"Besok, mama tunggu keputusanmu besok," sahut mama dan beranjak dari duduknya diikuti papa Averon. Aby mengusap wajahnya kasar. Ia beranjak dan berjalan menuju kamarnya.
***
Pagi pun tiba, di balik jendela sang mentari memancarkan sinarnya. Tampak seorang gadis yang menggeliat, ia terduduk dan melakukan stretching.
"Astaga udah jam tujuh," ucapnya kaget dan langsung turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Tak lama ia pun menuruni tangga dengan pakaian kerjanya.
"Sayang, sarapan dulu," panggil mamanya.
"Nanti aja ma, Disa ada janji," ucap Disa yang sebenarnya ingin menghindari mamanya dulu.
"Makan sedikit aja nak, sarapan penting loh," ucap papanya.
"Bentar aja pa, Disa bener-bener udah telat ni. Bye-bye," ucap Disa menuju pintu rumah.
"Hati-hati nak," ucap mama dan papanya barengan, Disa mengangkat satu jempolnya.
Hari ini, Disa bekerja setengah hari. Ia ingin menemui Lia di apartemennya, karena kebetulan Lia juga bekerja setengah hari. Entah mengapa yang penting saat ini Lia sudah di apartemen.
"Yuk masuk Dis," ucap Lia ramah, kemudian merangkul pundak sahabatnya itu.
"Mau apa? teh, jus ..." ucapan Lia terpotong.
"Ngga usah repot-repot," sela Disa. Lia mendudukkan dirinya di sebelah Disa.
"Kenapa Dis? bagi dong sama gue," ucap Lia yang melihat wajah sendu sahabatnya.
"Gue bingung, mama papa gue ngerencanain pernikahan gue sama anak sahabat mereka," ucap Disa.
"Hah? mereka jodohin Lo?" tanya Lia kaget dan diangguki Disa.
"Astaga Dis, ini bukan zaman Siti Nurbaya loh. Pake acara jodoh-jodohan," ucap Lia.
"Ya gitu, mau gimana lagi. Gue bingung Li," sahut Disa.
"Kalau Lo ngga pengen, tolak aja Dis. masih banyak cowok yang mau sama Lo," balas Lia.
"Tapi gimana dengan orang tua gue, gak mungkin kan gue bikin mereka malu," ucap Disa.
"Keputusan ada di tanganmu Dis," sahut Lia.
"Huh," Disa menghela nafasnya pelan. Ia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dengan mata terpejam, tampak dirinya sedang berpikir keras.
Di sisi lain, di kantor Alvro Grup. Pria berjas itu tampak duduk di kursi kebesarannya, ucapan mamanya kembali terngiang dalam ingatannya.
"Sayang!!" seru seorang wanita memasuki ruangan tersebut. Ia melangkah mendekati pria tersebut dan memeluknya dari belakang.
"Apa kabar hmm?" tanyanya lembut.
"Baik," jawab pria tersebut yang tak lain adalah Aby.
"Aku kangen," ucapnya manja.
"By makan di luar yuk, udah lama loh kita ngga makan berdua," ajaknya.
"Aku lagi sibuk Nes," sahut Aby.
"Kan masih ada Devan, ayolah," rayu wanita itu, yang tak lain adalah Nesa, kekasih Aby.
"Yaudah deh," sahut Aby. Mereka pun beranjak meninggalkan ruangan tersebut dan keluar dari kantor. Mereka menaiki mobil dan melaju menuju tempat yang ingin mereka hampiri.
Hari semakin gelap, hingga malam pun tiba. Disa menuruni tangga rumahnya menuju ruang makan, disana sudah ada mama dan papanya.
"Sini sayang, kita makan bareng," panggil mama dan diangguki Disa. Mereka pun makan dengan hening.
"Disa," panggil papa lembut.
"Ya pa," sahut Disa.
"Bagaimana keputusanmu nak?" tanya papa. Disa tampak terdiam.
"Pa, Disa ..." hentinya sejenak, menghela nafasnya.
"Okay jika ini yang bisa bikin kalian bahagia. Disa rela," batinnya.
"Disa mau pa," sambungnya lirih. Mama dan papa tampak menyunggingkan senyum bahagianya.
"Terima kasih sayang," ucap mama memeluk putrinya.
"Terima kasih nak," ucap papa memeluk mereka.
"Mama dan papa yakin, Aby bisa menjadi suami yang siaga dan baik untukmu," ucap Mama. Disa hanya mengangguk tak terlalu mendengar ucapan mamanya.
