Tetap bertahan

Pagi hari, Zahra terbangun dan kaget karena ini bukan kamarnya. Zahra keluar kamar dan mendapati Ferdi tidur di sofa. Zahra lega karena yang membawanya pulang semalam benar - benar Ferdi, kemudian Zahra kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan sholat shubuh. Setelah selesai, Zahra keluar kamar membangunkan Ferdi untuk sholat.

Sementara Ferdi mandi, Zahra membuat sarapan di dapur. Setelah siap mereka berdua sarapan bersama dengan diam tanpa percakapan. Segera setelah selesai sarapan Zahra membereskan piring bekas makan mereka.

" Za, kau sudah rapi begini mau kemana...?" tanya Ferdi.

" Mau berangkat kerja, masa' baru beberapa hari magang mau bolos. Bisa dipecat Zahra nanti..." jawab Zahra.

" Memangnya kau sudah sehat, kenapa lembur sampai malam...?" tanya Ferdi lagi.

"Zahra nggak kenapa - napa Mas, cuma kecapek'an aja terus nggak dapat taksi semalem..." ucap Zahra.

" Memangnya kamu kerja apa sih dek, udah kayak kuli aja..." tanya Ferdi lagi.

" Mas Ferdi kepo aja sih..." jawab Zahra cengengesan.

" Dasar kamu itu dek, di tanyain malah kayak gitu..." sungut Ferdi.

" Heheheee... ya udah Zahra berangkat kerja dulu Mas..." pamit Zahra.

" Mas anter ya...?" kata Ferdi.

" Nggak usah, Zahra bukan anak TK yang harus di antar jemput..." saut Zahra lalu keluar dari cafe.

Di depan cafe Zahra menunggu angkutan umum. Tak lama ada motor berhenti di depannya yang tak lain adalah Dino.

" Zahra, ayo bareng aja..." ajak Dino.

" Tidak usah, aku naik angkot aja..." tolak Zahra sambil nengok ke belakang takut Ferdi melihatnya.

" Nanti telat lho Za, pasti bentar lagi macet..." ujar Dino.

Zahra berpikir sambil melihat jam di ponselnya, " ya udah, ayo cepetan..." saut Zahra langsung naik ke motor Dino.

Di tengah jalan mereka mengobrol soal kerjaan masing - masing.

" Gimana kerjaan kamu Za, sepertinya sibuk sekali sampai nggak ada waktu buat ngumpul. Tuh Sinta nanyain terus..." ucap Dino.

" Hmmm...lumayan capek. Lain kali deh kita ngumpul kalau libur sekalian bareng Maya dan Niko.." jawab Zahra.

Sampai depan kantor Zahra dan Dino bertemu dengan Sinta.

" Zahraaaa....kamu kemana aja...? nggak pernah kelihatan...?" tanya Sinta.

" Nggak kemana - mana, masih disini - sini aja..." jawab Zahra santai.

" Gimana kalau nanti siang kita makan bareng...?" tanya Dino pada kedua temannya.

"mmmm...aku nggak janji deh, soalnya banyak kerjaan hari ini..." jawab Zahra.

" Ya udah, yuk kita masuk nanti telat lagi kelamaan ngobrol disini..." saut Sinta.

Mereka bertiga masuk ke ruangan masing - masing. Zahra naik ke lantai paling atas sendiri. Disana tampak sepi karena Boss dan asistennya belum datang. Zahra melamun memikirkan nasibnya semalam. Entah apa yang terjadi jika Ferdi tak menemukannya di halte semalam. Zahra sangat jengkel pada Boss nya yang sudah menyiksanya sejak hari pertama kerja. Tapi Zahra harus tetap bertahan supaya bisa lulus kuliah.

" Kenapa nasibku seperti ini, apa salahku sampai harus menderita begini..." gumam Zahra.

Tak jauh dari tempat duduknya dua orang memperhatikannya dari tadi. Mereka diam saja mendengarkan ocehan Zahra.

" Lagi bikin puisi Za...?" tanya Reyhan tiba - tiba mengagetkan Zahra yang sedang melamun sementara Arya hanya tersenyum sambil berlalu masuk ke ruangannya.

" Pak Rey ngagetin aja. Saya kan lagi berkhayal terbang ke langit..." saut Zahra asal.

"Za, saya mau minta maaf soal semalam. Harusnya saya antar kamu pulang. Pasti sangat susah cari kendaraan umum malam - malam..." ucap Reyhan merasa bersalah.

" Tidak apa - apa pak Rey, semalam ada ambulance lewat jadi saya numpang deh...hehehee..." saut Zahra asal. Zahra tak mempermasalahkan kejadian semalam, mungkin ini sudah jadi takdir pikirnya.

" Kamu yakin Za, ikut mobil ambulance...? tanya Rey serius.

" Hehehee... nggak usah dibahas lagi pak Rey, saya mau lanjut kerja lagi..." saut Zahra lagi tak ingin memperpanjang masalahnya.

