Kami terus menulusuri lorong itu hingga kami sampai di suatu ruangan yang luas dan juga gelap. Aku sepertinya tahu ruangan apa itu. Ini hampir mirip dengan ruangan ketika aku dan Emilia melawan Executioner. Ada perbedaan sedikit dengan ruang Executioner, yaitu adanya bunga-bunga berukuran raksasa pada dinding ruangan ini.
“Master, ruangan ini…”
Aku menganggukan kepala dan berkata, “Aku juga mengingatnya.”
“Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan. Tapi aku tahu ruangan ini sangat berbahaya,” kata Laura.
“Laura bersiaplah untuk bertarung, karena ini adalah ruangan bos.”
Laura menggunakan Holly Protection miliknya pada kami bertiga, ia juga menggunakan Nul Poison. Skill itu berguna untuk melindungi kami dari racun.
“Kenapa menggunkan skill ini?” tanya Emilia.
“Aku melihat beberapa petualang yang ada di sana terkena semacam racun. Maka dari itu aku menggunakannya untuk berjaga-jaga.”
“Terima kasih.”
“Sama-sama…”
“Emilia. Kamu bisa memanggilku Emilia.”
“Ayo kita menangkan ini Emilia!” kata Laura dengan penuh semangat.
Sepertinya Laura mendapat teman baru, tapi sekarang bukan saatnya untuk senang. Kami harus bisa mengalahkan bos yang ada di sini dan kembali.
Aku mendengar sesuatu sedang suara kepakan sayap yang berasal dari atas kami.Ketika aku melihat ke atas, ada sesosok bayangan yang terbang turun menuju lansung ke arah kami. Ia seperti akan menyerang kami. Kami segera melompat ketika ia akan menabrak kami.
Ia terbang menuju ke ujung ruangan. Sesaat kemudian bunga-bunga di ruangan itu menyala sehingga ruangan itu menjadi terang. Kami bertiga akhirnya dapat melihat sosok dari bayangan yang menyerang kami tadi. Makhluk itu berbentuk seperti seorang wanita dengan sayap kupu-kupu berwarna hitam dan ia membawa cambuk di kedua tangannya.
Boss Roxas
Jadi namamu Roxas ya…
Maaf tapi kami akan mengalahkan dirimu di tempat ini.
Pertarungan pun dimulai.
Emilia membuka serangan dengan menembakan Blue Fire miliknya. Ia mengincar sayap Roxas untuk membuatnya tidak bisa terbang. Tapi serangan itu kurasa kurang efektif, karena Roxas berbeda dengan monster lain yang kami lawan sebelumnya di dungeon ini. Pertahanan yang dimilikkinya lebih kuat.
Roxas maju menyerang kami. Aku menggunakan Caleo untuk menghindari serangannya dengan melompat ke udara. Aku berusaha menyerang balik Roxas pada bagian punggungnya. Tapi itu hanya sedikit menggoresnya saja. Ia menyerang balik dengan menyabetkan cambuknya kepadaku. Serangan itu membuatku jatuh ke lantai.
“Master!!”
“Ciel!!”
“Aku tidak apa-apa.”
Aku berusaha bangkit berdiri tapi tubuhku terasa sangat berat, selain itu kepalaku juga sakit dan pengelihatanku menjadi kabur. Jangan-jangan senjatanya mengandung racun sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Laura. Ini gawat…
Kulihat Emilia melancarkan serangan jarak dekat dengan menggunakan masamune yang sudah dilapisi dengan Blue Fire. Jika ia juga terkena serangan, ini membuat posisi kami semakin sulit. Setidaknya Emilia tidah boleh terkena serangan racun atau kami kekurangan kekuatan tempur.
“Emilia, hati-hati dengan cambuknya. Itu beracun.”
“Baik master.”
Emilia lebih lincah dariku jadi menghindari serangan cambuk itu adalah hal yang mudah baginya. Emilia menyerang sambil menghindari serangan dari cambuk itu.
Aku harus meminum antidote untuk menghilangkan efek dari racun ini dan segera membantu Emilia. Untung sebelumnya Laura sudah menggunakan Nul Poison sehingga efeknya tidak terlalu parah.
“Kamu tidak apa-apa Ciel?” tanya Laura.
“Aku tidak apa-apa.”
“Maaf, kalau skill Nul Posion milikku tidak bisa melindungimu.”
“Tidak apa. Justru aku berterima kasih karena skill milikmu itu mengurangi efek racunnya. Sekarang kamu konsentrasi saja membantu Emilia.”
“Baik.”
Laura menggunakan skill Holly Ray untuk membantu Emilia. Skill itu menembakan cahaya, mirip dengan tembakan laser. Aku kemudian mengambil antidote dari tasku dan meminumnya. Tubuhku menjadi pulih lagi.
