Kami berangkat dari penginapan menuju ke gerbang kota. Karena kami masih di peringkat E, aku rasa kami mungkin tidak akan terlalu mendapat banyak bagian dalam misi ini. Mungkin juga kami cuma mendapatkan tugas untuk menjaga barang-barang para petualang yang memiliki peringkat lebih tinggi.
Sesampainya kami disana, sudah banyak petulang yang berkumpul. Mereka yang masih berperingkat E seperti kami di wajibkan menggunakan gelang berwarna biru. Ternyata cukup banyak juga petualang berperingkat E.
“Master, banyak juga yang sama dengan kita.”
“Memang banyak, tapi apa benar kita bisa menyelesaikan misi ini.”
Aku masih belum tahu jumlah petualang berperingkat B yang ikut dalam misi penaklukan ini. Aku merasakan ada hal buruk yang akan terjadi dalam misi ini. Semoga saja firasatku ini salah.
“Baiklah semua petualang berperingkat E silahkan berkumpul ke sini!”
Kami diminta untuk berkumpul oleh seorang pria yang cukup besar. Mungkin dia yang akan memimpin misi kali ini. Jika aku lihat dari perlengkapan yang ia kenakan kemungkinan ia berperingkat B.
“Perkenalkan namaku Rick. Aku yang akan memimpin misi penaklukan dungeon ini. Peringkatku B dan aku memiliki class berserker.”
Ternyata sesuai dugaanku kalau ia berperingkat B. Class miliknya adalah berserker, berarti ia akan bertarung di garis depan. Setahuku berserker memiliki kekuatan serangan fisik yang sangat besar dan ahli menggunakan senjata jarak dekat yang berukuran besar. Kekuatan fisiknya tidak diragukan lagi.
“Karena kalian belum pernah masuk dungeon, kalian akan berada di posisi belakang untuk membawa perlengkapan kami. Apa kalian mengerti?”
“Mengerti!”
“Apa ada pertanyaan?”
Salah seorang petualang perempuan bertanya, “Bagaimana dengan ujian kami?”
“Tenang saja bila misi ini selesai kalian akan dianggap sudah lulus. Kalau tidak ada pertanyaan lagi, kita akan berangkat.”
Kami berangkat menuju ke dungeon. Kali ini dungeonnya adalah gua dengan hutan di dalamnya. Ini jadi pelajaran yang baik untukku dan Emilia agar ke depannya kami bisa menghadapi dungeon hutan.
Sesampainya di sana kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Aku dan Emilia berbeda kelompok. Emilia masuk ke dalam pembawa barang untuk mage atau penyihir, sedangkan aku untuk priest atau pendeta. Priest ini ahli menggunakan skill pendukung dan juga penyembuh, serta skill serangan cahaya.
“Master, kita berbeda kelompok.”
“Ya, kamu tidak apa-apa?”
“Saya tidak apa-apa. Kalau master membutuhkan saya, panggil saja.”
“Aku juga tidak apa-apa. Kamu juga kalau membutuhkanku panggil saja.”
“Baik master.”
Emilia lalu pergi menuju kelompoknya. Aku harap Emilia bisa berteman dengan yang lainnya. Aku juga harus menuju kelompokku.
Di tempat kelompokku berkumpul sudah banyak orang yang membawakan barang-barang dan perlengkapan para priest, sepertinya aku tidak dapat bagian. Namun tiba-tiba seseorang menyentuhku dari belakang. Aku lalu membalikan badanku.
“Maaf, apa kamu belum mendapatkan tugas membawa barang?”
“Belum.”
“Apa kamu bisa membawakan barangku?”
“Tentu.”
“Terima kasih.”
Ia adalah seorang wanita elf. Dia membawa tongkat yang panjang di tangannya. Ini pertama kalinya aku berbicara dengan seorang elf. Setahuku skill milik elf memiliki kekuatan sihir yang besar.
Aku lalu membawakan barang miliknya. Di dalam dungeon kami bertemu dengan monster-monster yang belum pernah aku lihat, seperti hornet yang bentuknya seperti lebah dan juga treant. Treant adalah monster berbentuk pohon.
Hornet memiliki serangan yang cepat dan juga racun untuk melumpuhkan lawannya. Sedangkan treant memiliki kekuatan serangan yang sangat besar. Selain itu kami juga melawan slime.
Tim penyerang dapat mengatasinya dengan baik. Kombinasi serangan para class petarung jarak dekat didukung dengan serangan mage dan juga archer membuat pertarungan ini menjadi mudah. Dari awal masuk kerjaanku hanya membawa barang.
Setelah beberapa lama kami sampai di suatu tempat dengan kolam yang ada ditengahnya. Rick sebagai ketua memerintahkan untuk beristirahat di tempat ini. Kami mendirikan tenda untuk tidur. Tidak kusangka dungeon ini lebih besar dari dungeon yang kami masuki sebelumnya.
Setelah mendirikan tenda, aku berencana mencari Emilia. Tapi…
“Anu…”
“Iya ada apa?”
Elf yang barangnya aku bawakan tiba-tiba mendatangiku.
“Aku belum tahu namamu…”
“Oo… Ciel. Namaku Ciel.”
“Ciel. Perkenalkan namaku Laura.”
“Senang bertemu denganmu Laura.”
“Aku juga. Terima kasih sudah membawakan barang-barangku dan juga mendirikan tenda.”
“Sama-sama. Kalau begitu aku pergi dulu mencari temanku.”
“Iya, sampai nanti.”
Aku kemudian pergi mencari Emilia. Jadi namanya Laura. Aku lupa menanyai peringkatnya tapi itu masih bisa nanti saja.
Aku mencari Emilia diantara para mage.
“Master!”
