Teman Masa Kecil
Zahra Aulia, itulah namaku. Aku tinggal berdua dengan ayah setelah di tinggal ibu pergi menghadap Sang Pencipta 5 tahun lalu. Kini usiaku 10 tahun, disinilah aku tinggal sekarang. Di sebuah daerah pinggiran kota yang jauh dari keramaian.
Ayah yang bekerja sebagai seorang guru dipindahtugaskan ke tempat ini. Awalnya aku merasa sedih karena akan jauh dari teman - temanku. Tapi, melihat tempatnya yang begitu nyaman dan indah aku sedikit merasa senang ternyata tidak susah mencari teman baru disini.
Ayah selalu sibuk setiap hari mengajar di sebuah sekolah menengah atas hingga sore hari. Setiap pulang sekolah aku selalu sendirian di rumah, sehingga membuat aku merasa bosan.
Selepas sholat ashar, aku keluar rumah menuju perbukitan di ujung desa tempat tinggalku. Tempatnya yang sunyi dan semilir angin sore yang menerpa tubuhku membuat aku merasa nyaman berada disini.
"Ibuuuuuu......."
Entah mengapa tiba - tiba saja aku merindukan sosok ibu yang sudah pergi 5 tahun yang lalu. Seketika aku mulai menangis mengingat terakhir kali ibu memelukku.
Waktu itu umurku baru 5 tahun. Pada suatu malam kulihat ibu sedang terbaring lemah di tempat tidur sambil sekali - kali menahan rasa sakit di tubuhnya. Ayah yang duduk di sampingnya sesekali menyeka airmatanya menahan kesedihan. Aku tidak mengerti mengapa ayah menangis seperti ini.
Tak berselang lama ayah memanggilku karena ibu ingin memelukku katanya. Setelah aku mendekat pada ibu, beliau langsung memelukku dengan erat seakan tak ingin melepaskanku. Ibu sudah terbiasa memelukku tiap hari, tapi kenapa kali ini aku merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sambil memelukku ibu berkata lirih," Zahra, jagalah ayahmu. Temanilah dan jangan biarkan ayahmu menangis setelah ini...". Walaupun aku tidak mengerti dengan ucapan ibu aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Ibu, apa Zahra boleh tidur disini bersama ibu malam ini.....?". Aku yang biasanya tidur di kamar sendiri tidak tahu mengapa malam ini ingin sekali tidur di peluk oleh ibu. "Tentu saja nak, tidurlah disini. Ibu ingin selalu memelukmu seperti ini. Mungkin ini tidak akan terjadi lagi..." ucap ibu sambil menangis dan memelukku semakin erat. Ayah yang sedari tadi duduk di samping ibupun hanya bisa menahan tangis dan selalu menggenggam tangan ibu sangat erat.
Karena malam semakin larut Zahrapun tidur di pelukan sang ibu. Akhirnya ayahpun ikut merebahkan tubuhnya disamping ibu dan tetap memegang erat tangan ibu. Menjelang shubuh ayah tetbangun dan segera bersiap - siap untuk ke masjid, namun perasaannya tidak tenang karena ibu sedang sakit. Akhirnya ayah memutuskan untuk sholat shubuh di rumah. Setelah selesai menjalankan kewajibannya ayah segera menghampiri ibu kembali karena merasa khawatir dengan keadaan ibu. Di pegangnya tangan istri yang sangat dicintainya itu. Ayah sangat kaget karena ubuh ibu terasa mulai dingin, lalu ayah menggendong Zahra yang masih tertidur di pelukan ibunya di pindahkan ke kamar sebelah.
Setelah itu, ayah segera menghampiri ibu lagi. Ayah hanya bisa meneteskan airmata setelah tak mendengar jantung ibu berdetak lagi. Tak lama banyak warga yang datang ke rumah untuk membantu mengurus pemakaman ibu. Zahra yang sedari tadi di gendongan ayahnya terus menangis di depan jenazah sang ibu. Para tetangga ikut sedih dan iba melihat zahra yang tidak berhenti menangis.
Setelah waktu menjelang siang akhirnya jenazah ibu dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya. Ayah berusaha untuk tegar dan ikhlas merelakan kepergian istri yang sangat di sayanginya, yang telah mendampinginya selama bertahun -tahun dalam suka dan duka.
Tiba -tiba aku tersadar dari lamunanku saat aku melihat ada seorang anak laki - laki yang sedang memperhatikan aku dari bawah pohon besar yang tak jauh dari tempatku berdiri. Aku segera menghapus air mataku dan ingin beranjak dari tempat ini.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Hanna Devi
Sedih jika masih kecil sudah tidak punya ibu 😭😭
Salam kenal dari Cinta Kedua (Untuk Zylva) 🤗
2021-02-18
1
HIATUS
Mampir bawa like thor ❤
2021-02-17
1