Ch. 2: Pertemuan

“Sa, kamu kenapa?” Lisa bertanya pada sahabatnya.

Sejak tadi Sally terdiam. Padahal, tidak biasanya demikian saat nongkrong di kafe Tum-tum akhir pekan. Gadis berambut panjang bergelombang itu terlihat risau, entah hal apa yang menggelayuti pikirannya.

“Sa.” Lisa kembali berkata ketika tak kunjung dapat jawaban. Teman sebangkunya itu sampai gelagapan.

“Eh, nggak pa-pa, kok, Lis.”

“Serius?”

“Iya.” Sally mengangguk. Namun, Lisa tak kunjung percaya begitu saja. Dia terus memperhatikan sahabatnya yang terdiam lagi.

“Cerita aja kalau ada yang bisa kubantu.”

Sally menggeleng. “Enggak, ini soal keputusanku kemarin menikah dengan anak Om Bobi.”

“Kamu serius mau terima perjodohan itu?”

Nona Muda Birawan itu kembali mengangguk dan membuat Lisa sedikit menganga. “Sa, seriusan? Kamu nggak pengin batalin?”

“Nggak perlu. Aku masih merasa bersalah kalau inget kepergian Nenek.”

Lisa hanya mengembuskan napasnya kasar. Dia merasa iba pada kehidupan Sally. Mereka masih muda jika harus berumah tangga, tetapi dia juga tahu betapa sayangnya Sally pada keluarga.

“Aku cuma bisa doain kamu yang terbaik, ya.”

Gadis berambut pendek sebahu itu beranjak dari kursi untuk memeluk Sally. Hanya perlakuan itu yang bisa dia berikan. Lisa juga tahu jika sahabatnya dijodohkan dengan pria tujuh tahun lebih tua dari mereka. Hal itu terdengar sangat konyol baginya.

***

Ruang tamu keluarga Birawan sudah rapi. Tamu yang ditunggu hadirnya, sudah tiba dan duduk dengan tenang.

Pak Tomi, Bu Anna, dan Dion ada di sana. Mereka kompak menyambut keluarga Pak Bobi.

Segala persiapan dilakukan dari siang, padahal hanya keluarga Pak Bobi yang datang. Pria yang dahulu pernah tinggal di kediaman itu pula.

“Mi, Sally mana?”

“Oh, ya, Mami panggil dulu, Pi.” Ibu dari Sally dan Dion itu beranjak menuju kamar atas. Dia membuka pintu hati-hati ketika memasuki ruang pribadi Sally.

Bu Anna melihat anak gadisnya masih di depan cermin rias. Dia masih menyisir rambut dan menyematkan satu jepit di atas telinga.

“Kamu cantik. Sudah siap?”

Gadis bermata cokelat gelap itu mengangguk. Dia berusaha mengulas senyum saat sang ibu menatap pantulannya di cermin.

“Kita turun.”

Sally ikut berdiri dan mengikuti langkah ibunya. Bu Anna mulai menuruni anak tangga perlahan.

Tepat sampai di ruang tamu, Sally mengedarkan pandangan. Di sana, sudah ada Pak Bobi dan Bu Lyra. Wajah keduanya menebar senyum saat Sally menatap mereka.

Pandangan Sally bergeser sedikit, melihat lelaki dengan paras rupawan duduk dengan tenang. Penampilannya rapi meski hanya mengenakan kemeja polos hitam seperti rambut dan matanya. Melihat itu, Sally tercenung sesaat. Dia bertanya dalam hati, apa itu anak Pak Bobi dan Bu Lyra? Padahal, dia kira seorang om-om seperti julukan Lisa.

“Ayo, Sayang. Sapa mereka dulu.” Bu Anna menyadarkan Sally, membuat gadis itu segera melangkah mendatangi sofa ruang tamu.

Kakinya berjalan dengan perlahan, Sally hanya mengikuti ke mana Bu Anna melangkah.

“Malam, Om, Tante.” Dia tersenyum manis, meraih tangan kedua orang di hadapannya, mencium bergantian.

“Malam, Sa. Kamu cantik sekali malam ini.” Bu Lyra memuji sambil mengelus lembut rambut gadis yang sudah dianggap anak sendiri.

