Sabar, Zahra...!!!

" Haiiii....!!!"

" Jawab pertanyaanku...." kata Arya tegas.

" Iya....pak, saya minta maaf sekali lagi..." ucap Zahra pelan.

" Baiklah, tapi ingat jangan membuat kesalahan apapun lagi disini atau kau akan ku seret keluar dari gedung ini..." kata Arya dengan tersenyum sinis.

" Semuanya bubar, kecuali kau ......!!!" ucap Arya lagi.

Dengan segera pak Hadi dan Reyhan keluar dari ruangan Presdir menuju ruangan masing. Zahra seakan tak bisa bernafas karena merasa gugup berada satu ruangan dengan boss_nya.

" Ya Allah, berikanlah aku kesabaran setinggi langit seluas samudra...." gumam Zahra.

Arya kembali memeriksa berkas - berkas yang menumpuk di mejanya. Sementara Zahra masih berdiri di seberang meja seperti patung. Hampir satu jam Zahra berdiri, rasanya kedua kakinya sudah tak mampu lagi menapak di lantai. Namun, Zahra tak berani bergerak sedikitpun. Karena terlalu lama berdiri, akhirnya Zahra merasa pusing dan terjatuh tak sadarkan diri.

Arya yang mendengar suara benda jatuh langsung mengedarkan pandangannya. Arya sangat kaget melihat Zahra sudah tergeletak di lantai dalam keadaan pingsan.

" Heii...bangunlah. Apa yang kau lakukan disini. Merepotkan saja..." kata Arya cemas.

Arya segera menelfon Reyhan.

" Keruanganku sekarang, cepat...." perintah Arya langsung mematikan sambungan telfonnya lalu mengangkat tubuh Zahra ke sofa.

Dengan tergesa - gesa Reyhan masuk ke ruangan Arya.

" Masya Allah boss, lho apain ni bocah. Jangan - jangan boss udah...." tanya Rey yang tak berani melanjutkan kata - katanya.

" Sialan lho, gue nggak tahu dia tiba - tiba pingsan disini. Cepat hubungi Lucky, harus sampai dalam 10 menit...." ucap Arya.

" Siap boss..." jawab Reyhan lalu menghubungi Lucky.

" Sebenarnya dia kenapa Ar, kok bisa sampai pingsan begini...? lho nggak kasarin dia kan...? Dia itu perempuan, harusnya di sayang, di manja...bukan di bikin pingsan..." ucap Reyhan ngelantur.

" Sialan lho, sekali lagi ngomong ngawur gaji lho bulan ini di potong 50%..." ucap Arya kesal.

" Yaelah boss, jangan bawa - bawa urusan gaji dong. Bisa - bisa gue mati kelaperan..." rengek Reyhan.

" Terus, kenapa Zahra bisa pingsan boss...?" tanya Reyhan serius.

" Gue lupa nyuruh dia balik keruangannya, jadi dia berdiri aja disini hampir satu jam..." jawab Arya tersenyum.

" Parah lho boss, di kira ini lagi ospek anak sekolahan..." saut Reyhan sambil geleng - geleng kepala dengan kelakuan sahabatnya ini.

10 menit kemudian, Lucky datang lengkap dengan peralatan kedokterannya.

" Assalamu'alaikum..." ucap Lucky.

" Wa'alaikumsalam.." jawab Arya dan Reyhan bersamaan.

" Siapa yang sakit, kenapa memanggilku. Sebentar lagi ada jadwal operasi..." kata Lucky.

" Periksa dia, pingsan dari tadi tidak bangun - bangun..." perintah Arya.

" Ambilkan minyak angin..." kata Lucky setelah memeriksa Zahra yang masih pingsan.

" Dia cuma kecapek'an, sebentar lagi juga sadar. Abis lho apain ni cewek....?" tanya Lucky.

" Tuh, abis di kerjain sama boss besar..." jawab Reyhan sambil tertawa.

"Sialan kalian berdua, awas aja gue tutup rekening kalian..." ancam Arya.

" Janganlah boss, itu satu - satunya aset berharga yang gue punya...." saut Reyhan.

" Ya udah, gue balik lagi ke rumah sakit sebelum pasiennya pada colabs gara - gara ngurusin kalian yang nggak jelas..."kata Lucky.