Emilia berlari ke arahku. Aku lihat dia berlari dari kerumunan mage pria.
“Master, apa kamu membutuhkan sesuatu?”
“Tidak. Sepertinya kamu terkenal ya…”
“Bukan begitu. Mereka mengajak saya bergabung dengan mereka.”
“Lalu?”
“Tentu saja saya menolaknya. Saya akan bersama master selalu.”
Aku melihat ke arah orang-orang itu, sepertinya mereka tidak suka denganku. Aku tidak terlalu memperdulikanya. Lalu aku mengajak Emilia ke suatu tempat.
“Master akan tidur dimana?”
“Aku akan tidur di dekat kolam itu. Tadi aku menemukan sesuatu di sana.”
“Baiklah, saya juga akan tidur di sana.”
Kami berjalan menuju ke tempat yang aku maksud. Sesampainya di sana, aku menunjukkan benda yang aku temukan. Benda itu adalah batu dengan ukiran berupa tulisan.
“Kapan master menemukannya?”
“Tadi, sewaktu mencari tempat untuk mendirikan tenda untuk seseorang.”
“Bukankah ini seperti relik untuk skill master sebelumnya.”
“Benar, maka dari itu aku akan mencobanya.”
“Semoga berhasil master.”
Aku lalu mengeluarkan Gladio dan menghancurkanya batu itu.
Glyph Caleo telah didapatkan.
Aku mendapatkan Glyph baru. Aku mencoba memeriksa kegunaanya.
Glyph Caleo adalah glyph support untuk membuat pijakan di udara.
Jadi Glyph ini untuk berjalan di udara. Selain itu aku tahu untuk relik yang aku butuhkan adalah relik yang memiliki tulisan aneh seperti ini. Sebenarnya aku ingin mencobanya tapi terlalu banyak orang di tempat ini. Jadi kuurungkan niatku.
Aku dan Emilia kemudian mengeluarkan makanan dari tas kami. Setelah itu kami makan dan kemudian tidur. Seperti biasa kami bergantian jaga. Aku yang pertama jaga.
Aku merasakan sesuatu atau seseorang sedang mendekati kami. Kulihat semak-semak di dekatku bergerak. Tiba-tiba…
“Ciel, apa kamu ada di situ?”
Ternyata itu adalah Laura. Kukira salah seorang yang mengincar Emilia.
“Ada apa Laura?”
“Aku mencarimu kemana-mana. Ternyata kamu ada di sini bersama temanmu.”
“Iya. Kenapa kamu tidak tidur bersama yang lain?”
“Aku tidak terlalu suka di sana. Berisik sekali.”
“Apa kamu sudah makan?”
Laura melihat Emilia yang tertidur pulas.
“Sudah. Temanmu sudah tidur ya?”
“Iya. Kami bergiliran jaga.”
“Kalian tidak tidur di tenda?”
“Tidak. Kami tidak membawa tenda.”
“Jadi seperti itu. Sejujurnya ini pertama kalinya aku berbicara lama dengan seseorang.”
“Memang sebelumnya?”
Laura menggelengkan kepala pelan.
“Aku takut.”
“Tapi kenapa sekarang kamu berbicara denganku?”
“Ketika aku melihatmu datang untuk membawakan barang, kamu sendirian. Jadi aku memberanikan diri.”
Sepertinya ia orang yang introvert atau dia trauma dengan sesuatu.
“Kenapa kamu tidak meminta orang lain?”
“Terlalu ramai. Aku tidak suka.”
“Kamu persis Emilia. Dia juga tidak suka dengan keramaian juga.”
“Jadi gadis ini bernama Emilia.”
“Kalau boleh tahu kamu peringkat apa?”
“Aku peringkat B.”
“Jadi kamu dengan Rick sama?”
“Iya.”
Bila dia seorang priest seharusnya dia mempunyai party untuk mencapai peringkat B. Tapi aku tidak melihat satu orang pun bersama dengannya.
“Apa kamu punya party?”
“Aku dulu punya, namun mereka telah tiada. Mereka gugur dalam misi terakhir kami. Maka dari itu aku takut bersama orang lain.”
Ia menceritakan bagaimana partynya hancur ketika diserang oleh seekor naga di dalam dungeon. Laura berhasil selamat karena ia terlempar ketika naga itu menyerang. Kemudian ia ditemukan party lain yang datang ke dungeon itu.
Sejak saat itu ia selalu berpindah-pindah party hingga sampai di kota ini. Ia mengikuti misi ini karena membutuhkan uang.
“Maaf membuatmu mengingat hal itu.”
“Tidak apa-apa. Terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku.”
“Sama-sama. Kamu berasal darimana?”
“Aku dari Ellis.”
“Ellis? Kebetulan kami juga akan pergi kesana jika kami sudah mencapai peringkat D.”
“Kenapa?”
“Itu aku tidak bisa cerita. Intinya untuk bertahan hidup.”
Aku melihat matanya sudah mulai mengantuk. Tapi dia berusaha menahannya. Mungkin selama ini ia ingin mencurahkan isi hatinya, tapi tidak tahu pada siapa.
“Laura, kalau kamu sudah mengantuk kamu bisa tidur di sini."
“Tapi…”
“Tidak apa-apa.”
Kemudian Laura tidur di tempat kami. Ketika tiba giliran Emilia berjaga aku memberitahukan kenapa Laura tidur di tempat kami.
“Pasti ia kesepian master.”
“Iya. Jadi tidak apa-apa kan?”
“Tentu saja.”
Kemudian gentian aku tidur dan Emilia jaga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
anggita
👍🔥like lgi
2021-03-24
1
VaLe~
like again
2021-01-24
1
Ariyadi
lanjut
2021-01-20
0