Pak Bobi ikut tersenyum melihat binar bahagia di raut muka istrinya tercinta.

Menanggapi pujian dari Bu Lyra, Sally membalas dengan lengkungan di bibir. “Terima kasih, Tante.”

“Sa, kenapa hanya calon mertua saja yang kamu sapa? Sapa juga pada calon suamimu.”

“Ah, mamimu benar. Ayo, sapa calon suamimu.” Bu Lyra ikut membenarkan omongan ibunda Sally. Dia menggeser posisi dan mendekati putranya.

Mendengar kata 'suami', hati Sally seakan ingin melompat dari rongga dada. Tubuhnya serasa melayang dalam sekejap dan ingin ambruk. Akan tetapi, Sally harus menguasai diri. Dia tidak ingin membuat malu keluarga.

"Eee … se-selamat malam, mmm …." Gadis itu menggantung ucapan. Dia bingung harus memanggil dengan sebutan apa pada calon suaminya itu. Apa iya harus memanggil om? Tidak! Panggilan itu terlalu tua jika dia melihat perawakan yang saat ini ada di depannya.

"Namanya Zean, Sayang.” Bu Lyra memegang lembut kedua lengan Sally. “Panggil saja dia, Kak Ze,” lanjutnya memberi saran.

Gadis itu mengangguk kaku lalu berkata, “Selamat malam, Kak Ze.” Tangannya mengulur ke depan, mengajak Zean berjabat tangan.

Anak Bu Lyra dan Pak Bobi itu hanya berdiri, sesaat memandang uluran tangan gadis di hadapannya.

“Ze!” Bu Lyra menyenggol tangan sang anak, menyadarkan Zean jika Sally tengah menunggu tanggapannya.

Tak ada ekspresi dari wajah Zean. Dia hanya menyambut uluran tangan Sally sekejap, lalu segera dilepas. Tak ada senyum, kata-kata balasan menyapa juga tidak ada.

Sombong amat.

Batin Sally mengumpat. Dia tak menyangka jika anak Pak Bobi tak seramah ayahnya.

“Jadi bagaimana, Bob?”

"Untuk itu, keluargaku hanya mengikuti sesuai permintaan keluarga kalian saja. Kurasa, Zean tidak keberatan kapan pun itu di laksanakan.”

Pak Tomi mengulas senyum mendengar jawaban saudara angkatnya tersebut. "Bagaimana kalau dua minggu lagi? Kurasa itu waktu yang cukup untuk kita mempersiapkan berkas-berkas yang harus diserahkan pada catatan sipil, bukan?"

Pak Bobi mengatupkan bibir sekilas, beberapa saat mencerna perkataan Pak Tomi. Dia lalu menoleh pada sang istri. Bu Lyra memberi anggukan dan senyuman.

“Baiklah, itu bukan masalah. Biarkan Zean yang mengurus semua ini.”

Hah? Kenapa aku , Pa? Aku sibuk. Ck!

Ingin sekali Zean protes dengan keputusan Pak Bobi. Akan tetapi, tentu saja dia tidak bisa. Memangnya dia siapa? Sesayang apa pun kedua orang tuanya itu, tetap saja Zean tak bisa menolak semua perkataan ayahnya.

Sally menelan ludah secara kasar saat mendengar pembicaraan dua orang tua. Hatinya berdegup dengan pikiran mulai kacau. Dia tidak mengira jika pernikahannya akan dilaksanakan secepat itu. Padahal, Sally kira akan ada acara pertunangan dahulu dan tidak langsung ke jenjang pernikahan. Akan tetapi, ternyata pemikirannya salah. Kedua orang tua dan calon mertua ternyata sama-sama memiliki kesepakatan sendiri.

***

Usai berbasa-basi mengobrol sebentar di ruang tamu. Acara mereka dilanjutkan dengan makan malam. Semua duduk tenang, hanya Pak Bobi dan Pak Tomi paling banyak bercerita. Hal itu, bukan sesuatu yang mengherankan jika mereka begitu akrab, mengingat Pak Bobi dulu tinggal satu atap.

Sally terus menunduk selama makan. Di sebelahnya ada Dion yang ikut melirik, tetapi tak memberi tanggapan. Zean di depan gadis itu menunjuk ekspresi tenang.

“Terima kasih untuk kunjungan malam ini. Sering-sering kemari seperti dulu.” Pak Tomi berkata saat mengantar calon besannya ke depan usai makan malam tadi.

Keluarga Pak Bobi harus segera kembali ke kota C. Akhir pekan, bertepatan malam Minggu pasti jalanan ramai dan macet. Belum lagi jarak tempuh dua jam pasti akan melelahkan bagi pengemudi.

“Tentu kalau tidak ada kesibukan.”

“Kau ini, Bob. Bukannya sudah ada Zean yang membantumu?”

“Ya, tapi aku juga masih harus bekerja.”

Pak Tomi mengangguk-angguk sambil terkekeh. Dia paham bagaimana sibuknya Pak Bobi semenjak memegang Pratama Group.

“Hati-hati kalau begitu, ya.”

Mereka saling berpelukan sebelum pergi. Bu Lyra dan Bu Anna melakukan hal yang sama.

“Sa, main ke rumah kalau kamu libur.”

“Ee, iya, Tante.” Sally menjawab canggung. Dia mana mungkin ke rumah Zean saat belum memiliki status hubungan.

“Jangan sungkan-sungkan. Sebentar lagi kami juga keluargamu.”

Kembali Sally hanya menanggapi dengan senyuman. Dia masih kaku untuk bersikap.

Zean tak jauh dari keluarga hanya melirik, tidak ada niat untuk pamitan pada Sally. Baginya, cukup Pak Tomi dan Bu Anna saja.

Dion tiba-tiba mendekati Zean. “Hati-hati, Kak,” ucap pemuda kelas tiga SMP itu.

“Oh, ya.” Zean menjawab sambil mengacak rambut.

Semua bersiap masuk mobil dan pergi. Keluarga Birawan melambaikan tangan ketika mobil yang dikemudikan Zean meninggalkan pelataran.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa iya Sally hak pernah ketemu dgn anaknya pak Bobi?? katanya dulu pak Bobi anak angkat nemeknya,Apa dr mereka kecil sampai mereka besar pak Bobi gak pernah memperkenal kan mereka,harusnya kan mereka akrab tuh udah kayak sepupuan,tapi ini malah gak kenal,,🤔🤔

2023-02-21

0

imafe

imafe

cmn delapan thn,sm lah dgn ku ,aku dan suamiku terpaut 10thn ,aku 1992,suamiku 82

2022-05-04

0

Kornelia Hidayat

Kornelia Hidayat

cm bd 8thn, ga ad bedanylah msh deket

2022-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Rumah Sakit
2 Ch. 2: Pertemuan
3 Ch. 3: Pertikaian
4 Ch. 4: Video Call
5 Ch. 5: Debat Lagi
6 Ch. 6: Sesuai Janji
7 Ch. 7: Naluri
8 Ch. 8: Cincin Pernikahan
9 Ch. 9: Galau
10 Ch. 10: Wedding Day
11 Ch. 11: Kamar
12 Ch. 12: Pesta Pernikahan
13 Ch. 13: Kamar (2)
14 Ch. 14: Pagi Pertama
15 TCGK-15
16 Ch. 16: Tidur Nyenyak
17 Ch. 17: Diantar Suami
18 Ch. 18: Macet
19 Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20 Ch. 20: Lupa
21 Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22 Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23 Ch. 23: Terpisah Jarak
24 Ch. 24: Uji Coba Pertama
25 Ch. 25: Ternoda
26 Ch. 26: Kunjungan
27 Ch. 27: Hujan
28 Ch. 28: Ujian Nasional
29 Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30 Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31 Ch. 31: Lebih Baik Diam
32 Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33 Ch. 33: Tetap di Sini
34 Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35 Ch. 35: IGD
36 BAB 36
37 Bab 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 Ch. 44 : Menemukanmu
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Ch. 47: Luapan Rindu
48 Ch. 48: Kembali
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Ch. 53: Dingin
54 Ch. 54: Anak?
55 Ch. 55: Perjalanan
56 BAB 56
57 Bab 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 S2 - Bab1
63 S2- Bab 1
64 S2- Bab2
65 S2- Bab 3
66 S2 - Bab 4
67 S2- Bab 5
68 S2 - Bab 6
69 S2- Bab 7
70 S2 - Bab 8
71 S2 - Bab 9
72 S2 - Bab 10
73 S2 - Bab 11
74 Bab 11
75 S2 - Bab 12
76 S2 - Bab 13
77 S2 - Bab 14
78 S2 - Bab 15
79 S2 - Bab 16
80 S2 - Bab 17
81 S2 - Bab 18
82 S2 - Bab 19
83 S2 - Bab 20
84 S2 - Bab 21
85 S2 - Bab 22
86 Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87 Ch. 87: Terhukum Rindu
88 S2 - Bab 25
89 S2 - Bab 26
90 S2 - Bab 27
91 S2 - Bab 28
92 S2 - Bab 29
93 S2 - Bab 30
94 S2 - Bab 31
95 Akhir Kisah (END)
96 Maaf dan terima kasih.
97 Extra Part
98 BonChap ZeSa - 2
99 Extra Part (3)
100 Extra Part (3)
101 Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102 Baca Aja
103 Wanita Bayaran untuk Anakku
104 Menikahi Teman Kelas (info)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ch. 1: Rumah Sakit
2
Ch. 2: Pertemuan
3
Ch. 3: Pertikaian
4
Ch. 4: Video Call
5
Ch. 5: Debat Lagi
6
Ch. 6: Sesuai Janji
7
Ch. 7: Naluri
8
Ch. 8: Cincin Pernikahan
9
Ch. 9: Galau
10
Ch. 10: Wedding Day
11
Ch. 11: Kamar
12
Ch. 12: Pesta Pernikahan
13
Ch. 13: Kamar (2)
14
Ch. 14: Pagi Pertama
15
TCGK-15
16
Ch. 16: Tidur Nyenyak
17
Ch. 17: Diantar Suami
18
Ch. 18: Macet
19
Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20
Ch. 20: Lupa
21
Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22
Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23
Ch. 23: Terpisah Jarak
24
Ch. 24: Uji Coba Pertama
25
Ch. 25: Ternoda
26
Ch. 26: Kunjungan
27
Ch. 27: Hujan
28
Ch. 28: Ujian Nasional
29
Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30
Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31
Ch. 31: Lebih Baik Diam
32
Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33
Ch. 33: Tetap di Sini
34
Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35
Ch. 35: IGD
36
BAB 36
37
Bab 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
Ch. 44 : Menemukanmu
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Ch. 47: Luapan Rindu
48
Ch. 48: Kembali
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Ch. 53: Dingin
54
Ch. 54: Anak?
55
Ch. 55: Perjalanan
56
BAB 56
57
Bab 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
S2 - Bab1
63
S2- Bab 1
64
S2- Bab2
65
S2- Bab 3
66
S2 - Bab 4
67
S2- Bab 5
68
S2 - Bab 6
69
S2- Bab 7
70
S2 - Bab 8
71
S2 - Bab 9
72
S2 - Bab 10
73
S2 - Bab 11
74
Bab 11
75
S2 - Bab 12
76
S2 - Bab 13
77
S2 - Bab 14
78
S2 - Bab 15
79
S2 - Bab 16
80
S2 - Bab 17
81
S2 - Bab 18
82
S2 - Bab 19
83
S2 - Bab 20
84
S2 - Bab 21
85
S2 - Bab 22
86
Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87
Ch. 87: Terhukum Rindu
88
S2 - Bab 25
89
S2 - Bab 26
90
S2 - Bab 27
91
S2 - Bab 28
92
S2 - Bab 29
93
S2 - Bab 30
94
S2 - Bab 31
95
Akhir Kisah (END)
96
Maaf dan terima kasih.
97
Extra Part
98
BonChap ZeSa - 2
99
Extra Part (3)
100
Extra Part (3)
101
Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102
Baca Aja
103
Wanita Bayaran untuk Anakku
104
Menikahi Teman Kelas (info)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!