" Cepat keluar sana, gue udah nggak butuh lho lagi..." usir Arya.

" Assalamu'alaikum..." ucap Lucky.

"Wa'alaikumsalam..." jawab keduanya.

Beberapa saat kemudian Zahra sadar dari pingsannya. Dia berusaha untuk duduk, tapi kepalanya terasa pusing.

" Rey, ambilkan minum..." perintah Arya.

" Siapp boss..." jawab Reyhan sambil berdiri mengambil air minum untuk Zahra.

Sementara Arya duduk di samping Zahra dan membantunya duduk. Reyhan segera memberikan air minum pada Zahra.

" Maaf pak, sudah merepotkan anda..." ucap Zahra pelan.

" Kamu istirahat aja dulu di sana, jangan sampai orang menuduhku menyiksamu..." kata Arya menunjuk kamar pribadinya.

" Rey, antarkan dia ke kamar pribadiku..." perintah Arya pada Reyhan.

" Siaapp boss, ayo Za aku antar ke kamar..." ucap Reyhan sambil menggandeng tangan Zahra.

Sampai di dalam kamar, Rey mempersilahkan Zahra beristirahat.

" Kamu istirahat dulu aja, nanti kakau udah baikan baru kembali bekerja..." ucap Reyhan dengan senyum manisnya.

" Terimakasih pak Reyhan, maaf sudah merepotkan anda.." kata Zahra pelan.

" Jangan panggil pak, aku ini masih muda. Panggil namaku saja atau apalah yang penting jangan bapak - bapak..." ucap Reyhan.

" Tapi ini kan di tempat kerja, saya tidak mau dianggap nggak sopan kalau panggil nama saja..." saut Zahra.

" Baiklah, tapi kalau kita hanya berdua jangan panggil seperti itu..." pinta Reyhan.

" Iya, kalau gitu saya panggil Mas Rey aja ya...?" tanya Zahra.

" Ok, itu lebih baik..." kata Reyhan.

" Kamu beruntung Za, Arya sepertinya perhatian padamu. Biasanya dia selalu acuh pada perempuan selain mamanya. Tapi, tadi aku melihatnya sangat khawatir saat kamu pingsan..." ucap Zahra.

" Itu hanya kebetulan aja Mas Rey..." saut Zahra pelan.

Arya yang sudah kembali pada kerjaannya, merasa heran karena dari tadi Reyhan tak kunjung keluar dari kamarnya. Dengan segera Arya menghampiri Reyhan dan Zahra.

" Heiii...apa yang kalian lakukan. Aku menyuruhmu mengantarkan bukan menemani...." teriak Arya.

" Maaf Boss, kami cuma berbincang sebentar..." jawab Reyhan santai.

" Maaf pak, sebaiknya saya keluar saja dari sini..." kata Zahra sambil menunduk.

" Kau disini saja, Rey ambil jadwalku untuk besok. Biar dia pelajari disini..." ucap Arya.

" Ok, siap boss..." kata Reyhan sambil berlalu pergi mengambil tablet yang berisi jadwal Arya sehari - hari.

Arya duduk di samping Zahra yang sedari tadi diam saja. Zahra tidak berani menatap boss dinginnya ini. Waktu terasa lama hanya menunggu Reyhan mengambil tablet saja.

" Ini boss jadwalnya hari ini..." kata Reyhan setelah masuk ke kamar Arya.

" Hari ini ada meeting dengan klien disini boss satu jam lagi..." ucap Reyhan.

" Ya sudah, siapkan semuanya.." perintah Arya.

" Dan, kamu Zahra... hafalkan jadwal saya untuk tiga hari ke depan..." ucap Arya sambil memberikan tablet padanya.

" Iya pak..." jawab Zahra pelan.

Sudah dua jam Zahra di dalam ruangan bossnya, karena bosan dia keluar mencari meja kerjanya. Setelah ketemu, Zahra duduk dan mempelajari semua jadwal bossnya hingga satu minggu ke depan.

Beberapa saat kemudian Arya dan Reyhan kembali setelah selesai meeting.

" Za, kenapa kamu ada disini...?" tanya Reyhan, sementara Arya langsung masuk ke ruangannya.

" Tidak apa - apa pak, saya sudah baikan kok. Lagian saya bosan di kamar terus..." ucap Zahra.

" Hhhh...jangan panggil pak lagi, gue nggak suka dengernya...." saut Reyhan.

" Eh iya, maaf mas Rey, Zahra lupa..." jawab Zahra sambil tersenyum.

Setelah berbincang - bincang, mereka kembali pada aktifitasnya masing - masing. Zahra berusaha keras untuk bekerja dengan baik dan tidak mengecewakan boss_nya karena itu juga akan berpengaruh pada nilai kelulusannya nanti.

.

.

.

TBC

🍁🍁🍁

Author : Semangat Zahra....!!!

Zahra : Terimakasih Author....😉😉😉

Dukung saya terus ya thor, semoga kuat...

.

.

.

Terpopuler

Comments

BL™•Azfer

BL™•Azfer

good luck thor

2021-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 Sendiri
2 Melihatmu menangis
3 Perkenalan
4 Janji
5 12 tahun telah berlalu
6 Menghilangkan lelah hati
7 Refreshing
8 Tugas Kampus
9 Magang
10 Sabar, Zahra...!!!
11 Berusaha untuk bertahan
12 Tetap bertahan
13 Weekend 1
14 Weekend 2
15 Weekend 3
16 Menikmati waktu bersama
17 Kembali beraktifitas
18 Mengenal keluarga Dirgantara
19 Merasakan kasih sayang orangtua
20 Menjaga hati
21 Hatiku takkan goyah
22 Semakin dekat
23 Tak bisa jauh darimu
24 Mama bikin ulah lagi
25 Kepulangan Hasan
26 Salah paham
27 Mengunjungi makam Ayah Ibu
28 Pulang ke rumah Rey
29 Pura - pura sakit
30 Jaga jarak
31 Liburan ke Bali
32 Menikmati malam di pantai
33 Menikmati malam di pantai
34 Menikmati malam di pantai
35 Terabaikan lagi
36 Kuatkanlah hatiku
37 Aku harus bisa hidup mandiri
38 Sakit
39 Maafkan aku
40 Pulang ke Jakarta
41 Kembali bekerja
42 Ke Bogor
43 Bertemu Kakek
44 Touring
45 Sore hari di penginapan
46 Pemandangan dari atas bukit
47 Berkeliling kota Bandung
48 Hari yang melelahkan
49 Persiapan ulang tahun kakek
50 Memantapkan hati
51 Menjelang peresmian panti asuhan
52 Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53 Merasa jauh
54 Rasa itu tak bisa hilang
55 Monas
56 Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57 Sidang skripsi
58 Firasat
59 Membuat kenangan
60 Musibah
61 Bukit Kenangan
62 Membuang rasa kecewa
63 Tak ingin jauh darimu
64 Hati yang kalut
65 Kapan kau kembali
66 Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67 Demi Mama
68 Menyelesaikan masalah
69 Ku berserah kepadaMu
70 Wisuda
71 Masa lalu Mama
72 Persiapan pernikahan
73 Tak sanggup melepasmu
74 Pernikahan
75 Pernikahan (2)
76 Bertahanlah
77 Sadar
78 Menghirup udara pagi
79 Pulang ke rumah Mama Ririn
80 Melelahkan
81 Reyhan & Alina
82 Hatiku sedang bahagia
83 Menikmati suasana malam hari
84 Sepi tanpamu
85 Rindu bertemu
86 Mencari kesibukan
87 Apa yang sebenarnya terjadi...?
88 Mengungkap masa lalu
89 Bersama keluarga
90 Seperti ada yang hilang
91 Liburan bersama
92 Berjalan bersamamu
93 Bermain di pantai
94 Pantai di pagi hari
95 Kembali ke kantor
96 Hukuman
97 Semakin ku sayang padamu
98 Mengunjungi Panti
99 Menuju bukit kenangan
100 Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101 Merindukanmu
102 Hadiah terindah
103 Masalah
104 Maaf
105 Asisten untuk Fahri
106 Sepi tanpamu
107 Pulang
108 Permintaan Mama
109 Rencana Pernikahan
110 Cemburu
111 Lamaran
112 Menanti hari bahagia
113 Malam sebelum pernikahan
114 Hari Bahagia
115 Hari Bahagia
116 Resepsi pernikahan
