Setelah mereka bertiga masuk kamar, tak lama Ferdi dan Lucky datang. Reyhan keluar menyambut keduanya.
" Assalamu'alaikum.." ucap Ferdi dan Lucky.
" Wa'alaikumsalam..." jawab Reyhan lalu mengajak mereka masuk.
" Masukkan barang kalian di kamar yang paling ujung..." ucap Reyhan sambil duduk di sofa.
"Kita satu kamar..?" tanya Ferdi.
" Iya, kamar yang lain belum sempet di bersihkan. Kamar diujung sini buat Sekretaris Boss..." kata Reyhan.
" Si Boss bawa sekretarisnya yang cantik itu, wah nggak sia - sia gue ikut liburan disini..." ucap Lucky bersemangat.
"Udah, kita istirahat dulu. Capek gue nyetir dari tadi..." ucap Ferdi.
Ketiganya lalu masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.
Sementara Zahra di kamarnya tidak bisa tidur. Zahra melihat ponselnya sudah pukul sebelas. Zahra segera bangun karena merasa haus. Zahra lalu ke dapur mengambil air minum.
Karena tidak ada asisten rumah tangga, Zahra berinisiatif untuk memasak makan siang. Zahra mengambil bahan makanan di dalam kulkas. Setelah meracik semua bahan makanan, Zahra mulai menyalakan kompor.
Arya turun ke dapur karena merasa haus. Sampai di dapur, Arya mengambil air minum dan melihat Zahra sedang memasak.
" Masak apa Za...?" tanya Arya mendekati Zahra.
" Eh, pak Arya udah turun. Saya sedang masak untuk makan siang pak..." ucap Zahra.
" Boleh saya bantuin...?" tanya Arya.
" Nggak usah pak, saya bisa sendiri kok..." tolak Zahra.
" Mmmm... Za, kalau sedang di luar kantor jangan panggil saya seperti itu. Gak enak dengernya, saya kan masih muda...heheheee..." kata Arya sambil tertawa.
" Terus, saya panggilnya apa...?" tanya Zahra.
"Mmmm...apa ya...?" kata Arya sambil mikir.
" Gimana kalau saya panggil Mas aja, sama kayak Mas Reyhan..." ucap Zahra sambil tersenyum.
" Boleh juga, itu lebih baik daripada di panggil pak..." ujar Arya.
Akhirnya mereka masak bersama. Zahra tak menyangka ternyata di luar pekerjaan Arya sangat baik dan bersahabat. Sesekali mereka bercanda sambil memasak.
Setelah masakan siap Zahra menatanya di atas meja, lalu kembali ke ke kamar untuk mandi. Arya yang dari tadi memperhatikan Zahra nggak tahu kalau Reyhan di sampingnya.
" Lihat apaan Boss...?" tanya Reyhan nyengir.
"Hhhh...ngagetin aja lho. Udah kayak hantu tiba - tiba nongol..." saut Arya.
" Hehehee... nggak usah diliatin, orangnya udah pergi..." ledek Reyhan.
" Liatin muka lho..." jawab Arya lalu pergi kembali ke kamar.
" Kenapa gue di tinggal sendirian.." gumam Reyhan.
" Ngapain lho Rey, ngomong sendiri. Kesambet pohon toge lho...?" ucap Lucky lalu di susul Ferdi di belakangnya.
" Apaan sih lho, gue lagi nungguin boss ama sekretarisnya keluar dari kandang..." ucap Rey asal.
" Seperti apa sih sekretaris Arya, sampai di bawa liburan segala...?" tanta Ferdi.
" Yang pasti dia sangat cantiklah..." saut Lucky.
Mereka bertiga berbincang di ruang tamu menunggu Arya dan Zahra keluar dari kamar.
" Mereka ngapain aja sih, nggak keluar - keluar.." ucap Lucky.
" Lagi nanggung kali..." saut Ferdi asal sambil bermain game di ponselnya.
" Apanya yang nanggung..." ucap Arya berdiri di belakang Ferdi sambil memegang pundaknya.
" Udah - udah ayo kita makan, gue udah laper..." kata Reyhan sambil berjalan menuju ruang makan. Disana udah ada Zahra menyiapkan piring.
" Astaghfirullah dek, ngapain kamu disini..." ucap Ferdi terkejut melihat Zahra di hadapannya. Reyhan, Arya dan Lucky kaget karena Ferdi mengenal Zahra.
" Lho kenal Zahra Fer...?" tanya Arya.
" Pastilah kenal, dia adek gue..." kata Ferdi.
" Bukannya lho itu anak tunggal...?" tanya Reyhan.
" Udah, makan dulu. Nanti reuniannya keburu dingin makanannya..." ucap Zahra.
Ferdi langsung duduk di samping Zahra sambil berbisik " kamu harus jelasin semua ini dek...".
" Iya, nanti Zahra jelasin. Sekarang makan dulu, Zahra udah laper..." bisik Zahra.
Mereka berlima makan dengan diam. Setelah selesai Zahra membereskan peralatan makan yang kotor. Ferdi segera menyusul ke dapur sambil membawa piring - piring kotor yang belum di bawa Zahra. Sementara yang lain kembali ke ruang tamu.
" Za... kamu kerja di kantornya Arya...?" tanya Ferdi.
" Iya, emangnya kenapa...? Mas Ferdi temennya Arya dan Reyhan juga...?" tanya Zahra balik.
" Iya, mereka yang ajak mas kesini. Tadinya mas mau ajak kamu, tapi nggak enak sama yang lain soalnya nggak ada temen ceweknya.." ucap Ferdi.
" Zahra juga di ajak kesini katanya sekalian meninjau proyek disini..." jawab Zahra.
" Maaf ya Mas, Zahra nggak pamit dulu sama Mas Ferdi. Soalnya takut nggak di izinin.." ucap Zahra lagi.
" Harusnya lain kali kalau mau pergi itu bilang dek, Mas nggak mau terjadi apa - apa sama kamu..." ucap Ferdi.
" Iya mas, Za minta maaf..." ucap Zahra pelan.
" Ya udah kamu terusin semuanya, mas mau ke depan dulu. Habis ini kamu langsung ke kamar..." kata Ferdi lalu beranjak ke ruang tamu.
Sampai di ruang tamu, Ferdi duduk berhadapan dengan Arya.
" Jadi kalian berdua yang selama ini menyiksa adek gue...?" kata Ferdi menatap Arya dan Reyhan bergantian.
" Siapa yang nyiksa, emang Zahra bilang apa sama lho... pasti Zahra bilang yang jelek - jelek tentang gue..." tanya Arya datar.
" Zahra nggak pernah ngadu sama gue, tapi kemarin gue nemuin dia hampir pingsan di halte larut malam. Pasti lho nyuruh dia lembur kan..?" ucap Ferdi kesal.
" Maaf soal itu, ada masalah di kantor. Jadi kami sedang menyelesaikan pekerjaan sampai lupa waktu.." ucap Rey yang sebenarnya merasa bersalah atas kejadian malam itu.
" Huhhh.... kalian memang tidak berperasaan. Harusnya kalian itu bisa menghargai perempuan.." kata Ferdi kesal lalu beranjak ingin pergi.
" Mas, udah jangan di perpanjang lagi. Zahra kan nggak kenapa -napa... Sini, duduk lagi. Katanya disini mau liburan kenapa malah ribut - ribut begini..." rayu Zahra.
" Nanti sore kita jalan - jalan ke kebun teh ya, Zahra pengen kesana...?" ucap Zahra lagi.
" Iya - iya... nggak usah ngrayu kayak gitu..." ucap Ferdi kesal.
Zahra sangat senang Ferdi nggak marah lagi padanya. Bagi Zahra, Ferdi lebih dari apapun. Saudara yang sangat menyayanginya.
🌿🌿🌿
Sore hari setelah Ashar, mereka berlima berjalan mengelilingi ke kebun teh. Zahra sangat senang sehingga berlari - lari seperti anak kecil. Arya tersenyum melihat Zahra sangat bahagia. Melihat senyum Zahra, Arya jadi teringat dengan Aulia. Arya tak sabar menantikan hari itu tiba.
" Za, jangan lari - lari nanti jatuh..." teriak Ferdi.
" Iya, Zahra pasti hati - hati..." kata Zahra.
"Ayo kita lomba lari sampai puncak kebun teh itu. Kita buktikan fisik siapa yang paling kuat..." ajak Reyhan.
" Boleh juga..." kata Ferdi.
" Setuju..." jawab Lucky
" Apa hadiah untuk yang menang.." saut Arya.
" Bagaimana kalau untuk yang kalah bayarin kita liburan ke Bali...?" ucap Ferdi.
" Setuju..." teriak ketiganya.
Dari jauh Zahra melihat keempat laki -laki itu sedang bersiap - siap untuk lari.
" Huhhh... kayak anak kecil aja mereka..." gumam Zahra.
Mereka berempat lari sekencang mungkin sampai tidak sadar kalau mereka meninggalkan Zahra di belakang.
" Mereka tega sekali meninggalkan aku..." gerutu Zahra sambil jalan menyusul mereka.
Saat berlari Arya baru sadar jika Zahra jauh tertinggal di belakang. Arya berhenti dan menoleh ke belakang namun Zahra tidak ada. Arya mencari Zahra sehingga tertinggal jauh dari teman - temannya.
Sementara Ferdi, Reyhan dan Lucky sudah sampai di puncak. Mereka tidak melihat Arya di belakangnya. Tentu saja mereka bertiga sangat senang karena bisa liburan ke bali gratis.
.
.
.
TBC
🌳🌳🌳
Dimana Zahra...?
Apakah Arya bisa menemukannya....?
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments