Kami berada di kantor guild untuk beberapa saat untuk melihat misi yang tersedia untuk kami. Sebenarnya kami sudah bisa pergi menuju Ellis, tapi kami ingin menjalankan misi untuk terakhir kalinya di sini. Ketika kami sedang melihat-lihat kertas misi yang ada di papan, seorang pembawa surat datang ke kantor guild.
“Permisi ada surat untuk Guild master.”
“Baik akan saya panggilkan. Tolong tunggu sebentar,” kata Mia.
Mia kemudian masuk ke dalam untuk memanggil Guild master. Beberapa saat kemudian Mia kembali bersama dengan Guild master.
“Apa anda Guild master kota ini?”
“Benar.”
“Ini ada surat dari istana.”
Guild master menerima sebuah gulungan surat dari si pembawa surat.
“Baik. Terima kasih.”
Setelah itu pembawa surat itu pergi.
Jadi dia pembawa pesan dari istana. Aku harap bukan pesan tentang pencarian diriku yang menjadi buronan.
Guild master membuka gulungan itu. Setelah ia membaca isinya, wajahnya tampak terkejut.
“Apa isi suratnya?” tanya Mia.
“Akan kuberitahukan nanti, sekarang kumpulkan para petugas guild. Kita akan mengadakan rapat darurat.”
“Baik!”
Sepertinya isi pesan itu sangat gawat. Hingga harus diadakan rapat darurat guild. Selama mereka rapat kami tidak bisa melakukan registrasi pengambilan misi. Selain itu kantor guild juga ditutup selama rapat.
Kalau begitu aku akan membeli makanan. Aku lapar sekali dari pagi belum makan apapun.
“Master, mau pergi kemana?”
“Aku mau membeli makanan. Mau ikut?”
Emilia menganggukan kepala.
“Kalau begitu ayo!”
“Tunggu dulu!” kata Laura.
“Kenapa?”
“Bolehkah aku ikut dengan kalian?”
Aku menatap Emilia dan ia menganggukan kepalanya.
“Baik. Kamu ikut. Kita sudah jadi 1 party kan?”
“Iya kamu benar. Sekarang kita akan menjadi 1 party.”
Laura telah bergabung ke dalam party.
Muncul pemberitahuan. Sebelumnya aku tidak bisa melihat status dan juga skill miliknya, tapi sekarang aku bisa lihat karena sudah 1 party. Kalau begitu ia bisa juga melihat status dan skillku. Untungnya ia hanya bisa melihat skill dasar dan untuk Glyph, ia tidak dapat melihatnya.
Kami makan di tempat biasa aku dan Emilia makan. Ternyata tempat itu juga tempat favorit Laura makan. Jadi kami tidak perlu susah-susah mencari tempat makan. Kami akan sambil bercerita. Laura menceritakan petualangannya dahulu. Mulai dari monster-monster hingga tempat-tempat yang indah.
Selesai makan kami kembali menuju kantor guild untuk memeriksa apakah mereka sudah selesai rapat. Ketika kami sampai, ternyata mereka sudah selesai dengan rapatnya. Kami segera menemui Mia untuk bertanya apa yang sebenarnya terjadi dan apa isi surat itu.
“Mia, apa yang terjadi?” tanya Laura.
“Istana meminta kami untuk menyiapkan beberapa petualang yang akan menemani party pahlawan untuk memasuki dungeon yang kalian taklukan.”
“Party pahlawan?” tanya Emilia.
Aku merasa terkejut dan merasa tidak nyaman saat mendengar itu. Emilia tahu kondisiku dan ia menggenggam erat tangan kananku.
“Sekarang mereka sedang dalam perjalanan ke tempat ini dan akan tiba besok lusa,” kata Mia.
“Lalu siapa petualang yang kalian pilih?” tanya Emilia.
“Guild master memilih kalian.”
Mendengar hal itu diri serasa tersambar petir. Aku mengerti alasan mereka memilih kami pasti karena kami adalah orang yang mengalahkan boss dungeon itu.
“Kenapa kami? Seharusnya ada petualang dengan peringat lebih tinggi untuk membantu mereka?” tanya Emilia kesal.
“Memang ada, tapi Guild master memilih kalian, karena kalian bertigalah yang mengalahkan boss dungeon itu,” jawab Mia.
Sesuai dugaanku bukan?
“Apa kami bisa menolaknya?” tanyaku.
“Tentu bisa. Kami juga sudah menyipakan petualang pengganti bila kalian menolaknya. Tapi kami juga akan memberikan imbalan yang sesuai dan juga kalian akan mendapatkan hadiah dari kerajaan.”
Aku tidak terlalu ingin hadiahnya, tapi untuk pastinya aku akan tanya Emilia dan Laura.
“Bagaimana dengan kalian berdua?”
“Saya akan ikut master.”
“Aku juga akan mengikuti apapun keputusanmu.”
Jadi semua bergantung padaku sekarang. Sepertinya aku perlu waktu untuk memutuskannya.
“Mia, kami mau berdiskusi sebentar, nanti kami akan kembali untuk memberikan keputusannya.”
Kami bertiga meninggalkan kantor guild.
Di depan, Laura bertanya,” Kenapa kalian terlihat kesal sesudah mendengar party pahlawan?”
Mungkin sekarang waktunya aku harus mengatakan yang sejujurnya pada Laura tentang siapa diriku yang sebenarnya. Tapi kami harus mencari tempat yang tidak ramai untuk membicarakannya.
“Aku akan menjawab tapi tidak di sini.”
Aku mengajak Laura menuju ke penginapanku dan Emilia.
“Sepertinya ini masalah yang serius, sampai kalian membawaku ke sini,” kata Laura.
Kemudian aku menceritakan semuanya dari awal. Di mulai ketika aku sampai ke dunia ini, lalu masuk ke dalam penjara dan di siksa, hingga sampai ke tempat ini. Emilia terlihat kesal ketika aku menceritakan kejadian di penjara.
Laura terdiam beberapa saat setelah mendengar ceritaku. Kemudian ia berlutut di depanku.
“Maafkan kami,” kata Laura.
“Eh?”
“Kami memanggilmu dan membuatmu mengalami hal-hal seperti itu,” Laura mulai menangis.
Emilia kemudian memeluknya.
“Aku sekarang sudah tidak apa-apa. Itu juga bukan salahmu.”
Kemudian Laura berdiri.
“Sekarang kamu tahu alasan kami pergi ke Ellis, jadi apa kami tetap bersama kami atau tidak itu terserah padamu,” kataku.
Laura menatap diriku dan berkata, “Aku akan tetap ikut bersama kalian.”
Sebenarnya jika ia tidak ingin bersama kami juga tidak masalah. Aku tidak ingin melibatkannya dalam masalah kami. Tapi ia tetap memilih bersama kami setelah mendengar kenyataannya. Sekarang tingga pikirkan apakah akan menerima permintaan ini atau tidak.
Aku sejujurnya ingin melihat sudah sejauh mana mereka sampai sekarang ini. Dengan mempertimbangkan hal itu aku akan memilih untuk mengambilnya. Namun aku akan bertanya pada Emilia dan Laura sekali lagi.
“Jika master mengambilnya maka aku juga akan ikut,” kata Emilia.
“Aku juga akan ikut.”
“Baiklah. Tapi kita juga harus mengajukan syaratnya.”
“Syarat?” tanya Emilia.
“Kalian akan tahu ketika kita menemui Mia.”
Setelah itu kami menuju ke kantor guild untuk menyampaikan keputusan kami. Setelah sampai kami segera menemui Mia.
“Jadi bagaimana?” tanya Mia.
“Kami akan menerimanya, tapi dengan syarat kalian harus menyembunyikan identitas kami dari mereka.”
“Kenapa?”
“Kami tidak mau terlibat terlalu banyak dengan masalah pahlawan maupun kerajaan itu saja. Jika kalian tidak setuju, maka kami menolaknya.”
“Aku akan bicara pada Guild master dahulu.”
Setelah beberapa saat Mia kembali dan berkata, “Baik kami setuju. Selain itu aku akan ikut bersama kalian sebagai perwakilan dari guild.”
“Tapi…,” kata Laura.
“Tenang saja, aku juga mantan petualang peringkat B. Jadi kalian tidak perlu mencemaskanku.”
“Kamu hebat Mia,” kata Emilia.
“Kita akan bertemu dengan mereka Lusa dan hari berikutnya baru kita menuju dungeon.”
“Lusa kami akan ke sini. Besok kami akan mencari beberapa kebutuhan untuk menjelajah dungeon.”
“Baiklah, sampai jumpa besok lusa.”
Keesokan harinya seperti yang aku katakana, kami membeli beberapa kebutuhan untuk menjelajah dungeon dan juga tidak lupa membeli tenda. Kami memasukannya ke dalam Storage.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Dan T Reki
semangat 45 ke 2
2021-03-01
1
VaLe~
jaga kesehatan
2021-01-27
1
Elisabeth Ratna Susanti
keren😍
2021-01-24
1