"Hai......"
Hanya kata itu yang mampu aku ucapkan. Aku bingung sendiri mau mengatakan apa pada gadis kecil di depanku ini. Dia tidak menjawab sapaanku, hanya menatapku tajam. Aku mulai melangkah lebih dekat kearahnya sambil tersenyum agar dia tak merasa takut denganku.
"Apa yang kau lakukan disini sendirian, ini sudah hampir malam dan kau tak pulang....?" tanyaku karena dia dari tadi hanya diam saja. "Kamu tinggal dimana, aku akan mengantarmu pulang...". Gadis kecil itu tetap diam saja membuat aku sedikit takut, jangan - jangan dia seperti yang di film - film horor yang sering di tonton mama. "Ya Tuhan, lindungilah aku dari gangguan jin dan setan...." batinku seraya terus memperhatikan gadis di depanku itu.
Karena tak kunjung mendapat jawaban dari gadis itu akhirnya aku berniat untuk pergi dari tempat yang sudah terlihat menyeramkan ini. Saat aku hendak melangkahkan kakiku gadis itu memanggilku" Kamu mau kemana....?". Aku yang sudah tidak punya keberanian berlama - lama di tempat ini hanya menjawab sekenanya saja. "Aku mau pulang, ini sudah hampir petang. Memangnya kamu tidak ingin pulang? Atau jangan -jangan......".
"Jangan -jangan apa? kamu mau bilang aku penunggu bukit ini...."kata gadis itu sebelum aku menyelesaikan kalimatku dia sudah menebaknya duluan. "Memangnya kau bukan penunggu bukit ini....?" tanyaku sambil tersenyum untuk meredakan sedikit ketakutanku. Tiba - tiba gadis itu naik ke atas batu yang tadi di pakai untuk tempat duduknya sambil berkata," lihatlah, sebentar lagi aku akan terbang ke atas pohon besar itu. Apa kau mau ikut terbang bersamaku? Aku akan menunjukkan rumahku padamu...". Sambil tertawa kecil gadis itu melambaikan tangannya padaku. Seketika tubuhku terasa dingin dan lemas tak berdaya mendengar ucapan gadis itu. "Apa dia benar - benar penunggu bukit ini? kenapa aku sial seperti ini, padahal aku sering datang ke tempat ini tidak pernah mengalami hal semacam ini..." gumamku. Ingin rasanya aku berteriak sekencang mungkin, namun percuma karena tempat ini sangat sepi dan jauh dari rumah penduduk.
"Ya Allah, apa hidupku akan berakhir di tempat seperti ini...? Berikanlah aku satu kesempatan lagi untuk hidup...." gumamku namun masih bisa di dengar oleh gadis itu. Dia tertawa semakin keras mendengar perkataanku.
Melihat wajahku yang pucat pasi, gadis kecil itu turun dari atas batu lalu menghampiriku sambil tersenyum. Sejenak aku melupakan ketakutanku karena melihat senyumannya yang sangat manis itu. "Apa kau takut padaku...?. Apa wajahku terlihat sangat menakutkan...?. Maaf, aku hanya bercanda tadi. Maaf aku sudah menakutimu....hehehe". Gadis itu berkata dengan senyum manisnya membuat aku tak bisa berkata - kata. Namun, aku sedikit lega karena gadis kecil itu ternyata adalah manusia.
Gadis itu terus saja memandangiku karena sejak tadi aku tak mengeluarkan satu katapun. Tiba -tiba dia menggandeng tanganku dan mengajakku duduk di atas batu besar itu. Sejenak kami saling diam dengan fikiran masing - masing. Kami bingung mau berkata apa karena masih canggung satu sama lain.
Sementara aku masih menetralkan jantungku karena rasa takut yang masih tersisa di pikiranku, gadis itu bertanya padaku," kamu siapa....? kenapa ada disini sore - sore begini. Apa kamu asli orang sini...? Maaf tadi aku menakutimu, aku baru seminggu tinggal disini. Jadi belum banyak mengenal orang disini...". Dengan perasaan yang agak tenang akupun menjawab," aku bukan orang sni, kebetulan papa ada pekerjaan disini jadi aku ikut papa. Aku tinggal di Jakarta bersama papa dan mama. Aku sering datang ke tempat ini karena tempatnya sepi dan nyaman...".
Setelah kami saling bertukar cerita, tak lama aku sadar waktu sudah hampir maghrib. Kamipun berencana untuk pulang karena pasti orangtua kami khawatir dengan keterlambatan kami karena asyik mengobrol.
"Rumahmu dimana, aku akan mengantarmu pulang..." kataku. Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil berkata," tidak perlu, aku bisa pulang sendiri. Nanti kita berpisah di bawah bukit sana..."
Kamipun berjalan beriringan menuruni bukit. Sesekali kami tertawa dengan cerita - cerita yang lucu. Sampai akhirnya kami sudah berada di jalan menuju rumah kami masing - masing. Rumah kami beda arah karena papa menyewa sebuah villa di dekat perkebunan itu.
"Tunggu, apa aku boleh tau namamu...?" tanyaku saat kami hendak berpisah. Gadis itu lalu menjawab," besok sore kita ke atas bukit itu lagi, nanti akan aku kasih tahu namaku....". Lalu gadis itu berjalan terus tanpa menolehku lagi. Karena hari sudah terlihat gelap akupun segera pulang ke villa supaya papa tidak khawatir mencariku.
Tepat sampai di rumah adzan maghrib berkumandang. Ayah sedang duduk di teras menunggu zahra pulang. Dengan hati - hati Zahra mendekati sang ayah," Assalamu'ailaikum ayah, maaf zahra pulang terlambat. Tadi Zahra berkeliling desa ingin mengenal tempat - tempat disini...". Ayah memperhatikan anaknya sejenak," Wa alaikumsalam, ya sudah sekarang kamu bersih - bersih dulu lalu sholat maghrib. Ayah mau ke masjid, jaga diri baik - baik di rumah....".
Keesokan harinya, Zahra dan ayah sudah bersiap - siap berangkat ke sekolah. Ayah mengantar Zahra terlebih dahulu karena sekolahnya satu arah dengan tempat ayahnya mengajar. Kalau pulang sekolah Zahra selalu jalan kaki karena jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh.
Siang hari, aku sudah sampai rumah usai jalan kaki dari sekolah. Lumayan capek karena mungkin aku belum terbiasa. Setelah sholat dan makan aku merebahkan diri di kamar sejenak melepas lelah.
Tak terasa aku tertidur pulas hingga terbangun saat mendengar adzan Ashar. Akupun segera bangun dan menjalankan sholat ashar. Selesai sholat aku teringat dengan janjiku kemarin dengan seorang anak laki - laki yang kutemui di atas bukit. Akupun segera bersiap untuk menemuinya, karena takut dia menunggu terlalu lama.
Dengan sedikit berlari aku berjalan menuju atas bukit dimana kami berjanji akan bertemu. Sesampainya disana, aku tak melihat siapapun disana. Aku menunggu kedatangannya sambil duduk diatas batu besar. Tak lama diapun datang dan langsung duduk di sampingku.
"Assalamu'alaikum....."
diapun menyapaku dengan tersenyum. Akupun menjawab salamnya," wa'alaikumsalam.....! Aku pikir kamu tidak akan datang...".
" Aku pasti datang, aku tak akan ingkar janji padamu..." jawab anak laki -laki itu.
" Iya, aku senang bisa bertemu denganmu lagi. Kamu teman yang menyenangkan. Oh, iya kita belum berkenalan namaku Aulia. Siapa namamu....?".
" Namaku Dirga, mulai sekarang kita akan menjadi teman untuk selamanya...." ucap anak laki -laki itu.
" Aku setuju, kita akan berteman selamanya..." saut Zahra menyetujui ucapan Dirga.
Mereka berdua saling bercerita sambil sesekali tertawa bersama. Mereka sangat akrab sehingga tidak ada yang mengira jika mereka baru bertemu dua hari ini.
Tiba - tiba Dirga menatap Aulia ingin mengatakan sesuatu," Aulia......".
.
.
.
.🤔🤔🤔
Author : Kira - kira Dirga mau ngomong apa ya....?
Coba ada yang tahu nggak ya....?
TBC.........
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Jusmiati
namanya Zahra, tapi memperkenalkan diri dgn nama Aulia.... bingung...😇😇😇😇😇
2022-03-24
1
Hanna Devi
again 😀
2021-02-18
1
Diana Bilqis
namanya zahra tau aulia thor
2021-02-18
3