" Tapi muka kamu pucat, apa kamu sedang sakit..." tanya Reyhan khawatir.

" Saya nggak kenapa - napa, buktinya masih bisa kerja..." ucap Zahra.

" Ya udah, saya ke ruangan saya dulu..." kata Reyhan.

" Iya pak, silahkan.." jawab Zahra dengan tersenyum.

Beberapa saat kemudian Arya memanggil Zahra untuk keruangannya.

" Apa jadwal saya hari ini..." tanya Arya tanpa melihat ke arah Zahra.

" Hari ini jam sepuluh ada pertemuan dengan klien disini pak. Terus jam satu bertemu dengan klien dari Singapure di cafe XXX. Setelah itu, ada acara keluarga di rumah anda nanti malam..." ucap Zahra.

" Hmmm... ya sudah kamu keluar, dan periksa berkas proyek pembangunan rumah panti yang di Bogor..." perintah Arya.

" Baik pak, saya permisi..." ucap Zahra lalu keluar ruangan.

Tak lama Reyhan masuk keruangan Arya dan duduk di depan Arya.

" Ngapain kesini, gue lagi nggak butuh..." ucap Arya sambil menatap laptopnya.

" Nggak papa, bosen aja sendirian disana..." jawab Reyhan asal.

" Memangnya lho nggak ada kerjaan apa...?" tanya Arya.

"Ada, cuma pengen cari suasana baru aja.." jawab Reyhan.

" Maksud lho apaan...? ngomong nggak jelas gitu..." saut Arya menghentikan aktifitasnya.

" Maksudnya.....? gimana kalau kita liburan weekend nanti...?" ucap Reyhan bersemangat.

" Maksudnya kita berdua...? Na'udzubillahi mindzalik...mimpi apa gue semalem punya temen kelakuannya kayak gitu..." ucap Arya.

" Sialan lho, maksud gue kita ajak yang lain juga...pikiran lho udah ketutup panci kali tuh..." saut Reyhan kesal.

" Hahahaaaa.... " Arya tertawa keras melihat raut muka Reyhan yang sedang kesal.

" Lho mau ngajak siapa...? emang udah punya gebetan...hahahaaaa..." ejek Arya.

" Kita ajak Ferdi sama Lucky aja, kita dah lama gak kumpul bareng..." ucap Reyhan.

" Boleh juga, lho liat dulu jadwal kita terus kabarin yang lain. Kita pergi ke Villa di Bogor..." saut Arya.

" Siapp Boss.." jawab Reyhan bersemangat lalu keluar mencari Zahra.

" Dasar anak kurang piknik, di ajak ke Villa aja senengnya setengah mati.." gumam Arya lalu melanjutkan pekerjaannya.

Di tempat lain, Reyhan menemui Zahra untuk menanyakan jadwal bossnya.

" Za, jadwal Arya weekend ada nggak...?" tanya Reyhan.

" Sebentar saya cek dulu pak..." kata Zahra.

" Za, aku kan udah bilang jangan panggil pak...gimana sih...?" ucap Reyhan pura - pura marah.

" Eh iya, maaf lupa mas Reyhan yang baik hati dan tidak sombong..." ucap Zahra tersenyum.

" Mmmm...weekend ini free, nggak ada pertemuan dengan klien. Tapi, untuk hari senin pak Arya akan meninjau proyek di Bogor untuk pembangunan Panti Asuhan..." ucap Zahra lagi.

" Baiklah kalau begitu, terimakasih Za..." jawab Reyhan lalu kembali keruangan Arya.

" Boss, besok kita free... tapi hari senin kita akan meninjau panti di Bogor..." ucap Reyhan.

" Ya udah, kita sekalian aja ke panti. Siapkan berkasnya...." saut Arya.

" Tapi Boss, apa kita juga ajak Zahra...?" tanya Reyhan.

" Apa dia mau, kan nggak ada temen yang perempuan...?" saut Arya.

" Bener juga ya,... gimana kalau Boss bilang ini tugas kantor..." saran Reyhan.

" Kenapa nggak lho aja yang bilang, lho takut ama Zahra...?" ledek Arya.

" Bukan begitu Boss, gue cuma nggak yakin kalau dia mau..." elak Reyhan.

Jam menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit, Arya keluar ruangan bersama Reyhan. Arya berhenti di depan meja Zahra.

" Za, saya akan keluar dan tidak kembali ke kantor. Kamu selesaikan pekerjaan kamu. Setelah itu boleh pulang. Dan besok pagi siap - siap kita akan pergi ke Bogor urusan kantor. Besok pagi Reyhan akan menjemputmu..." ucap Arya lalu pergi.

Zahra belum sempat menjawab Arya dan Reyhan sudah meninggalkannya.

" Bukannya ke Bogor masih hari senin, kenapa perginya besok...." gumam Zahra.

.

.

.

TBC

🙏🙏🙏

Maaf, up nya lama. Author lagi ada urusan pribadi gak sempet nulisnya

🙏🙏🙏

Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!