Ch. 12: Pesta Pernikahan

Jam menunjuk pukul 5 sore, perlahan Sally membuka mata. Gadis itu menggeliat sesuka hati, tanpa sadar tangannya meraba-raba sesuatu yang keras.

Dia tertegun beberapa saat, telapak tangan naik turun memastikan apa yang sedang dipegang. Dia memberanikan diri menoleh ke arah samping. Gerakan yang tadi mengusap berhenti seiring bola mata membeliak tak percaya.

“Argh!” Dia langsung mendorong kasar tubuh orang di sebelah. Tubuhnya terlonjak dan langsung meraba pakaian memastikan masih utuh.

“Sally! KAU!” Zean ikut kaget, bahkan langsung terduduk dari tidur. Napasnya memburu, matanya menatap nyalang. Dada naik turun karena emosi dan kaget menjadi satu.

“A-apa yang kamu lakukan?” Gadis itu tidak peduli. Dia masih bingung bercampur panik.

“Memangnya apa? Kau sudah seperti orang kesetanan, teriak-teriak tidak jelas!” Zean sukses membungkam mulut Sally dengan tatapan tajam. Nyali gadis itu jadi menciut. Dia mulai mundur teratur, sedang Zean seolah tanpa berkedip menatap murka.

“Permisi, koper Anda, Nona.” Terdengar suara dari luar usai ketukan pintu. Hal itu membuat keduanya sadar.

Meski masih dalam keadaan takut, Sally segera lari meninggalkan Zean yang masih berapi-api. Kabur lebih baik, pikirnya.

Pintu terbuka, seorang pegawai hotel sudah menunggu di depan dengan sebuah koper. Ia tersenyum ramah. “Koper Anda. Dari kamar Nona Lisa.”

Sally menurunkan tatapan, berpindah pada koper yang dikenal. Dia baru ingat jika tadi sebelum ketiduran meminta Lisa mengantarkan koper ke kamar yang telah diberitahukan lewat pesan. “Oh, iya. Terima kasih banyak.”

Pegawai itu mengangguk, tersenyum ramah lalu permisi.

Sally menarik pelan koper miliknya, lalu segera membuka dan mencari pakaian. Dia ingin bergegas mandi karena tubuhnya terasa lengket, wajahnya ikut gatal gara-gara tidur tanpa menghapus make up.

Dia sengaja berjalan mengendap-endap, berharap tidak mengganggu lelaki yang masih terdiam di ranjang sibuk dengan ponsel.

“Berhenti kau!” Suara Zean menggelegar, membuat Sally semakin takut dan berhenti mendadak.

Mati aku!

Lelaki itu bangun, berdiri dan meninggalkan pembaringan. Dia berjalan mendekat ke arah istrinya tanpa mengalihkan pandangan.

Sally gelagapan, segera mundur teratur. Zean semakin dekat, masih dengan tatapan tajam berapi-api. Pria itu memangkas habis jarak keduanya, semakin merangsek maju.

Tepat ketika jarak mulai habis, Sally ingin berlari. Namun, tangannya sudah ditarik duluan. Baju yang dipeluk di dada jadi berhamburan membuat keduanya menunduk bersamaan.

“Aargh ….” Gadis itu berteriak lagi, malu bukan kepalang saat semua pakaian termasuk yang terdalam ikut terpampang jelas.

Sally mendorong tubuh lelaki yang telah jadi suaminya, lalu segera memunguti baju satu per satu. Tanpa menoleh pada Zean yang masih berdiri tak jauh darinya, dia segera masuk kamar mandi.

“Aargh ….” Teriakan masih terdengar dari dalam kamar mandi, membuat Zean terkikik.

“Bagaimana bisa? Memalukan! Malu-maluin kamu, Sa.” Sally mengomel-ngomel sendiri di depan cermin kamar mandi. Mukanya merah bak tomat karena malu.

Gadis lucu! Menarik juga!

Bibir Zean tertarik ke atas mendapati tingkah istri barunya itu.

