Ch. 17: Diantar Suami

Meja makan keluarga Birawan sudah penuh dengan piring, gelas dan sajian menu untuk sarapan. Bu Anna sejak tadi sibuk menyiapkannya dengan Bi Mur.

“Makasih, Sayang.”

Pak Tomi tiba-tiba muncul dan mencium pipi istrinya. Satu tangan melingkar di pinggang Bu Anna, membuat orang yang sejak tadi fokus jadi kaget.

Bu Anna mendorong wajah sang suami. “Apa, sih, Pi? Malu dilihat orang.”

“Nggak ada,” jawab suaminya santai.

“Hish.”

Tak memedulikan Bu Anna yang terlihat sewot, Pak Tomi menarik kursi dan duduk. Sang istri dengan sigap membalikkan piring yang sudah tersedia.

“Papi mau apa?”

“Apa saja, yang penting buatan istriku.”

Ibunda Sally itu memutar bola matanya malas. Suaminya terlalu terang-terangan menggoda. Padahal, anak mereka sudah besar.

Zean turun dari arah tangga. Pria itu lebih dulu keluar sebelum Sally. Pakaian dan rambut rapi. Semerbak parfum tercium dalam jarak dekat.

Dion sama halnya, baru keluar dari kamar. Remaja itu mengikuti kakak iparnya ke meja makan.

“Pagi, Mi, Pi.”

“Hai, Ze, pagi. Gimana istirahatmu?”

“Oh, nyenyak, kok, Mi.”

“Syukurlah. Sepertinya kamu bakalan betah di sini.”

Zean tersenyum dan mengangguk. Toh, kenyataannya dia tak masalah dengan tidur dan keberadaan di rumah mertua. Pak Tomi dan Bu Anna baik, adik iparnya juga demikian. Hanya Sally saja yang sering membuat rusuh suasana hatinya, tetapi Zean tidak peduli.

Pria itu sudah biasa, meski kadang lelah, tetapi tidak mungkin untuk marah. Keluarga Pratama menentang keras dia berbuat ulah.

Empat orang itu sibuk beradu argumen, sesekali disertai kekehan mereka. Sally baru datang dari atas, lantas melirik Zean.

Kenapa dia cepat sekali? Kapan mandi?

Hatinya bergumam sampai tanpa sadar jika ibunya memanggil berulang kali.

“Sally!”

“Oh, ya, Mi. Ada apa?”

“Kamu ngelamun? Atau terpesona sama Zean? Mami tahu suamimu ganteng, tapi besok-besok aja mengaguminya. Sekarang sarapan dulu,” kata Bu Anna.

Putrinya mendengkus, “Biasa aja, Mi.”

Bu Anna geleng kepala, Pak Tomi dan Dion tersenyum. Zean berekspresi datar seolah tidak mendengar. Dia terus menyuapkan makanan.

Kelima orang itu makan dengan tenang pagi ini. Sesekali Sally melirik pria yang ada di sebelah, terjeda satu kursi. Dia sengaja menaruh tas di satu kursi samping Zean karena tak mau duduk langsung bersebelahan.

“Mi, Papi berangkat dulu, ya.”

“Pi, aku belum selesai.” Sally menyela. Dia baru makan separuh porsi, tetapi ayahnya sudah beranjak.

“Sa, mulai hari ini. Kamu berangkat diantar suamimu. Udah nggak bareng Papi.”

“Hah? Enggak!”

Pak Tomi menghela napas, “Pokoknya Papi berangkat, ada rapat pagi.”

Beliau segera meninggalkan tempat diikuti istrinya sampai depan. Tak peduli anak gadisnya berteriak minta diantar.

“Udah, aku antar. Ribet banget gitu aja.” Zean berkata santai. Dion ikut manggut-manggut.

“Dih! Males.”

“Kalau tidak mau, siapa yang mengantarmu?”

Sally tak menjawab, ada benarnya juga perkataan Zean. Di rumah hanya ada sopir satu orang. Itu pun bertugas mengantar adiknya. Jarak sekolah Dion dan dia jauh, bisa dipastikan telat jika harus mengantar salah satu lebih dulu.

“Di, Kakak biar dianter Mang Jono, ya?”

“Terus aku, Kak?”

“Sama dia.”

Enggan menyebut nama, Sally hanya memberi kode lewat gerakan mata yang melirik ke samping.

“Enggak mau! Yang istrinya Kak Ze siapa? Kakak, ‘kan?”

Usai mengucap itu Dion langsung berdiri. Dia menyambar tas punggungnya lalu keluar lebih dulu. Sally hanya melongo melihat itu.

“Dion!” Teriakan dilayangkan Sally seperti apa pun, tak menghentikan langkah kaki pemuda lima belas tahun itu. Berulang kali dia mendengkus, tetapi percuma.

“Wah, kalian udah siap?”

Bu Anna baru ingin masuk kembali lanjut sarapan urung melihat Zean dan Sally keluar. Beliau tetap di teras sekarang.

“Iya, Mi. Takut kesiangan nanti.” Zean menjawab sambil berpamitan pada ibu mertua. Dia rela berangkat lebih pagi ke kantor baru untuk belajar adaptasi.

Pak Tomi memang meminta Zean bekerja di perusahaan cabang milik Birawan Group. Posisi direktur utama sedang kosong karena orang yang dahulu menjabat posisi itu memilih pensiun lebih awal. Beliau sengaja tak merekrut pekerja lain, masih ada Zean sementara yang siap menggantikan.

“Hati-hati, ya, kalian.”

Zean mengangguk usia bersalaman dengan Bu Anna. Sally di belakang memasang wajah tertekuk.

“Kenapa cemberut gitu? Mulai sekarang, biasakan diantar suamimu nanti.”

Gadis sembilan belas tahu itu tidak menjawab. Dia masih mengerucutkan bibir sampai membuat Zean geleng kepala karena heran.

Udah kayak bocah beneran ini.

Keduanya bergegas menuju mobil dan berangkat. Bu Anna melambaikan tangan melepas kepergian anak dan menantu dengan senyuman.

“Hm, Sa. Suatu saat, Mami yakin kamu akan merasa beruntung menikah dengan Zean.”

.

.

.

.

. Bersambung….

Edisi revisi

Perusahaan Pak Tomi mengalami perubahan nama di sini. Kalau belum direvisi, masih nama lama (Birawan Company) Diharap tidak bingung.

______________

Mau kenalan sama penulis karya ini?

