"Aby selesai!!" Teriaknya lagi, namun bukannya menghentikan, Aby malah semakin bersemangat menggelitiki Disa.
"Aaa geli,"
"Cukup-cukup!!"
Disa berhasil melepas dirinya, dan langsung berdiri. Tak lama Disa menyambar Aby dan balik menggelitikinya, Aby tertawa kegelian. Aby menangkap tubuh Disa, sehingga Disa menindihnya.
"Cukup nona, kau bisa membuatku sakit perut," ucap Aby.
"Bukankah kau juga melakukan itu tadi padaku sir?" tanya Disa.
"Kamu seneng banget ngelawan ya," ucap Aby terkekeh.
"Iya dong, kau tau julukanku dulu?" tanya Disa.
"Apa?" tanya balik Aby.
"The Quenn of debat," jawab Disa bangga.
"Jadi ratu debat kau bangga?" tanya Aby.
"Tentu saja," jawab Disa penuh kesombongan.
"Sekarang kamu jadi Queen apa hmm?" tanya Aby.
"Queen? hmm?" Disa tampak berpikir, belum sempat ia menjawab ponsel Disa sudah berdering.
"Siapa?" tanya Aby.
"Mama," jawab Disa. Disa bangun dari posisinya dan segera mengangkat panggilan mertuanya.
"Hallo mama," sapa Disa.
"Sayang kamu dimana? kenapa ponselmu tidak aktif? kamu ngga papa kan?" tanya mama Averon bertubi-tubi.
"Mama, Disa okay. Tadi ponsel Disa mati kehabisan daya," jawab Disa mencari alasan.
"Yaudah sekarang kamu dimana? Oh ya, kamu tau Aby dimana?" tanya mama Averon.
"Aby, Aby ee," ucap Disa tergagap sambil menoleh ke arah Aby.
"Rumah," ucap Aby tanpa suara, hanya menggerakkan mulutnya.
"A-aby dirumah ma," ucap Disa.
"Astaga, untunglah, mama khawatir banget sama kalian," sahut mama Averon
"I-iya ma," balas Disa.
"Yaudah kamu cepet balik ya," ucap mama Averon.
"Iya ma," sahut Disa.
"Hati-hati ya sayang," balas mama Averon.
"Siap mama," ucap Disa. Mereka memutuskan sambungan telepon.
"By, pulang. Mama nyariin," ucap Disa.
"Okay, yuk," sahut Aby.
Mereka mengambil barang-barang, setelah itu mereka menaiki mobil dan melaju menuju rumah utama. Sepuluh menit berlalu, kini mereka telah sampai di rumah utama.
"Selamat siang," sapa Disa.
"Siang sayang, sini," sahut mama Averon. Disa dan Aby duduk di sofa.
"Kalian itu dari mana aja sih? Mama panik banget, tadi kalian ngga bisa di hubungin," ucap mama Averon.
"Tadi kita dirumah ma, kebetulan di taman ketemu sama Aby. Nah pas mau pulang ponsel aku baterainya malah abis, jadi Disa sama Aby ke rumah dulu sekalian ngambil beberapa desainnya Disa," jelas Disa.
"Pinter banget ngarang cerita," bisik Aby.
"Udah diem," sahut Disa.
"Yaudah, kalian udah makan?" tanya mama Averon.
"Udah ma," jawab Disa.
"Okay, kalian istirahatlah," balas mama Averon.
"Okay ma," sahut Disa. Disa dan Aby beranjak menuju kamar mereka.
Disisi lain, dirumah yang sama. Seorang wanita tersenyum sambil melihat sebuah obat yang ia pegang.
"Aku akan menyingkirkan siapapun yang menghalangi diriku untuk mendapatkanmu," ucap wanita tersebut.
"Albiray Averon," sambungnya menyentuh foto Aby.
"Kau akan menjadi milikku, milik Reva, hanya milik Reva. Hahahaha," ucap wanita tersebut dengan tawanya yang menggelegar di seluruh penjuru kamar.
***
Malam di rumah utama, para anggota keluarga kini berkumpul di ruang tamu setelah menyelesaikan makan malam mereka.
"Ma, Disa punya rekomendasi desain," ucap Disa.
"Oh ya? mana sayang," sahut mama Averon mendekati Disa. Mereka berdua asik dengan obrolan mereka, sedangkan papa Averon dan Aby sibuk dengan pembicaraan perusahaan mereka.
"Kakak," ucap Vale memanggil Disa.
"Coba liat ini bagus nggak?" tanya Vale.
"Aaa bagus," jawab Disa.
"Ini, minum dulu yuk," ucap Reva membawa beberapa gelas jus.
"Ini Tante, ini Vale, dan ini kak Disa," ucap Reva membagikan jus tersebut.
"Makasih ya Reva," ucap Disa, Reva hanya tersenyum menyeringai.
"Ini paman, ini kak Aby," ucap Reva membagikan jus tersebut.
