"Aluna balik bareng gue!" To the point Rey saat Andri sudah di depan nya.
"Maksud lo!" Andri menatap tajam dia tidak suka jika seseorang semena mena memberi perintah terhadap Aluna.
Lalu mata Andri terarah pada gadis yang masih berdiri mematung tak jauh darinya, dan Rey mengikuti arah pandang Andri melihat gadisnya yang masih disana.
Tatapan Andri begitu tajam menusuk, Aluna takut dia tidak berani merespon lama tatapan itu dengan cepat dia menunduk.
"Atas dasar apa lo sama Aluna?" Pertanyaan yang cukup menusuk jika itu di lontarkan pada perempuan namun sayangnya ini adalah Rey, pria yang tidak takut apa pun kecuali Tuhan dan orang tua nya.
"Gue bilang Aluna pulang bareng gue, tenang aja Aluna aman sama gue, gue jamin itu." Dengan tenang Rey berucap dan kini tatapan Andri kembali menatap tajam pada Rey, mencari celah kebohongan dari tatapannya namun nihil, tidak ada kebohongan dari mata Rey, jadi benar Rey hanya akan mengantar Aluna pulang.
"Oke! Jaga Aluna baik baik." Ucap Andri lalu berbalik menaiki motornya.
"Oke, itu jelas gue bakalan lindungi dia." Dan Rey pun berbalik menghampiri gadisnya.
Andri yang mendengarkan ucapan Rey ada sedikit keraguan, dia takut melepas Aluna pada sembarang orang dan dia tau Rey seperti apa.
"Rey!" Langkah kaki Rey tiba tiba berhenti tanpa menoleh, "Gue percaya lo buat jaga Aluna!" Bagaikan keberuntungan hari ini diberi kepercayaan oleh Andri.
"Gue bakal buktiin itu!" Dan langkah Rey kembali melaju menuju gadisnya yang masih menunduk, senyum tipis terpatri menambah ketampananya seribu kali lipat.
Andri berusaha untuk menjaga Aluna namun dengan kesibukannya saat ini,itu tidak mungkin, dan saat Andri tau kebenaran Aluna dan Rey, tidak perlu tau Andri mengetahui dari siapa dan dari mana, yang terpenting Andri memberikan kepercayaan nya pada Rey untuk menjaga Aluna disaat gadis itu tidak bersamanya.
Mungkin kah ini cara yang terbaik?
Andri bertanya pada dirinya sendiri dalam hati, semoga keputusan nya tidak salah.
Andri pun menyalakan mesin motornya dan mulai melaju meninggalkan halaman sekolah.
Dan sekarang Rey sudah berada di depan gadisnya, "Hey apa tanah di bawah lebih menarik dari pacar lo sekarang saat ini?" Perkataan Rey sontak membuat Aluna terkejut dan mendongak.
Pacar? Bahkan gadis itu tidak atau belum terbiasa dengan sebutan pacar, dan masih tidak menyangka bahwa pria dihadapannya ini adalah pacarnya.
Masih bagaikan mimpi Aluna tidak percaya dia memiliki pacar, bahkan bukan orang biasa yang menjadi pacarnya, siapa yang tidak tau Reynad Batara, seantero sekolah tau pria tampan ini yang sekarang memiliki pacar yaitu dirinya sendiri Aluna.
Rey melambaikan tangannya di depan wajah Aluna, "Hey!" Aluna terkejut dan tersadar dari lamunannya.
"Mikirin apa sih sampai pacarnya di diemin kaya gini?" Tanya Rey dengan menyipitkan matanya seolah menyelidiki.
Terlihat gadisnya sangat gugyp, "Eh.. Em.. E-engga kok Kak!" Rey terkekeh pelan, sungguh sangat menggemaskan pacarnya saat ini.
"Ya udah yu pulang!" Rey mengulurkan tangannya dan Aluna malah menatap tangan dan wajah Rey bergantian seolah bertanya.
"Ayoo kita pulang!" Rey langsung menggenggam tangan Aluna dan menuntun menuju motor nya yang terparkir.
Sedari tadi banyak pasang mata yang menyaksikan mereka berdua terutama sepasang mata yang tak pernah lepas menatap kejadian tadi dengan tangan terkepal dan nafas yang memburu lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Kini Aluna dan Rey sudah berada di atas motor milik Rey, "Pegangan Lun!" Ucap Rey dan Aluna menurut tapi Aluna berpegangan pada ujung tas milik Rey.
