"Yaudah kita semua ikut," ucap Rian.
"Let's go," sahut Devan menanggapi mereka semua.
***
Di kamar tamu, tempat kedua insan itu menyelami dunia mimpi dalam pelukan masing-masing. Jam menunjukan pukul 10.00, mereka sudah tertidur satu jam lamanya.
Disa menggeliat dan membuka matanya perlahan, ia menghirup udara dalam-dalam. Disa merasakan ada sesuatu yang memeluknya, reflek ia langsung menengok kebelakang. Terlihatlah wajah damai Aby yang tertidur pulas.
Disa mencoba melepaskan pelukan Aby, ya walau terasa berat, apalagi ia belum makan. Setelah beberapa saat Disa pun berhasil melepaskan dirinya, ia membenahi pakaian dan penampilannya kemudian segera turun ke bawah.
"Devan," ucap Disa terkejut dengan kehadiran Devan di ruang tamu.
"Pagi menjelang siang nona muda," ucapnya sangat ramah.
"Pagi, kenapa kamu bisa ada disini? dan kapan kamu datang ke sini?" tanya Disa bertubi.
"Sepuluh menit yang lalu nona, saya membawakan anda dan tuan makanan," jawab Devan.
"Bisa nggak ngomongnya jangan formal banget, santai aja. Dan ya, please panggil aku Disa aja, aku lebih nyaman dengernya," ucap Disa.
"Okay," sahut Devan.
"Oh ya, dari mana kamu bisa tau aku disini?" tanya Disa sambil mendudukkan dirinya di sofa.
"Tuan muda," jawab Devan.
"Oh," sahut Disa.
"Bentar yah," ucap Disa beranjak dan menuju dapur.
Disa membuat dua teh hangat, setelah selesai ia membawanya ke ruang tamu dan menyajikannya di atas meja bersama dengan beberapa cemilan.
"Minum dulu gih," ucap Disa.
"Ngga usah repot-repot, cuma bentar juga," sahut Devan.
"Minum!!" balas Disa galak. Devan pasrah, ia pun mengikuti kemauan nona mudanya.
"Udah nyampe ternyata kamu," ucap seorang pria yang mendekat ke arah mereka.
"Iya tuan muda," sahut Devan.
"Udah jangan formal banget ahh, risih gue," ucap Aby.
"Iya by," sahut Devan.
"Nih pesenannya," sambungnya.
"Thanks ya," ucap Disa yang lebih dulu menyambar dua kantong yang berisi makanan, Disa kemudian beranjak, namun Aby menarik tangannya hingga Disa terduduk kembali.
"Ravi," panggil Aby.
"Iya tuan," sahut Ravi.
"Bawa ini ke dapur dan siapkan," ucap Aby.
"Baik tuan," sahut Ravi patuh.
"Permisi, aku mau balik yah," ucap Devan yang tidak ingin mengganggu bosnya.
"Kok ce..." ucap Disa terpotong
"Udah sana," ucap Aby. Devan hanya mendelik, namun segera pergi dari rumah tersebut.
"Yuk makan," ucap Aby pada Disa lebih lembut. Disa beranjak dan pergi ke dapur meninggalkan Aby.
Aby menyusulnya ke dapur dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Disa. Mereka makan dengan hening tanpa ada yang berbicara. Tak lama mereka menyelesaikan ritual makan mereka, Disa beranjak dan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Aby mengotak-atik laptopnya sebagai pelampiasan, Disa mendiamkannya, ia diam seribu bahasa bahkan hanya untuk mengucap satu kata padanya.
"Disa," panggil Aby yang melihat Disa keluar dari kamar mandi.
"Hmm," sahut Disa tanpa menoleh, ia mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
Aby mencabut kabel hair dryer Disa, spontan Disa mendelik kesal tanpa berucap satu katapun padanya. Aby mendekat ke arah Disa yang membuat Disa mundur menjauhinya.
"Sa," panggil Aby meraih tangan Disa. Disa sedikit memberontak, namun akhirnya pasrah.
"Aku minta maaf, tolong maafkan aku," ucap Aby dengan tatapan penuh kesungguhan. Disa mengangkat satu alisnya.
"Aku benar-benar lepas kendali tadi, aku tidak suka ada laki-laki lain menyentuhmu. Aku suamimu bukan mereka, aku yang lebih punya hak untuk menjagamu," ucap Aby.
"Apakah kau baru sadar kalau kamu sekarang adalah suamiku?" tanya Disa.
"Aku tau, aku salah. Aku tau seharusnya aku tidak mempunyai hubungan dengan wanita lain karena diriku sudah menikah," jawab Aby.
"Kau tau bukan melupakan itu tidak mudah," sambung Aby.
"Semua akan mudah kalau kau berusaha," sahut Disa.