Follow akun instagram @ukiii__21

Foto profil sosmed dan akun menulisku sama di semua

platform. Aku tunggu ya, carangeo …. ❤

Terpopuler

Comments

Anggra

Anggra

😘😘

2021-03-12

0

alisha

alisha

2 like

2021-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Rumah Sakit
2 Ch. 2: Pertemuan
3 Ch. 3: Pertikaian
4 Ch. 4: Video Call
5 Ch. 5: Debat Lagi
6 Ch. 6: Sesuai Janji
7 Ch. 7: Naluri
8 Ch. 8: Cincin Pernikahan
9 Ch. 9: Galau
10 Ch. 10: Wedding Day
11 Ch. 11: Kamar
12 Ch. 12: Pesta Pernikahan
13 Ch. 13: Kamar (2)
14 Ch. 14: Pagi Pertama
15 TCGK-15
16 Ch. 16: Tidur Nyenyak
17 Ch. 17: Diantar Suami
18 Ch. 18: Macet
19 Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20 Ch. 20: Lupa
21 Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22 Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23 Ch. 23: Terpisah Jarak
24 Ch. 24: Uji Coba Pertama
25 Ch. 25: Ternoda
26 Ch. 26: Kunjungan
27 Ch. 27: Hujan
28 Ch. 28: Ujian Nasional
29 Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30 Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31 Ch. 31: Lebih Baik Diam
32 Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33 Ch. 33: Tetap di Sini
34 Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35 Ch. 35: IGD
36 BAB 36
37 Bab 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 Ch. 44 : Menemukanmu
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Ch. 47: Luapan Rindu
48 Ch. 48: Kembali
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Ch. 53: Dingin
54 Ch. 54: Anak?
55 Ch. 55: Perjalanan
56 BAB 56
57 Bab 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 S2 - Bab1
63 S2- Bab 1
64 S2- Bab2
65 S2- Bab 3
66 S2 - Bab 4
67 S2- Bab 5
68 S2 - Bab 6
69 S2- Bab 7
70 S2 - Bab 8
71 S2 - Bab 9
72 S2 - Bab 10
73 S2 - Bab 11
74 Bab 11
75 S2 - Bab 12
76 S2 - Bab 13
77 S2 - Bab 14
78 S2 - Bab 15
79 S2 - Bab 16
80 S2 - Bab 17
81 S2 - Bab 18
82 S2 - Bab 19
83 S2 - Bab 20
84 S2 - Bab 21
85 S2 - Bab 22
86 Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87 Ch. 87: Terhukum Rindu
88 S2 - Bab 25
89 S2 - Bab 26
90 S2 - Bab 27
91 S2 - Bab 28
92 S2 - Bab 29
93 S2 - Bab 30
94 S2 - Bab 31
95 Akhir Kisah (END)
96 Maaf dan terima kasih.
97 Extra Part
98 BonChap ZeSa - 2
99 Extra Part (3)
100 Extra Part (3)
101 Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102 Baca Aja
103 Wanita Bayaran untuk Anakku
104 Menikahi Teman Kelas (info)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ch. 1: Rumah Sakit
2
Ch. 2: Pertemuan
3
Ch. 3: Pertikaian
4
Ch. 4: Video Call
5
Ch. 5: Debat Lagi
6
Ch. 6: Sesuai Janji
7
Ch. 7: Naluri
8
Ch. 8: Cincin Pernikahan
9
Ch. 9: Galau
10
Ch. 10: Wedding Day
11
Ch. 11: Kamar
12
Ch. 12: Pesta Pernikahan
13
Ch. 13: Kamar (2)
14
Ch. 14: Pagi Pertama
15
TCGK-15
16
Ch. 16: Tidur Nyenyak
17
Ch. 17: Diantar Suami
18
Ch. 18: Macet
19
Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20
Ch. 20: Lupa
21
Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22
Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23
Ch. 23: Terpisah Jarak
24
Ch. 24: Uji Coba Pertama
25
Ch. 25: Ternoda
26
Ch. 26: Kunjungan
27
Ch. 27: Hujan
28
Ch. 28: Ujian Nasional
29
Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30
Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31
Ch. 31: Lebih Baik Diam
32
Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33
Ch. 33: Tetap di Sini
34
Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35
Ch. 35: IGD
36
BAB 36
37
Bab 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
Ch. 44 : Menemukanmu
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Ch. 47: Luapan Rindu
48
Ch. 48: Kembali
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Ch. 53: Dingin
54
Ch. 54: Anak?
55
Ch. 55: Perjalanan
56
BAB 56
57
Bab 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
S2 - Bab1
63
S2- Bab 1
64
S2- Bab2
65
S2- Bab 3
66
S2 - Bab 4
67
S2- Bab 5
68
S2 - Bab 6
69
S2- Bab 7
70
S2 - Bab 8
71
S2 - Bab 9
72
S2 - Bab 10
73
S2 - Bab 11
74
Bab 11
75
S2 - Bab 12
76
S2 - Bab 13
77
S2 - Bab 14
78
S2 - Bab 15
79
S2 - Bab 16
80
S2 - Bab 17
81
S2 - Bab 18
82
S2 - Bab 19
83
S2 - Bab 20
84
S2 - Bab 21
85
S2 - Bab 22
86
Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87
Ch. 87: Terhukum Rindu
88
S2 - Bab 25
89
S2 - Bab 26
90
S2 - Bab 27
91
S2 - Bab 28
92
S2 - Bab 29
93
S2 - Bab 30
94
S2 - Bab 31
95
Akhir Kisah (END)
96
Maaf dan terima kasih.
97
Extra Part
98
BonChap ZeSa - 2
99
Extra Part (3)
100
Extra Part (3)
101
Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102
Baca Aja
103
Wanita Bayaran untuk Anakku
104
Menikahi Teman Kelas (info)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!