Weekend 2

Setelah mereka bertiga masuk kamar, tak lama Ferdi dan Lucky datang. Reyhan keluar menyambut keduanya.

" Assalamu'alaikum.." ucap Ferdi dan Lucky.

" Wa'alaikumsalam..." jawab Reyhan lalu mengajak mereka masuk.

" Masukkan barang kalian di kamar yang paling ujung..." ucap Reyhan sambil duduk di sofa.

"Kita satu kamar..?" tanya Ferdi.

" Iya, kamar yang lain belum sempet di bersihkan. Kamar diujung sini buat Sekretaris Boss..." kata Reyhan.

" Si Boss bawa sekretarisnya yang cantik itu, wah nggak sia - sia gue ikut liburan disini..." ucap Lucky bersemangat.

"Udah, kita istirahat dulu. Capek gue nyetir dari tadi..." ucap Ferdi.

Ketiganya lalu masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.

Sementara Zahra di kamarnya tidak bisa tidur. Zahra melihat ponselnya sudah pukul sebelas. Zahra segera bangun karena merasa haus. Zahra lalu ke dapur mengambil air minum.

Karena tidak ada asisten rumah tangga, Zahra berinisiatif untuk memasak makan siang. Zahra mengambil bahan makanan di dalam kulkas. Setelah meracik semua bahan makanan, Zahra mulai menyalakan kompor.

Arya turun ke dapur karena merasa haus. Sampai di dapur, Arya mengambil air minum dan melihat Zahra sedang memasak.

" Masak apa Za...?" tanya Arya mendekati Zahra.

" Eh, pak Arya udah turun. Saya sedang masak untuk makan siang pak..." ucap Zahra.

" Boleh saya bantuin...?" tanya Arya.

" Nggak usah pak, saya bisa sendiri kok..." tolak Zahra.

" Mmmm... Za, kalau sedang di luar kantor jangan panggil saya seperti itu. Gak enak dengernya, saya kan masih muda...heheheee..." kata Arya sambil tertawa.

" Terus, saya panggilnya apa...?" tanya Zahra.

"Mmmm...apa ya...?" kata Arya sambil mikir.

" Gimana kalau saya panggil Mas aja, sama kayak Mas Reyhan..." ucap Zahra sambil tersenyum.

" Boleh juga, itu lebih baik daripada di panggil pak..." ujar Arya.

Akhirnya mereka masak bersama. Zahra tak menyangka ternyata di luar pekerjaan Arya sangat baik dan bersahabat. Sesekali mereka bercanda sambil memasak.

Setelah masakan siap Zahra menatanya di atas meja, lalu kembali ke ke kamar untuk mandi. Arya yang dari tadi memperhatikan Zahra nggak tahu kalau Reyhan di sampingnya.

" Lihat apaan Boss...?" tanya Reyhan nyengir.

"Hhhh...ngagetin aja lho. Udah kayak hantu tiba - tiba nongol..." saut Arya.

" Hehehee... nggak usah diliatin, orangnya udah pergi..." ledek Reyhan.

" Liatin muka lho..." jawab Arya lalu pergi kembali ke kamar.

" Kenapa gue di tinggal sendirian.." gumam Reyhan.

" Ngapain lho Rey, ngomong sendiri. Kesambet pohon toge lho...?" ucap Lucky lalu di susul Ferdi di belakangnya.

" Apaan sih lho, gue lagi nungguin boss ama sekretarisnya keluar dari kandang..." ucap Rey asal.

" Seperti apa sih sekretaris Arya, sampai di bawa liburan segala...?" tanta Ferdi.

" Yang pasti dia sangat cantiklah..." saut Lucky.

Mereka bertiga berbincang di ruang tamu menunggu Arya dan Zahra keluar dari kamar.

" Mereka ngapain aja sih, nggak keluar - keluar.." ucap Lucky.

" Lagi nanggung kali..." saut Ferdi asal sambil bermain game di ponselnya.

" Apanya yang nanggung..." ucap Arya berdiri di belakang Ferdi sambil memegang pundaknya.

" Udah - udah ayo kita makan, gue udah laper..." kata Reyhan sambil berjalan menuju ruang makan. Disana udah ada Zahra menyiapkan piring.

" Astaghfirullah dek, ngapain kamu disini..." ucap Ferdi terkejut melihat Zahra di hadapannya. Reyhan, Arya dan Lucky kaget karena Ferdi mengenal Zahra.

" Lho kenal Zahra Fer...?" tanya Arya.

" Pastilah kenal, dia adek gue..." kata Ferdi.

" Bukannya lho itu anak tunggal...?" tanya Reyhan.

" Udah, makan dulu. Nanti reuniannya keburu dingin makanannya..." ucap Zahra.

Ferdi langsung duduk di samping Zahra sambil berbisik " kamu harus jelasin semua ini dek...".

" Iya, nanti Zahra jelasin. Sekarang makan dulu, Zahra udah laper..." bisik Zahra.