Disa, Vale, dan mama Averon sibuk dengan desain-desain mereka. Disa mulai menyeruput jusnya perlahan, Reva yang melihat itu tersenyum senang.
Tak lama Disa merasakan gejolak dalam perutnya. Disa segera berlari menuju kamar mandi, mama Averon dan Vale sontak kebingungan dan khawatir dengan Disa.
"Biar aku aja yang nyusul kak Disa," ucap Reva dengan suara cemasnya dan diangguki oleh mama Averon dan Vale.
Reva segera menyusul Disa sambil membawa segelas air. Tak lama Disa keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat.
"Kak, kakak kenapa?" tanya Reva mendekati Disa.
"Ngga tau, tiba-tiba mual," ucap Disa.
"Duduk dulu kak," ucap Reva membantu Disa duduk dan memberikan segelas air. Disa menerima air yang diberikan Reva dan menegaknya hingga tandas.
"Makasih ya," ucap Disa.
"Ngga papa kak, kakak tadi ngga telat makan kan?" tanya Reva.
"Bisa aja mungkin kan asam lambungnya naik. Biasanya kan gitu, atau kakak masuk angin?" sambung Reva.
"Mungkin," jawab Disa.
"Yaudah sekarang kakak istirahat okay," ucap Reva.
"Ngga usah, aku masih pengen ikut ngurusin persiapan anniversary nya," sahut Disa.
"Tapi kak," protes Reva.
"Udah ngga papa," sahut Disa. Disa pun beranjak dan kembali ke ruang tengah.
Reva menyeringai licik, ia melihat gelas yang ia pegang. "Terus saja gunakan tenagamu, hingga tidak ada tenaga dalam dirimu," ucapnya. Ia berjalan kembali ke ruang tengah.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya mama Averon saat Disa kembali duduk di sofanya.
"Kakak kenapa?" tanya Vale.
"Ngga kok, Disa ngga papa kok, mungkin cuma masuk angin aja," sahut Disa.
"Serius?" tanya mama Averon lagi.
"Iya ma," jawab Disa.
Waktu berjalan cepat hingga tak terasa, malam sudah larut. Disa dan Aby kini berada dalam kamar mereka dengan kesibukan masing-masing.
Disa merasakan gejolak kembali dalam perutnya, kepalanya terasa berputar. "Astaga, ada apa denganku," ucap Disa pelan. Disa segera berlari ke kamar mandi. Aby yang melihat itupun langsung beranjak dan mengetuk pintu kamar mandi.
"Disa!!" serunya.
"Disa, kamu kenapa?!!"
Disa keluar dari kamar mandi, wajahnya sudah sangat pucat. Aby menempelkan punggung tangannya pada dahi Disa, mengecek suhu tubuh gadis itu.
"Kamu sakit?" tanya Aby. Disa menggeleng, ia berjalan melewati Aby. Jujur saja kepalanya sangat berat bahkan pandangannya sekarang berkunang-kunang.
Belum sampai di tempat tidurnya, Disa langsung hambruk, Aby dengan sigap berlari dan menangkap Disa. Ia menggoyangkan tubuh gadis itu.
"Disa," panggil Aby.
"Disa, bangun,"
"Disa!!"
Aby langsung menggendong Disa ala bridal style, ia langsung menghubungi dokter keluarga. Tidak lama dokter tersebut datang ke kamar Aby.
"Hendra, tolong periksa dia," ucap Aby cemas. Dokter Hendra mengangguk dan langsung memeriksa kondisi Disa.
"Bagaimana?" tanya Aby.
"Dia keracunan," jawab Dr. Hendra.
"Hah keracunan? bagaimana bisa?!" tanya Aby tak santai.
"Tenanglah by, aku sudah memberikan antibiotik padanya. Mungkin butuh beberapa hari agar ia pulih seperti semula," jelas Dr. Hendra.
"Tolong jaga asupan gizi dan nutrisinya. Jangan sampai ini terulang kembali, karena akan membahayakan kesehatannya," sambungnya.
"Okay," jawab Aby.
"Aku sudah meresepkan obat, tolong berikan padanya secara teratur dan setelah makan," ucap Dr. Hendra. Aby mengangguk.
"Baiklah aku pamit," ucap Dr. Hendra kemudian meninggalkan kamar itu. Aby melangkah mendekati Disa, ia duduk di sebelah gadis itu.
"Get well soon," ucap Aby.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Puan Harahap
5 like thor nanti balik lagi ya
🏖🏖🏖SALAM PRIA IDOLA
DAN MENIKAHI PRIA URAKAN🏖🏖🏖
2021-04-15
0
Pink Panther
cicilan 20 like+rate 5 mendarat🙌👍
kutunggu feedbacknya di karyaku Who is He?😊. Dan minta tolong likebacknya mulai bab 14 yah, makasih😄💕
Saling dukung yuk🌹
2021-03-14
0
Eva Santi Lubis
hadir thor mari saling mendukung
boomlike mendarat sukses mari saling mendukung terimakasih
2021-02-27
0