117 Indahnya bersama kekasih halal
118 Kejutan tak terduga
119 Kita adalah saudara
120 Bahagia bersamamu
121 Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122 Buah Cinta
123 Kebahagiaan kita
124 Keinginan anak atau bundanya...?
125 Sabar Arya....!!!
126 Menanti hadirmu
127 Anugerah terindah
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Sendiri
2
Melihatmu menangis
3
Perkenalan
4
Janji
5
12 tahun telah berlalu
6
Menghilangkan lelah hati
7
Refreshing
8
Tugas Kampus
9
Magang
10
Sabar, Zahra...!!!
11
Berusaha untuk bertahan
12
Tetap bertahan
13
Weekend 1
14
Weekend 2
15
Weekend 3
16
Menikmati waktu bersama
17
Kembali beraktifitas
18
Mengenal keluarga Dirgantara
19
Merasakan kasih sayang orangtua
20
Menjaga hati
21
Hatiku takkan goyah
22
Semakin dekat
23
Tak bisa jauh darimu
24
Mama bikin ulah lagi
25
Kepulangan Hasan
26
Salah paham
27
Mengunjungi makam Ayah Ibu
28
Pulang ke rumah Rey
29
Pura - pura sakit
30
Jaga jarak
31
Liburan ke Bali
32
Menikmati malam di pantai
33
Menikmati malam di pantai
34
Menikmati malam di pantai
35
Terabaikan lagi
36
Kuatkanlah hatiku
37
Aku harus bisa hidup mandiri
38
Sakit
39
Maafkan aku
40
Pulang ke Jakarta
41
Kembali bekerja
42
Ke Bogor
43
Bertemu Kakek
44
Touring
45
Sore hari di penginapan
46
Pemandangan dari atas bukit
47
Berkeliling kota Bandung
48
Hari yang melelahkan
49
Persiapan ulang tahun kakek
50
Memantapkan hati
51
Menjelang peresmian panti asuhan
52
Peresmian Panti Asuhan dan Surprise untuk kakek
53
Merasa jauh
54
Rasa itu tak bisa hilang
55
Monas
56
Semakin dekat waktu bertemu dengannya
57
Sidang skripsi
58
Firasat
59
Membuat kenangan
60
Musibah
61
Bukit Kenangan
62
Membuang rasa kecewa
63
Tak ingin jauh darimu
64
Hati yang kalut
65
Kapan kau kembali
66
Setiap nafasku adalah do'a untukmu
67
Demi Mama
68
Menyelesaikan masalah
69
Ku berserah kepadaMu
70
Wisuda
71
Masa lalu Mama
72
Persiapan pernikahan
73
Tak sanggup melepasmu
74
Pernikahan
75
Pernikahan (2)
76
Bertahanlah
77
Sadar
78
Menghirup udara pagi
79
Pulang ke rumah Mama Ririn
80
Melelahkan
81
Reyhan & Alina
82
Hatiku sedang bahagia
83
Menikmati suasana malam hari
84
Sepi tanpamu
85
Rindu bertemu
86
Mencari kesibukan
87
Apa yang sebenarnya terjadi...?
88
Mengungkap masa lalu
89
Bersama keluarga
90
Seperti ada yang hilang
91
Liburan bersama
92
Berjalan bersamamu
93
Bermain di pantai
94
Pantai di pagi hari
95
Kembali ke kantor
96
Hukuman
97
Semakin ku sayang padamu
98
Mengunjungi Panti
99
Menuju bukit kenangan
100
Rangkaian Cinta di Bukit Kenangan
101
Merindukanmu
102
Hadiah terindah
103
Masalah
104
Maaf
105
Asisten untuk Fahri
106
Sepi tanpamu
107
Pulang
108
Permintaan Mama
109
Rencana Pernikahan
110
Cemburu
111
Lamaran
112
Menanti hari bahagia
113
Malam sebelum pernikahan
114
Hari Bahagia
115
Hari Bahagia
116
Resepsi pernikahan
117
Indahnya bersama kekasih halal
118
Kejutan tak terduga
119
Kita adalah saudara
120
Bahagia bersamamu
121
Merangkai mimpi di Bukit Kenangan
122
Buah Cinta
123
Kebahagiaan kita
124
Keinginan anak atau bundanya...?
125
Sabar Arya....!!!
126
Menanti hadirmu
127
Anugerah terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!