Ch. 10: Wedding Day

Akhir pekan pun tiba, bertepatan dengan hari di mana keluarga Birawan akan menjadi satu dengan keluarga Pratama. Hiruk pikuk persiapan pernikahan dua orang anak sulung dari kedua keluarga besar tersebut sudah terjadi sejak kemarin malam.

Para pekerja sibuk membenahi tata letak barang-barang yang akan dibutuhkan dalam prosesi pernikahan. Orang-orang yang merupakan tamu undangan, keluarga dan para sahabat terdekat mulai berkerumun. Tidak banyak, karena resepsi pernikahan akan diadakan di kota seberang.

Pak Tomi dan Bu Anna sepakat hanya mengundang keluarga inti serta teman dekat di kediaman Birawan.

Masih ada di kamar, Sally sudah cantik dengan gaun pernikahan, make up natural, rambut tersanggul rapi. Namun, di balik semua keindahan itu, tidak ada senyum bahagia terukir di bibirnya yang mungil.

Beberapa kali dia menghela napas panjang seolah ingin mendamaikan kecamuk rasa di dada. Buliran air mata lolos tanpa permisi, tatapan sedih memancar dari kedua mata indah yang Sally miliki.

Aku enggak pernah menyangka, kalau semua ini akan begini. Beberapa menit lagi duniaku akan berubah. Apa yang harus aku lakukan? Ingin sekali kaki ini berlari sekuat mungkin. Tapi, aku nggak mau mengecewakan orang-orang yang telah menyayangi.

Sally segera menyeka pelan pipi yang basah saat pintu kamar dibuka. Seorang wanita dewasa masuk dengan busana rapi yang menunjang penampilan.

Bu Anna mendekat, mengusap pelan bahu anaknya. “Kamu cantik, Nak.”

Tanpa mengalihkan tatapan dari cermin, Sally mencoba tersenyum. Gadis itu tidak bisa mengucap apa pun untuk menanggapi pujian ibunya.

“Mi, apa Mami bahagia?”

Bu Anna mengangkat wajah, ikut melihat pantulan bayangan Sally di cermin. “Mami bahagia kalau kamu bahagia, Sa.”

Sally tidak menjawab. Gadis itu memutar diri, menghadap ibunya dan mendongak. Senyuman teduh diberikan Bu Anna, Sally memeluk erat wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

“Semua sudah siap, Mami panggilkan Lisa, ya?”

Sally mengangguk tanpa mau melepas, seolah tidak ingin berpisah.

“Sa, semua baik-baik saja. Mami akan menemanimu.”

Sally mengangguk ragu, lalu perlahan tautan tangan yang melingkar di perut itu terlepas.

Bu Anna meninggalkan kamar, memanggil Lisa untuk menemani Sally.

***

“Woaah … Sa, kamu cantik sekali.” Lisa berdecak kagum, membuat Sally menyunggingkan senyuman tipis.

“Kamu juga cantik, terlihat makin dewasa.” Sally ganti memuji.

Lisa tersenyum lebar, lalu mematut diri di depan cermin. Berlenggak-lenggok, sibuk memindai tubuh dan riasan bergantian. Memastikan dia tidak kalah cantik dengan si Pengantin.

Gadis berambut pendek itu memang terlihat begitu dewasa. Tidak ada yang menyangka jika dia masih pelajar saat melihat dandanan kali ini. Dress putih tulang selutut, make up natural dengan sapuan lipstick merah menyala. Memberi kesan seksi pada penampilan.

Lisa mengibas rambut ke belakang, lalu membungkuk, membisik ke telinga Sally dengan suara menggoda genit. “Calon suamimu, ganteng banget, Sa ….”

Alis Sally naik sebelah, terheran menatap Lisa yang tengah senyum malu-malu menutup bibir.

Cih! Kamu lihat Sa. Bahkan sahabatmu terang-terangan memuji lelaki menyebalkan itu. Kalau saja bisa, aku ingin menukar posisi dengan Lisa sekarang. Pasti dia tidak keberatan, kan?

Hati Sally mengumpat kesal, pikiran tidak wajar melintas, seolah semakin menumpuk kebencian untuk Zean karena merasa tak ada yang sepaham dengannya.

“Sudahlah.” Lisa menepuk bahu. “Ayo keluar, aku kemari ingin menggandengmu untuk turun. Sebentar lagi, kamu akan jadi Nona Muda Pratama.”

Sally mengembuskan napas berat, apalagi mendengar perkataan Lisa. Perlahan dia beranjak dan ke luar kamar diiringi Lisa yang setia menggandeng menuruni tangga.

Tepat saat kaki jenjang kedua gadis itu menapak undakan tengah tangga, Sally berhenti mendadak. Semua tatapan seolah menuju pada mereka, membuat gugup seketika.

“Tarik napas, Sa. Embuskan pelan, aku menemanimu.” Lisa berbisik, membuat Sally menoleh. Dia mengangguk, menyakinkan sahabatnya bahwa semua akan baik-baik saja.

Langkah mereka dilanjutkan hingga menapaki lantai dasar. Bu Anna datang, tangan beliau mengulur menyambut Sally.

“Mami bantu, Sayang.”

Kakak Dion itu mengangguk, lalu menyambut uluran tangan Bu Anna.

Diapit dua perempuan terdekat, Sally berjalan mengarah pada lelaki yang sejak tadi tidak berkedip memandang dirinya. Wajah Zean makin tampan. Rambut legam tersisir rapi, setelan tuxedo serba putih dikenakan.

Ketiga orang itu berhenti tepat di depan Zean yang tengah tersenyum lembut sampai sempat membuat Sally berdebar. Baru kali ini lelaki itu tersenyum padanya, membuat Sally tersihir beberapa detik.

Lamunan Sally buyar. Semua orang bersorak kompak, saat Zean dengan berani mengecup punggung tangan calon istrinya.

“Kau cantik, Gadis Kecil,” pujinya tak tanggung-tanggung, membuat semua orang bersiul bergantian.

Tubuh Sally kaku seketika, bagaikan ada aliran listrik ribuan volt menjalar dan menyengat ke seluruh bagian. Pikirannya hilang entah ke mana saat mendapat perlakuan tiba-tiba dari lelaki yang selalu dia maki setiap saat.

“Uh, so sweet ….” Lisa lagi-lagi merasa kagum, hatinya ikut meleleh. Bu Anna di sampingnya hanya tersenyum bangga. Beliau merasa tenang melepaskan Sally pada lelaki seperti Zean.

“Sa, acara kita mulai sekarang.” Bu Anna menyadarkan Sally. Gadis itu dengan ragu menerima uluran tangan Zean yang entah sejak kapan sudah menunggu sambutan.

***

Acara di rumah Birawan diakhiri dengan makan-makan. Ucapan selamat diberikan para tamu pada kedua anak manusia yang telah resmi menjadi suami istri. Wajah tampan Zean ikut semringah entah itu nyata atau palsu. Sally sendiri hanya bisa ikut tersenyum tidak jelas saat ada yang menghampiri memberi selamat.

Bu Anna dan Pak Tomi masih terus memperhatikan anaknya, terlihat Dion juga tengah sibuk makan ditemani Lisa.

Pak Bobi menghampiri, menyampaikan rasa bahagia mereka yang tak bisa disembunyikan.

“Aku bahagia bisa memenuhi keinginan Bunda,” ucap beliau dan mendapat anggukan kepala dari Pak Tomi.

“Ini juga berkat kedua anak kita, mereka dengan sukarela mau menikah. Semoga bisa saling melengkapi.” Semua orang tersenyum bangga. Tidak sia-sia memiliki anak seperti Zean dan Sally.

Kedua pasang orang tua itu tak tahu, padahal di hati kedua insan itu tengah berkecamuk dengan kekesalan satu sama lain.

Hati Sally ingin menjerit dan membatalkan pernikahan saat dirasa dia telah memilih keputusan yang salah. Namun, itu terlambat! Semua sudah berjalan dan akan membuat malu keluarga jika sampai membatalkan semuanya. Terima tidak terima, dia harus menghadapi lelaki aneh di sampingnya mulai sekarang.

Acara selesai, sebagian tamu undur diri. Ada yang bersedia ikut ke kota C untuk merayakan resepsi pernikahan yang akan diadakan nanti malam, tetapi ada pula yang langsung kembali ke rumah mereka masing-masing.

Sally kembali ke kamar sejenak, berganti pakaian yang membuat dirinya nyaman untuk dipakai selama perjalanan.

Tangannya meraih sebuah dress warna peach berbahan katun motif bunga-bunga, tampak bagus di badan.

Tanpa menghapus make up dari wajah, Sally segera kembali turun saat Bu Anna sudah memanggil namanya berulang kali.

Semua sudah bersiap berangkat. Sally ikut di mobil Pak Bobi. Bu Anna dan Pak Tomi dengan Dion bersama mereka. Tak lupa Lisa juga ikut membuntuti di belakang dengan rombongan lainnya.

.

.

.

.

.

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

q dah mampir + like thor ....