***

Musik memenuhi ruangan sejak tadi. Dua orang pengantin baru itu memasang wajah dengan penuh senyuman. Mereka kompak bergandengan tangan. Satu bergelayut manja, satu lagi terlihat sesekali mengusap lembut punggung tangan istrinya. Entah hanya akting atau asli. Tidak ada yang tahu.

Tamu undangan yang hadir begitu membludak, mengingat kolega keluarga Pratama dan Birawan menjadi satu. Kedua keluarga besar yang saling bekerja sama itu sudah tidak membuat heran para tamu yang hadir.

Saling menyapa dan akrab bercengkrama, gelak tawa dan cuitan sesekali terdengar. Namun, di balik kondisi bahagia itu, tengah berdiri seseorang dengan tatapan tajam tidak suka.

“Jadi, itu menantumu?”

Ia tersenyum remeh, sorot matanya berubah dingin seketika. Ia pergi meninggalkan hotel, meninggalkan hiruk pikuk pesta yang membuat hatinya semakin panas.

“Tuan Muda ….” Seorang lelaki tampan hampir seumuran Zean naik ke panggung pelaminan. Kehadirannya membuat suami Sally melepas tangan dan mendekat.

“El, terima kasih.” Zean memeluk hangat Elo, berterima kasih pada kakak sepupunya telah merelakan waktu dan tenaga untuk mengatur semua pekerjaan dan pernikahan megah tersebut.

“Selamat berbahagia, Tuan Muda,” tambahnya setelah melepas pelukan.

Zean tersenyum, lalu menggeleng. “Jangan memanggilku tuan muda, aku adikmu di sini.” Tepukan pelan diterima Elo di bahu, membuatnya mengangguk.

“Baiklah, biarkan aku bertemu Adik Ipar.”

Zean bergeser, memberi jalan pada Elo untuk mendekat ke Sally. Pria itu melangkah santai dengan seribu pesona, membuat Sally terus memperhatikan dengan saksama.

Dia sampai, berhenti tepat di depan Sally. Elo meraih tangan tanpa permisi, mengecup pelan. “Kau ternyata begitu cantik, Nona.” Satu pujian diterima, tetapi bukannya membuat bahagia, justru Sally tampak syok dengan perlakuan lelaki di hadapannya. Tak kecuali Zean, lelaki itu ikut bersungut sebal.

Cih! Dasar buaya! Bisa-bisanya kau menggoda istri orang.

Entah ada angin apa, hati Zean ikut meradang. Padahal, dia tahu jika hal itu biasa Elo lakukan untuk menggoda para wanita. Akan tetapi, baru kali ini Zean merasa tak terima.

Sally menarik tangan kasar serasa ingin menampar lelaki yang dirasa tak punya sopan santun itu. Namun, dia ingat situasi, tidak ingin membuat malu.

Zean mendekat, menatap tajam kakak sepupu. Elo mundur selangkah, menyeringai puas lalu mengejek. “Apa, Anda akan memecat karena hal ini, Tuan Muda?” Dia tersenyum remeh sebelum lanjut berkata, “ingat, aku kakakmu di sini.”

Sial! Kelakuan Elo membuat Zean ingin sekali menghajarnya. Namun, tak bisa, Zean tak pernah menarik omongan. Dia menghela napas, lalu berbisik ke telinga Sally.

“Dia kakak sepupuku dari Mama, cara berkenalannya memang sedikit aneh.”

Kedua mata Sally membola mendengar omongan Zean. Mempelai wanita itu mengangguk kikuk, lalu melirik Elo yang masih santai di depannya. “Maafkan aku, Kakak Ipar.” Dia mengangkat gaun, sedikit membungkuk hormat sebagai permintaan maaf.

“Tidak masalah, Adik Ipar. Aku belum sempat memperkenalkan diri.” Satu tangan Elo menyilang di dada. Dia emminta maaf dengan cara yang elegan.

