"Astaghfirullah, bagaimana bisa aku ketiduran lagi. Udah jam setengah tujuh, aku harus segera berangkat kerja..." gumam Zahra. Gadis cantik yang selalu tampil sederhana ini tampak selalu ceria di depan teman - temannya. Zahra yang bekerja di sebuah cafe sejak lulus SMA ini sangat rajin bekerja sehingga banyak teman - teman yang menyukainya. Setelah selesai bersiap - siap Zahra langsung keluar dari kamar kost-nya menuju jalan raya untuk mencari angkutan umum.
Sampai di cafe Zahra langsung berganti pakaian dengan seragam kerjanya. Setelah itu dia bergabung dengan teman - teman yang lain untuk mulai bekerja. Jika hari mulai siang cafe ini akan selalu ramai pengunjung sehingga para pegawai sangat sibuk dengan pekerjaan masing - masing.
"Zahra......!!!"
Seperti inilah tiap hari jika saat sang Boss cafe sudah datang. Ferdi Syaputra seorang laki - laki berumur 25 tahun, tinggi, putih dengan gaya otoriternya selalu berteriak - teriak jika sudah punya keinginan. Dengan sedikit tergesa -gesa Zahra langsung masuk ke ruang boss_nya. "Ada apa boss, jam segini sudah bikin ribut aja...." ucap Zahra sambil tersenyum. " Buatkan aku kopi, aku ngantuk sekali....." saut Ferdi. Walaupun mereka karyawan dan boss namun mereka berteman akrab. Ferdi selalu berkeluh kesah tentang kisah pribadinya pada Zahra. Ferdi sudah menganggap Zahra seperti adiknya sendiri. Walaupun begitu, Zahra tidak mau menerima bantuan apapun dari Ferdi. Zahra berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
" Mas Ferdi mau makan siang sekarang biar Zahra siapkan sekalian...?" ucap Zahra. " Boleh, tapi buat dua porsi kamu temenin aku makan disini. Ada yang ingin aku ceritakan padamu..." saut Ferdi.
" Tapi pekerjaanku masih banyak mas, lain kali aja ya ceritanya....?" saut Zahra karena merasa tidak enak dengan karyawan yang lain karena terlalu sering di ruangan bossnya.
"Hei.....siapa bossnya disini, kenapa kamu jadi ngatur aku..." teriak Ferdi karena kesal pada Zahra.
" Iya Boss, jangan marah - marah terus nanti cepet tua....hehehee..." saut Zahra sambil tersenyum.
"Heemmmm, ya sudah cepat sana siapkan makanannya aku udah laper...."ucap Ferdi.
Tak lama Zahra membawa nampan ke ruang bossnya. Mereka makan bersama dengan tenang tanpa mengeluarkan suara. Setelah selesai makan Zahra membereskan piring bekas makan mereka. Namun saat hendak keluar ruangan, Ferdi menghentikan langkah Zahra. " Zahra, ada yang ingin aku bicarakan padamu soal Nadine...".
" Kenapa dengan Nadine...? Apa dia ngajakin nikah...hehehee..." saut Zahra.
" Bukan itu, dia minta dibelikan apartemen. Kemarin minta kalung berlian udah aku kasih, sekarang minta lagi yang lebih mahal. Besok - besok minta apalagi dia..." ucap Ferdi frustasi.
" Jangan bahas sekarang deh Mas, bisa seharian Zahra disini mendengar drama Mas Ferdi...." ucap Zahra sambil tersenyum.
" Terus kapan, aku udah mulai bosan dengannya. Cuma kamu yang bisa kasih aku solusi..." saut Ferdi.
" Hmmm, gimana kalau nanti pulang kerja aja sekalian jalan - jalan. Zahra udah lama gak keliling kota...heheheee.." jawab Zahra dengan senyum manisnya.
" Memangnya kamu tidak ke kampus, malah ngajakin kencan...hahahaa" ucap Ferdi.
" Nggak, seminggu ini Zahra libur kuliah habis ujian semester soalnya..." saut Zahra.
" Ok, kalau begitu cepatlah kembali bekerja. Jangan membuat cafe ku bangkrut gara - gara karyawannya kebanyakan ngobrol..." saut Ferdi tak tahu dirinya karena sedari tadi dialah yang memaksa untuk mengajak curhat.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 wib, Zahra segera bersiap - siap untuk pulang. Sebelum itu dia masuk ke ruangan bossnya untuk berpamitan karena Zahra sudah menganggap Ferdi seperti kakaknya sendiri. " Mas Ferdi....." panggil Zahra sambil mengetuk pintu ruangan berkali - kali namun tak ada sautan dari dalam. Karena tak terdengar jawaban dari dalam Zahra langsung masuk mencari Ferdi. Ternyata Ferdi sedang tidur di sofa, sehingga Zahra harus membangunkannya. "Kebakaran....kebakarannn......" teriak Zahra sambil sembunyi di belakang sofa. Karena sangat kaget Ferdi yang sedang bermimpi indah itu langsung bangun, namun sialnya karena kesadarannya belum penuh diapun terjatuh dari sofa. "Aduhhhh....sial mana yang kebakaran..." gumam Ferdi karena tempat itu tak tampak ada keributan. Sedangkan di balik sofa, Zahra menutup mulutnya karena menahan tawa. Ferdi yang menyadari sedang di kerjai langsung berdiri dan mencari sumber kekacauannya, lalu melangkahkan kakinya ke belakang sofa. Zahra yang masih menunduk tak menyadari jika Ferdi sudah berdiri di belakangnya. " Aduuhhh......sakit, lepasiiinnn...."teriak Zahra karena ada yang menarik telinganya.
" Sampai kapan mau jongkok terus disitu, kau mau membuatku kena serangan jantung....?" omel Ferdi, karena hampir tiap hari Zahra membuat ulah yang selalu membuatnya kesal.
" Maaf Mas Ferdi, lepasin dulu ini. Telinga Zahra udah hampir putus..." rengek Zahra.
" Biarin aja putus, apa peduliku. Tak ada ruginya buatku, kau punya telinga atau tidak..." saut Ferdi kesal.
" Ampuunnn..... Zahra janji nggak gangguin mas Ferdi lagi....tolong lepasin ya...?" pinta Zahra.
Sambil menghela nafas Ferdi akhirnya melepaskan tangannya dari telinga Zahra.
"Sekali lagi kamu berbuat ulah, aku kirim kamu ke kutub utara....ingat itu...!!!" ancam Ferdi.
" Ada apa kamu kemari, ganggu orang tidur aja..." omel Ferdi dengan kesal.
" Zahra cuma mau pamit pulang...hehehe..." katanya sambil tersenyum tanpa merasa bersalah.
" Buatkan aku kopi dulu sebelum pulang, cepat sana sebelum aku kasih hukuman yang lebih banyak lagi..." ucap Ferdi.
" Siaaapp Boss..." saut Zahra yang langsung kelar menuju dapur cafe.
Setelah Zahra keluar ruangan, Ferdi kembali merebahkan tubuhnya di sofa. Dia masih merasa kesal dengan tingkah laku Zahra yang bersikap seperti kanak - kanak. Namun, bagaimanapun juga Ferdi merasa senang karena Zahra selalu ada saat dibutuhkan. Zahra bisa di posisikan sebagai adik yang kadang suka bermanja padanya tapi juga bisa jadi teman yang selalu dapat memberi pendapat dan solusi dari segala masalahnya. Zahra bisa melengkapi kekurangan dalam hidupnya. Selama ini Ferdi hidup sendiri karena kedua orangtuanya berpisah dan telah mempunyai keluarga baru.
" Mas, ini kopinya. Zahra pulang dulu ya...? pamit Zahra. " Kita nggak jadi keliling kota...? padahal aku lagi butuh kamu lho..." ucap Ferdi.
" Nanti aja habis maghrib jemput Zahra di kost'an, sekarang capek mau istirahat dulu..." saut Zahra.
" Ya sudah, hati - hati di jalan. Jangan mampir kemana - mana..." ucap Ferdi sambil mengacak puncak kepala Zahra.
" Ok kakakku tersayang, sampai jumpa nanti malam... Assalamu'alaikum..." pamit Zahra.
" Wa'alaikumsalam...." jawab Ferdi.
Setelah Zahra pergi, Ferdi kembali berkutat dengan pekerjaannya. Tak terasa waktu begitu cepat, Ferdi melihat jam tangannya sudah menunjukkan waktu maghrib. Setelah selesai sholat maghrib, Ferdi langsung bergegas keluar ruangan untuk segera menjemput Zahra karena sudah telat dari waktu yang di janjikan. Sudah pasti Zahra akan mengoceh di setiap detiknya hanya karena Ferdi terlambat menjemputnya.
"Astaghfirullah, cobaan apalagi ini...."
.
.
.
.TBC
🚘🚘🚘
Kira - kira ada apa ya dengan Ferdi....?
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments