Ch. 7: Naluri

Tidak ada lagi obrolan, sepasang kaki kedua gadis seumuran itu terus melangkah ke tujuan awal. Namun, tiba-tiba Lisa berhenti dan Sally tentu mengikuti gerakan sahabatnya.

"Ada apa?" Sally bertanya heran. Dia menoleh pada Lisa yang memandang lurus ke depan. Ketika pandangan mata Sally ikut diarahkan ke sana, dia sedikit terhenyak.

Apa-apaan dia itu.

Hati yang bersemayam di dada Sally spontan merasa kesal ketika melihat Zean dikerubungi beberapa siswi. Entah apa alasannya, Sally tidak tahu.

"Sa, lihat. Kakak Ganteng itu kemari lagi."

"Hm."

"Ayo ke sana." Tanpa menunggu jawaban, Lisa sudah menarik tangan Sally dengan antusias. Nona muda keluarga Birawan itu sampai berjalan setengah terseret.

"Lisa, apaan, sih?" Sally terus berusaha berontak, tetapi Lisa tidak memedulikan itu.

Tepat berada tak jauh dari Zean, kedua gadis itu baru berhenti. Kedua mata Zean menangkap kehadiran calon istrinya di sana. Dia segera menegakkan tubuh yang sejak tadi bersandar di kap mobil.

Kaki berbalut sepatu yang mengilap, Zean arahkan ke tempat Sally dan Lisa berada. Dua gadis itu memperlihatkan ekspresi tidak sama. Satu datar sedang lainnya salah tingkah.

"Kenapa diam di sini? Ayo!" Tangan seputih salju yang Sally miliki ditarik Zean tanpa bicara dulu.

Lisa dan siswi lain yang ada di sana membelalakkan mata. Tanpa melawan, Sally masuk mobil setelah pintu terbuka.

Zean mengambil alih kemudi. Ketika mesin menyala, para siswi bergeser dari posisi mereka agar tidak tersenggol.

Tanpa mengucap salam perpisahan, Sally pergi lebih dulu meninggalkan Lisa.

Gadis yang masih mematung di tempat itu tersadar. Lisa merasa benar-benar bodoh karena tidak bertanya apa pun, justru ditinggalkan begitu saja.

"Apa Sally kenal Kakak Tampan tadi?" Satu siswi bertanya.

"Iya, ya. Bukankah Sally enggak punya kakak selama ini?" Satu lagi menyahut.

"Apa mungkin saudara? Sepupu?"

"Aku rasa enggak, bukankah ayahnya anak tunggal?"

Satu siswi menanggapi hanya dengan mengangkat bahu. Lisa yang mendengar itu tidak ambil pusing. Dia bergegas menuju mobil dengan beribu pertanyaan.

Apa hubungan Sally dengan pria itu? Apa dia calon suaminya? Tapi bukankah sudah om-om?

Di belakang kemudi, Lisa masih terheran. Namun, detik berikutnya dia mencoba kembali sadar agar bisa mengemudi dengan baik.

***

Zean terus fokus pada jalanan. Sejak tadi tidak ada obrolan antara dirinya dengan Sally. Gadis 18 tahun di sebelahnya duduk, hanya diam, tidak mengajak mengobrol barang sepatah kata.

"Gadis Kecil, apa mau makan dulu?"

Hening, tidak ada jawaban.

"Hei, Gadis Kecil, aku bicara padamu?" Zean berucap dengan mata berkeliaran, menatap antara jalanan dan spion karena sedang berbelok.

Masih tetap tak ada respons.

"Sa ...." Suara pria itu diperhalus. Intonasi dia turunkan tidak setinggi tadi. Namun, tetap percuma. Perempuan yang ada di sebelah masih tetap duduk setengah memunggungi.

Anak Bu Lyra itu berdecak keras, berusaha memancing perhatian, tetapi tetap sepi. Akhirnya, dia menepikan mobil sebentar.

"Sa, kau marah?" Zean bicara tanpa menoleh.

Tidak ada jawaban membuat Zean kesal. Tangannya dengan berani menarik bahu Sally.

"Oh, ya ampun. Kau tidur rupanya." Zean menepuk keningnya sendiri, merasa konyol dengan tingkahnya barusan.

Wajah perempuan itu tertutup rambut, jemari Zean secara yakin menyelipkan ke belakang telinga.

Mungkin posisi terlalu dekat, membuat jantung Zean berdegup lebih kencang ketika melihat bibir merah muda milik calon istrinya.

Naluri kelelakian Zean bangkit. Dalam keadaan setengah sadar, dia memejamkan mata dan menuntun wajah lebih dekat lagi.

Akan tetapi, belum sampai bibir Zean mendarat di tempat tujuan, Sally sudah mendorong kasar hingga membuatnya terhuyung mundur.

"Apa yang kamu lakukan?" Sally memekik secara spontan. Dia dengan kelabakan memeriksa pakaian guna memastikan seragam masih lengkap dan benar posisinya.

"Kau!"

Oh, s h i t!

Zean mengumpat dalam hati. Sikunya terasa nyeri lantaran membentur dasboard dan bagian punggung menabrak pintu.

"Apa?" Sally membalas tanpa takut. Dia benar-benar marah. Terbukti dari wajahnya yang putih menjadi sedikit memerah karena menahan emosi. Deru napasnya terdengar lebih kencang.

Zean berdecak usai membenarkan posisi. "Aku hanya membantu mengubah posisi. Sejak tadi kepalamu terantuk kaca jendela."

Alasan yang sempurna dilontarkan Zean. Dia tidak mungkin mengaku jika tadi ingin mengambil ciuman diam-diam. Harga diri seorang Tuan Muda Pratama bisa jatuh.

"Awas saja kalau kamu macam-macam!" Sally bicara dengan nada mengancam, lalu kembali membenarkan posisi duduknya menatap ke depan.

Cih, Gadis Kecil. Liat saja kau setelah jadi istriku. Aku akan mencabik-cabik dirimu, sampai membuka mata pun berat.

.

.

Terpopuler

Comments

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

dipart sebelum nya ktnya rambut sebahu..lha kok mendadak jd panjang bergelombang 😀😀🤭

2023-12-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bisa2 nya Sally tidur..🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-02-21

0

Riska Wulandari

Riska Wulandari

gayamu sok dingin sok jual mahal Ze,,tapi baru liat begitu aja pikiran udah kemana mana..😜😜😜

2021-11-14

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Rumah Sakit
2 Ch. 2: Pertemuan
3 Ch. 3: Pertikaian
4 Ch. 4: Video Call
5 Ch. 5: Debat Lagi
6 Ch. 6: Sesuai Janji
7 Ch. 7: Naluri
8 Ch. 8: Cincin Pernikahan
9 Ch. 9: Galau
10 Ch. 10: Wedding Day
11 Ch. 11: Kamar
12 Ch. 12: Pesta Pernikahan
13 Ch. 13: Kamar (2)
14 Ch. 14: Pagi Pertama
15 TCGK-15
16 Ch. 16: Tidur Nyenyak
17 Ch. 17: Diantar Suami
18 Ch. 18: Macet
19 Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20 Ch. 20: Lupa
21 Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22 Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23 Ch. 23: Terpisah Jarak
24 Ch. 24: Uji Coba Pertama
25 Ch. 25: Ternoda
26 Ch. 26: Kunjungan
27 Ch. 27: Hujan
28 Ch. 28: Ujian Nasional
29 Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30 Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31 Ch. 31: Lebih Baik Diam
32 Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33 Ch. 33: Tetap di Sini
34 Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35 Ch. 35: IGD
36 BAB 36
37 Bab 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 Ch. 44 : Menemukanmu
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Ch. 47: Luapan Rindu
48 Ch. 48: Kembali
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Ch. 53: Dingin
54 Ch. 54: Anak?
55 Ch. 55: Perjalanan
56 BAB 56
57 Bab 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 S2 - Bab1
63 S2- Bab 1
64 S2- Bab2
65 S2- Bab 3
66 S2 - Bab 4
67 S2- Bab 5
68 S2 - Bab 6
69 S2- Bab 7
70 S2 - Bab 8
71 S2 - Bab 9
72 S2 - Bab 10
73 S2 - Bab 11
74 Bab 11
75 S2 - Bab 12
76 S2 - Bab 13
77 S2 - Bab 14
78 S2 - Bab 15
79 S2 - Bab 16
80 S2 - Bab 17
81 S2 - Bab 18
82 S2 - Bab 19
83 S2 - Bab 20
84 S2 - Bab 21
85 S2 - Bab 22
86 Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87 Ch. 87: Terhukum Rindu
88 S2 - Bab 25
89 S2 - Bab 26
90 S2 - Bab 27
91 S2 - Bab 28
92 S2 - Bab 29
93 S2 - Bab 30
94 S2 - Bab 31
95 Akhir Kisah (END)
96 Maaf dan terima kasih.
97 Extra Part
98 BonChap ZeSa - 2
99 Extra Part (3)
100 Extra Part (3)
101 Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102 Baca Aja
103 Wanita Bayaran untuk Anakku
104 Menikahi Teman Kelas (info)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ch. 1: Rumah Sakit
2
Ch. 2: Pertemuan
3
Ch. 3: Pertikaian
4
Ch. 4: Video Call
5
Ch. 5: Debat Lagi
6
Ch. 6: Sesuai Janji
7
Ch. 7: Naluri
8
Ch. 8: Cincin Pernikahan
9
Ch. 9: Galau
10
Ch. 10: Wedding Day
11
Ch. 11: Kamar
12
Ch. 12: Pesta Pernikahan
13
Ch. 13: Kamar (2)
14
Ch. 14: Pagi Pertama
15
TCGK-15
16
Ch. 16: Tidur Nyenyak
17
Ch. 17: Diantar Suami
18
Ch. 18: Macet
19
Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20
Ch. 20: Lupa
21
Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22
Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23
Ch. 23: Terpisah Jarak
24
Ch. 24: Uji Coba Pertama
25
Ch. 25: Ternoda
26
Ch. 26: Kunjungan
27
Ch. 27: Hujan
28
Ch. 28: Ujian Nasional
29
Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30
Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31
Ch. 31: Lebih Baik Diam
32
Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33
Ch. 33: Tetap di Sini
34
Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35
Ch. 35: IGD
36
BAB 36
37
Bab 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
Ch. 44 : Menemukanmu
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Ch. 47: Luapan Rindu
48
Ch. 48: Kembali
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Ch. 53: Dingin
54
Ch. 54: Anak?
55
Ch. 55: Perjalanan
56
BAB 56
57
Bab 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
S2 - Bab1
63
S2- Bab 1
64
S2- Bab2
65
S2- Bab 3
66
S2 - Bab 4
67
S2- Bab 5
68
S2 - Bab 6
69
S2- Bab 7
70
S2 - Bab 8
71
S2 - Bab 9
72
S2 - Bab 10
73
S2 - Bab 11
74
Bab 11
75
S2 - Bab 12
76
S2 - Bab 13
77
S2 - Bab 14
78
S2 - Bab 15
79
S2 - Bab 16
80
S2 - Bab 17
81
S2 - Bab 18
82
S2 - Bab 19
83
S2 - Bab 20
84
S2 - Bab 21
85
S2 - Bab 22
86
Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87
Ch. 87: Terhukum Rindu
88
S2 - Bab 25
89
S2 - Bab 26
90
S2 - Bab 27
91
S2 - Bab 28
92
S2 - Bab 29
93
S2 - Bab 30
94
S2 - Bab 31
95
Akhir Kisah (END)
96
Maaf dan terima kasih.
97
Extra Part
98
BonChap ZeSa - 2
99
Extra Part (3)
100
Extra Part (3)
101
Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102
Baca Aja
103
Wanita Bayaran untuk Anakku
104
Menikahi Teman Kelas (info)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!