12 tahun telah berlalu

"Astaghfirullah, bagaimana bisa aku ketiduran lagi. Udah jam setengah tujuh, aku harus segera berangkat kerja..." gumam Zahra. Gadis cantik yang selalu tampil sederhana ini tampak selalu ceria di depan teman - temannya. Zahra yang bekerja di sebuah cafe sejak lulus SMA ini sangat rajin bekerja sehingga banyak teman - teman yang menyukainya. Setelah selesai bersiap - siap Zahra langsung keluar dari kamar kost-nya menuju jalan raya untuk mencari angkutan umum.

Sampai di cafe Zahra langsung berganti pakaian dengan seragam kerjanya. Setelah itu dia bergabung dengan teman - teman yang lain untuk mulai bekerja. Jika hari mulai siang cafe ini akan selalu ramai pengunjung sehingga para pegawai sangat sibuk dengan pekerjaan masing - masing.

"Zahra......!!!"

Seperti inilah tiap hari jika saat sang Boss cafe sudah datang. Ferdi Syaputra seorang laki - laki berumur 25 tahun, tinggi, putih dengan gaya otoriternya selalu berteriak - teriak jika sudah punya keinginan. Dengan sedikit tergesa -gesa Zahra langsung masuk ke ruang boss_nya. "Ada apa boss, jam segini sudah bikin ribut aja...." ucap Zahra sambil tersenyum. " Buatkan aku kopi, aku ngantuk sekali....." saut Ferdi. Walaupun mereka karyawan dan boss namun mereka berteman akrab. Ferdi selalu berkeluh kesah tentang kisah pribadinya pada Zahra. Ferdi sudah menganggap Zahra seperti adiknya sendiri. Walaupun begitu, Zahra tidak mau menerima bantuan apapun dari Ferdi. Zahra berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

" Mas Ferdi mau makan siang sekarang biar Zahra siapkan sekalian...?" ucap Zahra. " Boleh, tapi buat dua porsi kamu temenin aku makan disini. Ada yang ingin aku ceritakan padamu..." saut Ferdi.

" Tapi pekerjaanku masih banyak mas, lain kali aja ya ceritanya....?" saut Zahra karena merasa tidak enak dengan karyawan yang lain karena terlalu sering di ruangan bossnya.

"Hei.....siapa bossnya disini, kenapa kamu jadi ngatur aku..." teriak Ferdi karena kesal pada Zahra.

" Iya Boss, jangan marah - marah terus nanti cepet tua....hehehee..." saut Zahra sambil tersenyum.

"Heemmmm, ya sudah cepat sana siapkan makanannya aku udah laper...."ucap Ferdi.

Tak lama Zahra membawa nampan ke ruang bossnya. Mereka makan bersama dengan tenang tanpa mengeluarkan suara. Setelah selesai makan Zahra membereskan piring bekas makan mereka. Namun saat hendak keluar ruangan, Ferdi menghentikan langkah Zahra. " Zahra, ada yang ingin aku bicarakan padamu soal Nadine...".

" Kenapa dengan Nadine...? Apa dia ngajakin nikah...hehehee..." saut Zahra.

" Bukan itu, dia minta dibelikan apartemen. Kemarin minta kalung berlian udah aku kasih, sekarang minta lagi yang lebih mahal. Besok - besok minta apalagi dia..." ucap Ferdi frustasi.

" Jangan bahas sekarang deh Mas, bisa seharian Zahra disini mendengar drama Mas Ferdi...." ucap Zahra sambil tersenyum.

" Terus kapan, aku udah mulai bosan dengannya. Cuma kamu yang bisa kasih aku solusi..." saut Ferdi.

" Hmmm, gimana kalau nanti pulang kerja aja sekalian jalan - jalan. Zahra udah lama gak keliling kota...heheheee.." jawab Zahra dengan senyum manisnya.

" Memangnya kamu tidak ke kampus, malah ngajakin kencan...hahahaa" ucap Ferdi.

" Nggak, seminggu ini Zahra libur kuliah habis ujian semester soalnya..." saut Zahra.

" Ok, kalau begitu cepatlah kembali bekerja. Jangan membuat cafe ku bangkrut gara - gara karyawannya kebanyakan ngobrol..." saut Ferdi tak tahu dirinya karena sedari tadi dialah yang memaksa untuk mengajak curhat.

