Tidak lama setelah aku tidur, Emilia membangunkanku.
“Ada apa Emilia?”
“Perkemahan kita sepertinya diserang oleh monster.”
“Apa?”
Aku melihat asap membumbung dari perkemahan yang ada di seberang kolam. Aku juga bisa mendengar teriakan panik mereka. Ini gawat, bagaimana kita bisa diserang?
Apa yang dilakukan oleh para penjaga?
Dari suara teriakan mereka, aku memperkirakan kalau monster yang menyerang cukuo kuat. Serta banyak dari mereka yang tidak memiliki pengalaman serangan mendadak seperti ini. Aku dan Emilia pernah mengalaminya ketika kami sedang menjalankan misi kami. Jadi kami tidak terlalu terkejut dengan penyerangan ini. Ditambah kami sudah terbiasa melakukan jaga malam.
Aku lalu membangunkan Laura yang masih tertidur.
“Ciel, ada apa?”
“Kita diserang.”
Laura lalu bangun. Ia terlihat terkejut dengan penyerangan ini.
“Ini sama seperti ketika partyku dihancurkan oleh naga.”
Apa?
Apakah yang menyerang itu naga?
Tapi aku tidak melihat ada tanda-tanda naga. Secara kekuatan Aku dan Emilia belum cukup kuat untuk melawan naga.
“Ciel, kita harus segera kesana untuk menolong mereka.”
“Baiklah. Emilia kita akan kesana.”
“Baik master.”
Kami segera menuju ke perkemahan. Ketika kami sudah dekat, aku bisa merasakan suasan mencekam yang datang dari perkemahan. Aku harap itu bukan naga dan juga semoga kami tidak terlambat. Kami berlari secepat mungkin.
Ketika kami sampai, perkemahan itu sudah terbakar dan banyak petualang yang tewas. Kami berjalan masuk ke dalam perkemahan. Kami mendengar suara pertarungan dan kami berlari menuju ke sana.
“Semuanya mundur! Ini terlalu sulit.”
Itu suara Rick. Ia memerintahkan untuk mundur. Berarti benar monster yang mereka hadapi terlalu kuat.
Kami tiba di tempat Rick.
“Kenapa kalian ke sini? Aku sudah memberi perintah untuk mundur,” kata Rick dengan nada kesal.
“Memang monster yang menyerang sekuat apa?”
“Itu monster tingkat A. Kami membutuhkan lebih banyak petualang berperingkat B jika seperti ini.”
Jadi itu masalahnya. Kelompok kami kebanyakan berperingkat D. Kemungkinan mereka belum pernah melawan monster sekuat ini. Aku juga melihat banyak petulang peringkat E yang tewas.
“Berapa jumlah monsternya? Dan ada dimana sekarang?”
“Hanya 1 ekor saja. Monster itu ada di ujung perekemahan ini.”
“Apa ini Bos dungeon?”
“Kemungkinan seperti itu. Kalau bukan bagaimana bisa sekuat ini?”
“Aku akan kesana. Kau bawa para petualang yang terluka untuk pergi meninggalkan tempat ini.”
“Apa kau sudah gila? Kau peringkat E bukan?”
“Peringkat itu tidak penting untuk kondisi seperti ini. Selain yang ada di sini, petualang yang lain sudah ketakutan. Harus ada yang menahan monster itu. Bila kau yang menahannya, siapa yang akan membawa mereka ini pulang?"
Dia terlihat bingung.
“Jika kami sudah terasa sulit aku akan mundur juga.”
“Baiklah. Kau harus tetap hidup.”
Aku menganggukan kepala. Tiba-tiba Emilia memegang bajuku.
“Master, saya juga akan pergi bersama master.”
Mukanya terlihat serius.
“Baiklah.”
“Tunggu! Aku juga akan ikut. Kalian membutuhkan support pastinya.”
Laura juga ingin ikut denganku ternyata.
“Aku rasa ia benar. Kalian setidaknya membutuhkan support peringkat B,” ujar Rick.
“Baiklah kalau begitu.”
Aku setuju dengan ide Rick dan Laura. Laura akan ikut dengan kami untuk memberikan dukungan.
“Kalian bertiga, jangan sampai mati.” Rick berkata dengan wajah serius.
“Kami pasti akan kembali. Sampai jumpa.”
“Sampai jumpa.”
Aku, Emilia, dan Laura menuju ke tempat monster itu. Aku dan Emilia sudah terbiasa bekerja sama, tapi tidak dengan Laura. Ini kerjasama kami yang pertama. Selain itu kemarin Emilia juga mendapatkan skill baru Mirror Image. Menurut deskripsinya skill itu untuk memunculkan bayangan pengguna untuk menyerang lawan.
