Pintu kamar perlahan terbuka, Disa yang belum memasuki dunia mimpinya pun berbalik dan melihat siapa yang datang. Seseorang itu langsung memeluk tubuh Disa tanpa memberikan Disa kesempatan bergerak ataupun memberontak.
"By-Aby, By!!" panggil Disa mencoba melepaskan pelukan kokoh Aby.
"Tidak, tidak Aby tidak," batin Aby.
Aby langsung beranjak dan bergegas menuju kamar mandi dengan langkahnya yang lebar. Disa mengatur irama nafasnya, ada apa dengan pria itu?.
Disa memutuskan untuk membuatkan Aby susu, entahlah apakah pria itu menyukainya. Disa menuruni tangga dan berlalu menuju dapur untuk membuat susu, setelah selesai ia segera kembali ke kamar.
"Nih susunya, minum dulu. Mungkin bisa membuatmu lebih rileks," ucap Disa meletakkan susu hangat tersebut diatas nakas, kemudian ia duduk di pinggir kasurnya.
Aby langsung menegak susu tersebut hingga tandas. Disa yang sedari tadi memperhatikannya hanya bisa menautkan kedua alisnya bingung.
"Kamu kenapa?" tanya Disa pelan. Aby menatap Disa sebentar, kemudian ia duduk di kasurnya.
"Ada yang menjebak ku," ucap Aby.
"Siapa? dan apa tujuan mereka menjebak mu?" tanya Disa lagi. Aby menggeleng.
"Aku tidak tau tujuan mereka," jawab Aby.
"Lalu yang tadi, bagaimana dirimu bisa seperti itu?" tanya Disa lagi.
"Sudahlah tidur saja, ini sudah larut," ucap Aby.
"Jawab dulu," ucap Disa yang penasaran.
"Ini sudah malam, aku juga sudah mengantuk," ucap Aby.
"By, please deh. Jangan bikin aku penasaran," ucap Disa.
"Tidur udah malem," ucap Aby langsung memunggungi Disa.
Disa merebahkan tubuhnya dan membalik posisinya hingga mereka tampak saling memunggungi. Namun mulutnya tak hentinya komat kamit menggerutu.
"Liat aja, besok bakal gue interogasi si Devan," batin Disa.
Malam semakin larut, hingga waktu untuk matahari memancarkan sinarnya kembali sudah tiba. Tepat pukul 05.00 dini hari, Disa terbangun. Hari ini jadwalnya sibuk, terlebih sekarang adalah hari Senin.
Disa langsung turun dari ranjangnya, kemudian bergegas ke kamar mandi dan langsung melesat pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
"Pagi non," sapa Bi Santi.
"Pagi bi," sahut Disa ramah. Ia kemudian berlalu ke dapur.
Tak membutuhkan waktu lama, Disa kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan mempersiapkan dirinya untuk aktivitas di awal minggu yang sangat padat.
Disa sudah siap dengan setelan jas berwarna coklat terang dengan kaos putih di dalamnya, tak lupa rambut panjangnya yang di gerai indah dan kacamata bening yang menambah daya tariknya, serta high heels dan tas jinjingnya yang berwarna senada.
"Kamu ada acara apa?" tanya Aby memperhatikan Disa dari ujung kepala sampai ujung kakinya.
Disa yang menghadap cermin besar langsung membalik tubuhnya menghadap pria yang kemarin membuatnya penasaran setengah mati. Disa menyandarkan tubuhnya di meja rias dengan tangan yang bersidekap dada.
"Oh ya aku lupa mengatakannya, karena kemarin kau datangnya larut sekali," ucap Disa sinis sambil melihat jam tangannya yang melingkar indah di pergelangan tangannya.
"Aku sendiri sampai bosan menunggu," sambungnya.
"To the point bisa kan," ucap Aby yang telinganya panas. Disa menyunggingkan senyum sinisnya, ia kembali menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekat ke arah Aby.
"Hari ini jadwalku padat, aku ada pertemuan dengan klien, persiapan event dan... kau tidak perlu tau selengkapnya," ucap Disa sesampainya di depan Aby. Aby mendelik tidak suka dengan kalimat terakhir Disa, ia hendak berbicara tapi segara dipotong oleh Disa.
"Aku sudah menyiapkan sarapan mu dan pakaian mu sudah aku siapkan juga, untunglah kau sudah bangun, jadi aku tidak perlu membangunkan mu," sambung Disa berjalan mengelilingi Aby.
"Dan satu lagi, jika kau membawa pulang wanita sialan itu. Jangan pernah biarkan dia menyentuh barang-barang ku walau hanya sejengkal," ucap Disa tepat di depan Aby dengan tatapan yang siap berperang.
"Sisanya terserah, okay aku pergi. Ingat sarapan dan pakaiannya sudah aku siapkan," ucap Disa melihat jam tangannya dan melewati Aby, ia membuka pintu kamar dan segera turun ke bawah.
Aby segera melesat ke kamar mandi, kata-kata Disa membuat telinganya panas, terlebih saat membahas tentang semalam, yang walaupun memang realita.
Siang hari yang terik di sebuah restoran dengan konsep alam yang terletak di pinggiran kota. Dua orang manusia yang berlawanan jenis tampak sedang berdiskusi serius. Ya, mereka adalah sang designer muda bernama Disa dan kliennya Rian Aldeo, yang merupakan bos dari sahabatnya Lia.
"Baik, saya akan segera menyelesaikannya," ucap Disa mengakhiri diskusinya.
"Terima kasih nona cantik," ucap Rian penuh kelembutan.
"Hahaha, santai saja denganku," ucap Disa menanggapi ucapan Rian yang ia kira hanya candaan.
"By the way, kau sejak kapan menggeluti dunia desain?" tanya Rian basa basi, walau sebenarnya ingin berlama-lama dengan gadis di depannya ini.
"Hmm aku mulai mempelajarinya dari umur 12 tahun, awalnya aku hanya belajar otodidak, namun tak lama aku memutuskan untuk kursus agar lebih terasah." jawab Disa.
"Dari umur 12 tahun? kau mempunyai semangat belajar yang tinggi," puji Rian menyeruput minumannya.
"Ketertarikan yang membuat ku berniat dan berambisi untuk mewujudkannya," sahut Disa.
"Jadi kau menggeluti dunia desain ini karena ketertarikan?" tanya Rian.
"Yeah, kau tau bukan pekerjaan yang kita geluti haruslah kita cintai. Itu membuat kita lebih enjoy saat bekerja dan tugas yang realita nya menumpuk dapat kita atasi bahkan tanpa sadar kita telah menuntaskannya dalam keadaan happy tanpa tertekan," jelas Disa panjang lebar.
"Pemikiran yang bagus, sangat sesuai dengan dirimu," sahut Rian.
"Thank you Sir," balas Disa.
"Kau sendiri bagaimana? perusahaan dan dirimu selalu mewarnai majalah majalah bisnis loh," ucap Disa.
"Hahaha, itu hanya cover. Masih ada perusahaan milik pengusaha muda yang ya, lebih senior lah di atas ku, bahkan pendiri sekaligus CEO nya umurnya jauh lebih muda dariku," ucap Rian.
"Oh ya? sepertinya jarang masuk majalah," ucap Disa.
"Ya, dia tidak terlalu suka terekspos media. Kau tau kan dia?" ucap Rian.
"Dia, dia siapa?" tanya Disa.
"Pengusaha muda itu. Namanya Albiray pemilik perusahaan Alvro Grup, dia saat ini yang menduduki peringkat teratas pengusaha muda tersukses di negeri ini, bahkan sayapnya sudah mengembang di berbagai negara," ucap Rian.
"Kau pun masih punya peluang untuk menjadi seperti dia. Oh ya, sepertinya kau sangat mengenalnya," ucap Disa.
"Tentu saja, dia kan..."
Drtt drtt drtt
Ponsel Rian berdering, panggilan masuk dari sekretarisnya.
"Hmm maaf, aku angkat teleponnya dulu ya," izin Rian.
"Silahkan," sahut Disa. Rian beranjak untuk mengangkat teleponnya.
Disa asik dengan buku gambar dan pensilnya sembari menunggu kliennya itu selesai menerima panggilan. Tak lama Rian susah menutup panggilannya dan hendak kembali duduk, namun dirinya malah terpana oleh gadis yang asik bergulat dengan pensil dan buku gambarnya.
Rambut panjangnya yang tergerai tampak di buat berkibar oleh angin yang menghampiri, kulit wajah dan leher putihnya terpampang jelas karena rambutnya dihembuskan angin, tatapan seriusnya menambah nilai plus.
Cekrek
Satu tangkapan kamera yang mengabadikan pemandangan indah di depannya itu.
"Kau selalu membuat ku jatuh dalam pesona mu, hingga diri ini selalu ingin memiliki mu seutuhnya. Sifatmu selalu membuatku merindukan dirimu, kalau saja aku bisa, ingin diriku menumpahkan segala rasa ini dan bisa memiliki mu. Aku mencintaimu," ~ Rian Aldeo.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
Abi bikin penasaran aja thor
⛱⛱SALAM PRIA IDOLA DAN MENIKAHI PRIA URAKAN🏖🏖
2021-04-15
0
RN
like😍
slm totok pembangkit
2021-03-23
0
Eva Santi Lubis
10.like buat mu thor mari saling mendukung
2021-02-26
0