"Baik ma," sahut Aby. Papa dan mama memeluk hangat putra semata wayang mereka yang memang keras kepala dan susah dijinakan.
***
Esok pun tiba, tepat pukul tujuh malam. Tuan dan Nyonya Averon serta putra mereka Aby datang ke rumah keluarga Valenchi. Sambutan hangat mereka dapatkan, kini mereka duduk di ruang tengah.
Tak lama seorang gadis cantik dengan dress biru navy membalut tubuh indahnya dan sangat pas dengan kulit putih bersihnya. Rambutnya yang tidak terlalu panjang di biarkan tergerai indah dengan aksesoris rambut yang menempel, semakin menambah nilai plusnya. Ya, dia merupakan putri pasangan Valenchi, Disa.
Disa duduk di sebuah sofa single Dan berhadapan langsung dengan Aby. Mereka berdua memandang satu sama lain dalam keterkejutan mereka.
"Kamu," ucap mereka tak mengeluarkan suara. Hanya menggerakkan bibir mereka.
"Ehem," mama Averon berdehem mencairkan suasana. Seketika mereka kembali sadar dan melepas pandangan mereka.
"Tuh kan, baru juga ketemu udah pandang-pandangan," bisik mama Averon pada Aby. Aby tak merespon ucapan mamanya.
"Ini yang namanya Disa. Astaga ..." batin Aby.
"Jadi Aby ini yang dimaksud, astaga gue nikah sama patung," batin Disa.
Mereka melanjutkan obrolan mereka mengenai acara pertunangan dan pernikahan serta tempat mereka menyelenggarakan acara penting tersebut.
"Kalau begitu pertunangannya satu minggu lagi bagaimana?" usul papa Valenchi.
"Ya, aku setuju," sahut Mama Averon dan Mama Valenchi.
"Aku juga," sahut papa Averon. Sedangkan Aby dan Disa asik dengan pandangan mereka terhadap satu sama lain. Ya, mereka tampak menebak nebak karakter masing-masing.
"Bagaimana kalau pernikahan dilaksanakan satu bulan dari sekarang?" usul mama Averon. Sontak Aby dan Disa mendelik ke arahnya tanpa bisa berkata apa-apa.
"Ya aku setuju, lebih cepat, lebih baik bukan," sahut mama Valenchi.
"Yaps itu benar," jawab papa Valenchi dan papa Averon.
"Hmm, permisi om, tante. Disa mau kebelakang sebentar," ucap Disa sopan.
"Iya sayang," sahut mama Averon lembut. Disa langsung beranjak dan pergi menuju taman belakang rumahnya.
"Ma, pa, om dan tante izin mau kebelakang sebentar ya," ucap Aby.
"Iya nak," sahut mama Valenchi. Aby beranjak dan mengikuti Disa.
"Tunggu," ucap Aby menghentikan Disa. Kini mereka sudah berada di taman belakang rumah. Disa berbalik.
"Kamu Disa kan? Disa yang kemarin ngasi saya desain," tanya Aby.
"Iya, saya benar-benar tidak menyangka kita bertemu dalam situasi seperti ini," jawab Disa.
"Kamu menginginkan pernikahan ini?" tanya Aby mendekati Disa.
"Sejujurnya saya belum ingin menikah. Tapi apa daya saya," jawabnya.
"Kenapa kau menyetujuinya?" tanyanya lagi.
"Sudah saya katakan tadi," jawab Disa sedikit galak.
"Kau sendiri kenapa menyetujuinya?" tanya Disa.
"Ya sama seperti kamu," jawabnya.
"Aby," panggil mama Averon. Aby dan Disa berbalik, mama Averon sudah berada tepat di belakang mereka.
"Disa sayang, mama, papa dan Aby pamit pulang ya," ucap mama Averon lembut mengusap rambut calon menantunya itu.
"Iya tante," jawab Disa.
"Kok tante sih, mama dong. Kan kamu putri mama juga sekarang," ucap mama Averon. Disa melihat ke arah Aby, Aby mengangkat bahunya.
"Iya ma," sahut Disa.
"Nah gitu kan bagus, mama pamit ya," ucap mama Averon mengecup kening Disa.
"Calon suami gue ternyata bukan patung. Syukurlah," batin Disa.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Kini satu bulan sudah berlalu, tepat hari ini merupakan hari pernikahan Aby dan Disa. Mereka menyelenggarakan resepsi di hotel berbintang dengan fasilitas mewah. Sebelumnya mereka sudah bertunangan dan melakukan ritual pernikahan.
