"Ngga usah dirunguin Vale," ucap Aby.
"Ngga," sahut Disa.
Disa dan Aby kembali ke kamar mereka. Disa memutuskan untuk kembali mandi, karena tubuhnya terasa lengket apalagi ia habis masak tadi. Sedangkan Aby asik dengan ponselnya, entah apa yang ia lakukan dengan ponselnya itu.
Setelah beberapa menit, Disa selesai melakukan aktivitas mandinya. Ia hendak mengambil handuknya, namun...
"Sial, jimat gue kelupaan," ucap Disa.
"Astaga, gimana keluarnya ? minta tolong Aby ? Tidak-tidak, tapi kalau ngga minta tolong ya gimana keluarnya ?" perdebatan batin Disa.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka sedikit, Disa mendongakkan kepalanya keluar, melihat lihat sekeliling kamar dan menangkap keberadaan sang pria bernama Aby. Ia pun mendengus kesal meratapi kecerobohannya.
"It's okay, mungkin balasan karena gue tadi ngatain dia ceroboh," batin Disa.
"Aby," panggil Disa. Namun tak ada respon dan sahutan.
"Aby !!" panggil Disa lagi, namun hasilnya nihil.
"Kagak berfungsi banget punya telinga," batin Disa.
"Aby !!!" panggil Disa dengan keras dan kencang.
"Apa ?!" sahut Aby tak kalah keras.
"Tolongin," ucap Disa merendahkan nada suaranya.
"Apa ?" tanya Aby mendongak.
"Hmm anu, ehmm a-anduk, eh handuk. Handuk-handuk," ucap Disa gugup.
"Naruhnya dimana ?" tanya Aby lagi.
"Itu di hanger yang ada ruang WIC," jawab Disa. Aby menoleh ke ruangan tersebut kemudian kembali melihat Disa.
"Ambil sendiri," ucapnya enteng kembali memainkan ponselnya.
"Aby !!" panggil Disa lagi.
"Aby"
"Aby,"
"Heh suami durhaka !!" jerit Disa dengan keras.
"Apasih ribut banget ?!, keluar aja trus masuk dan ambil handuk Lo, kan gampang," ucap Aby ketus.
"Mukamu keluar !! Lo tu ngga liat situasi dan kondisi apa hah ?! tolongin bentar aja kenapa sih !!, dasar suami durhaka !!" sarkas Disa kesal. Ia membanting pintu kamar mandi dengan keras.
"Dasar suami durhaka, ngga bisa diandelin, manusia patung, songong, cuek, datar," gerutu Disa dengan kekesalan yang sudah diujung kepala. Ia mencari-cari handuk di kamar mandi tersebut.
"Huh dapat," lega Disa. Ia memakai handuk tersebut.
"Astaga pendek banget, ah bodo amat, yang penting keluar pakai handuk," ucap Disa.
Ceklek
"Aaaa !!" jerit Disa terlonjak. Aby segera merangkul pinggang Disa, lalu memakaikan jubah handuk yang ia ambil. Disa mengikatkan tali jubahnya dengan erat, Aby segera melepas rangkulannya dan langsung mendobrak pintu kamar mandi.
Dan benar saja, saat Aby melepas rangkulannya, handuk yang dikenakan Disa sebelumnya jatuh. Disa menghela nafasnya, tidak menduga dengan gerak spontan pria yang menjadi suaminya itu. Ia sekarang tau mengapa Aby memeluknya, dan apa yang dilakukan Aby sekarang di kamar mandi ? bukannya tadi dia sudah mandi ?.
"Sial," umpat Aby di depan cermin. Tubuhnya terasa aneh, dirinya mencoba menenangkan diri. Kemudian segera mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin.
Disa segera memakai pakaiannya, dan menenggelamkan dirinya dalam selimut. Sungguh dirinya merasa sangat malu.
Ceklek
Aby keluar dari kamar mandi. Ia langsung mengganti pakaiannya dan ikut menenggelamkan dirinya pada kasur empuk dan besar itu.
Mereka pun terlelap, hingga matahari menampakkan dirinya, memancarkan sinarnya dan menembus jendela untuk menerangi seisi ruangan.
Disa bangun dari tidurnya, ia meregangkan tubuhnya dan melihat jam yang ada pada nakas sebelah ranjangnya.
"Astaga," ucapnya langsung terbangun dan berlari menuju kamar mandi. Disa segera membersihkan diri dan mengganti pakaian, ia langsung turun untuk menyiapkan sarapan.
"Pagi sayang," sapa seorang wanita ramah.
"Mama," sahut Disa.
"Mama kapan datangnya ? Astaga ma, maafin Disa ya. Mama jadi repot siapin sarapan," sambung Disa.
"Disa putriku sayang. Kamu ngga usah minta maaf, mama tau kalian pasti capek kan. Ayo sarapan, mama udah selesai masak juga. Oh ya Aby mana ?" ucap mama Averon.
"Aby masi di kamar ma, Disa panggilin dulu ya ma," jawab Disa.
"Iya sayang," balas mama Averon. Disa pun kembali ke kamarnya.
"Masih tidur ternyata," ucap Disa sesampainya di kamar dan melihat Aby masih di bawah selimut.
"Aby," panggil Disa.
"By, bangun" panggilnya lagi. Aby menggeliat, namun matanya masih terpejam.
"By, bangun ih, mama nungguin di bawah," panggil Disa lagi.
"Susah banget bangunin ni orang, okay Disa pakai jurus manjurmu," batin Disa.
Disa mendekatkan dirinya pada telinga Aby. Kemudian meniupnya pelan, Aby hanya merespon dengan geliatannya.
"Aby !!" seru Disa. Aby terlonjak, karena posisi keduanya yang sangat dekat sehingga tidak dapat di hindarkan lagi, bibir mereka bersatu. Mereka saling memandang dalam keterkejutan.
"Astaga, anak-anak ini. Pagi-pagi udah mesra banget, nanti malam aja gih lanjutnya," ucap mama Averon. Disa segera menarik tubuhnya.
"Ma-am-ma," ucap Disa terbata. Aby beranjak dari kasurnya dan langsung pergi ke kamar mandi.
"Mama, keluar sebentar sayang," ucap mama Averon dan langsung keluar dari kamar mereka.
Disa menghela nafasnya kasar, kemudian menyiapkan pakaian Aby. Tak lama Aby keluar dari kamar mandi dan langsung memakai pakaiannya, tangannya sudah tidak terlalu sakit, jadi ia memakai pakaiannya sendiri.
"Ini," ucap Aby menyerahkan kartu berwarna hitam. Disa mengangkat satu alisnya.
"Kartu debit, kau bebas memakainya," ucap Aby.
"Aku sudah punya," jawab Disa.
"Simpan saja punyamu, pakai kartu ini. Aku tidak ingin di kira suami durhaka yang tidak menafkahi istrinya," balas Aby. Disa mengambil kartu tersebut.
"Apa notifikasinya akan muncul di ponselmu ?" tanya Disa.
"Tidak, hanya muncul di ponselmu," jawab Aby.
"Kau mendapatkan nomer ponselku darimana ?" tanya Disa lagi.
"Kau ingin mengintrogasi ku ?" tanya Aby dingin, ia melangkah mendekati Disa.
"Ah tidak," jawab Disa.
"Aku hanya ingin bertanya saja," sambungnya.
"Kartu itu milikmu, kau bebas memakainya. Aku akan mentransfer rutin setiap bulannya," ucap Aby semakin mendekat.
"Ah Aby, kita di tunggu mama," ucap Disa. Disa segera melangkah menuju pintu dengan melewati Aby. Namun tangannya di tahan Aby, Aby menarik tangan Disa sehingga Disa menubruk dada bidangnya.
Cup
Kecupan manis di bibir merah Disa. Disa sedikit memberontak, namun percuma. Aby memeluk pinggangnya erat, tangannya merambat masuk ke rambut halus Disa. Disa perlahan terbuai dan ikut membalasnya. Kini kecupan itu berubah menjadi lum**an.
Tangan Aby mulai lepas kontrol, Disa yang mulai sadar dengan cepat melepas ciumannya dan langsung berlari keluar ruangan.
"Sial, kenapa dia seperti candu," batin Aby.
Aby mengontrol nafas dan detak jantungnya, ia melihat jam yang ada ditangannya.
"Nesa pasti sudah menunggu," ucap Aby dan langsung bergegas keluar kamar.
"Pagi sayang," sapa mama Averon ramah.
"Pagi ma," sahut Aby.
"Disa mana ?" tanya mama.
"Tadi bukannya ke sini ?" tanya Aby balik.
"Yang serius kamu. Tadi kalian berdua di kamar, Disa belum dapat turun," jawab mama Averon.
"Hah ? bentar ma, coba Aby telfon," ucap Aby mengambil ponselnya dan menghubungi Disa. Aby menoleh ke arah meja makan.
"Ma, ini ponselnya Disa," ucap Aby.
"Terus Disanya ?" tanya mama Averon panik.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir
⚘⚘Salam Pria Idola dan Menikahi pria urakan⚘⚘
yuk saling baca n dukung
2021-04-14
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Cieee🤣🤣
2021-02-18
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
By, gw juga mau dong kartunya😂
2021-02-18
1