Berusaha untuk bertahan

" Akhirnya selesai juga. Udah jam lima, waktunya pulang..." gumam Zahra.

Tiba - tiba Arya memanggilnya, " Zahra, buatkan kopi sekarang..."

" Iya pak...." jawab Zahra singkat.

Zahra segera masuk ke ruangan Arya, karena Arya mempunyai pantri khusus di ruangannya. Setelah selesai membuat kopi Zahra menaruhnya di meja kerja Arya.

" Pak, ini kopinya.... maaf, apa saya boleh pulang sekarang...?" tanya Zahra pelan.

" Apa kau tidak tahu pekerjaanmu apa disini, selama aku belum pulang kau juga harus tetap disini..." ucap Arya datar.

" Baiklah pak, tapi pekerjaan saya sudah selesai. Apalagi yang harus saya kerjakan...?" tanya Zahra gugup.

" Ambil ini, kau periksa laporan keuangan bulanan ini. Ini laporan dari tiga bulan yang lalu, jangan sampai ada yang terlewat..." ujar Arya.

" Iya pak, saya akan segera memeriksanya,..." ucap Zahra sambil membawa berkas - berkas yang akan di kerjakan di ruangannya.

" Kau mau kemana...?" tanya Arya tanpa menoleh sedikitpun.

" Saya akan mengerjakan laporan ini di meja saya pak..." ucap Zahra.

" Kerjakan saja disini, duduk di sofa sana..." ujar Arya tegas.

" Baik pak...." kata Zahra pasrah.

Setengah jam Zahra berkutat dengan berkas - berkas di depannya. Karena merasa pegal terlalu lama duduk, Zahra beringsut turun ke lantai untuk meluruskan kakinya. Arya memperhatikan Zahra yang dari tadi pindah - pindah tempat nggak bisa diam. " Apa yang dilakukan tuh bocah, udah kayak cacing aja nggak bisa diem..." batin Arya.

Beberapa saat kemudian, Reyhan masuk ke ruangan Arya, " Boss..." belum selesai Reyhan memanggil boss_nya, dia terkejut melihat Zahra sedang duduk di lantai dengan berkas - berkas di depannya.

" Zahra, apa yang kau lakukan disitu...? Kamu tidak apa - apa kan...? Dimana yang luka...? Pasti si Boss menyiksamu...?" tanya Reyhan seperti reporter.

Arya yang mendengarnya langsung melemparkan pena yang dia pake tepat di kepala Reyhan, " sembarang lho ngomong, gue bantai juga lho...".

" Ampun boss...hehehee, abisnya gue liat Zahra udah kayak terkapar di lantai..." ucap Reyhan sambil nyengir.

Tiba - tiba Zahra ikut bicara, " maaf pak, saya sudah selesai memeriksa laporan ini. Untuk bulan yang pertama laporannya sudah cocok, tapi untuk dua bulan terakhir ada kejanggalan...." ucap Zahra.

Arya dan Reyhan langsung menatap Zahra yang masih duduk di lantai.

" Maksudnya janggal bagaimana...?" tanya Reyhan yang langsung duduk di samping Zahra diikuti oleh Arya. Mereka bertiga duduk berjajar di lantai.

Zahra melanjutkan laporannya, " Ini laporan dari divisi marketing di bulan kedua. Tapi yang yang tertulis di divisi keuangan 25% lebih banyak. Untuk bulan ini malah lebih besar perbedaannya, mencapai 40%..." ucap Zahra.

Arya sangat marah, ternyata ada kecurangan di dalam perusahaannya.

" Rey, cari orangnya. Kita harus membuat perhitungan dengannya. Beraninya dia bermain - main denganku..." perintah Arya.

" Sabar pak, lebih baik kita sholat maghrib dulu. Setelah itu baru kita cari solusinya bersama..." ucap Zahra.

" Bener juga, waktu maghrib udah hampir habis..." ucap Reyhan.

" Astaghfirullah, ya udah kita sholat disini aja. Di bawah udah sepi, jangan di mushola..." saut Arya.

Setelah sholat maghrib mereka kembali membahas soal laporan keuangan tadi. Sebenarnya Zahra sudah sangat lelah dan lapar, tapi tidak berani bicara karena pasti Arya akan marah - marah lagi. Tak terasa waktu udah jam sembilan, Reyhan yang melihat Zahra mulai kelelahan berniat mengajak semuanya pulang.

"Boss, sebaiknya kita pulang. Ini sudah malam, kita juga perlu istirahat untuk aktifitas besok..." ucap Reyhan.

" Hmmm...ya sudah, ayo pulang...." jawab Arya.

Setelah membereskan berkas - berkas di meja mereka segera keluar gedung untuk pulang. Zahra berjalan tertinggal di belakang karena tak mampu mengimbangi langkah kedua atasannya. Arya yang menyadari Zahra masih jauh di belakangnya segera menghentikan langkahnya, " heiii...siput, cepat sedikit...merepotkan saja...". Reyhan yang udah jalan duluan langsung ke parkiran mengambil mobilnya.

Zahra yang mendengar ucapan bossnya tidak ingin berdebat dan lebih memilih untuk diam.

Reyhan yang sudah sampai di lobby dengan mobilnya segera mengajak bossnya pulang.

" Boss, kita nggak ajak Zahra pulang bareng...?" tanya Reyhan.

"Tidak perlu, biarkan dia pulang sendiri..." saut Arya.

" Tapi boss, ini sudah malam. Apa boss tega membiarkan seorang gadis pulang sendirian malam - malam..." tanya Reyhan lagi.

" Udah jangan berisik, cepat jalan. Atau kau pulang jalan kaki..." ucap Arya.

" Iya boss, kita pulang sekarang..." kata Reyhan.

Sementara Zahra masih berdiri di dinggir jalan menunggu taksi atau ada ojek yang lewat. Sungguh sial hari ini, capek hati, capek fikiran, dan capek fisiknya. Terlebih ponselnya habis baterainya. Zahra menyusuri jalan dengan berjalan kaki walaupun rasanya serasa ingin pingsan. Lelah dan lapar sudah tak dihiraukan lagi. Setengah jam berjalan kaki Zahra sudah tak mampu lagi untuk berdiri. Zahra duduk di halte bis menunggu keajaiban datang. Mungkin ada taksi yang lewat.

Ferdi yang kebetulan lewat melihat ada seorang gadis sendirian duduk di halte. Karena penasaran, Ferdi menghentikan mobilnya di depan halte. Ferdi segera turun dan menghampiri gadis itu.

" Maaf mbak, anda butuh bantuan...?" tanya Ferdi.

" Zahra yang masih menunduk langsung melihat ke arah orang di depannya.

" Mas Ferdiii..." teriak Zahra senang.

" Zahra...!!! kamu ngapain disini. Kenapa kamu seperti ini..." ujar Ferdi yang terkejut dengan keadaan adik angkatnya ini.

" Zahra pengen pulang..." ucap Zahra pelan.

"Masya Allah dek, kamu kenapa...?" ucap Ferdi sambil memapah Zahra masuk ke dalam mobil.

" Zahra capek mas, nggak ada taksi yang lewat, jadinya Zahra jalan kaki..." saut Zahra.

" Ya udah kita pulang sekarang. Kamu harus banyak istirahat..." ucap Ferdi.

Begitu masuk ke dalam mobil, Zahra langsung tertidur. Ferdi yang tak tega melihatnya langsung membawa Zahra ke cafe, karena kalau harus ke tempat kost Zahra akan membutuhkan waktu lebih lama lagi. Setelah sampai di cafe, Ferdi langsung keluar dari mobil untuk membula pintu. Setelah itu menggendong Zahra karena tak ingin membangunkan Zahra yang sudah sangat kelelahan.

Ferdi membaringkan Zahra di kamar pribadinya setelah itu keluar dan tiduran di sofa.

" Apa yang terjadi padamu Za, maaf aku nggak bisa menjagamu tiap waktu..." gumam Ferdi.

Ferdi tak bisa memejamkan mata memikirkan adik angkatnya.

Sementara di tempat lain, Reyhan yang baru saja mengantarkan boss_nya pulang bergegas kembali ke kantornya. Reyhan mencari Zahra, karena dari tadi ponselnya tidak bisa dihubungi. Reyhan takut terjadi apa - apa dengan Zahra. Setelah sampai di depan kantor, Reyhan tak mendapati Zahra disana. Dia mulai melajukan mobilnya kembali menyusuri jalanan yang mulai sepi.

" Kamu dimana Za, kenapa jalanan ini sepi sekali. Apa kamu sudah sampai rumah...? Bahkan rumahmu aja aku tidak tahu...." gumam Reyhan khawatir.

Sampai tengah malam Reyhan berputar - putar di jalanan mencari Zahra akhirnya menyerah dan pulang. Reyhan merasa bersalah telah meninggalkan Zahra sendirian pulang kantor.

.

.

.

🌄🌄🌄

Zahra : Thor, kenapa aku tersiksa begini...? tega kau

padaku😥😥😥

Author : Kasiannn, sabar ya neng....?😅😅😅

Arya. : Buat lebih tersiksa lagi thor.....😁

Ferdi. : Woiii, adek gue tuh... Awass lho...😠😠😠

Zahra. : Awas lho boss, gue bales entar...😡😡😡

Author : Woiii, berisik amat sih...minggir...

Zahra, Arya & Ferdi : Kabuuuurrrrrrr🏃🏃🏃

Terpopuler

Comments

Jusmiati

Jusmiati

tega banget si bosss....😇😇😇

2022-03-24

2

adi surya saputra

adi surya saputra

😂😂😂

2021-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!