Devan yang baru selesai mengantar pesanan untuk salah satu tamu hotel, terpaksa duduk di lobi hotel karena di luar sedang turun hujan deras. Namun pemuda itu merasa terkejut, saat tiba-tiba nona kaya yang tempo hari menabraknya datang menghampiri dirinya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Bellinda sedikit ketus.
"Aku sedang menunggu hujan," jawab Devan seraya mengendikkan dagunya ke arah luar hotel yang sedang diguyur hujan lebat.
"Lepaskan topi bodohmu ini, dan ayo ikut aku!" Belinda memaksa Devan untuk bangkit berdiri dan melempar sembarangan topi yang tadi dikenakan Devan.
"Kau harus membantuku kali ini. Aku akan membayarmu dengan mahal," ujar Bellinda sambil terus menyeret Devan masuk ke dalam resto yang ada di hotel tersebut.
"Tunggu! Apa maksud anda, Nona?" Tanya Devan bingung.
"Bellinda! Panggil aku Bellinda dan kau harus berpura-pura menjadi pacarku," ucap Bellinda sekali lagi dengan nada tegas.
Terang saja, hal ini membuat Devan semakin bingung.
"Tapi-" Devan tidak jadi menyelesaikan kalimatnya, karena Bellinda sudah memaksanya untuk duduk di sebuah kursi.
Ada Bellinda dan dua pria lain di sekeliling Devan sekarang.
Nickholas Kyler dan asistennya memang langsung pamit setelah sempat berdebat dengan Bellinda tadi.
"Siapa dia, Bellinda?" Tanya Mr. Josh to the point.
"Oh, perkenalkan dia adalah pacar saya, Sir," jawab Bellinda seraya tersenyum.
Theo yang duduk di samping Bellinda dan sedang menyesap kopinya sontak tersedak.
Sejak kapan Bellinda punya pacar?
"Pacar?" Mr. Josh mengernyitkan kedua alisnya.
"Ya sebenarnya kami sedang merencanakan sebuah pernikahan. Mungkin dua minggu lagi kami akan menikah," jelas Bellinda mulai mengarang indah.
Devan yang masih duduk di kursinya hanya melongo dan berharap dirinya sedang bermimpi.
Yang benar saja, Devan bahkan tidak kenal dengan nona kaya ini. Lalu kenapa tiba-tiba nona ini mengatakan kalau Devan adalah pacarnya dan mereka akan menikah?
"Surprize!" Mr. Josh tertawa antusias.
"Siapa nama kamu?" Mr. Josh bertanya pada Devan yang masih terlihat kebingungan.
"Devan Anggara, Sir," jawab Devan tergagap.
"Dan profesi kamu?" Mr. Josh bertanya sekali lagi.
"Saya seorang-"
"Dia seorang pemilik kafe, Sir," sela Bellinda cepat sebelum Devan mengatakan yang sebenarnya tentang pekerjaannya.
"Seorang wirausaha. Aku tidak menyangka jika kau memilih calon suami dari kalangan biasa, Bellinda. Kau nona direktur yang merakyat ternyata," puji Mr. Josh tersenyum ke arah Bellinda.
"Baiklah. Sudah jelas sekarang. Aku akan menunggu undangan pernikahan kalian berdua. Lalu kita akan membahas tentang proyek ini," pungkas Mr. Josh seraya beranjak dari duduknya.
Setelah berpamitan seperlunya, pria tersebut segera meninggalkan resto diikuti oleh beberapa orang berpakaian serba hitam.
"Apa ini, Bell? Siapa pria asing ini?" Cecar Theo yang langsung menginterogasi Bellinda.
"Dia Devan. Calon suamiku," sahut Bellinda enteng.
"Jangan berbohong!" Sergah Theo yang masih merasa tidak percaya.
"Maaf menyela. Tapi apa maksud anda tadi dengan mengaku-ngaku sebagai pacar saya dan mengatakan kalau kita akan menikah?" Devan menyela perdebatan antara Bellinda dan Theo.
"Lihat! Dia saja merasa bingung. Jangan mengarang cerita, Bell!" Sergah Theo yang kini menunjuk ke arah Devan.
"Dengar! Aku harus mendapatkan proyek ini."
"Jadi aku akan menikah dengan Devan sampai proyek ini selesai, lalu kami akan berpisah setelahnya," jelas Bellinda panjang lebar.
"Apa?" Sergah Devan dan Theo serempak.
"Tidak, Nona! Saya tidak mengenal anda kenapa saya harus menikah dengan anda?" Protes Devan merasa keberatan.
"Oh, ayolah! Ini hanya pernikahan pura-pura. Sejenis pernikahan sementara." Bellinda tampak berpikir sejenak.
"Pernikahan kontrak?" Theo menyela
"Iya maksudku itu."
"Kau hanya perlu bersandiwara menjadi suamiku di depan klien bisnis. Selebihnya kita hanya berteman dan tidak perlu melakukan kewajiban sebagai suami istri. Aku tidak akan melarangmu berhubungan dengan gadis lain asal kau melakukannya diam-diam." Jelas Bellinda panjang lebar.
"Dan aku siap membayarmu dengan mahal." Imbuh Bellinda lagi dengan raut wajah serius.
"Papa akan marah jika tahu kau melakukan sandiwara konyol ini demi sebuah proyek, Bell!" Theo memperingatkan.
"Paman Owen tidak akan tahu. Kau hanya perlu tutup mulut!" Bellinda menuding ke arah Theo seraya memasang wajah mengancam.
"Aku akan membawa Devan ke rumah paman. Mengenalkannya sebagai pacarku dan calon suamiku. Kami akan menikah secara resmi, tapi kami akan berpisah setelah proyek selesai." Ulang Bellinda sekali lagi memaparkan semua rencananya.
"Kau gila, Bell!" Sergah Theo dengan raut wajah tak percaya.
"Maaf, Nona. Apa saya boleh menolak?" Tanya Devan merasa keberatan.
Bellinda memasang senyuman licik,
"Silahkan menolak! Lalu aku akan mencari semua informasi tentang dirimu dan membuatmu dipecat dari pekerjaanmu sekarang. Dan setelahnya kau tidak akan bisa bekerja dimanapun," jawab Bellinda mengancam dan mendelik ke arah Devan.
Devan mengkerut.
Kenapa nona kaya ini begitu licik?
Sangat tidak sesuai dengan parasnya yang cantik dan menawan.
"Jadi, apa sebenarnya pekerjaanmu?" Tanya Theo pada Devan yang terlihat melongo.
"Saya...saya seorang kurir makanan." Devan tergagap.
"Sebenarnya ini hanya pekerjaan lepas. Saya menggantikan kurir yang tidak masuk dan kadang saya membantu apapun di resto cepat saji," ujar Devan sekali lagi menjelaskan tentang pekerjaannya.
"Astaga, Bellinda! Tidak bisakah kau mencari calon suami bayaran yang lebih berkelas?" Sergah Theo dengan nada tidak percaya.
"Maaf, Pak! Saya memang hanya orang miskin dan rendahan. Tapi jangan menghina saya secara terang-terangan seperti itu!" Protes Devan yang tidak terima dengan kalimat Theo sebelumnya.
"Yang lebih berkelas bagaimana maksudmu? Pria berkelas tidak akan mau menjadi suami bayaran, Theo!"
"Nick saja menolak ajakanku mentah-mentah. Padahal ini proyek yang sangat menggiurkan," sahut Bellinda seraya bersedekap kesal.
"Saya memang bukan pria berkelas, Nona. Tapi saya juga tidak mau menjadi calon suami bayaran atau kontrak atau apalah. Saya punya harga diri," sela Devan memasang raut marah karena sedari tadi dua orang di depannya itu terus saja membahas tentang strata sosial.
"Berapa harga dirimu? Aku akan membeli dan membayarnya," sahut Bellinda seraya mendelik pada Devan. Tatapan nona direktur itu antara meremehkan dan ingin memakan Devan hidup-hidup.
"Tak ternilai! Meskipun anda kaya dan punya segalanya, anda tidak akan bisa membeli harga diri saya. Permisi!" Pungkas Devan seraya berlalu keluar dari resto tersebut.
Demi apapun, baru kali ini Devan bertemu seorang wanita sombong yang begitu merendahkannya.
"Kau mau apa sekarang, Bellinda?" Tanya Theo dengan nada mengejek.
"Kau cari info sedetail-detailnya tentang pria miskin itu! Karena aku harus mendapatkan proyek ini bagaimanapun caranya," titah Bellinda penuh ambisi.
"Tidak! Aku tidak mau menuruti perintah konyolmu itu!" Tolak Theo cepat seraya bersedekap dan membuang wajahnya.
Bellinda tersenyum licik.
"Baiklah kalau kau tidak mau. Aku akan menunjukkan video dirimu yang membawa pulang tiga gadis ke apartemenmu itu pada paman Owen. Dan jangan lupa tentang koleksi majalah porno di bawah ranjangmu yang mungkin bisa aku bawa sebagai bukti tambahan." Ancam Bellinda masih tersenyum licik.
"Baiklah! Baiklah! Kau menang sekarang!" Theo terlihat kesal.
"Kau selalu saja mengancamku." Ujar pemuda itu lagi seraya menghentak-hentakkan kakinya ke lantai karena kesal.
Theo Rainer adalah pemuda berusia 23 tahun yang merupakan anak dari paman Bellinda, yaitu Owen Rainer. Sejak baru lulus kuliah, Theo langsung bekerja sebagai asisten Bellinda karena keduanya memang dekat dan akrab.
Orang tua Bellinda sudah meninggal saat Bellinda masih berusia 15 tahun. Saat itu kedua orang tua Bellinda meninggalkan sebuah perusahaan properti yang akhirnya di kelola oleh paman Owen sambil menunggu Bellinda siap menjalankan perusahaan tersebut.
Paman Owen yang merupakan adik dari ayah Bellinda, sebenarnya adalah seorang pengusaha restorant. Dan hingga saat ini, paman Owen adalah orang tua pengganti untuk Bellinda.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini 👠.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤦♀🤦♀
2022-11-28
0
Risha Waldilmer
paman owen adik dari ayahnya belinda. tapi kenapa nama belakangnya beda ya? halley dan rainer
2021-11-02
0
Anna Aqila 🏚️ 🌺
benar" cewek berambisi tinggi,tapi aku suka 👍👍👍👍
2021-09-08
1