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 wib, Zahra segera bersiap - siap untuk pulang. Sebelum itu dia masuk ke ruangan bossnya untuk berpamitan karena Zahra sudah menganggap Ferdi seperti kakaknya sendiri. " Mas Ferdi....." panggil Zahra sambil mengetuk pintu ruangan berkali - kali namun tak ada sautan dari dalam. Karena tak terdengar jawaban dari dalam Zahra langsung masuk mencari Ferdi. Ternyata Ferdi sedang tidur di sofa, sehingga Zahra harus membangunkannya. "Kebakaran....kebakarannn......" teriak Zahra sambil sembunyi di belakang sofa. Karena sangat kaget Ferdi yang sedang bermimpi indah itu langsung bangun, namun sialnya karena kesadarannya belum penuh diapun terjatuh dari sofa. "Aduhhhh....sial mana yang kebakaran..." gumam Ferdi karena tempat itu tak tampak ada keributan. Sedangkan di balik sofa, Zahra menutup mulutnya karena menahan tawa. Ferdi yang menyadari sedang di kerjai langsung berdiri dan mencari sumber kekacauannya, lalu melangkahkan kakinya ke belakang sofa. Zahra yang masih menunduk tak menyadari jika Ferdi sudah berdiri di belakangnya. " Aduuhhh......sakit, lepasiiinnn...."teriak Zahra karena ada yang menarik telinganya.

" Sampai kapan mau jongkok terus disitu, kau mau membuatku kena serangan jantung....?" omel Ferdi, karena hampir tiap hari Zahra membuat ulah yang selalu membuatnya kesal.

" Maaf Mas Ferdi, lepasin dulu ini. Telinga Zahra udah hampir putus..." rengek Zahra.

" Biarin aja putus, apa peduliku. Tak ada ruginya buatku, kau punya telinga atau tidak..." saut Ferdi kesal.

" Ampuunnn..... Zahra janji nggak gangguin mas Ferdi lagi....tolong lepasin ya...?" pinta Zahra.

Sambil menghela nafas Ferdi akhirnya melepaskan tangannya dari telinga Zahra.

"Sekali lagi kamu berbuat ulah, aku kirim kamu ke kutub utara....ingat itu...!!!" ancam Ferdi.

" Ada apa kamu kemari, ganggu orang tidur aja..." omel Ferdi dengan kesal.

" Zahra cuma mau pamit pulang...hehehe..." katanya sambil tersenyum tanpa merasa bersalah.

" Buatkan aku kopi dulu sebelum pulang, cepat sana sebelum aku kasih hukuman yang lebih banyak lagi..." ucap Ferdi.

" Siaaapp Boss..." saut Zahra yang langsung kelar menuju dapur cafe.

Setelah Zahra keluar ruangan, Ferdi kembali merebahkan tubuhnya di sofa. Dia masih merasa kesal dengan tingkah laku Zahra yang bersikap seperti kanak - kanak. Namun, bagaimanapun juga Ferdi merasa senang karena Zahra selalu ada saat dibutuhkan. Zahra bisa di posisikan sebagai adik yang kadang suka bermanja padanya tapi juga bisa jadi teman yang selalu dapat memberi pendapat dan solusi dari segala masalahnya. Zahra bisa melengkapi kekurangan dalam hidupnya. Selama ini Ferdi hidup sendiri karena kedua orangtuanya berpisah dan telah mempunyai keluarga baru.

" Mas, ini kopinya. Zahra pulang dulu ya...? pamit Zahra. " Kita nggak jadi keliling kota...? padahal aku lagi butuh kamu lho..." ucap Ferdi.

" Nanti aja habis maghrib jemput Zahra di kost'an, sekarang capek mau istirahat dulu..." saut Zahra.

" Ya sudah, hati - hati di jalan. Jangan mampir kemana - mana..." ucap Ferdi sambil mengacak puncak kepala Zahra.

" Ok kakakku tersayang, sampai jumpa nanti malam... Assalamu'alaikum..." pamit Zahra.

" Wa'alaikumsalam...." jawab Ferdi.

Setelah Zahra pergi, Ferdi kembali berkutat dengan pekerjaannya. Tak terasa waktu begitu cepat, Ferdi melihat jam tangannya sudah menunjukkan waktu maghrib. Setelah selesai sholat maghrib, Ferdi langsung bergegas keluar ruangan untuk segera menjemput Zahra karena sudah telat dari waktu yang di janjikan. Sudah pasti Zahra akan mengoceh di setiap detiknya hanya karena Ferdi terlambat menjemputnya.

"Astaghfirullah, cobaan apalagi ini...."

.

.

.

.TBC

🚘🚘🚘

Kira - kira ada apa ya dengan Ferdi....?

.

.

.

Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!