2021-04-19

0

Xshisy

Xshisy

Like like like 🤩

2021-03-18

0

Anggra

Anggra

so sweet dech kak Ze 😘😘

2021-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Rumah Sakit
2 Ch. 2: Pertemuan
3 Ch. 3: Pertikaian
4 Ch. 4: Video Call
5 Ch. 5: Debat Lagi
6 Ch. 6: Sesuai Janji
7 Ch. 7: Naluri
8 Ch. 8: Cincin Pernikahan
9 Ch. 9: Galau
10 Ch. 10: Wedding Day
11 Ch. 11: Kamar
12 Ch. 12: Pesta Pernikahan
13 Ch. 13: Kamar (2)
14 Ch. 14: Pagi Pertama
15 TCGK-15
16 Ch. 16: Tidur Nyenyak
17 Ch. 17: Diantar Suami
18 Ch. 18: Macet
19 Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20 Ch. 20: Lupa
21 Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22 Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23 Ch. 23: Terpisah Jarak
24 Ch. 24: Uji Coba Pertama
25 Ch. 25: Ternoda
26 Ch. 26: Kunjungan
27 Ch. 27: Hujan
28 Ch. 28: Ujian Nasional
29 Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30 Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31 Ch. 31: Lebih Baik Diam
32 Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33 Ch. 33: Tetap di Sini
34 Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35 Ch. 35: IGD
36 BAB 36
37 Bab 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 Ch. 44 : Menemukanmu
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Ch. 47: Luapan Rindu
48 Ch. 48: Kembali
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Ch. 53: Dingin
54 Ch. 54: Anak?
55 Ch. 55: Perjalanan
56 BAB 56
57 Bab 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 S2 - Bab1
63 S2- Bab 1
64 S2- Bab2
65 S2- Bab 3
66 S2 - Bab 4
67 S2- Bab 5
68 S2 - Bab 6
69 S2- Bab 7
70 S2 - Bab 8
71 S2 - Bab 9
72 S2 - Bab 10
73 S2 - Bab 11
74 Bab 11
75 S2 - Bab 12
76 S2 - Bab 13
77 S2 - Bab 14
78 S2 - Bab 15
79 S2 - Bab 16
80 S2 - Bab 17
81 S2 - Bab 18
82 S2 - Bab 19
83 S2 - Bab 20
84 S2 - Bab 21
85 S2 - Bab 22
86 Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87 Ch. 87: Terhukum Rindu
88 S2 - Bab 25
89 S2 - Bab 26
90 S2 - Bab 27
91 S2 - Bab 28
92 S2 - Bab 29
93 S2 - Bab 30
94 S2 - Bab 31
95 Akhir Kisah (END)
96 Maaf dan terima kasih.
97 Extra Part
98 BonChap ZeSa - 2
99 Extra Part (3)
100 Extra Part (3)
101 Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102 Baca Aja
103 Wanita Bayaran untuk Anakku
104 Menikahi Teman Kelas (info)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ch. 1: Rumah Sakit
2
Ch. 2: Pertemuan
3
Ch. 3: Pertikaian
4
Ch. 4: Video Call
5
Ch. 5: Debat Lagi
6
Ch. 6: Sesuai Janji
7
Ch. 7: Naluri
8
Ch. 8: Cincin Pernikahan
9
Ch. 9: Galau
10
Ch. 10: Wedding Day
11
Ch. 11: Kamar
12
Ch. 12: Pesta Pernikahan
13
Ch. 13: Kamar (2)
14
Ch. 14: Pagi Pertama
15
TCGK-15
16
Ch. 16: Tidur Nyenyak
17
Ch. 17: Diantar Suami
18
Ch. 18: Macet
19
Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20
Ch. 20: Lupa
21
Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22
Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23
Ch. 23: Terpisah Jarak
24
Ch. 24: Uji Coba Pertama
25
Ch. 25: Ternoda
26
Ch. 26: Kunjungan
27
Ch. 27: Hujan
28
Ch. 28: Ujian Nasional
29
Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30
Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31
Ch. 31: Lebih Baik Diam
32
Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33
Ch. 33: Tetap di Sini
34
Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35
Ch. 35: IGD
36
BAB 36
37
Bab 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
Ch. 44 : Menemukanmu
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Ch. 47: Luapan Rindu
48
Ch. 48: Kembali
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Ch. 53: Dingin
54
Ch. 54: Anak?
55
Ch. 55: Perjalanan
56
BAB 56
57
Bab 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
S2 - Bab1
63
S2- Bab 1
64
S2- Bab2
65
S2- Bab 3
66
S2 - Bab 4
67
S2- Bab 5
68
S2 - Bab 6
69
S2- Bab 7
70
S2 - Bab 8
71
S2 - Bab 9
72
S2 - Bab 10
73
S2 - Bab 11
74
Bab 11
75
S2 - Bab 12
76
S2 - Bab 13
77
S2 - Bab 14
78
S2 - Bab 15
79
S2 - Bab 16
80
S2 - Bab 17
81
S2 - Bab 18
82
S2 - Bab 19
83
S2 - Bab 20
84
S2 - Bab 21
85
S2 - Bab 22
86
Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87
Ch. 87: Terhukum Rindu
88
S2 - Bab 25
89
S2 - Bab 26
90
S2 - Bab 27
91
S2 - Bab 28
92
S2 - Bab 29
93
S2 - Bab 30
94
S2 - Bab 31
95
Akhir Kisah (END)
96
Maaf dan terima kasih.
97
Extra Part
98
BonChap ZeSa - 2
99
Extra Part (3)
100
Extra Part (3)
101
Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102
Baca Aja
103
Wanita Bayaran untuk Anakku
104
Menikahi Teman Kelas (info)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!