Saat Yao Han hendak bersujud tiga kali pada Feng Xian sebagai upacara pengangkatan guru dan murid, pria itu menghentikannya.
Feng Xian menolak formalitas tersebut dan mengubah tata caranya. Dia meminta Yao Han duduk didepannya, lalu meletakkan telapak tangannya ke atas kepala Yao Han.
"Mulai hari ini, aku, Feng Xian mengangkatmu, Yao Han sebagai muridku." Kata-kata Feng Xian terdengar begitu mantap.
Yao Han merasa senang luar biasa. Tidak hanya Feng Xian menjadi penyelamat nyawanya, melainkan juga gurunya. Sekarang dia menjadi murid dari seorang alkemis terbaik Benua Bulan Biru.
Yao Han menangkupkan tangan dan sedikit membungkuk, "Murid Yao memberi hormat pada Guru Feng..."
"Aku tidak terlalu suka pada hal-hal bersifat formal dan sikap hormat yang berlebihan. Jadi bersikaplah seperti biasanya."
"Murid mengerti, Guru." Yao Han tersenyum lebar.
Meirong dan Yutian yang melihat dari samping terpana. Mereka ikut senang Yao Han diangkat murid oleh Feng Xian. Mereka tidak menyangka sang Angin Timur akhirnya memiliki seorang murid di usianya yang hampir seribu tahun.
"Kira-kira apa reaksi dunia luar mengetahui Senior Feng memiliki murid?"
"Akan ada yang percaya dan juga tidak. Namun pastinya akan menggemparkan..."
Yao Han hanya tersenyum tipis mendengar percakapan mereka, sementara Feng Xian memajang wajah datar tak peduli, 'Apa pentingnya mengetahui reaksi dunia terhadapku?'
"Xiao Han, meski kau giat mempelajari dasar-dasar alkemi, kau tidak melupakan latihan kultivasimu. Itu bagus," puji Feng Xian.
Pancaran Qi Yao Han terasa semakin kuat. Sekarang muridnya itu berada di Ranah Dasar tingkat lima untuk akar roh unsur api, kayu, dan air.
Menaikkan praktik ke tingkat itu dalam waktu enam bulan bukan hal yang mudah, terutama karena dia tidak mengonsumsi pil. Dia menyerap Qi secara alami dan sebagian kecil Qi yang masuk berasal dari rumput madu yang dia makan.
Feng Xian kemudian mengeluarkan sebuah pagoda kecil sembilan tingkat berwarna merah darah, "Ambil ini, anggap hadiah karena kau rajin berlatih dan resmi menjadi muridku."
Yao Han menerima pagoda kecil itu sedikit ragu, "Apa fungsi benda ini, Guru?" Pagoda itu memancarkan hawa aneh.
Belum sempat Feng Xian menjawab, suara Yutian terdengar.
"Itu adalah benda terkutuk..."
"Eh?" Yao Han segera tampak bingung, jika Yutian mengatakan demikian mengapa Feng Xian memberikan benda itu padanya.
"Dasar ular jelek, jangan mengatakan sesuatu yang membuat salah paham." Meirong berdecak kesal lalu memukul kepala Yutian.
"Itu bukan benda terkutuk, atau setidaknya ular jelek ini yang menganggapnya seperti itu... Han'er, kau masih ingat dengan cerita kami yang terkurung dalam sebuah benda, kan?"
Yao Han mengangguk pelan, "Jangan-jangan benda itu adalah pagoda ini?"
"Benar..."
Sebelum berada ditangan Feng Xian, pagoda itu disimpan Meirong. Dia menemukan benda itu ketika sedang singgah disebuah gua untuk beristirahat sejenak dalam perjalanan keluar sekte.
Setelah petir emas menyambar Meirong dan Yutian yang menghentikan pertarungan keduanya, entah bagaimana caranya, pagoda itu keluar dari cincin ruang Meirong, kemudian menghisap dan mengurung keduanya.
Meirong tidak sempat memikirkan keanehan tersebut karena kehilangan kesadaran. Saat terbangun dia dan Yutian sudah dalam wujud hewan roh.
"Kami yang bingung dengan kondisi kami saat itu kemudian mendengar suara samar, yang mengatakan bahwa suatu hari kami akan bebas. Setelah dua belas tahun menunggu, akhirnya waktu itu pun tiba..."
Pagoda itu kemudian ditemukan oleh Feng Xian ditempat yang sama dimana Meirong menemukan benda itu pertama kali.
"Mungkin memang benar perkataan Xiao Han waktu itu jika kalian dikutuk. Alam sepertinya sudah lelah karena kalian berperang terus menerus." Feng Xian menyindir lalu tersenyum sinis.
Yao Han mengamati pagoda merah sejenak, "Jadi... apa fungsinya benda aneh ini?"
"Jika tebakanku benar, benda ini adalah pintu masuk sebuah simensi saku." Feng Xian berpendapat sambil mengelus janggut, "Hanya saja dimensi saku yang satu ini cukup istimewa..."
Dimensi saku adalah dunia lain tersembunyi dari pandangan manusia biasa atau kultivator. Luasnya tidak terlalu besar dan masih terhubung dengan Benua Bulan Biru. Biasanya didalam dimensi saku terdapat sumber daya langka, pusaka, hewan roh atau siluman.
Pintu masuk dimensi saku seperti gerbang besar yang memancarkan kekuatan ruang dan waktu. Setelah berhasil dikuasai, akan berubah bentuk berbagai ukuran. Sekte asal Meirong dan Yutian juga memiliki beberapa dimensi saku berharga.
Feng Xian kemudian meminta Yao Han meneteskan darah pada pagoda merah itu. Yao Han menggigit jempolnya sampai berdarah lalu meneteskannya ke pagoda.
Pagoda itu bereaksi, memancarkan cahaya merah agak redup dan berdengung. Kemudian setitik cahaya kecil menyentuh dahi Yao Han, membuat keduanya saling terhubung.
Raut wajah Feng Xian dan dua hewan roh itu menjadi serius. Mereka khawatir terjadi sesuatu pada Yao Han. Baru saja Feng Xian ingin bertindak, titik cahaya itu menghilang.
"Guru, aku mendapat gambaran saat cahaya tadi menyentuh dahiku."
"Oh, apa itu?"
Yao Han menceritakan bahwa dalam pikirannya dia melihat ada seorang pria dewasa berbadan sedikit subur, mungkin seusia Feng Xian.
Pria itu seolah sedang berbicara padanya, mengatakan bahwa dia menemukan sebuah dimensi saku unik. Dia berhasil menguasai dimensi saku tersebut dan mengubah komposisi ruang dimensi itu menjadi sebuah pagoda seperti yang dilihat Yao Han sekarang.
Setelah mendengar cerita Yao Han, Meirong dan Yutian saling berpandangan, terpikirkan sesuatu, "Dari ciri fisiknya, bukankah itu Senior Chen? Dia mampu membuat pintu masuk dimensi saku sesukanya?"
"Senior Feng, bagaimana menurutmu?"
Feng Xian tersenyum tipis, "Pak Tua Naga itu memang memiliki kemampuan itu. Dia suka berkelana dan mencoba hal ekstrim, tidak heran dia memiliki benda aneh ini."
Sederhananya pagoda itu termasuk pusaka unik dan bisa dikatakan serba guna. Kelebihannya bisa disimpan dalam anggota tubuh. Yao Han mencoba menyimpannya didahi.
"Wah, berhasil!" seru Yao Han. Pada dahi Yao Han ada garis merah kecil.
"Menarik..." Feng Xian tersenyum tipis.
Yao Han menyentuh dahinya, pagoda itu muncul kembali. Saat diperiksa tidak ada sesuatu di dalam Dimensi Pagoda.
"Dimensi saku seperti itu bisa dikembangkan. Jika diisi dengan sumber daya yang mengandung Qi, maka luas dan kadar Qi nya bisa bertambah," jelas Meirong.
Saat mereka masih terkurung di Dimensi Pagoda, dimensi itu seluas kota kecil dan kadar Qi-nya tidak sampai sepersepuluh kadar Qi Pulau Bulan Bintang.
"Pertama kali menyadari berubah wujud menjadi hewan roh, praktik kami berada di Ranah Dasar tingkat tujuh. Sebuah keajaiban mampu naik ke tingkat sebelas dalam waktu dua belas tahun di tempat dengan kadar Qi yang tidak seberapa."
"Kurasa si Naga Tua itu tidak akan keberatan kau menjadi pemilik benda ini."
---
Catatan:
Bagi yang asing dengan istilah Dimensi Saku mungkin lebih akrab dengan istilah Pocket Realm atau Dimensional Realm.
Pagoda merah darah dan Dimensi Pagoda terinspirasi dari novel Journey to Immortality alias JTI-nya Kak Ron. Masih ingat tentang Abyss Prison Pagoda yang menjadi pusaka pintu masuk Abyss Prison Realm 'kan, ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Darwito
wah
2024-11-26
0
Shiiiiiip
2024-01-30
0
Ipeb DoAnk Ns
sepertinya author sdh membaca kseluruhan JTI yg ceritanya keburu dihapus walauoun blom slesai...
2023-01-23
3