Selama seminggu, Yao Han terus berlatih Tinju Besi sampai dia tidak lagi mengingat berapa kali dia berlatih jurus tersebut dalam sehari.
Setelah dirasa cukup, Yao Han mengambil waktu seharian untuk bermeditasi, kemudian bergantian belajar dari Meirong.
"Tadinya aku berpikir untuk mengajarkanmu tentang sihir, tetapi itu bisa menyusul nanti. Lagipula aku sudah menemukan sebuah jurus pedang yang tepat untukmu sebagai awalan."
Jurus pedang ini bernama Bintang Jatuh, yang terdiri dari lima gerakan, bintang pertama sampai bintang kelima. Meirong mengayunkan sayap kanannya, muncul sebuah pedang pendek bersarung hitam.
Sebelum mengajarkan ilmu pedang, Meirong menjelaskan mengenai pusaka.
"Ada banyak bentuk, jenis, dan fungsi pusaka. Kau pernah melihat cincin dan tas ruang, juga memiliki gelang ruang. Ditambah pusaka unik pintu masuk Dimensi Pagoda yang tersimpan di dahimu..."
Tingkatan pusaka terbagi menjadi beberapa kelas, yang terendah adalah Fana, lalu Kuno, Bumi, Langit, Surgawi, dan Abadi. Setiap kelas dibagi menjadi tingkatan lebih kecil lagi, yaitu rendah, menengah, dan tinggi.
Yao Han tidak menceritakan seberapa luas ruang penyimpanan gelang ruangnya, jika ketiga gurunya mengetahui hal ini mereka akan menganggap gelang ruangnya termasuk pusaka kelas Abadi.
Meirong menjelaskan sejarah pedang, lalu bentuk dan ukurannya selama hampir satu jam, karena merasa hal ini perlu sebagai pengetahuan dasar Yao Han.
"Pedang ini termasuk Pusaka Fana tingkat tinggi..."
Yao Han mengambil pedang pendek itu dan mengeluarkannya dari sarung pedang, terlihat mata pedang berwarna perak. Dia memandangi pedang itu antusias karena selama ini dia hanya memegang pedang mainan yang terbuat dari kayu.
"Posisi tubuhmu bagus dan caramu memegang pedang juga baik..." Meirong terdengar antusias, "Kau tidak pernah bilang pernah belajar ilmu pedang..."
Yao Han menggeleng, dia tertarik dengan ilmu pedang, tetapi dia hanya diajarkan tiga gerakan dasar ilmu pedang, yaitu menebas, memotong, dan menusuk. Di kota asalnya, dia terus melakukan tiga gerakan ini selama tiga bulan terakhir sebelum kejadian tersambar petir emas.
"Hm, tidak buruk."
Meirong menambahkan selain gerakan dasar lainnya seperti menarik, memutar, dan mengayun. Kombinasi gerakan dasar ini menghasilkan teknik pedang. Kultivator mampu mengembangkannya lebih jauh dengan bantuan Qi, "Inilah yang dikenal sebagai Dao Pedang..."
Sebagai permulaan Meirong meminta Yao Han melakukan gerakan dasar pedang. Meirong tidak mengatakan harus berapa kali harus mengulang, tetapi Yao Han berencana mengulang seratus kali setiap gerakan dasar agar terbiasa.
Esok harinya...
"Apa ini Guru?" Yao Han bertanya heran menatap tiga buah giok batangan sepanjang jari telunjuk yang diberikan Meirong padanya.
"Ini slip giok, pusaka unik yang mampu menyimpan berbagai informasi berupa tulisan, suara, dan gambar. Bisa juga menyimpan ingatan seseorang."
Yao Han masih membolak-balik benda hijau giok ditangannya saat Yutian mengatakan hal yang mengejutkannya.
"Kau pernah bilang ingin melihat wujud manusia kami. Baru kemarin kami terpikirkan menyimpan ingatan wajah kami berdua ke slip giok ini..."
Jelas aneh menyalurkan ingatan wajah diri sendiri ke slip giok, sehingga Yutian menaruh ingatannya tentang wajah Meirong dan sebaliknya.
Yao Han memeriksa dua dari tiga slip giok tersebut, mulutnya terbuka lebar cukup lama kemudian berseru.
"I-Ini Guru Hong?! Cantik sekali!"
Yao Han menatap Meirong dan slip giok berisi gambaran wajah guru keduanya itu bergantian beberapa kali. Di slip giok itu Yao Han memang melihat wajah seorang wanita cantik yang tampak berusia pertengahan dua puluhan tahun.