Para tamu yang datang hanya keluarga besar dan teman-teman Tuan dan Nyonya Averon dan Valenchi. Teman-teman Aby dan Disa tidak diundang karena mereka sendiri belum siap memberi tau pernikahan mereka.
Malam semakin larut, kini pesta resepsi sudah selesai. Mereka menginap dihotel itu dan berencana besok kembali ke rumah Aby, rumah pribadi Aby. Mereka sudah memutuskan untuk pisah rumah dengan orang tua mereka agar lebih leluasa dan tanpa banyak drama.
"Huh kelar juga ni pesta," ucap Disa. Ia mendudukkan diri di sofa. Tak lama Aby pun masuk ke kamar mereka.
"Eh, mau ngapain?" tanya Disa yang melihat Aby mulai melepaskan pakaiannya.
"Ganti bajulah," jawabnya.
"Jangan disini dong," balas Disa.
"Terus dimana? diluar?" tanya Aby yang mulai membuka kancing kemejanya.
"Kamar mandi kan ada," sahut Disa menaikan nada suaranya.
"Kamu aja gih, masih gerah," ucap Aby santai, ia sudah mulai membuka kemejanya.
"Astaga," teriak Disa langsung beranjak dan berlari menuju kamar mandi.
"Gila tu cowo, baru aja nikah udah bikin naik darah. Bikin kesucian mataku hampir ilang," batin Disa.
Disa membuka gaunnya, dan mulai melakukan ritual mandinya. Ia tampak begitu menikmati ritual mandinya itu. Sedangkan di luar Aby terduduk di ranjang sambil memainkan ponselnya.
"Lama banget sih mandi," ucapnya. Tak lama Disa keluar dengan handuk piyama membungkus tubuhnya, satu tangannya tampak mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Udah selesai?" tanya Aby.
"Udah," sahutnya menuju meja rias. Aby beranjak menuju kamar mandi.
"Okay sekarang udah bersih." Disa melangkah menuju ranjang.
"Eh, gak mungkin kan aku seranjang dengannya?" tanya Disa pada dirinya.
"Udahlah di sofa aja tidur, lagian tu sofa juga besar," ucapnya. Ia mengambil beberapa bantal dan mulai merebahkan diri di sofa tersebut.
Ceklek
Aby keluar dari kamar mandi dengan celana pendek selutut dan kaus hitam polos yang membalut tubuh kekarnya. Ia melirik Disa yang tidur di sofa. Memandangnya sekilas dan melangkah menuju ranjang, mereka pun menyelami dunia mimpi mereka.
Pagi telah tiba, matahari memancarkan sinarnya dengan terang. Aby dan Disa kini sudah berada di mobil mereka menuju rumah. Perjalanan terasa hening, tidak ada yang membuka suara. Mereka asik dengan pikiran mereka masing-masing.
"Turun, udah sampai," ucap Aby. Mereka pun turun dan mengambil barang-barang mereka.
"Kamar kamu luas ya," ucap Disa sesampainya di kamar mereka.
"Besok Vale bakal dateng, kamu tidur aja dulu di sini," ucap Aby.
"Kamu punya kasur lagi gak?" tanya Disa.
"Pake apa? kan udah ada kasur," jawab Aby bingung.
"Itu kasur kamu, ini kasur buat aku tidur. Masa tidur di sofa lagi, lagian kamar kamu juga luas, aku jamin kamar kamu ngga bakal full," ucap Disa.
"Pinter juga kamu, ada tu di kamar tamu," puji Aby.
"Iya dong Disa gitu," ucapnya membanggakan diri.
"Btw, kamar tamunya dimana? aku belum hafal penjuru rumah ini," tanya Disa.
"Nanti Bi Santi yang bakal nemenin kamu keliling rumah," ucap Aby.
"Sekalian tata juga ya kamarnya, kamu kan desainer," sambungnya.
"Mendesain pakaian dan interior itu beda By," protes Disa.
"Ya samain aja, udah ya, aku mau ke kantor," ucap Aby enteng.
"Yaudah sana," sahut Disa.
"Ngusir?, ini rumah aku," tanya Aby.
"Kan kamu yang mau, udahlah mau nyari Bi Santi," jawab Disa pergi meninggalkan kamarnya. Mereka pun sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
belum malam pertama he he he
⚘⚘Salam Pria Idola dan Menikahi pria urakan⚘⚘
yuk saling baca n dukung
2021-04-14
1
ARSY ALFAZZA
like 👍🏻
2021-03-07
0
RN
nyicil like😘 kk
2021-03-05
0