"Maaf bu Farah, boleh saya menemui baby Chloe?" tanya Disa sopan.
"Baby Chloe?" ulang Farah.
"Oh, tentu saja," sambung Farah.
"Terima kasih bu," sahut Disa. Kemudian ia beranjak mencari baby Chloe.
Farah membahas beberapa hal mengenai panti asuhannya dan ditanggapi baik oleh Aby. Aby juga berencana ingin membangun beberapa fasilitas di panti tersebut. Mereka asik dengan obrolan mereka, sedangkan Vale, ia mengikuti kakak iparnya menemui baby Chloe.
Cekrek
Moment saat baby Chloe menyentuh pipi Disa dan disambut oleh tawa bahagianya berhasil diabadikan dalam kamera ponselnya.
"Perfect," ucap Vale bangga.
Vale kemudian menyimpan ponselnya dan menghampiri mereka. Vale duduk di sebelah Disa, menatap bayi yang saat ini berada dalam pangkuan Disa.
"Kak," panggil Vale dengan menatap kasih wajah baby Chloe.
"Iya," sahut Disa.
"kakak udah cocok banget jadi mommy," ucap Vale, Disa hanya membalas dengan senyum tipis. Bagaimana mungkin ia ingin memiliki seorang anak dengan pria yang tidak mencintainya.
"Aku berdoa agar segera ada kehidupan dalam perut kak Disa," ucap Vale penuh arti sambil mengelus lembut kepala baby Chloe.
Drtt drtt drtt
Ponsel Vale berdering, Vale segera mengangkat teleponnya agar tidak membuat Chloe menangis akibat dering ponselnya yang nyaring. Beberapa saat kemudian, Vale kembali duduk di sebelah Disa.
"Kak, Vale pulang duluan ya," ucapnya.
"Loh?" tanya Disa.
"Iya kak, penting banget maaf ya," jawab Vale.
"Kamu pulang sama siapa?" tanya Disa lagi.
"Sopir nya mama," jawab Vale.
"Udah ya kak duluan," sambungnya buru-buru keluar.
Disa hanya menggeleng pelan dengan tingkah Vale. Ia kembali melanjutkan aktivitasnya dengan baby Chloe, tak lama Farah dan Aby menghampirinya.
"Nak Disa," panggil Farah lembut.
"Iya bu Farah," sahut Disa, bangkit berdiri, namun masih menggendong Chloe.
"Terima kasih karena telah memberikan nama yang indah pada Chloe, terima kasih juga karena engkau bersedia meluangkan waktu untuk berkunjung ke panti ini," ucap Farah.
"Tidak usah berterima kasih bu, saya ikhlas melakukannya. Saya senang juga melihat senyum dan tawa yang tampak pada wajah mereka," sahut Disa memandang kasih anak-anak yang ada diruangan itu.
"Saya berdoa agar kebahagiaan selalu menyertai kalian berdua," ucap Farah.
"Terima kasih bu," sahut Disa.
Mereka berbincang sebentar, sepuluh menit kemudian Disa dan Aby pamit pulang. Suasana hening menyelimuti perjalanan menuju rumah mereka, Disa tampak bersender sambil memejamkan matanya sedangkan Aby fokus menyetir.
Sesampainya di depan gerbang, satpam membukakan pintu, Aby masuk dan menaruh mobilnya di garasi. Mereka keluar dan memasuki rumah, namun
"Sayang!!" seru seorang wanita berlari dan langsung memeluk Aby erat. Disa yang kembali melihat wanita yang pernah menghinanya itu pun kembali membuat emosinya naik.
Ya, Nesa. Nesa melepas pelukannya "Sayang aku kangen," ucapnya sambil bergelayut manja di lengan Aby.
"Sa, lepas," ucap Aby.
"Kenapa?" tanya Nesa sendu dengan penolakan Aby. Matanya menangkap sosok gadis yang berdiri dengan wajah yang sudah memerah di belakang Aby.
"Heh kamu," ucap Nesa lagi menghampiri Disa. Aby menarik tangan Nesa agar tidak kembali bertengkar dengan Disa, namun Nesa menghempas tangannya kasar.
"Kamu, berani-beraninya kamu kesini hah?!. Kamu mau godaain kekasih saya?!" ucapnya membentak Disa.
"Tutup mulut beracun anda!! what did you say? Menggoda kekasih anda? Hahahaha," ucap Disa sambil tertawa.
"Open your eyes and see the reality!! kamu siapa dan saya siapa!! pria yang anda sebut kekasih anda adalah suami saya!! MY HUSBAND!!" ucap Disa tegas dengan emosi yang menggelora.
"Lancang kamu ya," ucap Nesa tidak percaya sambil melayangkan tangannya hendak menampar Disa. Disa dengan sigap langsung menahan tangan Nesa.
"Lepaskan, dasar jal**g!!" teriak Nesa memberontak.
Plak..
Disa menampar keras pipi Nesa, Nesa memegangi pipinya yang nyeri dan membekas.
"Jaga mulutmu itu sialan, saya tidak pernah merayu pria hanya demi uang dan hasrat semata. Camkan itu," ucap Disa menunjuk tepat di wajah Nesa.
Disa melewati dan berjalan cepat menaiki tangga menuju kamar. Aby menatap nanar kepergian Disa, tanpa bisa mengejarnya.
"Lihat by, perlakuan wanita itu. Dia menamparku," ucap Nesa.
"Sa sebaiknya kau pulang saja," ucap Aby.
"Apa? kau mengusirku? mengusirku demi wanita itu? apa kau sudah melupakan aku hah?!" tanya Nesa dengan air mata yang sudah meluncur bebas.
"Tidak, tidak seperti itu Sa," jawab Aby.
"Aku tidak ingin keributan lagi," sambung Aby.
"Jadi kau menyalahkanku yang membuat keributan? begitu?" tanya Nesa lagi dan beranjak pergi.
"Sa, ngga gitu. Kamu ngertiin dong," ucap Aby menghentikan Nesa.
"Ngertiin? kamu aja ngga pernah ngertiin aku by," ucap Nesa menangis.
"Okay sorry ya, udah jangan nangis dong," ucap Aby mencoba menenangkan Nesa. Ia paling tidak suka melihat air mata yang menetes di wajah kekasihnya itu.
"Kamu masih mencintaiku by?" tanya Nesa. Aby terdiam, sesungguhnya ia bingung harus menjawab apa. Ia memang menyukai Nesa, namun tidak yakin mencintainya. Itulah yang ia rasakan dari dulu.
Nesa berjalan mendekati Aby dan kembali memeluknya. "Tidak usah dijawab, aku ingin pembuktian. Jika kau menyayangiku, maka temani aku makan siang hari ini," ucap Nesa.
Nesa mendongak menatap wajah tampan Aby, dengan tatapan memohonnya. "Bagaimana?" tanya Nesa lagi. Aby mengangguk ragu. Nesa kembali memeluk Aby, "Makasi sayang, aku percaya kamu sangat mencintaiku dan tidak ada wanita lain yang bisa menggantikanku," ucap Nesa keras.
Aby membalas pelukan Nesa, kemudian mereka keluar bersama. Seseorang diatas tangga yang menyaksikan langsung peristiwa menjijikan itu hanya tersenyum miris.
"Jangan berharap lebih Disa, kamu nikah karena terpaksa, bukan cinta. Apa yang bisa kau harapkan?" batin Disa.
Disa memasuki kamarnya dan asik dengan laptopnya. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Disa menutup laptopnya dan melihat jam.
"Jam segini belum dateng, cih.." ucap Disa beranjak menuju dapur untuk membuat makan malam.
Tepat pukul 18.30, ia selesai masak. Disa kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Dan kembali turun ke dapur, jam sudah menunjukkan pukul 19.00.
"Huh tu cowok kemana sih, gak tau perut gue udah laper apa ya," gerutu Disa dan kembali memainkan ponselnya hingga jam menunjukkan pukul 20.00. Namun pria yang bernama Aby belum juga pulang.
"Haduh, mending makan aja, ketimbang asam lambung gue naik," gerutunya kesal dan melangkah menuju dapur. Tidak memerlukan waktu lama Disa selesai makan, ia membersihkan piring dan kembali ke kamar untuk menyelesaikan beberapa desainnya.
Malam semakin larut, kini jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Namun belum ada tanda-tanda kepulangan Aby, Disa cemas sendiri. Tak dapat ia pungkiri, saat ini ia cemas dengan keberadaan dan kondisi pria yang berstatus suaminya itu.
Disa memutuskan untuk menghubungi Aby, berdering namun tidak diangkat. Disa kembali dengan sabarnya menghubungi Aby, namun nihil. Kini genap sudah panggilan ke lima belas yang tidak diangkat. Disa melemparkan hpnya kesal.
"Awas aja pulang," gerutu Disa melemparkan dirinya di kasur dan memilih tidur.
Ceklek
Pintu kamar perlahan terbuka, Disa yang belum memasuki dunia mimpinya pun berbalik dan melihat siapa yang datang. Seseorang itu langsung memeluk tubuh Disa tanpa memberikan Disa kesempatan bergerak ataupun memberontak.
"By-Aby, By!!" panggil Disa mencoba melepaskan pelukan kokoh Aby.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Arab Markonah
tampang aja lempeng kayak jalan tol,hati nya lembek kayak tahu...bengek aku Thor....😒
2021-02-14
2
YonhiarCY (Hiatus)
setuju tuh sama Vale😂 Disa udh pantes jadi Mommy😂 ngomongnya harusnya di depan Aby tuh, biar dengar dia whaha😂
si Nesa nih pengganggu bgt ya dia huhh greget
2021-01-27
1
TK
hadir
2021-01-17
1