Di lain sisi, Mama dan papa Averon duduk di ruang tengah. Tampak Aby menuruni tangga dengan pakaian santainya.
"Aby," panggil mama.
"Iya ma," sahut Aby mendekati mama dan papanya.
"Duduklah," ucap mama lembut. Aby menurut.
"Bagaimana sayang? apa keputusanmu?" tanya mama penasaran.
"Ma Aby udah putusin ..." ucapannya terjeda.
"Aby ngga bakal nikah dengan Nesa," sambungnya. Mama dan papa tampak tersenyum senang.
"Tidak juga dengan anak sahabat mama dan papa, Aby ngga mau nikah," lanjutnya. Senyuman mama dan papa lantas luntur begitu saja.
"Oh gitu, jadi kamu benar-benar ngga sayang mama By?" ucap mama dengan nada yang sudah naik.
"Ma, ngga gitu," elak Aby.
"Kamu emang ngga sayang sama mama ya By," ucap mama beranjak dan lari menaiki tangga, mama masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamar.
"Mama!!" seru mereka berlari menghampiri kamar yang sudah terkunci pintunya.
"Ma, mama dengerin Aby dulu," ucap Aby mengendor pintu.
"Mama buka pintunya ma," ucap papa yang panik dengan istrinya.
"Mama buka ma," panggil Aby dengan keras. Lantas ia mendobrak pintu, tampak mamanya di sana memegang sebuah pisau dan hendak memotong nadinya.
"Mama!!" teriak mereka, Aby langsung menghempas pisau tersebut dan papa langsung memeluk mama.
"Ma, mama apa-apaan. Itu bahaya ma," ucap Aby lantang.
"Biarin, mama ngga mau hidup lagi. Ngga ada yang sayang sama mama," ucap mama dengan air matanya yang sudah meluncur deras.
"Ma, mama dengerin Aby ma," ucap Aby.
"Ngga, kamu ngga sayang mama," tolak mama histeris.
"Okay ma, okay. Aby mau nikah sama anak sahabat mama, tapi please ma jangan kayak gini. Aby sayang mama," ucap Aby. Mama sedikit lebih tenang mendengar keputusan putranya, namun air matanya masih belum berhenti.
"Ma, Aby sayang mama," ucap Aby lembut memeluk sang mama.
"Mama dengerin Aby," ucap Aby mendudukkan mamanya di ranjang dan memegang kedua tangannya.
"Aby sayang banget sama mama, mama yang lahirin dan besarin Aby. Jadi ngga ada alasan Aby ngga sayang mama," ucap Aby. Ia tampak menghela nafasnya.
"Okay demi mama, Aby mau menikah dengan gadis dari sahabat papa dan mama," sambungnya mantap. Mama tersenyum tipis.
"Makasih sayang, mama ingin kamu mendapat pendamping hidup yang baik dan berkarakter. Mama ingin kamu bersanding dengan orang yang tepat, mama ngga mau kamu hanya di manfaatkan," ucap mama lembut dan diangguki Aby yang bersimpuh di depan mamanya.
"Bangunlah nak," ucap mama memegang pundak putranya. Aby menurut dan duduk di sebelah mamanya.
"Mama ngga sembarangan memilih dia untukmu. Mama mengenal gadis itu dengan baik, mama mengenal keluarganya. Mama ingin gadis yang menjadi istri dan ibu dari anak-anakmu adalah gadis yang memiliki sifat dan karakter penyayang. Dan mama menemukan itu pada diri Disa," jelas mama lembut.
"Mama mu benar nak, Disa gadis yang baik, ia cantik, berprestasi, mandiri, dan penyayang. Dia pasti akan menjadi istri yang pas untukmu dan ibu yang baik untuk anak-anakmu kelak," timpal papa. Aby mengangguk mendengar ucapan kedua orang tuanya.
"Besok kita akan ke rumah mereka. Kamu bisa melihat langsung dan mengenal Disa lebih dekat," ucap mama.
"Baik ma," sahut Aby. Papa dan mama memeluk hangat putra semata wayang mereka yang memang keras kepala dan susah dijinakan.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
mm perhatian dan sayang
⚘⚘Salam Pria Idola dan Menikahi pria urakan⚘⚘
yuk saling baca n dukung
2021-04-14
1
ARSY ALFAZZA
mantap 👍🏻
2021-03-07
1
Hanna Devi
jejak lagi 😄
2021-02-20
1