"Tolong maafkan aku, aku belum bisa untuk melupakannya," ucap Aby.
"Tidak masalah," sahut Disa.
"Dan untuk tadi aku sungguh-sungguh minta maaf," ucap Aby tulus. Disa menghela nafasnya kemudian menatap Aby serius.
"By, aku sadar akan tugas dan kewajibanku sebagai seorang istri. Aku tidak bisa menolak karena itu adalah kewajibanku, tapi aku juga tidak bisa menerimanya karena caramu. Aku tidak suka diperlakukan seperti itu," ucap Disa serius.
"Aku tidak suka, aku benci," ucap Disa.
"Maaf, aku janji tidak akan seperti itu lagi," ucap Aby dengan tatapan bersalahnya.
"Promise? apa kau akan memegang janjimu?" tanya Disa.
"Iya, tapi tidak sepenuhnya," jawab Aby. Disa mengangkat satu alisnya, Aby tersenyum lembut kemudian memeluk Disa.
"Aku janji tidak akan membuatmu menangis seperti tadi," bisik Aby.
"Maaf," ucapnya lagi, Disa membalas pelukan Aby dan mengangguk pelan.
"Makasii," ucap Aby melepas pelukannya. Disa membalas dengan senyum manisnya.
"Apa bisa kembali kau pasang kabelnya?" tanya Disa dengan senyum dan suara cerianya.
"Of course," ucap Aby tertawa pelan. Disa lanjut mengeringkan rambutnya, sedangkan Aby membersihkan diri.
Kini waktu menunjukan pukul 13.00. Mereka telah selesai dengan ritual mereka. Disa menghampiri Aby yang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton berita.
"By, mobil aku tadi ketinggalan di taman," ucapnya panik.
"Tenang aja, udah diambil sopir tadi," jawab Aby.
"Hah? siapa yang nyuruh?" tanya Disa.
"Menurutmu?" tanya Aby balik.
"Devan," jawab Disa pasti.
"Devan mulu," protes Aby.
"Ya kan dia sekretaris plus asisten kamu yang serba bisa," puji Disa.
"Tapi kan aku yang nyuruh," sahut Aby.
"Tapi dia yang bergerak," jawab Disa.
"Dia serba bisa banget juga, multitalenta," puji Disa lagi.
"Iyalah gajinya kan gede. Jadi harus setara," ucap Aby.
"Oh ya? berapa gajinya?" tanya Disa penasaran.
"Tanya dia nya aja," jawab Aby.
"Kalau ada bosnya, ngapain harus nanya sekretarisnya," sahut Disa.
"Apa imbalannya?" tantang Aby tersenyum licik.
"Apa harus ada imbalan?" tanya Disa.
"Of course, ngga ada yang gratis," jawab Aby.
"Oh ya?" ucap Disa.
"Berarti kamu belum kasih aku imbalan selama ini," sambung Disa.
"Untuk apa aku memberimu imbalan?" tanya Aby.
"Pertama aku bersihin rumah ini, kedua aku masakin kamu, ketiga aku selalu nyiapin perlengkapan kamu," jawab Disa dengan senyum liciknya.
"Aku sudah memberimu kartu kredit bukan?" tanya Aby.
"Itu kewajibanmu menafkahi ku," jawab Disa. Aby mendekatkan dirinya pada Disa.
"Maka itu juga kewajibanmu melayani diriku, termasuk yang tadi," sahut Aby penuh kemenangan. Disa memukul lengan Aby.
"Jangan ngadi-ngadi," ucap Disa.
"Itu realita, bila perlu lebih bukan," sahut Aby semakin bersemangat menggoda gadisnya itu. Wajah Disa memerah bak tomat.
"Dasar jantan," ucap Disa memukul Aby dan beranjak ingin meninggalkan pria itu. Aby menarik Disa dan langsung menangkapnya dalam pelukan.
"Tapi jantan ini suami mu kan," ucap Aby menggelitiki Disa. Disa tertawa kegelian, tubuhnya menggeliat kesana kemari.
"Aby cukup!!" serunya dengan tawa yang masih terdengar.
"Aby selesai!!" Teriaknya lagi, namun bukannya menghentikan, Aby malah semakin bersemangat menggelitiki Disa.
"Aaa geli,"
"Cukup-cukup!!"
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir thor
🏖🏖🏖SALAM PRIA IDOLA
DAN MENIKAHI PRIA URAKAN🏖🏖🏖
2021-04-15
0
Arab Markonah
pejantan tangguh....
2021-02-14
2
YonhiarCY (Hiatus)
giliran si Aby aja diselendotin sama Nesa si Disa nya santai tapi tau hatinya 😂 giliran si Disa dideketin sama cowo lain dia marah, kesel sama si Aby nih, si Disa di rebut org baru tau rasa kau Aby
2021-01-30
2