"Aku pengen ngadopsi dia," sambung Disa. Aby reflek langsung menatap Disa, alis dan dahinya mengernyit dengan tatapan penuh tanya.
"Hah?"
"Hanya ingin. Aku kurang yakin juga, ya walaupun aku mau. Tapi aku takut tidak mempunyai waktu luang untuknya, aku takut dia kekurangan, dan masih banyak lagi. Aku tidak yakin bisa jadi ibu yang baik untuk Chloe, tapi aku akan berusaha, aku akan rutin mengunjunginya walau tidak setiap hari," ucap Disa panjang lebar dan direspon anggukan oleh Aby.
"Emang dasar patung, di ajak ngomong mangguk-mangguk aja," batin Disa.
Malam yang semakin larut, mereka pun memutuskan untuk tidur. Karena besok mereka mempunyai jadwal dan kesibukan masing-masing. Pagi telah tiba, Disa dengan segera beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi, setelah selesai ia bergegas turun ke dapur.
Disa membuat sarapan, setelah selesai ia pun menyajikannya di meja. Dengan menu oatmeal dengan toping buah stroberi dan blueberry, sandwich dengan telur mata sapi dan dua gelas susu segar.
Setelah selesai menata hidangan, Disa langsung naik menuju kamarnya. Ia bergegas menyiapkan pakaian untuk Aby, karena Aby sendiri sudah tidak ada di tempat tidurnya.
Drtt drtt drtt
Ponsel Aby berdering, Disa menghampirinya namun tidak mengangkatnya. Ia melihat nama Nesa yang menghubungi.
"By.. Aby," panggil Disa.
Ceklek
Aby keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya, menutupi bagian bawah, namun mengekspos bagian atasnya. Dada bidang dengan pahatan otot di perutnya, dan jangan lupakan, tangan serta punggung kekarnya yang tampak sangat menggoda.
"Iya," sahut Aby. Disa menunjuk ponselnya yang berdering dengan ekor matanya. Aby yang mengerti langsung menghampiri dan mengangkat ponselnya. Sedangkan Disa langsung masuk ke kamar mandi, dirinya ada urusan penting di butik hari ini. Setelah selesai mereka pun turun dengan setelan jas formal.
"Kamu ke butik?" tanya Aby.
"Yes," sahut Disa.
Mereka sarapan bersama tanpa ada perbincangan, ya hening, itulah suasana saat ini di meja makan. Setelah selesai, mereka langsung bergegas menuju tempat bekerja mereka masing-masing.
"Selamat pagi Bu," sapa Sesa.
"Pagi," sahut Disa.
"Pesanan dari Alvro Grup sudah jadi Bu. Apa akan di kirimkan sekarang?" tanya Sesa.
"Sebentar, saya akan menemui pimpinannya untuk memberikan sampel," jawab Disa.
"Baik Bu," ucap Sesa patuh.
"Tuan Rian Aldeo, ingin bertemu dengan anda," ucap sambung Sesa.
"Bosnya Lia," batin Disa.
"Okay, tolong kamu atur jadwalnya," sahut Disa.
"Dan satu lagi bu, ada peragaan busana di kota xx. Dan kita diundang untuk menghadirinya," ucap Sesa menjelaskan laporannya.
"Kapan?" tanya Disa lagi.
"Tiga minggu lagi," jawab Sesa.
"Okay, kita punya setidaknya dua minggu untuk menyiapkan busana dan modelnya dan 5 hari untuk latihan bersih," balas Disa.
"Tapi Bu, beberapa perusahaan juga mengajukan permintaan kerjasama," ucap Sesa.
"No problem, aku akan menyelesaikan pertemuan dengan mereka dalam satu minggu ini," jawab Disa.
"Tolong kau atur jadwalnya," sambung Disa.
"Baik Bu," ucap Sesa patuh.
"Thanks, kau bisa kembali ke tempat," sahut Disa.
"Kesibukan dimulai," batin Disa.
Siang harinya Disa pergi ke kantor Aby setelah membuat janji melalui Devan sekretarisnya, dengan jas yang sama saat ia kenakan di butik, lengkap dengan heels dan tas jinjingnya. Disa melangkah memasuki kantor tersebut.
"Permisi, saya ingin bertemu dengan pimpinan perusahaan," ucap Disa sopan.
"Maaf nona, apa anda sudah membuat janji?" tanya resepsionis.
"Sudah, kalian bisa tanyakan padanya langsung atau dengan sekretarisnya," jawab Disa.
"Selamat siang nona muda," sapa Devan yang sudah mengetahui gadis di depannya ini adalah istri bosnya.
"Mari saya antar," sambungnya. Disa mengikuti Devan menuju ruangan Aby.
Ceklek
Devan membukakan pintu untuk Disa, dan terpampanglah seorang pria yang duduk di kursi kebesarannya. Disa melangkah memasuki ruangan.
"Selamat pagi tuan muda," sapa Disa.
"Duduklah," ucap Aby. Disa duduk berhadapan dengan Aby, ia segera menuntaskan tujuannya ke kantor ini.
"Good day Aby," sapa seorang wanita dengan suara cerianya. Aby dan Disa langsung menoleh ke sumber suara.
"Hei kau siapa?" tanya wanita tersebut tak santai.
"Disa," jawab Disa
"Nesa, kekasih hati Aby Averon," ucapnya dengan bangga.
"Nesa," panggil Aby namun tidak dihiraukan oleh sang pemilik nama.
"Kau siapa? dan mengapa ada disini?" tanya Nesa angkuh.
"Bisa tanyakan langsung padanya," ucap Disa malas dengan menunjuk Aby dengan matanya.
"Sayang, dia siapa?" tanya Nesa menatap Aby.
"Dia.. dia partner kerjaku, pemilik butik pesanan pakaianku," ucap Aby. Disa menaikan satu alisnya.
"Oh, hanya pemilik butik, mengapa kau sampai berani datang keruangan ini hah?" ucap Nesa mendorong bahu Disa.
"Nesa," tegur Aby.
"Tolong jaga sikap anda nona," ucap Disa penuh tekanan, emosinya sudah diujung kepala dengan kelakuan wanita di depannya ini.
"Kamu yang harusnya jaga sikap, berani-beraninya kamu masuk ke ruangan kekasih saya. Tidak ada tempat lain apa? memangnya harus bertemu?" ucap Nesa.
"Heh, kau itu hidup di zaman apa hah? profesionalitas dalam bekerja itu penting. Bertemu dan merundingkan kerja sama adalah salah satu dari profesional," sahut Disa.
"Aku tidak peduli, wanita-wanita seperti anda tak lebih dari hanya wanita penghibur," ucap Nesa setelah memperhatikan lekukan tubuh Disa.
"Jangan lancang anda sialan!!" sahut Disa menunjuk Nesa dengan penuh emosi.
"Cukup!!" ucap Aby tegas.
"Tolong ajarkan kekasih anda tata krama dan tidak sembarang menuduh," ucap Disa sinis dan langsung beranjak meninggalkan ruangan tersebut.
"Disa," panggil Aby hendak mengejar Disa, namun ditahan Nesa.
"Udah lah sayang, kita makan aja yuk," ucap Nesa menghentikan Aby. Aby hanya diam, bingung harus melakukan apa.
"Sialan wanita tidak punya otak," gerutu Disa melemparkan tasnya. Ia kini sudah sampai dirumah, karena pekerjaannya di butik sudah selesai dan besok ia akan melakukan pertemuan dengan Rian, bos tempat Lia sahabatnya bekerja.
Disa menjatuhkan dirinya ditempat tidur. Perlahan tapi pasti air mata luruh membasahi wajah cantiknya. Ia kecewa dan sangat kesal, bukan karena mengetahui Aby memiliki pacar, karena ia sendiri tidak memiliki rasa apapun terhadapnya. Ia kecewa karena Aby membiarkan Nesa menghina dan menjatuhkan harga dirinya. Ia juga sangat membenci kata-kata yang keluar dari mulut beracun wanita itu.
Perlahan Disa menutup matanya, dirinya sangat lelah, apalagi tadi habis berdebat. Hingga tak terasa jam sudah menunjukan pukul 18.00. Disa terbangun dan segera membersihkan diri, kemudian berlanjut memasak di dapur untuk makan malam.
"Sa," panggil Aby sesampainya di dapur setelah membersihkan dirinya.
"Hmm," sahut Disa tanpa menoleh kearah Aby.
"Kamu marah?" tanyanya.
"Tidak penting," jawab Disa dengan senyum sinisnya. Ia menghidangkan makanan di meja makan.
"Sa," panggil Aby lagi.
"Hmm," jawab Disa.
"Tidak ada jawaban lain apa?! apa mulutmu tidak bisa dibuka?!" ucap Aby emosi. Disa kembali menyunggingkan senyum sinisnya, perlahan ia mendekatkan wajahnya pada wajah Aby.
"Apa tadi saat seseorang menghinaku dan menuduhku dengan tuduhannya yang palsu, apa mulutmu terbuka? apa ada kata lain yang bisa kau lontarkan selain kata 'Cukup!!' itu? bahkan kau membiarkan harga diriku jatuh oleh wanita tidak berotak itu. Apa mulutmu terbuka saat itu hah?!" ucap Disa dengan emosinya yang meledak ledak.
"Sa," ucap Aby.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Neti Jalia
10 like untukmu thor, salam dari
*hujan dibalik punggung
*suamiku ceo ganas
2021-05-03
0
ant ft
nyesek nya sampe sini sial
2021-04-18
0
Puan Harahap
kenapa ya nggak bilang aja istrinya Abi
⚘⚘Salam Pria Idola dan Menikahi pria urakan⚘⚘
yuk saling baca n dukung
2021-04-14
1