Ch. 13: Kamar (2)

Hotel mewah dengan gemerlap lampu pesta pernikahan berangsur senyap. Musik yang mengalun merdu beberapa jam lalu ikut berhenti.

Sepasang pengantin baru sudah tak ada di pelaminan. Satu menuju kamar dengan menjinjing gaun, satu lagi keluar dan terlihat diikuti asisten pribadi di belakangnya.

“El, apa ia tahu tentang pernikahanku?”

Pria berpakaian serba putih itu bertanya pada orang yang berdiri di belakang tak jauh darinya. Sorot mata menajam, memusatkan pikiran.

Elo melangkah ke depan dua langkah. Satu tangan dia masukkan ke saku celana sebelah kiri. “Tentu saja tahu. Meski hari ini aku tidak melihat batang hidungnya dengan mata kepalaku sendiri, tapi kuyakin ia ada di antara kita.”

Zean tersenyum masam. Tangannya mengangkat gelas yang sempat dibawa lalu meneguk isinya sampai habis.

Rasa soda menyeruak ke tenggerokan sesaat terasa panas,  Zean sampai melipat bibirnya sendiri.

“Kau tahu, El? Sekarang tanggung jawabku bertambah.” Pria itu masih menatap lurus. Seolah dia sedang memandangi masa-masa yang akan datang dengan segala kerumitan hidupnya selama ini.

Menjadi anak tunggal keluarga Pratama membuat Zean harus mau menanggung semua. Tentang tanggung jawabnya pada Pak Bobi, Pratama Group, dan sekarang ditambah dengan hadirnya Sally sebagai istri. Lengkap sudah semua hal yang harus dipikul.

Delon bergeming di posisi yang tadi. Pria itu tak mau menyela ketika adik iparnya ingin berkeluh kesah. Selama ini memang Zean tidak ada tempat berbagi kecuali dirinya. Elo sadar secara penuh bagaimana kehidupan Zean yang penuh tekanan.

“Ze, aku tahu posisimu. Terlalu banyak hal yang perlu kau tanggung.” Elo mendekat lagi, menepuk pundak Zean secara pelan. “Aku ada di sini. Akan kutemani perjalananmu.”

Ekor mata Zean melirik tangan kakak sepupunya yang ada di atas bahu. Dia memutar badan dan memeluk Elo dengan erat.

“Terima kasih untuk semua. Aku bahkan tak tahu sampai kapan akan terus merepotkanmu.”

Elo hanya menepuk punggung Zean yang lebar. Pria itu membiarkan adik sepupunya tenang sebentar.

“Sudahlah, apa kau ingin menangis?”

Zean mendorong Elo segera. “Enak saja! Sejak kapan aku jadi pria lemah seperti itu.”

Anak keluarga Bagaskara itu tertawa melihat ekspresi Zean semakin membuatnya bahagia. Pria tampan yang ada di hadapannya itu tengah memberengut dengan muka masam.

“Oke, oke. Sorry. Masuklah dan ke kamar. Bukankah ini malam pertamamu? Adik Ipar pasti sudah menunggu.”

“Cih! Gadis itu.” Zean menggeleng ketika ingat Sally. Perempuan yang seharian ini terasa begitu mengganggu hidupnya.

Elo mengernyitkan dahi, melipat satu tangan ke perut dan lainnya mengusap dagu. “Jangan begitu, bagaimanapun juga dia istrimu.”

Zean menukikan satu alisnya. “Kenapa kau jadi sok bijak begini? Menjijikan!”

“Apa kau bilang?” Elo berteriak karena Zean sudah melenggang masuk kembali ke hotel, meninggalkan dia tanpa peduli.

“Hei, Ze! Kurang ajar sekali dia ini.” Sepupu Zean itu hanya bisa menggerutu, memaki saat adiknya telah hilang dari pandangan.

Pengantin pria itu bergegas menuju kamar yang dia tempati sore tadi. Kaki jenjangnya melangkah santai menuju lift.

Ketika hendak masuk, Zean bertemu sang ayah. Pak Bobi menepuk pundaknya sekilas. “Papa kira sudah masuk kamar dari tadi.”

Zean menggeleng. “Masih ngobrol sama Elo.”

“Hm. Lalu Sally?”

“Sudah ke kamar dari tadi.”

“Kau antar?”

“Tidak.”

“Ya ampun, Zean!” Pak Bobi memukul kepala putranya. Zean mengaduh dan mengusak kepala bagian belakang.

“Kenapa, sih, Pa?”

“Bagaimana bisa kau ini tidak peduli begitu. Dia istrimu sekarang.”

Bibir Zean terbungkam. Dia selalu tak bisa menentang pembicaraan Pak Bobi, hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala. Ayahnya tak pernah menerima penolakan.

“Iya, maaf.”

“Maafmu harusnya pada Sally. Untuk apa sama Papa?”

“Iya, Pa. Nanti minta maaf.”

Pak Bobi mengurut pangkal hidungnya sendiri. Beliau lelah karena beberapa hari ikut sibuk dengan besannya.

“Sudahlah, naik ke atas dan temui istrimu.”

Pintu lift terbuka dan Zean segera masuk bersama ayahnya.

***

Tanpa mengetuk pintu, Zean memasuki kamar president suite yang menampung dirinya dan Sally tadi. Pria itu melangkah menuju sofa dan mengempaskan diri di tempat empuk tersebut.

Jas yang membungkus dirinya sejak tadi Zean lepas dan dibuang asal. Tangannya bergerak membuka kancing kemeja.

Dia membiarkan tubuhnya terekspos tanpa peduli. Entah lupa atau sengaja seolah tak menganggap Sally ada.

“Argh!” Lengkingan suara lagi-lagi memekakkan telinga. Zean yang sempat memejamkan mata kembali melek.

“Gadis Kecil! Berisik!” bentaknya seketika. Dia lelah mendapati Sally suka sekali berteriak.

“Kamu!”

“Hm.” Zean menjawab malas.

“Kenapa kamu di sini?” Sally kebingungan sampai menutup mulut. Satu tangan menarik ujung kaos oblong yang dia kenakan untuk menutup pahanya karena hanya memakai celana pendek.

Pria itu tak lantas menjawab. Dia memilih berdiri dan melenggang menuju kamar mandi.

“Hei! Kamu mau ke mana? Aku belum dapat jawaban.”

Zean tetap melangkah sampai akhirnya Sally memblokir jalan dengan cara mengadang dan merentangkan dua tangan.

Suaminya mendecakkan lidah, meraup wajah secara kasar lalu membuang napas besar. “Menyingkir! Aku mau mandi.”

“Jawab dulu pertanyaanku!”

Pria itu bersedekap. “Apa?”

“Kenapa kamu di sini?” tanya Sally lagi.

“Bodoh!”

“Apa kamu bilang?” Sally melotot sambil berkacak pinggang. Tidak terima Zean menilai dirinya demikian.

“Kubilang, kau itu bodoh. Sudah tahu aku suamimu, kenapa harus bertanya ada urusan apa aku di sini!”

“Eh?” Sally mengerjap linglung. Sepertinya gadis itu lupa jika sudah menikah.

Zean tersenyum geli, lalu mendorong tubuh istrinya sampai menabrak tembok dekat pintu kamar mandi. “Mau jawab apa kau?”

Gadis itu beringsut mundur sampai memalingkan wajah. Dia ketakutan setengah mati karena tubuh Zean terlalu dekat dalam mengurung dirinya. Pria itu tersenyum miring, mungkin merasa lucu dengan istri barunya itu.

Saat Sally masih memalingkan wajah dan memejamkan mata rapat, Zean berangsur mundur. Dia mengacak rambut Sally dan pergi.

“Huh!” Gadis itu membuang napas lega saat mendengar pintu kamar mandi ditutup dan melihat Zean sudah tak ada. Mungkin dia merasa terselamatkan karena tak ada apa-apa yang terjadi.

.

.

.

.

Bersambung ….

Makasih sudah mau mampir.

Info karya-karya Uki Suki yang lain bisa intip di instagram @ukiii__21

Terpopuler

Comments

sharvik

sharvik

in yg bikik kesel. . .walaupun tk cinta tp tk mgkn jg lupa dg suami hahah

2024-05-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Siapa?? pacarnya Zean ya??

2023-02-21

0

Julita Rahmi Harahap

Julita Rahmi Harahap

semangat thor

2021-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Rumah Sakit
2 Ch. 2: Pertemuan
3 Ch. 3: Pertikaian
4 Ch. 4: Video Call
5 Ch. 5: Debat Lagi
6 Ch. 6: Sesuai Janji
7 Ch. 7: Naluri
8 Ch. 8: Cincin Pernikahan
9 Ch. 9: Galau
10 Ch. 10: Wedding Day
11 Ch. 11: Kamar
12 Ch. 12: Pesta Pernikahan
13 Ch. 13: Kamar (2)
14 Ch. 14: Pagi Pertama
15 TCGK-15
16 Ch. 16: Tidur Nyenyak
17 Ch. 17: Diantar Suami
18 Ch. 18: Macet
19 Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20 Ch. 20: Lupa
21 Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22 Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23 Ch. 23: Terpisah Jarak
24 Ch. 24: Uji Coba Pertama
25 Ch. 25: Ternoda
26 Ch. 26: Kunjungan
27 Ch. 27: Hujan
28 Ch. 28: Ujian Nasional
29 Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30 Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31 Ch. 31: Lebih Baik Diam
32 Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33 Ch. 33: Tetap di Sini
34 Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35 Ch. 35: IGD
36 BAB 36
37 Bab 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 Ch. 44 : Menemukanmu
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Ch. 47: Luapan Rindu
48 Ch. 48: Kembali
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Ch. 53: Dingin
54 Ch. 54: Anak?
55 Ch. 55: Perjalanan
56 BAB 56
57 Bab 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 S2 - Bab1
63 S2- Bab 1
64 S2- Bab2
65 S2- Bab 3
66 S2 - Bab 4
67 S2- Bab 5
68 S2 - Bab 6
69 S2- Bab 7
70 S2 - Bab 8
71 S2 - Bab 9
72 S2 - Bab 10
73 S2 - Bab 11
74 Bab 11
75 S2 - Bab 12
76 S2 - Bab 13
77 S2 - Bab 14
78 S2 - Bab 15
79 S2 - Bab 16
80 S2 - Bab 17
81 S2 - Bab 18
82 S2 - Bab 19
83 S2 - Bab 20
84 S2 - Bab 21
85 S2 - Bab 22
86 Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87 Ch. 87: Terhukum Rindu
88 S2 - Bab 25
89 S2 - Bab 26
90 S2 - Bab 27
91 S2 - Bab 28
92 S2 - Bab 29
93 S2 - Bab 30
94 S2 - Bab 31
95 Akhir Kisah (END)
96 Maaf dan terima kasih.
97 Extra Part
98 BonChap ZeSa - 2
99 Extra Part (3)
100 Extra Part (3)
101 Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102 Baca Aja
103 Wanita Bayaran untuk Anakku
104 Menikahi Teman Kelas (info)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ch. 1: Rumah Sakit
2
Ch. 2: Pertemuan
3
Ch. 3: Pertikaian
4
Ch. 4: Video Call
5
Ch. 5: Debat Lagi
6
Ch. 6: Sesuai Janji
7
Ch. 7: Naluri
8
Ch. 8: Cincin Pernikahan
9
Ch. 9: Galau
10
Ch. 10: Wedding Day
11
Ch. 11: Kamar
12
Ch. 12: Pesta Pernikahan
13
Ch. 13: Kamar (2)
14
Ch. 14: Pagi Pertama
15
TCGK-15
16
Ch. 16: Tidur Nyenyak
17
Ch. 17: Diantar Suami
18
Ch. 18: Macet
19
Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20
Ch. 20: Lupa
21
Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22
Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23
Ch. 23: Terpisah Jarak
24
Ch. 24: Uji Coba Pertama
25
Ch. 25: Ternoda
26
Ch. 26: Kunjungan
27
Ch. 27: Hujan
28
Ch. 28: Ujian Nasional
29
Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30
Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31
Ch. 31: Lebih Baik Diam
32
Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33
Ch. 33: Tetap di Sini
34
Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35
Ch. 35: IGD
36
BAB 36
37
Bab 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
Ch. 44 : Menemukanmu
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Ch. 47: Luapan Rindu
48
Ch. 48: Kembali
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Ch. 53: Dingin
54
Ch. 54: Anak?
55
Ch. 55: Perjalanan
56
BAB 56
57
Bab 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
S2 - Bab1
63
S2- Bab 1
64
S2- Bab2
65
S2- Bab 3
66
S2 - Bab 4
67
S2- Bab 5
68
S2 - Bab 6
69
S2- Bab 7
70
S2 - Bab 8
71
S2 - Bab 9
72
S2 - Bab 10
73
S2 - Bab 11
74
Bab 11
75
S2 - Bab 12
76
S2 - Bab 13
77
S2 - Bab 14
78
S2 - Bab 15
79
S2 - Bab 16
80
S2 - Bab 17
81
S2 - Bab 18
82
S2 - Bab 19
83
S2 - Bab 20
84
S2 - Bab 21
85
S2 - Bab 22
86
Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87
Ch. 87: Terhukum Rindu
88
S2 - Bab 25
89
S2 - Bab 26
90
S2 - Bab 27
91
S2 - Bab 28
92
S2 - Bab 29
93
S2 - Bab 30
94
S2 - Bab 31
95
Akhir Kisah (END)
96
Maaf dan terima kasih.
97
Extra Part
98
BonChap ZeSa - 2
99
Extra Part (3)
100
Extra Part (3)
101
Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102
Baca Aja
103
Wanita Bayaran untuk Anakku
104
Menikahi Teman Kelas (info)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!