"Ya ngga usah gitu juga donk, yaudah ya gue mau pulang," ucap Disa beranjak dan keluar dari apartemen Lia menuju rumahnya.
***
Pagi pun tiba, suasana kota sangat ramai karena ini merupakan hari kerja. Sesuai janji mereka, di sebuah restoran terdapat dua orang yang sedang mengadakan pertemuan. Ya, dia merupakan Disa dan Aby, mereka bertemu untuk urusan pekerjaan.
"Selamat pagi tuan," sapa Disa ramah dan diangguki Aby.
"Baiklah, sesuai permintaan anda, saya sudah menyiapkan beberapa desain. Mohon dilihat dan perhatikan dulu," ucap Disa.
"Kenapa gue ngerasa ngomong sama patung sih ya," batin Disa.
Aby memilih-milih desain yang direkomendasikan oleh Disa. Ia memperhatikan satu-persatu desain tersebut. Setelah beberapa saat ia menemukan desain yang cocok.
"Ini," ucap Aby menunjuk salah satu desain.
"Baik, kalau boleh tau nama tuan siapa?" tanya Disa yang memang tidak tau nama kliennya ini.
"Albiray, panggil Aby saja," jawab Aby.
"Ini kartu nama saya, bisa dihubungi kalau sudah selesai," sambungnya.
"Baik," sahut Disa menanggapi kartu nama Aby.
"Baik tuan, saya permisi," ucap Disa.
"Tunggu," panggil Aby.
"Ya" sahut Disa.
"Makanan dan minumannya belum kau habiskan," ucap Aby menunjuk meja yang berisi makanan tersebut.
"Ah, lain kali saja tuan," balas Disa.
"Apa kau buru-buru?, habiskan saja dulu," ucap Aby.
"Baiklah," ucap Disa menyerah.
Mereka pun menikmati makanan mereka dengan hening. Tidak lama makanan mereka habis, Disa mengelap bibirnya dengan anggun dan diperhatikan oleh Aby.
"Anggun banget makannya," batin Aby.
"Ada yang salah ya, kok gue diliatin gitu," batin Disa yang risih dengan tatapan Aby.
"Permisi tuan, terima kasih atas waktunya," ucap Disa sopan dan diangguki Aby.
Disa beranjak dari duduknya dan hendak menuju pintu keluar, namun seseorang memanggil namanya.
"Disa," panggil seseorang.
"Alan, eh maksudnya tuan Alan," canda Disa setelah berbalik.
"Alan aja, gausah isi embel-embel tuan, kayak sama siapa aja," ucap Alan.
"Okay," jawab Disa.
"Makan bentar yuk," ajak Alan.
"Ngga!!" seru Disa.
"Kenapa?" ucap Alan.
"Bisa meledak perutku, udah makan tadi," ucap Disa.
"Oh gitu, Makan sama siapa?" ucap Alan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru restoran itu.
"Sama klien," jawab Disa enteng dan berjalan menuju pintu keluar.
"Cewek apa cowok?" tanya Alan mengikuti Disa.
"Cowok," jawabnya.
"Hah? kamu ngga ngapa-ngapain kan?" tanya Alan lagi.
"Ngapa-ngapain apa?" tanya Disa.
"Skip aja, gausah dibahas," ucap Alan.
"Dis ..." ucapan Alan terpotong.
Drtt drtt drtt
Disa segera mengangkat panggilan teleponnya, ternyata yang menghubunginya Sesa, asistennya. Tak lama Disa memutuskan sambungan teleponnya.
"Lan, sorry ya. Aku mau balik ke butik dulu yah," ucap Disa.
"Yaudah, hati-hati ya. Mau dianter ngga?" tawar Alan.
"Ngga usah, udah bawa mobil juga," tolak Disa halus.
"Yaudah deh," balas Alan. Disa pun menuju mobilnya dan melajukan mobilnya menuju butik.
"Kenapa selalu ada rintangan saat ingin menyatakan perasaan," batin Alan.
Tak terasa hari semakin larut. Kini sudah tepat pukul 18.00, Disa bersiap untuk meninggalkan butiknya. Ia menaiki mobil dan melajukannya menuju rumah.
"Sore semuanya," salam Disa membuka pintu rumah.
"Sore sayang," sapa sang mama.
"Sini duduk dulu, udah mama buatin macchiato loh," ucap mamanya. Disa mendekat dan duduk di sebelah mamanya. Ia tampak menyeruput minuman kesukaannya itu.
"Sayang, mama mau ngomong sesuatu," ucap mama mengusap rambut halus Disa.
"Iya ma, ngomong aja," sahut Disa masih asik dengan minumannya.
"Mandi dulu gih, bau," ucap mama menutup hidungnya.
"Iya-iya, Disa ke atas dulu ya," ucap Disa beranjak dari duduknya.
"Iya sayang, habis itu turun ya," balas mama.
"Okay mam," sahut Disa menaiki tangga rumahnya.
Dua puluh menit berlalu, kini Disa sudah selesai dengan ritual mandinya, tubuhnya pun sudah harum. Disa turun dengan atasan kaus putih V neck dan bawahan celana jeans pendek dengan rambut yang ia biarkan tergerai.
"Mama," panggil Disa mendekati mamanya.
"Sini sayang," ucap mama.
"Ada apa ma?" tanya Disa duduk disebelah mamanya.
"Sayang mama mau ngomong penting sama kamu," ucapnya mengelus rambut putrinya.
"Iya," ucap Disa.
"Sayang, mama dan om serta tante Averon ingin menikahkan mu dengan anaknya," ucap mama hati-hati.
"Apa? aku nikah sama anaknya om dan tante Averon," tanya Disa menunjuk dirinya.
"Iya sayang," jawab mama.
"Tapi ma, aku ngga kenal sama dia, bahkan ketemu pun belum," ucap Disa.
"Dia anak baik, mama yakin dia bisa menjadi pasangan yang baik untukmu. Dulu kalian juga sering bermain bersama" ucap mama.
"Itu bagi mama, bukan Disa," ucap Disa menaikan nada bicaranya.
"Mama mohon sayang, mau yah, mama hanya ingin yang terbaik untukmu," ucap mama memohon.
"Tapi ma..." potong Disa.
"Mama mohon sayang, ini permintaan terakhir mama. Mama ingin melihat kamu menikah dan ingin segera melihat cucu mama. Sebelum mama dipanggil Tuhan," ucap mama lirih.
"Mama jangan gitu dong," ucap Disa yang sudah mulai berkaca-kaca.
"Mama mohon nak, kamu putri mama satu-satunya," ucap mama terisak.
"Ma," panggil Disa.
"Kasi Disa waktu," sambungnya. Mama mengangguk.
"Iya sayang," balas mama mengusap lembut wajah putrinya. Disa beranjak dan berjalan cepat menuju kamarnya.
Di lain sisi. Aby baru saja keluar dari kamarnya menuju dapur, karena sudah saatnya makan malam. Mereka makan dengan hening dan hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling bertarung terdengar.
"Aby," panggil papanya.
"Iya pa," sahut Aby.
"Mama dan papa ingin bicara serius denganmu," ucap papanya.
"Iya pa," jawab Aby.
"Di ruang tengah aja yuk, biar lebih nyaman," ucap mamanya. Mereka pun beranjak dari duduk dan menuju ruang tengah.
"Aby," panggil mama lembut.
"Mama ingin menikahkanmu dengan putri sahabat mama dan papa," sambung mamanya to the point, karena tau anaknya yang tidak suka bertele-tele.
"Maksud mama? Aku nikah sama perempuan yang aku ngga kenal gitu?" tanya Aby.
"Tidak nak, kamu lupa? dulu kalian sering main bareng loh," ucap mama.
"Itu dulu," balas Aby.
"Nak, mama mohon, mau ya. Dia gadis baik-baik, dia juga berpendidikan," ucap mama.
"Tapi ma.. Aby udah punya pacar," ucap Aby.
"Siapa? Nesa? By kapan sih kamu bisa melek. Perempuan songong dan ninggalin kamu demi karirnya itu, kamu mau nikah sama dia gitu?" ucap mama berapi-api.
"Ma dia ngga ninggalin Aby," balas Aby.
"Stop.. denger ya Tuan Muda Albiray Averon, kalau kamu gamau nikah dengan putri sahabat mama dan lebih milih wanita songong itu, jangan harap kamu bisa melihat mama bernafas lagi besok," ancam mama tampak sungguh-sungguh.
"Ma!!" seru papa dan Aby. Mereka tau mamanya tidak akan main-main dengan ancamannya.
"Okay ma, kasi Aby waktu. Tapi mama jangan macem-macem," ucap Aby.
"Mama ngga bakal macem-macem kalau kamu dengerin mama," balas mama.
"Kasi Aby waktu," ucap Aby.
"Besok, mama tunggu keputusanmu besok," sahut mama dan beranjak dari duduknya diikuti papa Averon. Aby mengusap wajahnya kasar. Ia beranjak dan berjalan menuju kamarnya.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
suka
⚘⚘Salam Pria Idola dan Menikahi pria urakan⚘⚘
yuk saling baca n dukung
2021-04-14
1
Ende Setiani
Ende mampir kekarya Author. yuk mari saling dukung. by ANSELL THE RENTAL GIRL.
jangan lupa tinggalkan jejak dan klik favorite
2021-03-12
0
ARSY ALFAZZA
like like 👍🏻
2021-03-07
0