Meirong tertawa kecil melihat reaksi Yao Han, dia harus berterimakasih pada Yutian yang menggambarkan penampilannya dengan baik. Dia juga menggambarkan wajah Yutian sama baiknya, tetapi reaksi Yao Han tidak seperti harapan Yutian.
"Han'er, kau sudah melihat wajah kami melalui slip giok, tetapi kau hanya memuji Meirong, tidak denganku?"
Senyum Yao Han sedikit memudar dan menatap Yutian agak canggung, "Guru She... yang kutahu memuji ketampanan sesama laki-laki itu aneh..."
Yutian berdecak pelan lalu menggerutu, "Seharusnya aku juga mengangkat murid perempuan. Setidaknya dia bisa bangga memiliki pria paling tampan yang pernah ada sebagai gurunya..."
Meirong menatap malas Yutian, 'Ck, kenapa ular payah ini tidak bisa berhenti memuji dirinya secara berlebihan?'
Yao Han tidak mempedulikan gerutuan Yutian, dia mengambil jarak beberapa langkah dari kedua gurunya kemudian berlutut dan menatap langit.
"Terima kasih kepada Penguasa Semesta yang memberikan takdir keabadian dan banyak keberuntungan padaku. Sekarang aku bisa berkultivasi. Memiliki guru hebat seperti Guru Feng, guru cantik seperti Guru Hong, dan guru... baik seperti Guru She... Aku, Yao Han, akan berusaha menjalani kehidupan yang baik dan menjadi murid yang berbakti pada guru-guruku."
Yao Han kemudian bersujud tiga kali ke arah langit, kemudian kembali mendekati kedua gurunya yang tertawa dengan tingkahnya. Feng Xian yang melihat dari kejauhan tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala, lalu melanjutkan kegiatan melukisnya.
"Han'er, kau bisa disebut sebagai murid pewaris, karena kami akan menurunkan semua ilmu kami, dari yang terlihat biasa sampai yang terbaik. Kau juga mendapatkan sumber daya melimpah karena tinggal ditempat ini. Jadi, kau harus menguasai semua ilmu kami dengan baik."
"Murid mengerti, Guru."
Meirong kemudian menunjuk ke satu slip giok yang tersisa, "Didalam ini berisi lima gerakan jurus pedang Bintang Jatuh. Untuk sementara kau hanya bisa mengikuti petunjuk melalui slip giok ini karena aku masih belum bisa berubah wujud."
Jurus pedang ini tidak mengandalkan Qi melainkan murni mendalami ilmu pedang. Salah satu ilmu pedang ciptaan Meirong. Cocok digunakan untuk pemula seperti Yao Han.
Kelemahannya, jika laki-laki yang menggunakannya, hanya bisa mengeluarkan paling banyak delapan puluh persen kemampuan dari jurus pedang ini.
Yao Han mengambil slip giok itu dan untuk bisa melihat isinya, dia harus mengalirkan Qi. Sebuah ingatan muncul dalam pikirannya. Berdiri seorang wanita berjubah dominan warna merah memegang sebuah pedang dan seolah tersenyum pada Yao Han. Wanita itu adalah Meirong.
Selanjutnya Yao Han melihat Meirong sedang melakukan beberapa gerakan pedang dan langkah kaki yang lincah. Gerakan tubuhnya tampak anggun, dan gerakan pedangnya lembut tapi tajam.
"Guru Hong memang pantas disebut Dewi Pedang Api..."
"Aku senang dengan pujianmu, tetapi berusahalah jangan sampai salah fokus, Han'er."
Yao Han tampak salah tingkah. Dia kembali melihat slip giok lalu bermeditasi. Beberapa menit kemudian mengambil pedang dan melakukan gerakan bintang pertama.
Gerakan awalnya pelan dan hati-hati, meski begitu dia mampu menyelesaikan gerakan pertama dengan cukup baik. Meirong tidak berkomentar karena ingin melihat sejauh mana hasil dari cara belajar unik ala Yao Han.
Sepuluh kali pengulangan yang dilakukan Yao Han selalu dengan gerakan sama, kemudian sepuluh gerakan berikutnya lebih cepat dan teratur. Sampai dipengulangan kelima puluh, barulah Yao Han melakukannya sama persis dengan gerakan sesuai petunjuk di slip giok.
---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Darwito
jxjxlc
2024-11-26
0
✍️✍️✍️💪💪💪💪
2024-01-30
0
Mahmud
semangat
2023-02-22
0