"Oh ya, Reva," panggil mama Averon.
"Ah, I iya Tante?" sahut Reva yang tersadar dari lamunannya.
"Kamu mau kan bantuin Tante sebar undangan?" tanya mama Averon.
"Bo-boleh Tan," jawab Reva.
Mereka pun melanjutkan sesi diskusi persiapan anniversary pernikahan papa dan mama Averon. Hingga tak terasa waktu dengan cepat berlalu, dan kini jam menunjukkan pukul 05.00 pagi.
Dua insan yang berada pada satu ranjang yang hanya di batasi oleh sebuah bantal guling tampak masih lelap, hingga suara nyaring alarm membangunkan salah satu dari mereka. Disa mematikan alarm dan terduduk sambil meregangkan tubuhnya, tiba tiba...
"Astaga, aku lupa minta izin." Disa langsung beranjak menuju kamar mandi, selesainya berpakaian, ia langsung melesat keluar mencari keberadaan sang mama mertua.
"Good morning sayang," sapa mama Averon hangat.
"Morning ma," sahut Disa mendekati mama Averon.
"Ma," panggil Disa.
"Iya," sahut mama Averon.
"Kemarin temen Disa nelpon, dia ngajakin Disa jogging di taman kota," ucap Disa.
"Apa Disa boleh ikut ma?" tanya Disa pelan, mama Averon berbalik menghadap menantunya itu.
"Astaga Disa," ucap mama Averon, Disa langsung menunduk.
"Tentu kamu boleh ikut, sayang. Lakukan apapun yang kamu suka, selama itu baik untuk dirimu," sambung mama Averon.
"Makasi ma," ucap Disa antusias memeluk mama Averon, mama Averon membalas pelukan menantu kesayangannya itu.
"Sama-sama sayang, udah buruan siap-siap, nanti telat," ucap mama Averon.
"Tapi ma..." Disa melirik ke arah dapur.
"Udah itu easy, kamu jogging aja sana. Biar makin sehat dan segera ada kehidupan di dalam sini," ucap mama Averon menyentuh perut rata Disa.
"Okay ma, Disa keatas ya," ucap Disa.
"Iya sayang," sahut mama Averon kemudian mencium kening Disa.
Disa segera menaiki tangga dan kembali ke kamarnya. Ia bersiap-siap dengan pakaian olahraganya, tidak lupa dengan tas kecil berisi air dan keperluan-keperluan lainnya.
Disa kini siap dengan celana dan jaket training berwarna merah maroon dan sepatu olahraga berwarna abu-abu serta rambut yang diikat tinggi dengan model kuncir kuda.
"Kemana?" tanya Aby yang beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah mendekati Disa.
"Jogging, mau ikut?" jawab Disa dengan pertanyaan di akhir kalimat.
"Nggak," jawab Aby, kemudian melangkah menuju kamar mandinya. Hari ini ia cuti karena permintaan sang mama.
"Yaudah," sahut Disa.
Disa pun melangkah meninggalkan kamarnya menuju garasi rumah, sebelumnya ia sempatkan makan satu roti. Disa pergi ke taman kota dengan gowes sepeda.
Taman kota.
Disa telah memarkirkan sepedanya, ia duduk di dekat air mancur dengan telinga yang sudah di sumpal oleh earphone wireless sambil menunggu Lia.
"Woii," panggil Lia.
"Lama banget sih datengnya," gerutu Disa.
"Astaga, temen baru dateng bukannya di sambut malah di marahin," sahut Lia.
"Abis Lo ngeselin, Lo bilang bakal ke taman jam enam, ini tu jam setengah tujuh loh," ucap Disa.
"Kan gue bilang bakal ke taman, berarti dari apartemen ke sini bukan nyampe disini kampret," sahut Lia membela diri.
"Terserah Lo deh," ucap Disa.
"Eh itu bukannya Alan ya?" ucap Lia menunjuk seorang laki-laki.
"Hah? mana?" tanya Disa.
"Itu," jawab Lia.
"Alan!!" panggil Lia berteriak tanpa malunya.
"Heh, urat malu Lo udah putus ya. Tempat umum ini woii," sahut Disa.
"Bodo amat, Alann!!" panggil Lia lagi. Laki-laki itu pun berjalan mendekati mereka.
"Kenapa teriak-teriak Lo, kayak orang gila," ucap pria itu sesampainya di sana.
"Ngga tau utang budi banget emang Lo ya, udah untung gue panggil," sahut Lia berkacak pinggang.
"Ya bisakan manggilnya yang elegan, mau di taruh dimana entar muka gue kalo ada yang denger Lo teriak-teriakin nama gue kayak orang gila," ucap Alan.
"Udah di denger Lan, liat tu, pada natapin Lo," ucap Disa menunjuk dengan bola matanya.
"Gara-gara Lo ni, Asem," ucap Alan.
"Apa Lo cabe?" sahut Lia.
"Lama-lama gue kawinin kalian yah," ucap Disa. Sontak mereka berdua menatap Disa sengit.
"Ngomong apa Lo tadi?" tanya Lia.
"Mau di taruh dimana harga diri gue, kalo sampai ada berita 'Seorang pegawai dari perusahaan Andasa Grup hamil sebelum menikah'" sambung Lia.
"Gue kan mau kawinin kalian berdua, bukan buat baby," ucap Disa polos.
"Sama aja Dis, lo nyuruh kita kawin bukan nikah," ucap Alan.
"Emang beda ya?" tanya Disa tanpa dosa.
"Ya bedalah, nikah dulu baru kawin," ucap Lia. Disa mengernyitkan dahinya.
"Astaga Disa, polos banget sih kamu," ucap Lia gemas dengan ekspresi Disa.
"Udah-udah, ngapain bahas kawin disini," ucap Alan.
"Iya tuh, mending kita mulai jogging," tambah Lia dengan semangat empat lima. Mereka pun melakukan pemanasan dan memulai jogging mereka.
Setelah beberapa putaran mereka berhenti sebentar, mereka duduk sambil meminum air dan mengatur nafas yang memburu.
"Woii," panggil seorang pria menghampiri mereka.
"Pak Rian," ucap Lia.
"Kalian ternyata sedang berolahraga juga ya. Tidak salah saya ingin cuti sekarang," ucap Rian.
"Sendirian?" tanya Alan.
"Ngga, sama Aby dan Devan," jawabnya santai.
"Apa ?!!" ucap Disa.
"Ada apa?" tanya Rian.
"Tidak, tidak apa hehe," sangkal Disa.
Dua orang pria tampak mendekat menghampiri mereka dan Rian yang tak lain adalah Aby dan Devan. Aby dengan celana dan kaos olahraganya yang berwarna hitam dan abu-abu.
"Hey By, Van. Kenalin ini teman gue," ucap Rian.
"Ini Disa dan ini Lia," ucap Rian memperkenalkan mereka satu persatu. Disa dan Aby saling menatap, mereka tenggelam dengan keterkejutan mereka.
"Eh, kita makan yuk, kalian udah selesai olahraga kan?" tawar Rian..
"Haha ayok," sahut Lia dan Alan kompak.
Mereka pun pergi ke sebuah restoran di dekat taman kota. Mereka tampak asik memilih menu makanan dan mengobrol. Disa menurunkan sedikit resleting jaketnya, hanya sedikit, karena ia kepanasan. Namun siapa sangka malah membuat Aby menelan ludahnya kasar.
"Oh ya Disa, aku mau kenalin. Jadi ini Aby, sahabat aku, nah yang kemarin aku ceritakan itu, inilah orangnya. Dan ini Devan, sekretaris Aby juga sahabat aku," Jelas Rian. Disa mengulurkan tangannya kepada Devan.
"Disa," ucapnya ramah.
"Devan," balas Devan kikuk. Disa mengarahkan tangannya pada Aby untuk ia salami.
"Disa," ucapnya.
"Aby," sahut Aby dingin.
"Kenapa gue ngerasa kalian berdua ni cocok banget si yah," celetuk Lia sambil menunjuk Disa dan Aby. Ya, Lia hanya tau Disa sudah menikah, namun tidak tau siapa suami sahabatnya itu.
"Oh ya, apa kabar kalian nih? lama banget ngga ketemu," ucap Alan.
"Fine lan" jawab Rian.
"Great," jawab Aby.
"I'm okay Lan," jawab Devan.
Aby, Devan, dan Rian merupakan sahabat karib sejak kuliah, karena mereka mengambil jurusan yang sama dan di universitas yang sama pula. Sedangkan Alan juga merupakan sahabat mereka yang paling muda.
"Nesa," panggil Rian.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
Hadir thor
🏖🏖🏖SALAM PRIA IDOLA
DAN MENIKAHI PRIA URAKAN🏖🏖🏖
2021-04-15
0
RN
mampir dari playboy mengejar cinta
2021-04-07
1
Arab Markonah
Thor,ajakin aku joging lah,pengen lunturin lemak,sebenernya udah langsing sih,cuman yg langsing kelingkingnya doang.....,🤭😁
2021-02-14
2