Pria itu merasa gemas dengan tingkah Aluna, ditariknya kedua tangan Aluna agar melingkar di perutnya, "Jangan berani melepaskannya sampai kita tiba di tujuan, Oke!" Rey merasakan kepala Aluna mengangguk karena bersandar di punggungnya akibat tarikan ditangannya tadi.
Jantung Aluna begitu cepat berdetak, bahkan wajahnya terasa panas Aluna yakin kini wajahnya sudah memerah karena perlakuan Rey.
Ohh astaga, Jantung gue rasanya mau terbang..
Rey mulai melajukan kuda besinya itu melaju dengan kecepatan normal, sedikit berbincang dengan gadis nya sesekali menjahili Aluna, yang membuat Aluna harus mencubit kecil di perut Rey.
Rey mengaduh namun terkekeh hingga mereka tiba di tempat tujuannya, rumah Aluna, ralat maksudnya rumah Andri. Terlihat jelas motor sport milik Andri sudah terparkir rapih disana tanda pria itu sudah tiba lebih dulu.
Aluna turun dari motor dan Rey melepas helm nya, saat Aluna berdiri di samping pria tampan ini Rey menoleh lalu mengusap surai gadisnya yang sedikit berantakan.
"Masuk gih! Istirahat." Ucapnya pelan mampu membuat jantung Aluna kembali berpacu cepat.
Aluna mematung lagi lagi Rey membuat dirinya harus periksa ke rumah sakit perihal jantungnya, dengan sikap Rey yang seperti ini siapa yang tidak tahan.
Aluna mengangguk pelan tanpa menjawab ucapan Rey, Rey menarik tangan yang masih menempel di kepala gadinya otomatis kepala Aluna maju mengikis jarak di antara mereka.
Cup.
Rey mengecup pucuk kepala gadisnya, sudah Aluna rasanya ingin ambruk saat ini juga lututnya lemas, rubuhnya menegang, serangan yang di berikan Rey bertubi tebi seperti ini, membuat Aluna memalingkan wajahnya yang rasa panas, pasti sudah merah seperti kepiting rebus dan pria itu Rey hanya terkekeh melihat Aluna sungguh menggemaskan.
Rey kembali mengusap pelan suray Aluna lalu mengenakan helmnya kembali, "Aku pulang ya!" Pamit Rey dan di angguki oleh gadisnya.
Rey menyalakan motornya sebelum benar melaju Rey menatap Aluna dari balik kaca helm lalu memberikan senyuman, meski tertutup tapi Aluna tau kalau Rey tersenyum dan Aluna membalas dengan senyum canggung.
Entahlah Aluna masih merasa terbang oleh perlakuan Rey barusan.
Pria itu pun melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah hingga tak terlihat lagi oleh Aluna, gadis itu cepat cepat menghirup udara sebanyak mungkin, serasa pasokan udaranya akan habis berada di hadapan pria itu.
Tak lupa tangannya yang mengipas ngipas pada wajah,
Hah Kak Rey bikin gue gila.
Aluna segera berbalik memasuki rumah, saat tepat di depan pintu Aluna melepas sepatunya dan menyimpan di rak yang ada disana, lalu membuka pintunya.
"Assalamualaikum!" Ucap Aluna namun tidak ada jawaban, mungkin pada di kamar masing masing.
Gadis itu celingukan berharap tidak ada orang yang melihat kejadian tadi, dengan cepat dan seribu langkah Aluna berlari menuju kamarnya mengunci pintu dan ambruk duduk di lantai bersandar di balik pintu.
Mimpi, bahkan gadis itu merasa saat ini seperti mimpi di sore hari.
Bibirnya tak pernah lelah menampilkan senyumnya kadang tertawa kecil membayangkan kejadian hari ini yang benar benar seperti berada di cerita novel nov yang sering dia baca.
Aluna berlari kecil dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang sangat empuk dan lembut itu dengan posisi tengkurap menyusup wajah nya pada boneka berbulu halus itu.
Aaaaaaaaaaaaa.......
Gadis itu menjerit tertahan di balik boneka lembutnya..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments