Menghilangkan lelah hati

" Astaghfirullah, cobaan apalagi ini...? kenapa bisa macet separah ini. Bisa diamuk Zahra kalau seperti ini terus..." gumam Ferdi sambil menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan.

Hampir satu jam perjalanan Ferdi baru sampai di tempat kost Zahra. Setelah keluar dari mobil, Ferdi nampak ragu ingin mengetuk pintu karena Zahra pasti akan langsung memarahinya. Dengan pelan c pelan Ferdi mengetuk pintu sambil mengucapkan salam " Assalamu 'alaikum....?"

Terdengar suara langkah dari dalam membuat nyali Ferdi agak menciut. Pasalnya, Zahra kalau sudah marah pasti teriak - teriak tanpa jeda. " Wa 'alaikumsalam..." jawab Zahra setelah membuka pintu.

" Za, maaf ya tadi di jalan macet banget jadi telat deh jemputnya..." ucap Ferdi dengan hati - hati. " Iya, tidak apa - apa. Mas Ferdi sholat isya' aja dulu disini daripada nanti harus cari masjid soalnya udah masuk waktu isya'..." kata Zahra dengan wajah datar. " Kenapa ni bocah, nggak biasanya dia diam kayak gini. Apa lagi sariawan kali ya...?" batin Ferdi seraya masuk dan segera mengambil wudhu untuk menunaikan sholat Isya'.

Setelah selesai sholat, Zahra dan Ferdi langsung bergegas menuju mobil untuk segera berangkat keliling kota. " Za, kita mau jalan kemana...? tanya Ferdi. " Kemana ajalah mas, Zahra hanya ingin jalan - jalan aja..." jawab Zahra nggak bersemangat.

" Kamu kenapa...? jangan seperti ini, mana Zahra yang biasanya selalu ceria dan jail...." ucap Ferdi.

" Nggak apa - apa mas, Zahra cuma laper...hehehee..." saut Zahra sambil tersenyum.

" Baiklah, ayo kita makan dulu. Kamu mau makan apa...?" tanya Ferdi.

" Hmmm....apa ya...? Zahra bingung mas mau makan apa..." ucap Zahra.

" Jangan membuatku bingung Za, kalau aku yang pilih pasti kamu selalu nolak..." kata Ferdi.

" Iya, bagaimana kalau kita makan bakso yang ada di depan mall itu mas...? Zahra udah lama nggak makan disana..." saut Zahra.

" Ok, yuk kita langsung kesana..." jawab Ferdi.

Setengah jam kemudian mereka sampai di tempat warung bakso langganan Zahra. Tempatnya sangat ramai pengunjung, sehingga Zahra kebingungan cari tempat duduk. Akhirnya Ferdi melihat ada bangku kosong di sudut ruangan. Ferdi langsung menarik tangan Zahra untuk duduk. Tak lama mereka memean makanannya. Sambil menunggu pesanan, mereka berdua asyik bermain dengan ponsel masing - masing. Setelah bakso yang di pesan datang mereka langsung makan tanpa pembicaraan apapun. Akhirnya makanpun selesai dan keduanya beranjak dari tempat itu setelah membayar makanannya.

Setelah makan, Zahra mulai keliling kota. Ferdi sejenak melupakan masalahnya jika sudah bersama Zahra. Melihat senyumnya saja sudah membuat hati Ferdi merasa nyaman. " Mas, kenapa melamun....? ada yang mas pikirkan? Soal Nadine ya...?" tebak Zahra. " Kita ke taman aja yuk, disana lebih enak buat ngobrol..." ajak Ferdi. " Ok, kita berangkat sekarang..." teriak Zahra sehingga membuat Ferdi kaget. " Jangan teriak - teriak Za, mas masih denger kok..." sungut Ferdi.

" Hehehee...maaf kakakku yang ganteng dunia akhirat...." saut Zahra sambil tertawa.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di taman. Zahra lari mencari tempat duduk yang nyaman. Ferdi mengikutinya di belakang seperti seorang bodyguard. Setelah duduk mereka mengobrol sambil tertawa.

" Mas, bagaimana hubunganmu dengan Nadine...?" tanya Zahra karena tujuan mereka bertemu memang untuk membicarakan hal itu.

" Aku tidak tahu, sepertinya aku tidak mempunyai perasaan apapun padanya sekarang. Aku malah berfikir dia cuma memanfaatkanku saja...." ucap Ferdi.

" Akhir - akhir ini Nadine juga jarang ke cafe mas, biasanya juga tiap jam nongol..." saut Zahra.

" Iya, semenjak dia minta apartemen dan belum aku kasih dia tak pernah datang. Telp aja nggak pernah sekarang..." ucap Ferdi.

" Kenapa Mas Ferdi nggak telp duluan, mungkin Nadine sibuk dengan aktifitasnya...? tanya Zahra.

" Tadi udah aku coba, namun dia bilang lagi sibuk. Langsung di matiin malahan..." keluh Ferdi.

" Sekarang terserah mas Ferdi, tanya pada hati mas sendiri seyakin apa hatimu pada Nadine. Jangan terlalu cepat ambil keputusan. Coba istikhoroh dulu..." ucap Zahra.

" Iya, tapi sepertinya keputusanku untuk putus dengannya sudah bulat, aku udah nggak ada perasaan apa - apa padanya...." saut Ferdi.

" Ya udah nggak usah sedih, hidup itu cuma sekali jangan dibuat susah...." ucap Zahra sambil tersenyum.

Tak lama kemudian Zahra memandangi sekeliling taman melihat pemandangan malam hari yang sangat indah. Tiba - tiba dia melihat sosok yang di kenalnya. " Mas, bukannya itu Nadine ya...?" bisik Zahra pada Ferdi.

" Yang mana...? tadi aja dia bilangnya lagi ada acara keluarga nggak mungkinlah dia ada di tempat seperti ini..." saut Ferdi.

" Lihat itu, yang sedang bersama seorang laki - laki di deket pohon..." jawab Zahra.

" Ya udah, kamu disini dulu ya. Mas pengen tahu apa yang mereka lakukan disini..." ucap Ferdi.

" Tapi mas jangan membuat keributan disini ya...? Nggak enak dilihat orang kalau ribut di tempat umum..." kata Zahra.

" Iya, tak akan ada keributan. Aku hanya ingin memastikan hatiku saja. Udah, kamu disini aja kemana - mana..." ucap Ferdi.

Ferdi melangkahkan kakinya mendekat ke arah Nadine berada. Gadis itu sedang berbincang dengan seorang lelaki di sampingnya.

" Sayang, kapan kau bisa mendapatkan apartemen itu. Ini sudah satu minggu, tapi kau belum dibelikan juga..." kata lelaki itu.

" Sabar sayang, setelah aku mendapatkan apartemen itu, kita akan langsung menjualnya dan pergi jauh dari sini..." kata Nadine.

" Sampai kapan...? aku tak suka melihatmu bersama dia lebih lama lagi. Kau itu hanya milikku, tidak boleh ada orang lain yang memilikimu...." tegas lelaki itu sambil mencium bibir Nadine dengan buas.

" Hentikan, jangan disini. Banyak orang yang akan melihat kita..." ucap Nadine namun tak menolak ciuman panas lelaki itu.

Ferdi yang sedari tadi berdiri dibelakang mereka sangat marah dan langsung menghampiri mereka.

" Jadi ini yang kau lakukan selama ini..." kata Ferdi berusaha menahan amarahnya.

"Ferdi...." ucap Nadine terkejut melihat Ferdi yang berdiri di belakangnya.

" Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan dia hanya tak sengaja bertemu disini..." ucap Nadine gugup.

" Sudahlah, tidak apa - apa. Aku sudah mendengar semuanya. Mulai sekarang kita putus. Jangan temui aku lagi..." ucap Ferdi tegas sambil mendekati Nadine.

Tiba - tiba Ferdi menarik kalung yang di pakai Nadine. " Wanita murahan sepertimu tak pantas memakai barang mahal ini..." kata Ferdi sambil memasukkan kalung ke dalam saku kemejanya.

Setelah itu, Ferdi langsung berlalu pergi dari tempat itu. Dia mencari Zahra yang sudah tidak ada disana. Tiba - tiba ponselnya berdering, lalu Ferdi membuka hpnya. " Mas Ferdi, Zahra tunggu di parkiran ya...? cepetan kesini..." ucap Zahra di seberang sana dan langsung mematikan panggilan telponnya.

Di tempat lain, Nadine sangat marah karena Ferdi memutuskan hubungan mereka. " Ini semua gara - gara kamu. Seharusnya kita nggak ketemu disini. Sekarang kita tak mendapatkan apa - apa lagi. Ferdi tidak bisa kita manfaatkan lagi..." kesal Zahra.

.

.

.

.TBC

🍀🍀🍀

Author : Sabar ya Mas Ferdi....?

Ferdi : Mau sampai kapan thor...?

Author : Sampai ada bintang terbelah dua....hahaa

Ferdi : Sialan lho thor....😠😠😠

Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!