Bi Laurance pun ikut duduk tepat di sebelah Ariana, dia telah menganggap Ariana layaknya putri kandungnya sendiri.
"Bi, apakah Ariana boleh bersandar di pangkuan Bibi?"
Rasanya terenyuh sekali, Bi Laurance yang paling faham seperti apa Ariana. Jika dirinya sudah mengatakan hal itu, maka sudah pasti Ariana berada dalam kondisi yang sedih.
"Tentu saja boleh, Nona," tutur Bi Laurance sembari menepuk kedua pahanya, lalu Ariana pun meletakkan kepalanya di pangkuan Bi Laurance.
Bi Laurance mengelus rambut Ariana dengan begitu lembut, dan tak terasa nona mudanya itu baru saja menghela napas karena dia menangis.
"Mengapa Nona menangis? Apakah karena rencana pernikahan ini? Bibi bisa membantu Nona untuk melarikan diri -"
Suara Bi Laurance tercekat saat Ariana menggenggam tangannya, "Tidak Bi, jika Ariana melakukan hal itu pasti Bibi yang akan menjadi sasaran amarahnya Papa. Aku tidak mau membuat masalah baru dengan di benci Papa dan kak Sena."
Ariana duduk menghadap Bi Laurance, di tatapnya wajah yang sudah menua itu. Terlihat jelas kerutan di sudut mata, kening, dan di garis senyumnya.
"Tetapi Nona -"
"Bi?" Ariana menggeleng pelan, dia menggenggam kedua tangan itu, "Aku masih sanggup untuk melewati semua masalah ini, tetapi aku bahkan tidak akan sanggup jika Papa melampiaskan semua amarahnya kepada Bibi."
"Nona?" suara Bi Laurance melemah dan langsung memeluk Ariana, "Bibi sangat menyayangi anda, Nona... Bibi mohon pikirkanlah hal ini dengan baik, Bibi tidak rela jika melihat Nona menangis sedih," imbuh bi Laurance sembari mengusap-ngusap punggung Ariana.
"Bibi jangan salah paham, sebenarnya Ariana hanya sedih karena setelah menikah nanti, Ariana tidak tinggal di rumah ini lagi... hanya itu saja Bi, sudah ya... Bibi jangan bersedih lagi."
Padahal hubungan keduanya hanya sebatas pembantu dan Nona muda, tetapi Bi Laurance malah menyayanginya lebih dari sekedar Nona muda saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Andreas masih melajukan mobilnya hingga akhirnya sampai di sebuah hotel mewah, "Sayang, turunlah... di luar sangat dingin."
"Tapi kenapa kita ke hotel?"
"Turun saja, bukankah di luar sangat dingin?" seru Andreas sembari meraba-raba paha mulus Sena.
"Sayang, jangan di sini."
"Karena itu aku meminta mu untuk segera turun, kan?"
Andreas melepaskan sabuk pengamannya begitupun juga dengan Sena, keduanya turun dari mobil dan segera masuk ke dalam hotel.
Hotel ini adalah hotel milik Andreas, jadi dia bebas keluar masuk kapan pun. Mereka masuk ke dalam lift dan menekan sebuah tombol yang akan mengantarkannya ke lantai teratas, kamar VVIP.
Ting!
Keluar dari lift bahkan Andreas sudah tak bisa menahan dirinya lagi, membuat Sena bersemu merah.
"Sayang, hentikan jangan di sini- Eh?"
Andreas pun langsung menggendongnya ala bridal style dan membawanya masuk ke dalam kamar.
Perlahan dengan penuh nafsu Andreas membaringkan tubuh indah Sena di atas ranjang, lalu Andreas pun segera melepaskan semua pakaiannya.
"Sayang kita belum menikah, jangan lakukan hal di luar batas -"
"Kau mau melakukannya, atau kita putus!"
Andreas adalah pria kaya yang punya banyak uang, tetapi kekayaannya masih jauh di bawah tuan muda Reykhel.
"Sayang jangan katakan hal itu, baiklah, baiklah... aku akan melakukan apapun yang kau inginkan sebagai bukti bahwa aku mencintaimu."
Dan pada hari ini hal yang tak boleh terjadi pun, telah terjadi sesuai dengan apa yang di inginkan Andreas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Siti Muntamah
kalau q lebih putus cinta dr pada dikasih orang nggak jelas cinta nggak nya
2023-08-13
0
Ismu Srifah
itu gila klau cinta tdk akan merusaknya sebelum waktunya
2022-08-01
0
Ida Lailamajenun
berharap Sena hamil dan dicampakkan ma andreas.kyknya Andreas playboy tuh
2021-12-21
0