Menjaga hati

Zahra keluar dari kamar Arya berpapasan dengan Reyhan. Zahra masih belum bisa menetralkan jantungnya, menghiraukan panggilan Reyhan.

" Kenapa tuh bocah, nggak lihat apa ada orang disini.." gumam Reyhan lalu masuk ke kamar Arya.

" Boss, lho apain tuh anak..?" tanya Reyhan.

" Memangnya dia kenapa...? tanya Arya balik.

" Keluar dari sini nyelonong aja, di panggil nggak nyautin..." jawab Reyhan.

" Mana gue tahu..." ucap Arya.

" Boss, maen yuk. Sebelum mama nyuruh yang aneh - aneh lagi..." ajak Reyhan.

" Mau kemana...?" tanya Arya.

" Ke cafe Ferdi ajalah...lama nggak kesana..." saut Reyhan.

" Nanti sore aja sekalian nganter Zahra pulang. Gue mau tidur dulu, capek di rumah mending kerja di kantor.." ucap Arya merebahkan tubuhnya di ranjang.

" Ar, gue boleh tidur disini ya...?" tanya Reyhan.

" Terserah, tapi jangan berisik..." jawab Arya sambil memejamkan matanya.

Sementara di bawah Zahra bingung mau kemana, soalnya semua penghuni rumah istirahat semua di kamarnya masing - masing.

" Mau ngapain aku disini sendiri... apa aku pulang aja ya...?" gumam Zahra.

Zahra segera memesan ojek online dan menunggu di teras rumah. Setelah ojeknya datang Zahra keluar gerbang.

" Pak, nanti kalau ada yang cari saya bilang saja saya sudah pulang ya. Saya ada urusan penting..." ucap Zahra pada Satpam rumah Arya.

" Iya Mbak, kenapa pulang sendiri...?" tanya pak satpam.

" Nggak apa - apa pak, saya bisa pulang sendiri.." saut Zahra.

Zahra meninggalkan rumah Arya, namun tidak pulang ke rumah melainkan ke rumah Sinta.

" Assalamu'alaikum..."

" Wa'alaikumsalam..." jawab Sinta.

" Za, tumben main kesini. Biasanya sibuk mulu.." ucap Sinta.

" Apaan sih, aku baru aja pulang dari rumah boss. Di suruh beresin berkas di rumahnya.." saut Zahra.

" Inikan hari libur Za, kenapa masih ngurusin kerjaan sih...? Ini kamu bawa banyak belanjaan, habis shopping ya...?" tanya Sinta.

" Iyalah, orangtuanya pak Arya minta ditemenin ke Mall. Ya inilah hasilnya malah saya yang di beliin banyak barang..." saut Zahra.

" Jangan - jangan mau di jadiin calon mantu nih..." ledek Sinta.

" Hissh...sembarangan kalau ngomong, nggak mungkinlah..." saut Zahra.

" Jodoh itu nggak ada yang tahu Za, siapa tahu nanti jodoh kamu pak Arya..." ucap Sinta.

" Aku udah punya pilihan sendiri, takkan ada yang bisa menggantikan dia di hatiku..." kata Zahra.

" Siapa Za...?" tanya Sinta.

" Pokoknya ada deh, nggak usah kepo..." jawab Zahra tersenyum.

" Terserah kamu aja deh Za..." saut Sinta.

Mereka berdua berbincang sampai sore. Sinta adalah teman paling dekat Zahra. Mereka satu kelas di kampus.

" Sin, aku boleh nginep disini nggak...malem ini aja...?" tanya Zahra.

" Kamu nginep sebulan juga boleh Za, Ibu dan Ayah pasti seneng kamu disini jadi rame deh di rumah.." jawab Sinta.

" Terimakasih Sin, malem ini aja. Saya kan juga masih punya tempat tinggal..." ucap Zahra.

" Terserah kamu aja, kapanpun kamu mau rumah ini selalu terbuka untukmu.." kata Sinta.

Sementara di rumah keluarga Dirgantara semua panik mencari Zahra, Setiap ruangan di geledah tetapi tak menemukan Zahra.

" Ar, bukannya tadi Zahra sama kamu...?" tanya Mama.

" Iya Ma, tadi Zahra di kamar Arya membereskan berkas - berkas kantor setelah itu keluar lagi..." jawab Arya.

" Iya, tadi saya lihat Zahra keluar dari kamar Arya. Habis itu nggak lihat lagi. Saya dan Arya langsung tidur Ma..." ucap Reyhan.

" Coba kamu tanya satpam siapa tahu dia lihat Zahra keluar rumah..." kata Papa.

Arya keluar rumah menghampiri satpam di pos.

" Pak, lihat Zahra keluar rumah nggak...?" tanya Arya.

" Mas Arya cari mbak Zahra ya, dia udah pulang dari tadi siang Mas.." jawab pak satpam.

" Kok Zahra nggak bilang mau pulang...?" kata Arya.

" Maaf mas, tadi mbak Zahra bilang ada urusan penting. Waktu mau berpamitan semuanya lagi istirahat di kamar. Mbak Zahra tidak ingin mengganggu katanya.." ucap pak satpam lagi.

Arya kembali masuk ke dalam rumah, merasa bersalah sudah mengabaikan Zahra lagi. Arya merasa Zahra sedang marah sehingga langsung masuk kamar mengganti baju dan mengambil kunci mobil.

" Mau kemana Ar...?" tanya Mama.

" Arya cuma mau pastiin Zahra sudah sampai di rumahnya Ma..." jawab Arya.

" Boss, gue ikut ya..?" pinta Reyhan.

" Terserah..." saut Arya.

"Assalamu'alaikum Ma, Pa..." ucap Arya sambil mencium tangan kedua orangtuanya diikuti oleh Reyhan.

" Wa'alaikumsalam.." jawab Papa dan Mama.

Arya terlihat panik, pasalnya tadi Zahra keluar dari kamar Arya dalam keadaan kesal.

" Maaf Za, aku cuma bercanda tadi. Semoga kamu nggak marah sama aku..." batin Arya.

" Ar, lho kenapa khawatir gitu...?" tanya Reyhan.

" Nggak apa - apa.." jawab Arya singkat.

" Ar, jujur aja sama gue. Lho sebenernya suka kan sama Zahra..." ucap Reyhan.

" Jangan ngawur, gue cuma suka sama satu gadis... sampai saat itu tiba, gue nggak akan membuka hati untuk perempuan lain.." jawab Arya tegas.

" Lho yakin dengan penantian lho itu...? siapa tahu dia sudah melupakan janji kalian itu..." ucap Reyhan.

" Aku yakin dia pasti datang..." jawab Arya.

" Terserah lho aja, tapi jangan memberi harapan sama Zahra. Aku takut kedekatan kalian membuat salah satu dari kalian sakit hati..." ujar Reyhan.

" Gue sama Zahra itu hanya sekedar atasan dan bawahan nggak lebih. Dia juga bisa jadi teman yang baik. Dia satu - satunya perempuan yang tidak mendekatiku karena harta. Dia selalu sopan dan bisa menjaga harga dirinya..." ucap Arya.

" Apa lho sadar dengan yang lho katakan tadi...? itu artinya lho menilai Zahra dari hati dan perasaan lho. Sadarlah jika sebenernya lho itu cinta sama Zahra..." ujar Reyhan.

" Adal lho tahu di hati gue cuma ada Aulia, tidak ada perempuan lain selain dia.." ucap Arya.

Sekarang mereka telah sampai di depan kost Zahra. Mereka turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah Zahra namun tak ada sautan.

" Mas, cari siapa...?" tanya seorang gadis yang baru keluar dari kamar sebelah Zahra.

" Maaf mbak, kami mencari Zahra..." jawab Reyhan.

" Zahra belum pulang mas..." kata gadis itu.

" Oh, kalau gitu kami permisi mbak..." ucap Reyhan lalu menarik Arya kembali ke dalam mobil.

" Ar, kita cari Zahra kemana lagi.." tanya Reyhan.

" Gue, nggak tahu Rey. Coba lho hubungi Ferdi, siapa tahu Zahra disana..." ucap Arya.

" Lho mau cari mati, kalau sampai Zahra tidak ketemu dan Ferdi tahu Zahra habis dari rumah lho kita berdua pasti di bantai habis..." jawab Reyhan.

" Ya udah, kita kesana aja. Kita pura - pura main kesana sambil mencari Zahra.." ucap Arya.

Sampai di depan cafe mereka sedikit ragu untuk turun. Mereka takut Ferdi ngamuk jika tahu kejadian sebenarnya.

" Woii..." teriak Ferdi dari luar.

" Fer, lho disini...?" jawab Rey gugup lalu keduanya keluar dari mobil.

" Pertanyaan lho aneh, ini kan cafe gue..." kata Ferdi.

" Eh iya, gue pengen maen kesini takut lho nggak ada..." ucap Reyhan.

" Ayo masuk..." kata Ferdi.

Sementara di tempat lain, Zahra dan Sinta sedang duduk di samping rumah Sinta yang terdapat banyak tanaman bunga. Mereka asyik berbincang - bincang.

" Za, lho yakin nggak suka sama Pak Arya...?" tanya Sinta.

" Saya kan udah bilang, saya sedang menunggu seseorang di masa lalu saya. Sampai saat itu tiba, saya akan tetap menutup hatiku untuk orang lain. Aku akan setia menanti kedatangannya..." ucap Zahra sambil menatap bunga - bunga di depannya.

" Kamu yakin dia akan datang Za...? seandainya dia tidak datang bagaimana...?" tanya Sinta.

" Biarlah takdir yang akan menentukan nasib kami. Saya hanya bisa ikhtiar dan do'a..." jawab Zahra.

" Siapa nama orang itu Za...? saya boleh tahu kan..?" tanya Sinta lagi.

" Namanya Dirga. Kami baru dua kali bertemu dan berjanji akan bertemu 13 tahun kemudian..." ucap Zahra mengingat masa kecilnya bersama Dirga.

" Semoga kalian berjodoh ya..." kata Sinta.

" Aamiin..." ucap Zahra tersenyum.

.

.

.

TBC

.

.

Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!