Mereka berlima makan dengan diam. Setelah selesai Zahra membereskan peralatan makan yang kotor. Ferdi segera menyusul ke dapur sambil membawa piring - piring kotor yang belum di bawa Zahra. Sementara yang lain kembali ke ruang tamu.

" Za... kamu kerja di kantornya Arya...?" tanya Ferdi.

" Iya, emangnya kenapa...? Mas Ferdi temennya Arya dan Reyhan juga...?" tanya Zahra balik.

" Iya, mereka yang ajak mas kesini. Tadinya mas mau ajak kamu, tapi nggak enak sama yang lain soalnya nggak ada temen ceweknya.." ucap Ferdi.

" Zahra juga di ajak kesini katanya sekalian meninjau proyek disini..." jawab Zahra.

" Maaf ya Mas, Zahra nggak pamit dulu sama Mas Ferdi. Soalnya takut nggak di izinin.." ucap Zahra lagi.

" Harusnya lain kali kalau mau pergi itu bilang dek, Mas nggak mau terjadi apa - apa sama kamu..." ucap Ferdi.

" Iya mas, Za minta maaf..." ucap Zahra pelan.

" Ya udah kamu terusin semuanya, mas mau ke depan dulu. Habis ini kamu langsung ke kamar..." kata Ferdi lalu beranjak ke ruang tamu.

Sampai di ruang tamu, Ferdi duduk berhadapan dengan Arya.

" Jadi kalian berdua yang selama ini menyiksa adek gue...?" kata Ferdi menatap Arya dan Reyhan bergantian.

" Siapa yang nyiksa, emang Zahra bilang apa sama lho... pasti Zahra bilang yang jelek - jelek tentang gue..." tanya Arya datar.

" Zahra nggak pernah ngadu sama gue, tapi kemarin gue nemuin dia hampir pingsan di halte larut malam. Pasti lho nyuruh dia lembur kan..?" ucap Ferdi kesal.

" Maaf soal itu, ada masalah di kantor. Jadi kami sedang menyelesaikan pekerjaan sampai lupa waktu.." ucap Rey yang sebenarnya merasa bersalah atas kejadian malam itu.

" Huhhh.... kalian memang tidak berperasaan. Harusnya kalian itu bisa menghargai perempuan.." kata Ferdi kesal lalu beranjak ingin pergi.

" Mas, udah jangan di perpanjang lagi. Zahra kan nggak kenapa -napa... Sini, duduk lagi. Katanya disini mau liburan kenapa malah ribut - ribut begini..." rayu Zahra.

" Nanti sore kita jalan - jalan ke kebun teh ya, Zahra pengen kesana...?" ucap Zahra lagi.

" Iya - iya... nggak usah ngrayu kayak gitu..." ucap Ferdi kesal.

Zahra sangat senang Ferdi nggak marah lagi padanya. Bagi Zahra, Ferdi lebih dari apapun. Saudara yang sangat menyayanginya.

🌿🌿🌿

Sore hari setelah Ashar, mereka berlima berjalan mengelilingi ke kebun teh. Zahra sangat senang sehingga berlari - lari seperti anak kecil. Arya tersenyum melihat Zahra sangat bahagia. Melihat senyum Zahra, Arya jadi teringat dengan Aulia. Arya tak sabar menantikan hari itu tiba.

" Za, jangan lari - lari nanti jatuh..." teriak Ferdi.

" Iya, Zahra pasti hati - hati..." kata Zahra.

"Ayo kita lomba lari sampai puncak kebun teh itu. Kita buktikan fisik siapa yang paling kuat..." ajak Reyhan.

" Boleh juga..." kata Ferdi.

" Setuju..." jawab Lucky

" Apa hadiah untuk yang menang.." saut Arya.

" Bagaimana kalau untuk yang kalah bayarin kita liburan ke Bali...?" ucap Ferdi.

" Setuju..." teriak ketiganya.

Dari jauh Zahra melihat keempat laki -laki itu sedang bersiap - siap untuk lari.

" Huhhh... kayak anak kecil aja mereka..." gumam Zahra.

Mereka berempat lari sekencang mungkin sampai tidak sadar kalau mereka meninggalkan Zahra di belakang.

" Mereka tega sekali meninggalkan aku..." gerutu Zahra sambil jalan menyusul mereka.

Saat berlari Arya baru sadar jika Zahra jauh tertinggal di belakang. Arya berhenti dan menoleh ke belakang namun Zahra tidak ada. Arya mencari Zahra sehingga tertinggal jauh dari teman - temannya.

Sementara Ferdi, Reyhan dan Lucky sudah sampai di puncak. Mereka tidak melihat Arya di belakangnya. Tentu saja mereka bertiga sangat senang karena bisa liburan ke bali gratis.

.

.

.

TBC

🌳🌳🌳

Dimana Zahra...?

Apakah Arya bisa menemukannya....?

.

.

.

Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!