Arya dan Zahra duduk di bangku panjang samping Villa. Mereka menikmati malam yang cerah bertaburkan jutaan bintang di langit. Tak lama Reyhan, Ferdi dan Lucky menyusul mereka berdua. Reyhan membawa tikar lalu di bentangkan di atas rerumputan. Setelah itu Reyhan dan teman - temannya merebahkan dirinya di tikar sambil memandang keindahan langit di malam hari. Sedangkan Zahra masih duduk di bangku panjang karena merasa canggung kalau harus gabung dengan yang lain.
" Za, kesini... ngapain kamu disitu...?" tanya Reyhan.
" Saya disini aja mas..." ucap Zahra canggung.
Lalu Arya berdiri dan menghampiri Zahra.
" Ayo ikut, ngapain disini. Nanti dikira anak kucing lagi disini sendirian..." ucap Arya sambil tertawa.
" Nggak usah mas, Zahra disini aja. Nggak enak, disana kan laki - laki semua..." saut Zahra.
" Nggak apa - apa Za, kan aku yang ngajakin kamu kesini. Aku nggak mau kamu merasa terabaikan lagi seperti tadi..." kata Arya.
" Zaaa...cepetan sini. Mau lihat bintang jatuh nggak...?" teriak Lucky.
" Woii...jangan teriak di telinga gue. Bisa pecah nih gendang telinga gue..." ucap Rey kesal.
" Dek, sini aja nggak apa - apa..." kata Ferdi.
" Iya mas..." jawab Zahra.
" Giliran yang nyuruh Ferdi aja langsung nurut..." gerutu Arya lalu jalan meninggalkan Zahra yang masih duduk.
" Mas Arya tungguin..." ucap Zahra sambil berlari menyusul Arya.
" Buukkk....!!! Auwww...!!".
Arya yang sudah dekat di samping teman - temannya berhenti namun naas karena Zahra yang berlari di belakangnya tak sempat berhenti sehingga menabrak Arya. Arya yang kehilangan keseimbangan langsung jatuh menimpa ketiga temannya.
" Woiii...sialan lho..." kata Lucky.
" Huhhh...sakit woiii..." ucap Reyhan.
" Mata di taruh mana sih..." umpat Ferdi.
" Tanya tuh adek lho, tiba - tiba aja nabrak gue..." ujar Arya.
Keempat lelaki itu menatap tajam pada Zahra yang malah tertawa cekikikan.
" Maaf, Zahra nggak sengaja. Abisnya mas Arya ninggalin jadinya Zahra lari deh. Nggak tau kalau mas Arya berhenti..." ucap Zahra sambil nyengir.
" Parah lho dek, kalau kami patah tulang gimana...?" saut Ferdi.
" Kan udah ada pak dokter...hehehee.." jawab Zahra.
" Gue itu dokter jantung Za, bukan ahli patah tulang..." saut Lucky ikut kesal dengan tingkah Zahra.
" Iya, Zahra minta maaf ya..." ucap Zahra lalu duduk di samping mereka berempat.
Setelah perdebatan selesai mereka berlima kembali tiduran di atas tikar. Zahra memilih di tengah - tengah antara Ferdi dan Arya. Zahra takut kalau harus berada di pinggir.
" Zahra bisa melihat wajah ayah dan ibu di atas sana..." ucap Zahra tiba - tiba.
" Udahlah dek, kamu do'ain aja orangtuamu bahagia di atas sana..." saut Ferdi pelan. Sementara yang lain hanya menyimak percakapan antara Ferdi dan Zahra.
" Iya mas, Zahra sudah ikhlas menjalani hidup ini sendiri..." kata Zahra pelan.
" Jangan bicara seperti itu, kami semua akan selalu bersamamu.." ucap Arya.
" Terimakasih ya, kalian semua sangat baik padaku. Walaupun kita belum lama kenal tapi kalian bisa menerima kehadiranku disini..." kata Zahra.
" Udah, jangan mikir yang sedih - sedih. Entar kalau gue nangis gimana...?" ucap Reyhan asal.
Semuanya malah tertawa dengan ocehan Reyhan. Tak terasa malam sudah semakin larut, mereka masih ngobrol kadang bercanda sampai suaranya kayak pasar malam, berisik.
" Ayo kita istirahat, udah larut malam. Besok yang mau ikut harus bangun shubuh. Kalau nggak gue tinggal..." ucap Arya lalu beranjak meninggalkan yang lain.
" Mau kemana boss...?" tanya Reyhan yang di balas lambaian tangan oleh Arya.
🏞🏞🏞
Pagi hari setelah sholat shubuh Zahra duduk di ruang tamu menunggu yang lain keluar kamar. Beberapa saat kemudian Arya datang di susul yang lainnya.
" Kita mau kemana sih boss, ini masih gelap dingin lagi.." tanya Reyhan.
" Kalau nggak mau ikut tidur aja lagi..." jawab Arya.
" Za, ini pasti kerjaan kamu ya...?" tuduh Ferdi.
" Kenapa mas Ferdi nuduh gitu... kan Zahra diem aja dari tadi..." elak Zahra.
" Aku itu udah hafal sama tingkah kamu itu Za, nggak puas kalau belum ngerjain orang..." saut Ferdi kesal.
" Ihhh...kakakku yang ganteng ini bisa aja..."ucap Zahra sambil tertawa.
" Gue nggak yakin kita bakalan selamat..." bisik Lucky pada Reyhan.
" Gue juga udah feeling nggak enak..." saut Reyhan.
" Ayo semuanya jalan..." perintah Arya udah kayak giring itik ke sawah.
Akhirnya mereka berjalan keluar Villa walau masih gelap dan dingin. Zahra sangat senang melihat pemandangan pagi seperti ini. Zahra berjalan menggandeng lengan Ferdi karena takut jatuh. Arya merasa tidak senang karena Zahra lebih memilih dekat dengan Ferdi daripada dirinya.
" Za, kita mau kemana...?" tanya Ferdi saat mereka sampai di perkebunan teh.
" Ke sungai..." jawab Zahra singkat.
"Apaaa...!!" teriak Reyhan dan Lucky bersamaan.
" Kalian apaan sih, berisik tau nggak..." ucap Arya.
" Maaf boss..." ucap mereka berdua serempak.
Setelah menuruni perbukitan mereka sampai di sungai yang masih agak gelap. Zahra tersenyum melihat air mengalir di tengah sungai. Zahra langsung masuk ke dalam air dan duduk diatas batu.
" Za, kenapa masuk ke dalam air, ini dingin. Nanti sakit lho..." ucap Ferdi.
" Hehehee... Zahra cuma pengen menikmati waktu disini aja mas. Zahra nggak tau kapan lagi bisa menikmati waktu bersama kalian. Nanti kalau kalian udah bertemu dengan jodoh masing - masing jangan lupain Zahra ya.." ucap Zahra menatap empat orang di depannya.
" Jangan mikir kejauhan Za, siapa tahu kamu duluan yang ketemu jodohnya terus ninggalin kami..." saut Arya datar.
" Iya Za, kecuali kamu jadi jodoh aku biar kita bisa kesini lagi..." ucap Lucky asal. Sementara Zahra hanya tersenyum.
" Jangan ngarep..." saut Arya sambil melempar batu kerikil ke kepala Lucky.
" Sakit woiii...." teriak Lucky.
" Lihat, sinar matahari udah mulai masuk dari celah pepohonan..." teriak Zahra.
" Baru lihat gue pemandangan seperti. Subhanallah..." ucap Reyhan.
" Ayo kita foto bareng disini mumpung view nya bagus..." ajak Lucky.
" Gue nggak bawa ponsel.." ucap Ferdi.
" Nih, pake ponsel gue. Tapi awas jangan sampai jatuh ke sungai..." kata Arya.
Mereka mengabadikan kebersamaan mereka dengan ponsel Arya. Bahkan mereka semua masuk ke dalam air seperti anak kecil bercanda dan tertawa bermain air tak menghiraukan betapa dinginnya air di pagi itu. Puluhan foto diambil sebagai kenangan kebersamaan mereka.
Tak terasa waktu sudah hampir siang. Mereka sangat lelah sehingga merebahkan tubuhnya di atas batu - batu besar. Mereka sangat menikmati momen seperti ini, sejenak bisa melupakan pekerjaan mereka yang melelahkan pikiran.
" Ayo kita pulang, Zahra udah laper..." ajak Zahra.
" Tapi jalan sendiri kan Za, nggak perlu di gendong..." saut Arya sambil tersenyum.
" Zahra kan gadis yang kuat, nggak perlu bantuan kalian.." ucap Zahra sombong.
" Iya - iya, kamu gadis yang sangat mandiri..." ledek Arya.
" Udah ayo pulang, nggak usah berdebat.." kata Ferdi.
" Let's go...!!!" ucap Lucky Dan Reyhan kompak.
Akhirnya mereka berjalan pulang kembali menuju Villa. Arya membuka pintu utama dengan kunci yang dibawanya. Saat ingin mengambil air minum di dapur Arya kaget melihat seseorang didepannya.
.
.
.
TBC
🤔🤔🤔
Kira - kira, siapa orang yang di lihat Arya...?
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments