"Kau selalu membuat ku jatuh dalam pesona mu, hingga diri ini selalu ingin memiliki mu seutuhnya. Sifatmu selalu membuatku merindukan dirimu, kalau saja aku bisa, ingin diriku menumpahkan segala rasa ini dan bisa memiliki mu. Aku mencintaimu," ~ Rian Aldeo.
"Hey Sir, what are you doing?" tanya Disa yang melihat Rian terpatung di tempatnya.
"Eh, ng-nggak," sahut Rian gagap. Ia kembali duduk di kursinya.
"Kau sedang mendesain?" tanya Disa.
"Ya, untuk event," jawab Disa. Disa teringat sesuatu ia segera melihat jam tangannya.
"Hmm, maaf ya aku ada urusan penting, aku harus pergi sekarang," ucap Disa meminta izin.
"Oh okay, apa kau mau aku antar?" tanya Rian.
"Ah tidak, terima kasih," jawab Disa.
"See you girl," ucap Rian dan dibalas senyuman Disa.
Disa pergi dari restoran tersebut dan segera menaiki mobilnya menuju sebuah kantor. Sesampainya di kantor, ia segera turun dan memasuki kantor tersebut.
"Permisi, apa sekretaris Devan ada ya?" tanya Disa to the point.
"Nona muda," panggil Devan yang tiba di belakang Disa dengan nafas yang memburu.
Resepsionis saling memandang, nona muda? bukankah bosnya belum menikah. Pikir mereka kebingungan.
"Ayo nona," ucap Devan mempersilakan.
"Ke ruangan mu," ucap Disa tegas.
"Tapi..." Devan segera ciut dengan tatapan menusuk sang nona muda.
"Ba-baik nona," ucap Devan.
"Astaga ada apa ini. Mengapa nona bisa semenakutkan ini, Tuhan tolong lindungi diriku," batin Devan.
Mereka berjalan dengan Disa yang memimpin, aura ketegasan dan intimidasi terpancar dari dirinya. Bagaimana tidak, wajahnya teramat sangat datar lengkap dengan kaca mata bening dan sorot mata yang fokus ke depan. Sebenarnya Disa tidak memiliki gangguan mata, ia hanya senang memakai kacamata.
"Duduk!!" perintah Disa, Devan menurut. Disa menyandarkan tubuhnya di daun pintu dengan tangan yang bersidekap di dada.
"Kemarin kau ada dimana?" tanya Disa.
"Dirumah nona," jawab Devan.
"Aby dapat menghubungimu?" tanya Disa lagi.
"Ee a anu nona ee,"
"Jawab jujur !!" tegas Disa.
"I iya nona," jawab Devan spontan.
"Jam?" tanya Disa.
"Sa saya lupa nona," jawab Devan.
"Periksa kembali riwayat panggilan !!"
"Pukul 8 malam nona," ucap Devan. Disa menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekati Devan.
Deg deg deg
"Ya Tuhan selamatkan hamba," batin Devan.
"Apa yang dia katakan?" tanya Disa sesampainya hadapan Devan.
"Ma maaf nona, sa saya tidak diizinkan memberi taunya," jawab Devan
"Oh ya, hmm no problem," ucap Disa santai.
"But..." sambungnya.
"Tidak ada bonus selama 1 tahun," lanjut Disa dengan senyum jahatnya.
"Ja jangan nona. Saya tidak diizinkan memberi tau kepada siapapun oleh tuan muda," ucap Devan
"Saya istrinya, saya punya hak untuk mengetahuinya," ucap Disa.
"Tapi tuan muda melarang nona," sahut Disa.
"Apa yang kau ketahui tentang Nesa?" tanya Disa mengalihkan pertanyaan.
"Pacar tuan muda nona," jawab Devan.
"Berapa lama mereka berpacaran?" tanya Disa lagi.
"Satu tahun empat bulan nona," jawab Devan.
"what do you think about her?" tanya Disa
"Nona Nesa?" tanya Devan balik.
"Yeah," jawab Disa.
"Biasa saja nona, tapi..."
"Tapi apa?"
"Saya tidak percaya dia tulus nona, saya pernah melihatnya bersama lelaki lain sedang dinner," ucap Devan.
"Dimana? apa ada buktinya?" tanya Disa.
"Buktinya hilang," jawab Devan.
"Hah? bagaimana bisa?"
"HP saya di jambret nona, padahal saya belum memindahkannya ke laptop," jawab Devan jujur.
"Licik, dasar wanita iblis sialan," umpat Disa.
"Apa kau menyukainya?" tanya Disa
"Tentu saja tidak nona. Dia angkuh dan sangat sombong,"
"Kau mau bekerja sama denganku untuk mengungkap kedok wanita iblis itu?" tawar Disa.
"Dengan senang hati nona," jawab Devan antusias. Mereka pun berjabat tangan menandai kerjasama mereka.
"Hmm Nona," ucap Devan.
"Hmm?" sahut Disa.
"Apa nona mencintai tuan muda?" tanya Devan memberanikan diri.
"Jangan terlalu berharap, saya hanya melakukan kewajiban saya untuk melindungi suami saya," jawab Disa.
"Tapi saya berharap sebaliknya nona," batin Devan.
Disa keluar dari ruangan itu, ia menuju lift dan turun menuju basement. Disa melangkah mencari mobilnya, namun pandangannya malah jatuh pada sosok pria tinggi yang sangat ia kenal, sialnya pria itu malah melihatnya.
"Sa," panggil pria itu.
"Apa," sahutnya galak.
"Ngapain disini?" tanya pria tersebut yang tak lain adalah Aby, sang pria berstatus suaminya.
"Hanya ingin bertemu dengan sekretaris kamu," jawab Disa santai.
"Devan?" tanya Aby.
"Yeah, oh ya, aku harus pergi sekarang," ucap Disa.
"Besok kamu jangan ke butik," ucap Aby.
"Why?" tanya Disa.
"Mama nyuruh kita ke rumah utama," jawab Aby.
"Owh, okay thanks infonya," sahut Disa.
Mereka pun berpisah menuju tempat mereka bekerja. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari. Hingga tibalah saatnya mereka memenuhi permintaan sang mama untuk ke rumah utama.
Aby dan Disa saat ini sudah sampai di gerbang rumah, mama Averon menyuruh mereka untuk menginap selama seminggu, namun berhasil ditawar Disa dan Aby. Sehingga mereka hanya menginap dua hari dua malam.
Ting tong
Bunyi bel rumah, tak lama pintu pun terbuka dan terpampanglah seorang wanita paruh baya yang masih segar dan bugar.
"Welcome to your home sayang," sambut mama kemudian memeluk Disa dan Aby.
"Yuk masuk, pak tolong taruh barang mereka di kamar ya," ucap mama.
"Yuk sayang," sambung mama.
"Good morning kakak," teriak Vale langsung memeluk Aby. Aby membalas pelukan adiknya itu.
"Good morning kakakku yang paling cantik," ucap Vale memeluk Disa.
"Selamat pagi kak Aby," ucap seorang gadis.
"Pagi," sahut Aby dingin.
"Oh ya, Disa. Perkenalkan ini Reva, keponakan mama," ucap mama Averon memperkenalkan mereka berdua.
"Disa," ucap Disa ramah.
"Reva," sahutnya, namun tak seramah saat menyapa Aby.
"Oh ya Reva, ini menantu tante, istrinya Aby. Dia kakak kamu juga loh," ucap mama.
"Apa?!" ucap Reva tak percaya.
"Ka-kak Aby udah nikah?" tanya Reva.
"Iya sayang, waktu itu kamu masih di Canberra," jawab mama.
"Owh," respon Reva.
"Kalian pasti capek kan, habis perjalanan. Mending kalian istirahat dulu," ucap mama.
"Baik ma," sahut Disa. Disa dan Aby berlalu menuju kamar yang telah disiapkan oleh mama Averon. Sedangkan Reva langsung pergi menuju kamarnya, entah apa yang ia lakukan.
Di dalam kamar Aby dan Disa.
Disa dan Aby terpaksa harus membagi jatah tempat tidur, karena tidak ada sofa di kamar tersebut.
Disa menjatuhkan diri di kasur king size tersebut, ia memejamkan matanya, menikmati kenikmatan dan ketenangan sementara. Hanya sementara.
Prang!!
Disa terlonjak mendengar suara nyaring tersebut.
"Apaan tuh?" Disa beranjak dan mencari sumber suara.
"By-Aby," panggil Disa.
"Astaga itu cowo dimana?" Disa mulai berpikir yang tidak-tidak. Ia pun berbalik
"Aaaaaa," jerit Disa.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
Devan jawab dong
hadir thor
🏖🏖🏖 SALAM PRIA IDOLA DAN MENIKAHI PRIA URAKAN🏖🏖🏖
2021-04-15
0
Arab Markonah
krik...krik....krik....introgasi penuh arti
2021-02-14
2
YonhiarCY (Hiatus)
di introgasi langsung sama Disa si Devan, Devan tegang sekali ya😄 aura Disa nyeremin ya😂😂 sampe Divan berdoa dlm hati takut takut kalau Disa makan dia whahaha😂😂
2021-01-28
2