar dengan serial filmnya dan bukunya termasuk Aluna, hihhi. Bahkan sampai merepotkan Andri yang terlibat dari ke uwuan Aluna.
Dengan segera Aluna mendial Mamanya, karena memang jelas rindu itu berat maka dari itu Aluna harus menghubunginya, yah meski tidak sering bertemu setidaknya sering berkomunikasi lewat telpon.
Tanpa membalas pesan satu pun dari mereka, hingga panggilan itu tersambung alangkah bahagianya mendengar suara Sang Momy, hingga melupakan waktu dan sekitarnya, bahkan gadis itu sudah beberapa kali berpindah tempat, kadang rebahan di karper bulu samping ranjang, kadang di balkon kamarnya, tak lupa dengan di kursi meja belajar nya terakhir sekarang rebahan di atas kasur hingga seprai yang awalnya rapih kini sudah berantakan karena ulah gadis itu.
Sampai dua jam berlalu dan tanpa sadar Aluna pun tertidur dengan posisi miring dan entah nyerong kearah mana, tak lupa ponsel yang masih di pegangnya.
Tok tok tok..
Bunyi ketukan pintu pun tak terdengar karena terlalu lelap.
Andri terus mengetuk pintu kamar Aluna, namun tidak ada respon dari dalam Andri mencoba menekan knop pintu ternyata tidak di kunci, perlahan mendoronh pintu itu kedalam mengedarkan pandangannya dan jatuh ke tempat tidur, disana Aluna sedang tertidur dengan masih posisi yang sama.
Andri menghela nafas berantakam sekali kamar seorang gadis, dan berpikir apa yang sudah gadis ini lakukan sedari tadi sampai kamar seperti mau pecah atau bahkan sudah pecah.
Katanya sudah punya pacar tapi masih saja kekanak kanakan, dasar Aluna.
Andri berjalan menuju ranjang dan duduk di tepian, menepuk pelan pipi Aluna, "Bangun Lun!" Sebenarnya tidak tega harus membangunkan Aluna yang terlihat nyenyak tapi bagaimana lagi itu harus.
"Lun!" Sekali lagi memanggil namanya ada pergerakan kecil dari si empunya.
"Bangun dulu ya!" Sabar Andri menguap pipi mulus Aluna.
"Ehhmm," Lenguh Aluna dan berusaha duduk meski mata masih merem.
"Hey, buka matanya," Perlahan Aluna membuka matanya dilihat Andri berada didepan nya.
"Kenapa Kak?" Tanya Aluna dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ada yang mau ketemu sama Lo, orangnya nunggu di bawah." Aluna mengkerutkan dahinya perasaan dia tidak ada janji dengan siapa pun bertemu hari ini.
"Siapa?" Tanya Aluna sambil merapihkan rambutnya dan mengusap wajahnya.
"Liat aja sendiri!" Jawab Andri lalu berdiri dan hendak berjalan keluar kamar gadis itu.
"Ehh Kak tunggu!" Aluna dengan terburu mengikuti Andri membuat langkah nya terhenti.
"Lo gak akan cuci muka dulu gitu!" Aluna hanya menampilkan cengir khasnya lalu berbalik dan berlari menuju kamar mandi.
Sebelum menutup pintu kamar mandi Aluna berbalik, "Tolong bilangin tunggu sebentar gitu ya Kakak yang ganteng!"
dan Blam!
Pintu kamar mandi tertutup, Andri menghela nafas jika ada maunya gadis itu pasti mengeluarkan jurus andalan seperti yang tadi dia katakan padanya.
Hah dasar bocah!
Andri pun keluar kamar dan kembali keruang tamu menghampiri orang yang memang berkunjung untuk menemui Aluna.
"Tunggu katanya dia ke kamar mandi dulu!" Ucap Andri setelah duduk di sofa di sebrang tamu itu.
"Tak apa Bro." Jawabnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Tbc
Penasaran siapa tamu nya??
Tunggu kelanjutan cerita nya yaaa...
Bantu like sama komen kalian kasih saran juga gpp...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments