Mengenal keluarga Dirgantara

Dua bulan sudah Zahra menjadi sekretaris Arya Dirgantara. Kerja kerasnya selama ini tidak sia - sia. Zahra masih harus bertahan selama 4 bulan. Zahra bersyukur Arya tidak memperlakukannya seperti sekretaris yang dulu yang hanya bertahan tak lebih dari seminggu.

Zahra masuk ke ruangan Bossnya untuk membacakan jadwal hari ini. Setelah selesai Zahra segera beranjak kembali ke ruangannya.

" Za, undur pertemuan dengan klien siang ini. Ibu saya akan kesini..." kata Arya.

" Baik pak. Ada lagi yang anda inginkan...?" tanya Zahra.

" Ambil buah di kulkas, kupas sekalian lalu bawa kesini..." perintah Arya.

" Baik pak..." jawab Zahra.

Setelah selesai mengupas buah untuk bossnya, Zahra berpamitan untuk kembali ke ruangannya.

" Maaf pak, ini buahnya. Kalau sudah tidak ada yang anda butuhkan saya keluar sekarang..." ucap Zahra.

" Kamu disini saja, urus laporan keuangan ini. Kau harus bisa menangkap pencuri itu. Data bulan lalu tidak ada kecurangan, tapi yang sekarang belum saya periksa..." kata Arya.

" Baik pak..." ucap Zahra lalu mengambil berkasnya dan duduk di sofa.

" Permisi, apakah saya mengganggu...?" ucap Reyhan yang langsung nyelonong masuk.

" Kebetulan lho kesini, tahu aja kalau ada kerjaan..." ujar Arya tertawa.

" Huhhh...tau begini mending tidur di ruangan gue..." gerutu Reyhan.

" Ohh... jadi udah nggak mau kerja disini lagi...?" ancam Arya.

" Maulah Boss, seumur hidup Reyhan akan mengabdi kepada Dirgantara Enterprises..." ucap Reyhan sambil mengangkat satu tangannya.

" Pak Reyhan lebay..." ucap Zahra sambil terus menatap laptopnya.

" Kamu ngomong apa tadi Za...?" tanya Reyhan.

" Mmmm...pak Reyhan pintar, bisakah Zahra meminta tolong...?" ucap Zahra sambil nyengir.

" Apa sih yang nggak buat kamu sayang...hahahaa..." jawab Reyhan tertawa yang langsung di lempar potongan buah apel Arya tepat masuk ke dalam mulutnya.

" Uhuk...uhuk...uhukkk... sialan lho boss, kalau gue mati keselek gimana...?" ucap Reyhan kesal.

" Hahahaa...tenang aja udah gue siapin rumah, lho tinggal nempatin.." ucap Arya.

" Beneran Boss, terimakasih. Tapi dimana boss lokasinya biar gue rapihin dulu sebelum di tempatin.." ucap Reyhan bersemangat.

" Yakin lho mau kesana sekarang...?" tanya Arya.

" Kalau di izinkan saya langsung berangkat boss.." saut Reyhan.

" Nih kamu baca sendiri alamatnya..." kata Arya dan menyerahkan selembar kertas.

" TPU XXX Blok 3..."

" Sialan lho boss, nyumpahin gue almarhum..." ucap Reyhan kesal.

" Nanti Zahra siapin bunga mawarnya, di depan kost banyak tinggal metik..." saut Zahra sambil nyengir.

" Nggak usah ikut -ikutan anak kecil.." ucap Reyhan sewot.

" Udah jangan berisik, bantuin Zahra sana..." kata Arya kemudian.

Ketiganya sangat serius saat bekerja. Reyhan dan Zahra sampai duduk di lantai untuk mencari posisi yang nyaman.

" Boss, gue udah dapet orangnya. Kita apain dia...?" tanya Reyhan.

" Gue lagi males ngurusinnya, lho aja yang bertindak..." ucap Arya.

" Masukin penjara ajalah boss, gue lagi banyak kerjaan soalnya..." saut Reyhan.

" Terserah..." jawab Arya.

Setelah urusan penggelapan uang selesai, mereka bertiga kembali mengerjakan proyek yang lain. Tanpa sadar ada seseorang yang berdiri di depan pintu.

" Assalamu' alaikum..."

Mereka bertiga menoleh dan kaget.

" Astaghfirullah...mama. Wa'alaikum salam.." jawab Arya.

" Mama kesini sama siapa...?" tanya Arya.

" Sama adik kamu, nggak tahu mama dia mampir kemana..." ucap Mama.

" Duduk dulu Ma, Rey ambilin minum buat Mama..." ucap Reyhan.

" Nggak usah sok baik lho, Za buatin minum buat mama.." kata Arya.

" Baik pak..." ucap Zahra.

" Rey, itu sekretaris Arya...? Lumayan juga, pakaiannya sopan nggak kayak yang dulu - dulu..." bisik Mama.

" Iya Ma, dia hebat udah bertahan 2 bulan..." jawab Reyhan pelan.

" Silahkan nyonya minumannya..." ucap Zahra sopan.

" Iya, terimakasih. Jangan panggil nyonya, panggil aja mama seperti yang lain..." kata mama.

" I..iyaa Ma..." ucap Zahra canggung.

" Kalian belum makan kan..? ini mama bawa makanan banyak. Kita makan sama - sama..." ucap mama.

" Siaap Ma, kalau cuma makan Rey pasti tidak akan nolak.

" Dasar lho senengnya yang gratisan.." saut Arya.

" Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikum salam.." jawab semua yang ada di dalam.

" Ma, ini siapa cantik banget...." kata Fahri adik Arya yang baru masuk.

" Hissh...jangan gangguin dia..." ucap Mama.

" Zahra, kenalin ini anak mama namanya Fahri..." ucap mama lagi.

" Fahri..."

" Zahra..."

Mereka saling berjabat tangan membuat Arya kesal.

" Za, siapin piring buat makan..." perintah Arya.

" Baik pak..." ucap Zahra.

" Fahri bantuin ya Kak...?" tanya Fahri.

" Tidak usah, saya bisa sendiri.." jawab Zahra. Namun Fahri tetap mengikuti Zahra ke pantry.

" Kak, enak nggak kerja sama mas Arya, orangnya kan galak...?" tanya Arya.

" Mmmm...gimana ya...? Soalnya kan saya yang butuh pekerjaan ini. Jadi ya harus siap apapun yang terjadi. Emangnya kalau di rumah pak Arya juga seperti itu, nggak banyak bicara...?" ucap Zahra.

" Ihh... kak Zahra kepo...hahahaa..." saut Fahri tertawa.

" Ssttt... jangan berisik..." ucap Zahra sambil memukul Fahri dengan sendok.

" Auww, sakit kak..." kata Fahri.

" Kalau mau bantuin, nih bawa piringnya. Saya mau nyiapin minumnya dulu..." ucap Zahra.

" Siap kakak cantik..." jawab Fahri sambil lari membawa piring.

" Dasar bocah, nggak ada sopan santunnya.." gumam Zahra.

" Fahri, hati - hati kalau bawa piring. Jangan lari - lari..." ucap Mama.

" Hehee...iya Ma..." jawab Fahri.

" Eh iya, Ar kamu telfon papa kamu. Katanya mau kesini juga.." kata Mama.

" Assalamu' alaikum..." ucap papa saat membuka pintu.

" Wa'alaikumsalam..." jawab semuanya.

" Baru aja mau di telfon papa udah sampai..." kata Arya.

" Iyalah, papa kan bisa menghilang dengan sekali kedipan..." ucap Papa sambil tertawa.

" Udah - udah. Ayo kita makan..." ajak mama.

Zahra menyiapkan makanan dan minuman di atas meja, lalu beranjak untuk keluar.

" Za, kamu mau kemana...? ikutlah makan bersama kami..." ucap Mama.

" Terimakasih Ma, saya bisa makan di luar..." jawab Zahra pelan.

" Za, makan disini..." perintah Arya.

" Baik pak..." ucap Zahra.

" Ma, dia sekretaris apa calon istri. Nurut banget sama Arya..." bisik Papa.

" Papa ini, jangan ngawur..." bisik mama sambil tertawa.

Zahra memandang kedua orangtua Arya. Mereka sangat baik dan ramah.

" Seandainya orangtuaku masih ada, pasti akan menjadi keluarga yang bahagia seperti ini.." batin Zahra.

"Ayo kita makan, Arya udah laper, Za ambilin makanan untukku..." kata Arya membuyarkan lamunan Zahra.

" Iya pak..." ucap Zahra pelan.

Karena sofa tidak cukup untuk semua orang duduk, makanya Zahra duduk di bawah.

" Za, kenapa duduk di bawah memangnya nggak ada kursi lagi.." kata mama.

" Nggak apa - apa ma, Zahra di bawah aja.." ucap Zahra.

" Fahri temenin ya kak..." ucap Fahri lalu duduk di samping Zahra.

" Reyhan juga di bawah aja deh.." kata Reyhan mengikuti Fahri.

" Kok semuanya jadi di bawah..." ucap Arya lalu ikut duduk di samping Zahra juga.

" Kalian ini gimana sih, apa Mama dan Papa ikut di bawah juga..?" tanya Mama.

"Jangan, Mama dan Papa duduk aja di atas..." kata Arya.

Semuanya makan dengan tenang. Zahra merasa senang bisa berkumpul dengan keluarga bossnya. Mereka sangat ramah dan baik.

Setelah selesai makan Zahra membereskan meja dan peralatan makan. Kali ini Reyhan yang membantu Zahra mencuci piring dan gelas.

Setelah selesai membereskan peralatan makan Zahra dan Reyhan kembali bergabung dengan keluarga bossnya.

Zahra dan Mama terlihat sangat akrab. Bahkan papa juga terlihat senang.

" Za, lain kali main ke rumah mama ya...? Mama kesepian di rumah nggak ada temennya..." kata mama.

" Iya Ma, insyaAllah kalau ada waktu Zahra ke rumah Mama..." ucap Zahra.

" Mama dapet resep kue yang baru, besok hari minggu kamu dateng ya. Kita coba buat bersama.." ajak Mama bersemangat.

Zahra berpikir sejenak dan melihat ke arah Arya yang di balas anggukan olehnya.

" Iya Ma, insyaAllah Zahra datang..." jawab Zahra.

Mama senang sekali sampai tak sadar memeluk Zahra sangat erat. Papa tersenyum melihat istri yang dia sayangi bahagia. Dari dulu Mama ingin punya anak perempuan tapi tak kesampaian.

" Ya Allah rasanya nyaman sekali berada di pelukan seorang ibu..." batin Zahra menahan airmatanya.

" Ya udah Ma, kita pulang yuk. Mereka kan juga harus bekerja..." ucap Papa yang menyadari istrinya yang tak ingin melepas Zahra.

" Iya Ma, Fahri juga ada urusan lain. Setelah anter Mama, Fahri mau pergi lagi..." saut Fahri.

" Kalian itu memang tidak ada yang peduli sama Mama..." ucap Mama sedih.

" Ma, jangan bicara seperti itu. Semuanya sayang sama Mama. Tapi kan kita juga ada kerjaan yang harus di selesaikan..." bujuk Arya.

" Ma, mama jangan sedih. Kapanpun Mama butuh Zahra, Zahra akan selalu ada. Zahra akan temenin kemanapun mama mau..." bujuk Zahra.

" Kamu janji Za, nggak akan ninggalin mama seperti mereka.." tunjuk mama pada anak dan suaminya.

" Zahra janji akan selalu ada buat Mama..." ucap Zahra.

Setelah pertemuan yang membuat Mama dan Zahra bahagia, mereka harus berpisah karena mama harus pulang dan Zahra kembali bekerja.

" Za, terimakasih sudah membuat mama senang hari ini.." ucap Arya.

" Iya pak, sama -sama. Orangtua anda juga sangat baik pada saya.." jawab Zahra.

" Saya permisi ke ruangan saya dulu pak..." ucap Zahra lagi.

Semuanya kembali pada aktifitasnya masing - masing.

.

.

.

TBC

.

.

Zahra : Terimakasih thor, hari ini membuatku

bahagia

Author : Ok... semangat Zahra..

.

.🌷🌷🌷

.

.

Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!