“Sudah! Turun sana!” Zean mendorong tidak sabar, membuat Elo malah tertawa. Bisa-bisanya dia mengusir tamu. Meski itu kakak sepupunya.

“Apa kau cemburu?” Elo tersenyum mengejek.

“Cih! Mana bisa aku cemburu padamu? Menjijikkan.” Zean tidak terima, membuat Elo menepuk pelan bahunya lalu berbisik tidak tahu diri. “Hati-hati … termakan omongan sendiri. Aku tidak menyangka, kau menerima perjodohan semacam ini, dengan gadis belia pula.”

“Kau sengaja memancingku untuk menghajarmu?” tandas Zean.

Elo tertawa renyah. "Sudahlah, kembali sana. Jangan biarkan gadis kecilmu itu sendirian.”

Zean mendengkus, meninggalkan Elo dan mendekat kembali pada Sally.

Sementara itu, Lisa sejak tadi sibuk memperhatikan panggung pelaminan, seolah mata indahnya itu tak ingin berkedip.

Oh God … di sini ternyata terlalu banyak makhluk pembersih mata.

Hatinya bergumam, tapi tatapan tidak beralih pada lelaki yang baru turun dari panggung hingga akhirnya Dion datang, mengusik perhatian. “Kak Lis, dipanggil Mami.”

“Hah? Ada apa?”

Pemuda itu mengedikkan bahu. “Aku nggak tahu, pokoknya ditunggu di sana, tuh.” Kepala Dion mengarah ke tempat ibunya berdiri, menunggu Lisa menghampiri.

“Baiklah ....” Satu gelas berisi minuman diberikan pada adik sahabatnya, membuat Dion melongo.

“Perempuan aneh!”

.

.

.

.

.

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Bukan sally nya bng ariel yang untungnya... 👍👍👍

