"Aulia....".
Dirga menahan nafasnya sejenak sebelum meneruskan ucapannya lagi. Bingung ingin mulai darimana untuk mengatakan sesuatu.
"Ada apa...?" saut Aulia tanpa menoleh ke arah Dirga. " Apa suatu saat nanti kita akan bertemu lagi...? Aku baru menemukan sahabat yang baik seperti kamu. Semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi...". Ucapan Dirga mampu membuat Aulia merasa sedih, walaupun baru kenal tapi Aulia sudah menganggap Dirga sahabat terbaiknya.
" Mudah - mudahan kita akan bertemu suatu hari nanti. Kamu adalah teman terbaik yang kumiliki. Aku berharap bisa bertemu denganmu setiap waktu..." ucap Aulia yang sedari tadi menundukkan kepala tak ingin terlihat sedih di depan Dirga. Lama mereka saling diam dengan fikiran masing - masing.
" Aulia....ayo kita bermain disini, cuaca sore ini sangat indah..." ucap Dirga.
" Ayo, kita akan bermain - main sampai puas..."saut Aulia.
Mereka akhirnya bermain bersama, berlarian tak mengenal lelah. Mereka seakan tak punya beban apapun. Mereka bermain sambil bercerita tentang hal - hal yang lucu dan menyenangkan, tertawa bersama.
Setelah lelah bermain mereka beristirahat di atas batu besar tempat favorit mereka untuk duduk. Dua anak manusia yang tengah bahagia ini merebahkan tubuhnya di atas batu sambil menatap langit yan mulai menampakkan warna orange. Sesekali mereka memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Suasana sangat hening seketika, hanya suara burung - burung dengan kicauannya yang sangat merdu saling bersahutan.
Setelah lama saling diam, Dirga mulai bicara dengan pelan," Aulia....nanti malam aku harus pulang ke Jakarta, pekerjaan papa sudah selesai disini. Aku merasa sedih karena harus berpisah denganmu. Padahal aku masih ingin bersamamu lebih lama disini...".
"Tidak apa - apa, kamu juga harus sekolah. Aku akan selalu berdo'a semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi. Jangan pernah melupakan aku ya...? Kamu adalah sahabat terbaikku...." tak terasa airmata Aulia keluar begitu saja menahan rasa sedihnya.
" Kamu tenang saja, aku tidak akan pernah melupakanmu. Kamu adalah sahabat perempuan satu -satunya yang aku punya saat ini dan untuk selamanya...." ucap Dirga.
Sesaat suasana menjadi hening kembali. Mereka tak tahu harus bagaimana lagi, karena sebentar lagi mereka akan berpisah.
"Aulia....apa kau mau menungguku kembali kesini. Aku mau kau berjanji apapun yang terjadi kita akan datang ke tempat ini di waktu, tanggal dan bulan yang sama...." ucap Dirga.
" Kapan kita akan kembali kesini lagi...? Aku pasti akan menepati janji...." saut Aulia.
" Kita akan bertemu disini 13 tahun lagi..." kata Dirga. " Kenapa harus selama itu...? Apa kau akan pergi jauh...?" ucap Aulia.
" Saat itu umurku 25 tahun, aku akan pastikan kita bertemu saat aku sudah sukses nanti. Karena setelah kita bertemu aku tidak mau kita berpisah lagi. Berjanjilah kau akan menungguku sampai waktu itu tiba...." kata Dirga sambil menggenggam tangan Aulia.
"Aku berjanji akan selalu menunggumu sampai waktu itu tiba. kita akan bertemu disini saat umurku 23 tahun...." ucap Aulia.
Karena waktu sudah mulai senja, mereka berdua memutuskan untuk pulang. Dirga menggandeng tangan Aulia menuruni perbukitan sambil sesekali tertawa karena Aulia yang selalu menjahili Dirga. Setibanya di bawah bukit mereka berpisah arah menuju rumah masing - masing. Sebelum pergi, Dirga memanggil Aulia," Aulia.... sebelum pergi aku ingin memberikan kalung ini untukmu. Kalung ini ada dua, satu untukku dan satu lagi untukmu. Jangan sampai hilang ya, kalung ini yang akan mempertemukan kita lagi...."
"Iya, aku akan menyimpan kalung ini baik - baik. Kalung ini yang akan mengingatkan tentang persahabatan kita yang tak akan pernah hilang. Kamu jaga diri baik - baik disana jangan lupakan aku...." ucap Aulia sambil menggenggam kalung pemberian Dirga.
Akhirnya merekapun benar - benar berpisah. Zahra pulang dengan perasaan sedih. Sesampainya dirumah Zahra langsung mandi dan bersiap - siap untuk sholat maghrib, sedang sang ayah sudah berangkat ke masjid untuk sholat berjamaah.
Di tempat lain, Dirga juga merasa sedih karena tidak akan bertemu lagi dengan Aulia. Sambil membereskan barang - barang miliknya Dirga masih memikirkan teman barunya itu. "Semoga kita bertemu lagi Aulia, aku tidak akan pernah mendapat teman sebaik dirimu di tempatku yang baru nanti..." gumam Dirga. Dirga memang tidak mengatakan pada Aulia kalau akan melanjutkan sekolahnya di luar negeri, takut Aulia semakin sedih karena mereka akan berpisah tempat yang sangat jauh.
Tanpa Dirga sadari papanya sudah berdiri di samping ranjang tempat Dirga duduk. "Ehem...Ehemmm....". Seketika Dirga kaget melihat papanya sudah berdiri di sampingnya. " Papa, ada apa...? kenapa tiba -tiba udah disini aja...?" ucap Dirga kaget. "Papa sudah memanggilmu dari tadi kenapa diam saja, apa ada sesuatu yang kamu pikirkan...?" tanya papa.
" Tidak pa, aku hanya sedang membereskan barang - barangku saja..." saut Dirga.
" Ya sudah, ayo kita keluar. Kita pergi sekarang, karena besok kamu sudah harus berangkat ke luar negeri...." kata papa. " Iya pa, ayo kita berangkat mama pasti sudah mondar mandir kaya setrikaan di rumah....hehehe....".
Akhirnya Dirga meninggalkan villa dan semua kenangan yang ada di tempat itu. Di perjalanan, Dirga hanya melamun sambil menggenggam kalung persahabatan itu.
Di tempat lain, Aulia yang sudah merebahkan diri di atas ranjang tak bisa memejamkan matanya. Fikirannya melayang pada kenangan beberapa hari ini. Aulia ingat pertemuan pertamanya dengan Dirga sore itu. Aulia tersenyum memandang kalung pemberian Dirga. Kalung yang sangat indah dan cantik. Semakin lama Aulia tenggelam dalam lamunan sampai akhirnya tertidur pulas.
Di tempat lain, Dirga yang masih di dalam perjalanan belum bisa tidur, penglihatannya menerawang ke arah luar kaca mobilnya. Menikmati suasana malam kota itu. Gerimis yang membasahi jalanan membuat cuaca semakin dingin yang merasuk di tubuh Dirga. Setelah lama memandangi jalanan yang seperti tiada ujung itu, Dirga memutuskan untuk memejamkan matanya walaupun terasa sulit namun lama - kelamaan tertidur juga.
Tak terasa pagi sang surya sudah menampakkan sinarnya, Dirga di bangunkan oleh papanya karena sudah sampai di rumah. Mama yang sedari tadi menunggu di teras rumah lalu menghampiri anak dan suaminya yang baru keluar dari mobil. "Sayang, kau sudah pulang. Apa kau tak merindukan mama....?" ucap mama sambil memeluk anak keduanya ini. " Mama, kenapa berlebihan sekali udah kayak di sinetron aja pake drama - drama. Aku kan cuma pergi beberapa hari bukan bertahun - tahun....hehehe...." saut Dirga dipelukan mamanya. "Dasar anak bandel, sudah ayo masuk. Papa ayo masuk kita sarapan dulu baru nanti istirahat...." ucap mama. " Iya ma, papa juga capek sekali. Coba aja anakmu itu mau diajak naik pesawat tidak akan seperti ini kejadiannya..." saut papa.
Sementara itu, Aulia yang sedang di dapur membantu sang ayah memasak dan membersihkan rumah. Sudah menjadi kebiasaan setiap hari sebelum ke sekolah Zahra dan ayah selalu membereskan rumah terlebih dahulu supaya saat pulang sekolah nanti bisa langsung istirahat di tempat yang bersih dan nyaman.
.
.
.
.TBC
*** Untuk para readers, dukung karya author ini ya....
semoga karya saya ini bermanfaat untuk kalian semua
Selamat membaca.....
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ummi Nafisya Ummi Nafisya
htor yg bener aja..
anak usia 10th n 12th lho..
kok sdh bisa ngomong Taka gitu..🤦
2021-02-18
1
adi surya saputra
aq setia mendukung mu thor😍😍
2021-02-17
0