Seusai makan aku pergi dari tempat itu. Aku berencana untuk membeli beberapa bekal makanan untuk perjalananku dan juga peta. Tak disangka, aku berpapasan dengan Rafael dan juga yang lain di pintu masuk tempat aku makan. Namun aku tidak melihat Felicia bersama dengan mereka.
”Mungkin dia masuh dirawat di istana, tapi itu tidak mungkin. Marie ada bersama mereka. Apa dia malu untuk keluar karena kalah dengan tawanan,” pikirku.
Aku memakai kerudung untuk menutupi wajahku. Untungnya mereka tidak melihat ke arahku. Rafael ada di depan lalu diikuti oleh Richard, Ruka, dan Marie.
Ketika aku berjalan dekat Marie, aku berbisik,” Terima kasih, Aku akan ke Ellis.”
Lalu aku pergi. Kurasa setelah aku mengatakan itu, Marie tadi sempat menoleh ke arahku. Aku tidak mau melibatkannya lebih jauh dengan masalahku. Kemudian aku mencari toko makanan dan toko buku.
Aku membeli roti, minyak dan beberapa bumbu yang sebenarnya aku tidak tahu itu apa. Kemudian aku mencoba mencari peta di toko buku. Untungnya di toko buku aku mendapatkan buku tentang dunia ini dan juga peta yang aku butuhkan.
Setelah persiapan ku selesai aku pergi menuju gerbang selatan kota. Aku harap tidak ada pemeriksaan di sana. Aku berjalan sambil menikmati pemandangan ibukota kerajaan ini untuk yang terakhir kalinya.
Setibanya aku di gerbang, aku melihat tidak ada pemeriksaan untungnya. Berarti mereka belum memaksimalkan pencarianku, ini kesempatanku untuk meninggalkan kota.
Yang menantiku di luar gerbang adalah hamparan padang rumput yang luas. Angin yang sejuk dan udara segar yang aku rasakan ini membuat tubuhku merasa ringan. Perjalananku masih panjang, aku harus bergerak secepatnya.
Aku berpikir sejenak dengan keadaan dunia ini. Jika ini adalah dunia fantasi, dunia pedang dan sihir berarti aku akan bertemu dengan monster-monster. Aku melihat kalau levelku masih level satu, jadi aku harus berhati-hati.
Skill yang kumiliki sekarang hanya sprint dan weapon mastery. Itu pun keduanya masih tingkat C. Lalu fungsi dari skill weapon mastery adalah meningkatkan kemampuan bertarung dengan senjata.
Tapi tunggu dulu skill ini bukan skill special untuk pedang atau senjata yang lainnya, berarti aku bisa menggunakan berbagai senjata. Ini sangat menguntungkan diriku.
Aku masih melintasi padang rumput itu. Tidak berapa lama aku melihat hutan di depan. Aku menggunakan sprint untuk berlari dengan cepat agar cepat sampai di hutan itu. Tidak memerlukan waktu yang lama, aku sudah sampai di hutan. Aku berpikir monster macam apa yang ada di dalam hutan ini.
Aku terus berjalan dengan waspada. Kedua pedang pendekku aku letakkan di pinggang belakang secara menyilang. Saat aku berjalan, aku melihat ada semak-semak yang bergerak. Lalu aku mengeluarkan salah satu pedangku. Aku berjalan mengendap-endap.
Rarrrrr
Sesosok moster hijau melompat dan berusaha menyerangku. Aku tidak terlalu memperhatikannya, aku hanya melompat mundur dan menahan serangannya. Kemudian aku menendang monster itu menjauh. Setelah aku melihatnya dengan seksama, ternyata itu adalah Goblin.
Monster hijau pendek yang hidup berkelompok. Mereka biasa menyerang desa-desa untuk mencuri dan menjarah, kadang mereka juga menculik para wanita.
Dia tidak mungkin sendiri, pasti ada yang lainnya. Aku harus segerea mengalahkannya. Goblin itu menggunakan pisau. Aku bersiap untuk menyerang, namun monster itu maju terlebih dahulu. Ia melompat ke arahku. Tapi aku berhasil menghindar ke samping dan memotong kepalanya.
Aku melihat goblin ini mengeluarkan darah. Aku sempat terkejut, kalau ini game bukannya tidak akan berdarah kalau kita membunuh monster. Dari hal ini aku sadar kalau ini adalah kenyataan.
Aku juga mengingat ketika aku di penjara, luka-luka ku tidak langsung menghilang bahkan aku juga diobati. Itu membuatku semakin yakin akan kenyataan ini.
Aku kemudian melanjutkan perjalanku.
"Toloooong!!!"
Aku mendengar suara teriakan seorang wanita. Aku segera menuju sumber suara itu. Ketika aku tiba aku melihat segerombolan goblin sedang menyerang seorang wanita dan seorang gadis kecil. Aku melihat disana ada sekitar 10 ekor goblin.
Aku ragu untuk maju karena jumlah mereka. Bodohnya aku, tidak ada waktu untuk takut aku harus menyelamatkan mereka berdua pikirku. Aku langsung maju menyerang goblin-goblin itu. Kali ini aku menggunakan 2 pedang untuk melawan mereka.
Goblin-goblin itu menggunakan pedang dan palu, namun ada goblin yang menggunakan tongkat. Aku menyerang beberapa goblin yang terdekat dengan diriku. 2 goblin dengan pedang melompat ke arahku, tapi aku lebih cepat sehingga berhasil mengalahkannya.
Goblin yang mebawa tongkat itu sedang bergumam. Lalu ia menembakan bola api ke arahku. Ternyata dia penyihir. Aku menunduk untuk menghindarnya, namun 3 goblin dengan palu maju menyerangku. Aku berhasil menahan 2 serangan namun 1 serangan mengenai kakiku. Segera aku habisi 3 goblin itu.
Aku lalu melemparkan pedangku ke arah goblin penyihir itu ketika aku melihat ia bergumam lagi. Lemparanku tepat mengenai kepalanya. 4 goblin yang lain berusaha melarikan diri, namun berhasil aku hentikan. Semuanya aku kalahkan.
Setelah selesai aku berjalan menuju kedua orang tadi. Aku melihat wanita itu terluka di kakinya. Untungnya di dalam bungkusan yang diberikan oleh penjual di toko peralatan ada beberapa potion atau obat untuk luka.
“Ini minumlah untuk mengobati lukamu.”
“Terima kasih.”
Wanita itu meminumnya dan luka itu sembuh. Aku juga akan meminumnya untuk mengibati lukaku, namun ketika aku melihat luka di kakiku, ternyata sudah sembuh. Aku baru ingat kalau jubahku ini memiliki kemampuan regenerasi selain pertahanan dari api.
Gadis kecil tadi mendekatiku.
“Terima kasih kakak, sudah menolong aku dan ibuku.”
“Sama-sama.”
Aku mengelus rambut gadis kecil itu. Dia tersenyum kepadaku.
Aku kemudian berdiri dan mengambil senjata para goblin tadi. Setelah aku perhatikan itu semua adalah senjata buatan manusia kecuali palu. Mungkin mereka merampas dari pedagang atau mencuri dari desa-desa. 4 pedang dan 1 tongkat, ini lumayan juga.
Wanita itu mendatangiku dan berkata, “Sekali lagi aku ucapkan terima kasih. Perkenalkan namaku Lilya dan gadis ini Ashy.”
“Bukan masalah, namaku Ciel. Jadi kenapa kalian bisa berada di sini?”
“Kami sedang melakukan perjalan ke kota Miro di selatan. Ketika kami tiba di hutan ini, mereka menyerang kami.”
“Aku mengerti, jadi kalian juga ke selatan. Aku juga pergi ke selatan. Bagaimana kalau kita berjalan bersama?”
“Kami tidak ingin merepotkan anda.”
“Tidak merepotkan kok, tenang saja.”
“Kalau begitu kami terima tawaran anda.”
Kami kemudian melanjutkan perjalanan kami. Aku membuka peta untuk melihat lokasi kota Miro dan kerajaan Ellis dan ternyata cukup jauh. Aku pikir aku bisa menjual senjata-senjata ini di Miro dan mengisi perbekalan.
Di jalan aku melihat kalau levelku ternyata sudah naik menjadi level 3. Jadi mengalahkan dengan mengalahkan goblin tadi aku naik 2 level. Tapi aku tidak mendapatkan skill baru. Aku pikir untuk sekarang tidak apa-apa.
Di jalan kami juga di serang beberapa goblin lagi. Untungnya jumlah mereka tak banyak. Kami juga mengobrol di jalan. Kami juga bermalam di hutan. Setelah 2 hari perjalanan kami akhirnya tiba di Miro. Kami berpisah di pintu masuk kota.
Itu tadi perjalanan yang menyenangkan. Sekarang aku harus pergi untuk menjual barang-barang ini dan mengisi perbekalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sejahtera
Semangat Kakak ^_^
2021-03-04
1
Ynti
seharusnya jangan ngaku namnya ciel thor, biar hilang jejak.
ntar kalo udh overpower langsung balas dendam
biar terkesan lebih misterius
2021-03-02
9
anggita
goblin monster hijau
2021-02-21
2