Selain Glyph Caleo milikku, Emilia juga belum mencoba skillnya. Ini akan hebat, kami mencoba banyak hal ketika melawan monster yang kemungkinan Bos dungeon.
“Ciel, aku ingin bertanya sesuatu.”
“Apa?"
“Dimana senjatamu? Aku baru sadar kamu tidak membawa senjata apapun.”
“Tenang saja aku bawa senjata. Aku juga ingin tanya. Kamu level berapa?”
“Aku level 55. Aku mencapai peringkat B ketika level 45.”
Levelku dan Emilia jauh dibawahnya. Berarti dia seharusnya lebih kuat dari kami dalam hal skill yang ia miliki. Syukurlah aku bertemu dengannya.
Kami sudah sampai di ujung perkemahan tempat monster yang menyerang berada. Namun, di situ tidak ada monster. Aku juga tidak mendapat pemberitahuan. Ini aneh kurasa. Kami mencoba memeriksa di sekitar situ.
“Master, saya menemukan sesuatu.”
“Dimana?”
“Di sini ada bercak darah.”
Ini aneh hanya di tempat ini saja yang ada. Bila monster itu membawa mangsa, maka pasti ada darah dimana-mana, tapi ini bersih. Aku lalu melihat ke atas dan ternyata terdapat lubang pada dinding bagian atas dungeon. Jadi monster itu terbang. Jika ia pergi, mungkin sebaiknya kami kembali kepada Rick untuk mundur.
“Aku tahu dimana monster itu. Coba kalian lihat ke arah sana”
Aku menunjuk ke arah lubang tadi.
“Ada sebuah lubang," kata Laura.
“Jadi monster itu terbang ke sana master?”
“Tepat. Sekarang kita punya pilihan, mundur dan menyerahkannya pada petualang yang lebih kuat atau maju dan kalahkan monster itu. Kalian pilih yang mana?”
“Saya akan mengikuti keputusan master.”
“Aku juga begitu.”
Jika kami muundur ada kemungkinan monster itu akan kembali menyerang kami di perjalanan. Sepertinya mau tidak mau kami harus mengalahkan monster itu sekarang.
“Kalau semua bergantung pada pilihanku. Jika kita mundur ada kemungkinan monster itu akan menyerang lagi dan akan memakan banyak korban, karena itu aku memilih untuk maju.”
“Baik master.”
“Ayo kita kalahkan monster itu!”
Aku pikir akan menggunakan Caleo untuk naik ke atas sana.
“Jadi bagaimana kita bisa naik ke atas sana Ciel?” tanya Laura
“Aku punya skill khusus untuk itu.”
“Master, jangan-jangan mau pakai itu?”
“Ya. Sekarang kalian berpegangan padaku.”
Setelah mereka berdua berpegangan padaku, aku menggunalan Caleo untuk naik ke atas. Ternyata skill ini membuat suatu pijakan yang mendorongku ke arah yang kuinginkan. Aku menggunakan 4 kali untuk sampai ke lubang itu. Setelah kami sampai, kami disambut oleh beberapa hornet raksasa.
Aku menggunakan Gladio dan Emilia menggunakan masamune.
”Ciel, kamu bisa menggunakan skill memanggil pedang?”
“Itu kurang tepat. Kapan-kapan akan aku jelaskan, tapi sekarang kita harus mengalahkan mereka terlebih dahulu.”
“Baiklah.”
Laura menggunakan Holly Protection miliknya kepada kami. Skill itu berguna melindungi kami dari serangan selama beberapa saat. Dari kekuatan yang kurasakan mungkin level skillnya adalah A.
Emilia juga menggunakan Blue Fire. Ia menyerang tepat di kepala hornet-hornet itu. Kemudian ia juga melapisi masamune dengan skillnya itu. Sementara Emilia menembak, aku menyerang dari jarak dekat. Ketika ada yang berusaha lari, mereka dihabisi oleh Emilia.
Setelah selesai di tempat itu, kami melanjutkan pencarian kami. Kami berjalan di dalam sebuah lorong yang besar. Tidak ada monster yang muncul di tempat itu. Aku rasa yang menyebakannya adalah ini sudah ada di wilayah monster yang menyerang perkemahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
anggita
👍👍👌👌
2021-03-24
1
Sejahtera
Semangat Kakak
2021-03-10
1
Dan T Reki
semangt 45
2021-03-01
1