Aku lalu menggunakan Caleo dan maju membantu Emilia serta Laura. Roxas terbang ke atas ketika aku sudah dekat dengannya. Sepertinya ia tahu kalau akan diserang dari dua arah. Di udara ia membentangkan sayapnya dan menembakan jarum. Laura menggunakan skill Holly Barrier untuk melindungi kami dari serangan itu.
“Kita harus menjatuhkannya bila ingin menghentikan serangan ini,” kata Laura.
“Baiklah. Emilia, apa clone milikmu bisa menggunakan skill?”
“Tidak. Tapi bila saya menggunakan Blue Fire pada masamune maka saat muncul mereka akan menggunakan masamune dengan api.”
“Kita akan menyerangnya menggunakan itu.”
“Ada satu masalah lagi master. Saya tidak menjangkaunya.”
“Tenang saja, serahkan padaku.”
“Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi…” kata Laura.
Emilia menggunakan skill Blue Fire pada masamune. Kemudian ia menggunakan skill Mirror Image untuk mengeluarkan beberapa clone miliknya. Aku menggunakan Caleo untuk membuat pijakan untuk clone Emilia. Mereka segera melompat dan menyerang Roxas. Beberapa clone menghilang terkena serangan Roxas, tapi mereka menjadi perisai untuk yang lainnya agar bisa mencapai Roxas.
Mereka berhasil menyerang dan membuat sayap milik Roxas terbakar sehingga ia jatuh. Ini kesempatanku untuk menyerang. Kali ini aku mengincar kedua cambuk itu agar ia tidak bisa menggunakannya lagi. Cambuk itu cukup membuat kami kerepotan juga.
Aku berlari mendekat sebelum ia berdiri. Ketika aku memotong kedua cambuknya, ia menyerangku menggunakan kakinya. Tidak kusangka dia juga bisa bertarung menggunakan kakinya. Dibandingkan melawan Executioner, serangan miliknya lebih cepat tapi tidak terlalu kuat. Jadi dia benar-benar mengandalkan racun miliknya.
Emilia juga datang membantuku untuk melawannya. Sementara itu Laura terus mempersiapkan skill untuk mendukung serangan kami. Apa bila salah satu skill pendukungnya pada kami habis ia langsung memberikannya lagi. Dia support yang hebat. Ketepatan penggunaan skillnya sangat baik.
Setelah beberapa saat kami saling serang, aku dan Emilia berhasil membuatnya terluka parah. Tinggal sedikit lagi, tapi mungkin setelah ini ia akan memasuki rage mode atau mode mengamuk karena dia sekarat. Benar saja Roxas melompat mundur menjauhiku dan Emilia.
RYAAAAARGH!!!
Dia masuk rage mode. Tubuhnya berubah warna menjadi merah dan sayapnya yang terkena luka bakar menghilang. Muncul sayap baru berupa asap berwarna ungu. Itu pasti mengandung racun juga.
“Hati-hati sayap itu mungkin mengandung racun.”
“Baik Master.”
“Aku mengerti.”
Beberapa saat kemudian kecepatannya meningkat sangat drastis. Tiba-tiba ia sudah ada di dekatku dan Emilia. Kami tidak sempat bertahan dan kami dihantam dengan serangan langsung. Serangan itu membuatku dan Emilia terpental jauh. Ini gila, serangannya sangat berbeda dari yang sebelumnya.
Kulihat ia mendekati Laura. Ini gawat Laura tidak bisa menerima serangan jarak dekat. Aku harus segera ke sana menolongnya. Aku menggunakan Caleo dan melompat lurus menuju Roxas. Laura menggunakan Holly Barrier untuk menahan serangan Roxas. Ketika barrier Laura hampir hancur, aku berhasil sampai dan menyerang Roxas.
Roxas sepertinya akan terbang lagi, tapi Emilia dan clone miliknya menyerang terlebih dahulu. Roxas nampak kesulitan menghadapi serangan dari Emilia. Laura juga membantu Emilia menggunakan Holly Ray. Itu membuat keadaan Roxas semakin terdesak.
Kemudian aku menggabungkan Gladio dan maju menyerang Roxas. Kami bertiga terus menyerang Roxas. Ia tidak bisa menyerang karena clone Emilia menghalanginya.
“Tinggal sedikit lagi,” kata Laura yang sudah kelelahan.
“Iya,” kata Emilia.
“Serang terus!”
Serangan Emilia memotong kedua tangannya dan Laura mencegahnya untuk kabur. Hingga akhirnya aku berhasil menembus dadanya. Dia tumbang tepat ketika Gladio milikku kembali menjadi 2. Akhirnya selesai juga pertarungan ini.
Laura terduduk di lantai, ia menggunakan banyak sekali skill dengan tempo serangan yang saagt cepat. Emilia juga terlihat kelelahan menggunakan skill clone miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Kustri
Uuuuch.... Ampe ngos"an bc'a,
2022-03-02
0
anggita
hajar trus.
2021-03-24
1
Antonius Sirius
Semangat keren ceritanya...
2021-03-04
1