2021-08-03

0

Anggra

Anggra

Lisa suka ya ...ama aa' Delon☺️☺️

2021-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Rumah Sakit
2 Ch. 2: Pertemuan
3 Ch. 3: Pertikaian
4 Ch. 4: Video Call
5 Ch. 5: Debat Lagi
6 Ch. 6: Sesuai Janji
7 Ch. 7: Naluri
8 Ch. 8: Cincin Pernikahan
9 Ch. 9: Galau
10 Ch. 10: Wedding Day
11 Ch. 11: Kamar
12 Ch. 12: Pesta Pernikahan
13 Ch. 13: Kamar (2)
14 Ch. 14: Pagi Pertama
15 TCGK-15
16 Ch. 16: Tidur Nyenyak
17 Ch. 17: Diantar Suami
18 Ch. 18: Macet
19 Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20 Ch. 20: Lupa
21 Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22 Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23 Ch. 23: Terpisah Jarak
24 Ch. 24: Uji Coba Pertama
25 Ch. 25: Ternoda
26 Ch. 26: Kunjungan
27 Ch. 27: Hujan
28 Ch. 28: Ujian Nasional
29 Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30 Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31 Ch. 31: Lebih Baik Diam
32 Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33 Ch. 33: Tetap di Sini
34 Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35 Ch. 35: IGD
36 BAB 36
37 Bab 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 Ch. 44 : Menemukanmu
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Ch. 47: Luapan Rindu
48 Ch. 48: Kembali
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Ch. 53: Dingin
54 Ch. 54: Anak?
55 Ch. 55: Perjalanan
56 BAB 56
57 Bab 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 S2 - Bab1
63 S2- Bab 1
64 S2- Bab2
65 S2- Bab 3
66 S2 - Bab 4
67 S2- Bab 5
68 S2 - Bab 6
69 S2- Bab 7
70 S2 - Bab 8
71 S2 - Bab 9
72 S2 - Bab 10
73 S2 - Bab 11
74 Bab 11
75 S2 - Bab 12
76 S2 - Bab 13
77 S2 - Bab 14
78 S2 - Bab 15
79 S2 - Bab 16
80 S2 - Bab 17
81 S2 - Bab 18
82 S2 - Bab 19
83 S2 - Bab 20
84 S2 - Bab 21
85 S2 - Bab 22
86 Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87 Ch. 87: Terhukum Rindu
88 S2 - Bab 25
89 S2 - Bab 26
90 S2 - Bab 27
91 S2 - Bab 28
92 S2 - Bab 29
93 S2 - Bab 30
94 S2 - Bab 31
95 Akhir Kisah (END)
96 Maaf dan terima kasih.
97 Extra Part
98 BonChap ZeSa - 2
99 Extra Part (3)
100 Extra Part (3)
101 Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102 Baca Aja
103 Wanita Bayaran untuk Anakku
104 Menikahi Teman Kelas (info)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ch. 1: Rumah Sakit
2
Ch. 2: Pertemuan
3
Ch. 3: Pertikaian
4
Ch. 4: Video Call
5
Ch. 5: Debat Lagi
6
Ch. 6: Sesuai Janji
7
Ch. 7: Naluri
8
Ch. 8: Cincin Pernikahan
9
Ch. 9: Galau
10
Ch. 10: Wedding Day
11
Ch. 11: Kamar
12
Ch. 12: Pesta Pernikahan
13
Ch. 13: Kamar (2)
14
Ch. 14: Pagi Pertama
15
TCGK-15
16
Ch. 16: Tidur Nyenyak
17
Ch. 17: Diantar Suami
18
Ch. 18: Macet
19
Ch. 19: Nyaman dalam Pelukan
20
Ch. 20: Lupa
21
Ch. 21 : Ada yang Berbeda
22
Ch. 22 : Maaf adalah Hal Langka
23
Ch. 23: Terpisah Jarak
24
Ch. 24: Uji Coba Pertama
25
Ch. 25: Ternoda
26
Ch. 26: Kunjungan
27
Ch. 27: Hujan
28
Ch. 28: Ujian Nasional
29
Ch. 29: Bukan Bucin tapi Risih
30
Ch. 30: Kesepakatan Dua Keluarga
31
Ch. 31: Lebih Baik Diam
32
Ch. 32: Kau mengkhawatirkanku?
33
Ch. 33: Tetap di Sini
34
Ch. 34: Bagaimana kalau Mati Bersama?
35
Ch. 35: IGD
36
BAB 36
37
Bab 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
Ch. 44 : Menemukanmu
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Ch. 47: Luapan Rindu
48
Ch. 48: Kembali
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Ch. 53: Dingin
54
Ch. 54: Anak?
55
Ch. 55: Perjalanan
56
BAB 56
57
Bab 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
S2 - Bab1
63
S2- Bab 1
64
S2- Bab2
65
S2- Bab 3
66
S2 - Bab 4
67
S2- Bab 5
68
S2 - Bab 6
69
S2- Bab 7
70
S2 - Bab 8
71
S2 - Bab 9
72
S2 - Bab 10
73
S2 - Bab 11
74
Bab 11
75
S2 - Bab 12
76
S2 - Bab 13
77
S2 - Bab 14
78
S2 - Bab 15
79
S2 - Bab 16
80
S2 - Bab 17
81
S2 - Bab 18
82
S2 - Bab 19
83
S2 - Bab 20
84
S2 - Bab 21
85
S2 - Bab 22
86
Ch. 86: Berada di Tempat Berbeda
87
Ch. 87: Terhukum Rindu
88
S2 - Bab 25
89
S2 - Bab 26
90
S2 - Bab 27
91
S2 - Bab 28
92
S2 - Bab 29
93
S2 - Bab 30
94
S2 - Bab 31
95
Akhir Kisah (END)
96
Maaf dan terima kasih.
97
Extra Part
98
BonChap ZeSa - 2
99
Extra Part (3)
100
Extra Part (3)
101
Pernikahan Nona Muda (Selaksa Cinta) - Bab 1
102
Baca Aja
103
Wanita Bayaran untuk Anakku
104
Menikahi Teman Kelas (info)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!